Anda di halaman 1dari 8

RPL BIMBINGAN DAN KONSELING

DINAS PENDIDIKAN KOTA CIMAHI


SMP PGRI 1 CIMAHI
JL. H.Amir Machmoed NO 22. Kota Cimahi

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING


SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020-2021

A. KomponenLayanan : Layanan Dasar


B. BidangLayanan : Pribadi
C. TopikLayanan : Fomo dan Jomo
D. FungsiLayanan : Pemahaman dan Pengembangan
E. TujuanUmum : Peserta didik mampu menerapkan jomo sehingga menghilangkan
Fomo dan mengaplikasikan jomo dalam kehidupan sehari-hari.
F. TujuanKhusus : 1. Peserta didik mampu mengidentifikasi fomo dan bahaya
fomo untuk kehidupan sehari-hari dalam dirinya.
2. Peserta didik mampu menganalisis dirinya apakah
termasuk fomo atau tidak.
3. Peserta didik mampu mengidentifikasi manfaat JOMO
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Peserta didik membuat rencana untuk menumbuhkan
Jomo dalam kehidupan sehari – harinya.
Penguatan karakter Tanggung jawab dan intergritas
G. SasaranLayanan : Kelas VIII
H. MateriLayanan : Mengenal Fomo dan menciptakan Jomo
I. Waktu : 1 X 30 menit
J. Sumber : www.psikoberbagi //www.Hallodoc
K Metode/ Teknik : Luring
L. Media / Alat : AKTV
M. Pelaksanaan
Tahap Awal : 1. Guru BK menyapa, memotivasi dan
mengapresiasipesertadidik.
2. Guru BKmenyampaikantujuanlayanan.
3. Guru BKmenyampaikanlangkah-langkahkegiatan
4. Guru BK menyampaikan materi melalui AKTV
menetapkan topik yang dipelajari dan
menyampaikantujuan, menarikperhatian dan
memotivasikesiapanpesertadidik.

Tahap Inti 1. Concrete Experience (feeling), Peserta didik


menggambar perasaaannya ketika menemukan
peristiwa – peritiwa yang membuat mereka menjadi
cemas saat ketinggalan informasi di social media.

1
Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling CIMAHI
RPL BIMBINGAN DAN KONSELING

2. Reflective Observation (Watching), Peserta didik


mengamati penjelasan yang disampaikan oleh guru
tentang bahaya Fomo untuk kehidupan dan
kesehatan mental peserta didik.
3. Abstract Conceptualization (Thinking), Peserta didik
membuat peta konsep dalam lembar kerja tentang
dirinya serta gejala –gejala fumo dalam dirinya
yang sering dirasakan untuk menganalisis apakah m
sedang mengalami Fumo .sehingga menjadi peta
konsep Dan peserta didik melakukan komunikasi
dengan Guru untuk memberi masukan tentang
gejala fomo dalam dirinya.
4. Active Experimentation (doing), Dari peta konsep
yang sudah di buat peserta didik membuat rencana
untuk menumbuhkan Jomo mereka sesuai
pengembangan kepribadiannya untuk masa
depannya dan peserta didik mengirimkannya lewat
google class room atau lewat instagram sesuai
keinginan siswa.
TahapPenutup Guru BK menutup Pelajaran dengan mengajakPeserta
didikberdoa dan bersyukurlalumengucapkansalam.

N. Evaluasi Proses : Kehadiran dan antusiasmepesertadidik, Kesesuaian program,


hambatanpelaksanaanlayanan BK online (instrument terlampir)

Evaluasi Hasil : Pemahaman (understanding),


Kenyamanan(comfort),tindakan(action). (instrument terlampir)

Cimahi, 2021
Mengetahui,
Kepala SMP Guru Bimbingan dan Konseling

_________________________ _____________________________

2
Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling CIMAHI
RPL BIMBINGAN DAN KONSELING

Lampiran 1 :MateriLayanan

Mengenal Fomo dan Menciptakan Jomo

Hallo remaja sehat!!!

Apa kabar??

Selama masa pandemi Virus Covid-19, aktivitas sehari-hari yang kita lakukan lebih
dominan mengerjakan rutinitas seperti bekerja dan melakukan pembelajaran kegiatan
sekolah dari rumah. Akhirnya dari hal tersebut membuat kita mengakses internet dengan
mengakses berbagai media sosial yang menghibur sebagai sarana mencari kegiatan
menghibur untuk menghilangkan rasa bosan.

