Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

Identitas Klien:
Konseli ke :1
Nama : AE
Umur : 21 Tahun
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Karyawati
Waktu Pelaksanaan : minggu, 10 September 2018

Masalah:
Ketakutan terhadap kucing

Gambaran masalah:
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh konselor dengan klien, klien merasa
ketakutan terhadap kucing karena ketika waktu kecil klien mengalami hal yang tidak
diinginkan yaitu ketika ingin dipegang kucingnya malah nyakar si klien. Sehingga sampai
saat ini klien merasa takut bila harus memegang, akan tetapi jika hanya melihat kucing dia
merasa was was.

Hubungan awal :
Konselor mengupayakan klien untuk bisa merasa aman dan nyaman. Dalam hubungan
awal ini konselor dan klien mempunyai pemahaman yang sama dalam mencapai tujuan
konseling. Sehingga konseli dapat membuat keputusan dalam permasalahannya.

Pengkajian Keadaan Awal


1. Dikaji dari sejak kapan sikap klien merasa takut terhadap kucing.
2. Dikaji sebarapa takut klien dengan kucing
3. Dikaji ketakutan klien teringat sampai terberat

Penetapan Apa Yang Akan Diubah:


Berdasarkan sesi konseling yang telah dilakukan dan respon yang konselor berikan di setiap
katarsis yang klien berikan, terdapat beberapa hal yang perlu diubah dari diri klien agar
dapat tersentaskan masalah yang sedang klien alami, adapun garis besarnya adalah sebagai
berikut :
1. Persepsi Klien terhadap kucing.
2. Ketakutan konseli ketika melihat dan menyentuh kucing
3. Pandangan Klien bahwa tidak semua kucing memiliki sikap yang arogan

Tujuan Perubahan:
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari perubahan yang perlu dilakukan klien dalam
mengentaskan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Memiliki persepsi yang baik ketika melihat kucing
2. Memiliki pandangan bahwa semua kucing tidak sama.
3. Klien bisa menyentuh kucing tanpa rasa takut

Rencana Usaha Mencapai Tujuan:


Adapun usaha yang akan dilakukan oleh klien untuk mencapai tujuan selama sesi konseling
tersebut adalah sebagai berikut :
Klien di ajak untuk berfikir bahwa kucing menyerang ketika merasa dalam bahaya. Jika
tidak kucing akan merasa baik-baik saja

Pelaksanaan Usaha
1. Waktu pelaksanaan layanan :
Hari : Minggu
Tanggal : 10 september 2018
Jam : 08:00 – 08:40 WIB
Tempat : Rumah Konselor
2. Proses layanan
a. Tahap penstrukturan
Konselor membuat klien untuk bisa memiliki rasa aman dan nyaman. Konselor
membuat klien merasa percaya terhadap konselor agar dapat menceritakan
masalah yang dihadapinya tanpa ada yang ditutupi. Kemudian dalam hubungan
awal ini konselor dan klien sebaiknya memiliki persamaan tujuan yakni masalah
klien dapat terentaskan dengan segera. Konselorpun tak lupa menanyakan
kesiapan klien.
b. Tahap Penjajagan
Setelah berhasil pada tahap penstrukturan ini dan terbinanya hubungan yang baik
antara konselor dengan konseli dalam pelaksanaan konseling yang ditandai klien
telah memiliki tujuan yang sama dengan konselordalam melaksanakan konseling.
Selanjutnya konselor menggali informasi dari permasalahan yang dialami klien.
Dari penjajagan terhadap permasalahan yang dialami klien mengalami ketakutan
akan atau merasa geli bila harus bersentuhan dengan kucing.
c. Tahap Penafsiran
Dari hasil penggalian informasi terhadap masalah yang dialami oleh klien maka
konselor dapat menafsirkan bahwa :
a). Klien sewaktu kecilnya pernah dicakar oleh kucing yang sampai membuat
bekas pada diri klien
b). Klien sering merasa mendapatkan gangguan dari temen-temannya dengan
membawa kucing dan didekatkan kepada klien
3. Tahap Pembinaan
Setelah berhasil dalam tahap penjajakan ini dan diperoleh informasi maka tahap
selanjutnya dilaksanakan tahap pembinaan. Dalam tahap pembinaan ini usaha yang
dilakukan konselor dalam membantu klien terhadap persepsinya kepada kucing yang
membuat dia merasa takut atau geli melihat ataupun menyentuh kucing dengan beranggapan
bahwa si kucing akan menyerangnya dengan mencakar.

Penilaian:
1. Laiseg (Penilaian Segera) :
a. Understanding (Pemahaman)
Dalam menilai pemahaman, konselor bertanya secara langsung kepada klien, yaitu,
“setelah kita melakukan proses konseling tadi, hal-hal baru atau pengetahuan apa
saja yang sudah klien peroleh pada kegiatan kita tadi?” klien kemudian menjawab
bahwa hal baru yang ia dapatkan adalah tidak semua kucing bersikap arogan atau
agresif. Kucing akan bersikap agresif ketika merasa dalam bahaya.
b. Comfort (Perasaaan)
Untuk melakukan penilaian berkenaan dengan perasaan klien setelah
melaksanakan konseling, konselor juga memberikan pertanyaan yaitu, “Bagaimana
perasaan klien setelah kita membahas permasalahan dan pengentasannya?” klien
kemudian menjawab bahwa ia sudah merasa sangat lega dan tahu apa langkah
selanjutnya yang akan ia lakukan berkenaan dengan permasalahannya.
c. Action (Pelaksanaan)
Dalam hal ini, konselor memberikan penilaian berkaitan dengan langkah-
langkah yang akan ia lakukan sehubungan dengan upaya pengentasan permasalahan
klien. Setelah konselor bertanya mengenai apakah yang akan klien lakukan setelah
proses konseling ini berkenaan dengan masalahnya, kemudian klien menjawab
bahwa ia akan mulai untuk berpresepsi baik kepada kucing
2. Laijapen (Penilaian Jangka Pendek) : dilaksanakan dalam jangka waktu terdekat setelah
layanan diselenggarakan.
3. Laijapang (Penilaian Jangka Panjang) : dilaksanakan dalam satuan waktu tertentu setelah
layanan diselenggarakan.

Jakarta, 10 september 2018

Praktikan
M.Hasyim Sirajuddin

Anda mungkin juga menyukai