Tidak dapat dipungkiri keberadaan internet juga sangat memudahkan kehidupan


masyarakat di masa sekarang. Internet sudah menjadi lifestyle bagi penggunanya baik dari
kalangan anak-anak, remaja, hingga dewasa. Banyak kemudahan dan kepraktisan yang
ditawarkan oleh internet dan terdapat dampak positif dari internet. Namun, disamping
banyak sekali dampak positif yang diberikan ternyata terdapat pula dampak negatif internet
bagi kehidupan, seperti adanya cyberbullying, internet gambling,
dan cybersex atau cyberporn (Soetjipto, 2015). Luasnya jangkauan internet sering
menyebabkan bertambahnya intensitas penggunaan internet pada individu karena adanya
rasa keingintahuan akan hal baru. Selain itu, adanya kecemasan jika terlambat mengetahui
informasi terbaru menyebabkan individu betah berlama-lama menggunakan internet.

3
Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling CIMAHI
RPL BIMBINGAN DAN KONSELING

Dalam perkembangan klasifikasi gangguan penggunaan internet timbul gejala baru yang
disebut FOMO. FOMO adalah sebuah akronim dari Fear of Missing Out . FOMO adalah jenis
kecemasan yang biasanya terjadi pada generasi milenial.
Secara sederhana FOMO adalah sebuah ketakutan seseorang jika ia tertinggal suatu
informasi yang sedang terjadi khususnya berkaitan dengan aktivitas yang sedang dilakukan
oleh individu atau kelompok terdekat mereka. FOMO ditandai dengan adanya keinginan
untuk terus berhubungan dengan apa yang individu dan kelompok lain lakukan di internet.
Pada dasarnya FOMO merupakan sebuah kecemasan sosial yang cenderung meningkat
semenjak berkembangnya internet. Menurut Przyblylski, Murayama, DeHaan & Gladwell
(2013), aspek-aspek dari Fear of Missing Out  (FOMO) yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan
psikologis akan relatedness (kedekatan dengan individu lain) dan tidak terpenuhinya
kebutuhan psikologis akan self (keutuhan individu). Individu yang terdeteksi mengalami Fear
of Missing Out  (FOMO) akan senantiasa merasakan sensasi kesenangan dan memunculkan
rasa candu dalam mengakses internet.

Di era media sosial seperti sekarang, banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi yang


paling up-to-date agar bisa mengukuhkan keeksistensiannya di dunia digital.Terkadang,
mereka juga kerap membandingkan diri dengan orang lain. Karena melihat unggahan dari
teman-temannya di media sosial, mereka jadi merasa bahwa hidupnya tak menyenangkan.
Jika terus dibiarkan, hal ini tentu dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental.

Oleh sebab itu, muncullah istilah bernama JOMO yang mulai digaungkan sebagai hal
yang sangat berlawanan dari FOMO. JOMO atau joy of missing out adalah istilah yang
merujuk pada tindakan untuk tidak terlibat dalam kegiatan tertentu, terutama yang
berkaitan dengan media sosial atau sumber hiburan lainnya.

JOMO didefinisikan sebagai perasaan kepuasan diri di mana seseorang sudah merasa
cukup dengan hidupnya sehingga mereka merasa bebas dan lebih fokus pada hal-hal yang
mereka senangi. Mereka yang menerapkan JOMO cenderung lebih tenang menjalani hidup
tanpa takut melewatkan kesenangan bersama teman-teman.

Adanya istilah JOMO diharapkan dapat melatih seseorang untuk mengendalikan


obsesi yang berlebih, salah satunya dengan membatasi penggunaan media sosial.Efek media
sosial sudah banyak diketahui dapat memberikan pengaruh yang besar pada kesehatan
mental, terutama di kalangan remaja. Tak jarang mereka dilanda perasaan kesepian dan
stres setelah melihat akun media sosial orang lain.

Selain itu dengan beristirahat sejenak dari media sosial, Anda mungkin akan
menemukan aktivitas lain yang tak kalah menyenangkan. Menemukan kebahagiaan dari hal-

hal sederhana inilah yang juga menjadi tujuan JOMO.

4
Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling CIMAHI
RPL BIMBINGAN DAN KONSELING

Bagaimana menerapkan JOMO pada keseharian?


Salah satu hal yang ingin ditekankan dalam praktik JOMO adalah menyisakan lebih banyak
waktu, tenaga, dan emosi untuk benar-benar dipilah mana yang harusnya jadi prioritas
utama. Berikut hal yang bisa kamu lakukan untuk memulainya.

 Susun rencana untuk melakukan sesuatu yang bisa menghubungkan kamu dengan
orang-orang terdekat. Bisa dengan, jalan-jalan sore di taman dengan keluarga, atau
melanjutkan lukisan yang belum terselesaikan. Kegiatan ini akan membantu
mengalihkan perhatian kamu dari pikiran tentang kehidupan orang lain.
 Matikan notifikasi agar tak muncul di beranda ponsel kamu, kecuali jika notifikasi
tersebut merupakan surel yang berhubungan dengan pekerjaan atau hal-hal penting
lainnya.
 Keluarlah dari akun media sosial, berhenti mengikuti akun dari orang-orang yang
dapat memicu perasaan negatif. Tetapkan batas harian seberapa lama kamu
menghabiskan waktu di media sosial, bila perlu kamu juga bisa menghapus
aplikasinya untuk sementara waktu.
 Kamu tak selalu harus mengiyakan ajakan untuk pergi melakukan kegiatan atau
datang ke acara sosial jika memang tak masuk prioritas. Sisakan waktu untuk
berdiam diri di rumah dan lakukan kegiatan yang kamu senangi.
kamu tak perlu merasa terdesak untuk segera melakukan semua langkah di atas. Jika
meninggalkan media sosial untuk beberapa lama terlalu memberatkan, kamu juga bisa
memulai dengan menyisakan satu hari untuk libur dari penggunaan berbagai aplikasinya.

Ingatlah bahwa menerapkan JOMO (joy of missing out) bukan berarti kamu harus benar-
benar menghilang dan tidak bersosialisasi dengan orang lain.

JOMO justru membantu kamu untuk mulai membangun koneksi yang lebih dalam dengan
orang-orang di sekitar seperti keluarga atau sahabat. Niscaya, jika dilakukan dengan tepat,
kamu akan merasa lebih bahagia dalam menjalani hidup.

5
Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling CIMAHI
RPL BIMBINGAN DAN KONSELING

Lampiran 2 : Lembar kerja

Isilah pertanyaan di bawah ini dengan jujur untuk mengetahui kondisi kalian saat ini!!

No Pertanyaan jawaban
1.  Apakah kamu sering merasa galau jika
melewatkan informasi yang sedang
terjadi di social media?
2. Apakah kamu sering memiliki perasaan
cemas, khawatir, ketika tidak
mengetahui apa yang sedang di
lakukan oleh teman-teman di social
media mereka?
3. Apakah kamu merasa penting
membagikan momen hidup mu di
social media?
4. Apakah kamu merasa sedih ketika LIKE
atau komentar di social mediamu
sedikit?
5. Apakah kamu senang ketika mengikuti
hal yang sedang viral di social media
seperti tiktok challenge ?

6
Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling CIMAHI
RPL BIMBINGAN DAN KONSELING

Lampiran 3 : Refleksi dan evaluasi


Jika jawaban mu sebagian besar IYA artinya kamu sedang mengalami FOMO tetapi jangan
cemas lawanlah dengan JOMO.
Jangan sungkan untuk menghubungi Guru BK kalian di sekolah untuk menciptakan JOMO.

“Katakan YA pada JOMO dan Katakan TIDAK pada FOMO”

Aku akan……

7
Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling CIMAHI
RPL BIMBINGAN DAN KONSELING

Lampiran 4 : Instrumen Evaluasi Proses

Instrument Evaluasi Proses

1. Kehadiran dan antusiasme peserta didik


a. Kehadiran peserta didik dalam layanan BK
Daring
b. Bagaimanakah antusias peserta didik,
antusias atau tidak antusias berikan deskripsi
2. Kesesuaian program
a. Apakah pelaksanaan sesuai dengan
perencanaan dalam RPL
b. Apakah tujuan layanan tercapai

c. Apakah metode dan media yang dipakai


sesuai dan menghasilkan pesan yang menarik
3. Apa saja hambatan dalam pelaksanaan
layanan BK dan apa solusinya

8
Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling CIMAHI

Anda mungkin juga menyukai