Anda di halaman 1dari 70

Selayang pandang

BIMBINGAN DAN KONSELING

Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang diberikan oleh guru BK


(bimbingan dan konseling) kepada semua peserta didik baik secara perorangan
maupun kelompok.
Bantuan yang diberikan guru BK bertujuan agar peserta didik mandiri dan
berkembang secara optimal berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Kemandirian peserta didik ditunjukkan melalui kemampuan dalam memahami
dirinya sendiri, seperti memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki,
memahami bakat dan minatnya, serta memahami ciri-ciri kepribadiannya.
Kemampuan peserta didik mengenal lingkungannya, seperti mengenal
lingkungan sekolah, keluarga, serta lingkungan di luar sekolah
secara lebih baik, termasuk mengenal teman-teman sebaya. Kemamp uan
p es er t a d id i k d alam mer en c an akan mas a depan, misalnya mampu
membuat rencana dan mengambil keputusan, seperti menyusun rencana
setelah tamat dari SMP, atau membuat persiapan dalam menghadapi ujian.
perlukah
BIMBINGAN DAN KONSELING?

So pasti...!Pada dasarnya tidak semua peserta didik dapat


mengetahui dan memahami dengan baik kelemahan dan kelebihan, bakat
dan minatnya, serta ciri-ciri kepribadiannya. Selain itu, bimbingan dan
konseling juga diperlukan karena tidak semua peserta didik dapat
mengenal dan memanfaatkan lingkungannya secara baik, seperti
mengenal dan memanfaatkan lingkungan sekolah, teman sebaya, maupun
dunia kerja yang ada di lingkungannya.
Bimbi ngan dan ko nseli ng di perlukan juga kar en a tidak semua
peserta didik dapat menerima keadaan dirinya seperti apa adanya, baik
penerimaan terhadap kelebihan maupun kelemahannya. Seperti keadaan
jasmani, keuangan dan keadaan keluarga, maupun penerimaan ciri-ciri
kepribadiannya. Bimbingan dan konseling diperlukan karena tidak semua
peserta didik dapat merencanakan masa depannya secara mantap. Misalnya
peserta didik SMP yang kesulitan dalam memutuskan apakah mau masuk ke
sekolah kejuruan atau ke sekolah umum. Peserta didik di SMA mungkin
mengalami kesulitan dalam memutuskan program studi mana yang sebaiknya
diambil di perguruan tinggi.
Bimbingan dan konseling diperlukan karena tidak semua
p e s e r t a d i d i k d a p a t m e n g e m b a n g k a n potensi yang dimiliki secara
optimal, misalnya k e s u l i t a n d a l a m m e n g e m b a n g k a n p o t e n s i d a l a m
b i d a n g o l a h r a g a , k e s e n i a n , m a u p u n potensi akademis.
Sebenarnya Siapa
guru BK itu ya?

Guru BK yaitu guru yang bertugas m en ye le n g g ar a ka n ke gi at an


b i m bi n g an d an konseling di sekolah. Tidak semua guru dapat menjadi
guru BK, karena untuk menjadi guru BK diperlukan pendidikan dan
latihan tertentu dalam jangka waktu yang cukup lama. Sama halnya
dengan guru lain, misalnya guru matem a t i k a yang memiliki
p e n g e t a h u a n d a n keterampilan dalam bidang matematika, maka guru BK-
pun memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam membantu dan
mengembangkan potensi peserta didiknya.
Agar tugas guru BK dapat berjalan sesuai dengan ketentuan, maka
setiap guru BK h a r u s m e m a t u h i k o d e e t i k p r o f e s i y a n g t e l a h
disusun. Sekarang biar kamu tidak lupa dan lebih mengenal guru BK di
sekolah, pada kolom berikut ini coba kamu tuliskan nama-nama guru
pembimbing yang ada di sekolahmu.
Seperti apa kegiatan Bimbingan
dan konseling?

Kegiatan guru BK yang diperuntukan dan dapat


d i m a n f a a t k a n o l e h peserta didik di sekolah. Kegiatan-kegiatan tersebut
dapat dikelompokkan kedalam empat pelayanan, yaitu pelayanan dasar,
pelayanan responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem.
Yuk...kita intip kegiatan Bimbingan dan Konseling di sekolah...
1. Pelayanan dasar
a. Bimbingan Klasikal
Layanan ini diberikan oleh guru BK secara kontak langsung dengan para
peserta didik di kelas. Biasanya kegiatan ini berupa diskusi kelas atau
brain storming (curah pendapat).
b. Pelayanan Orientasi
Pelayanan ini untuk membantu peserta didik dalam memahami dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru dimasukinya. Layanan
ini biasanya dilaksanakan pada awal tahun pelajaran baru. Melalui
kegiatan ini, peserta didik diharapkan dapat mengenal kurikulum yang
ada di sekolah, mengenal staf dan guru-guru, program BK,
ekstrakulikuler, sarana dan prasarana, serta tata tertib sekolah.
Dalam pelaksanaan pelayanan orientasi, guru BK biasanya bekerja sama
dengan guru lain, termasuk wali kelas, wakil kepala sekolah, pengurus
OSIS, dan pelatih atau pembina ekskul.
c. Pelayanan Informasi
Layanan ini bertujuan supaya para peserta didik memiliki wawasan
yang lebih luas. Layanan informasi dikomunikasikan baik secara
langsung atau tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik,
seperti: Buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet).
d. Bimbingan Kelompok
Layanan ini dilaksanakan secara berkelompok, biasanya tiap kelompok
berjumlah 5-10 orang. Layanan ini ditujukan untuk merespon
kebutuhan dan minat para peserta didik. Topik yang didiskusikan
dalam bimbingan kelompok ini adalah masalah yang bersifat umum dan
tidak rahasia, seperti: cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi
ujian, dan mengelola stres.
e. Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi)
Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang
pribadi peserta didik, dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data
ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non-
tes. Data yang diperoleh selanjutnya diolah, dihimpun serta digunakan
untuk berbagai kegiatan bimbingan dan konseling.
Oleh karena itu, agar upaya pemberian bantuan dapat berjalan dengan
lancar para peserta didik diharapkan membantu guru BK dengan cara
mengisi data-data dengan benar dan mengumpulkan tepat waktu.
Selain pengumpulan data kepada peserta didik, guru BK juga
mengumpulkan data dan informasi tentang peserta didik kepada
orangtua, wali peserta didik, guru bidang studi, wali kelas, wakil kepala
sekolah, serta pembina dan pelatih ektrakulikuler. Data tersebut
mengenai kebiasaan dan prilaku peserta didik di rumah, perkembangan
prestasi akademik, kehadiran, serta prilaku peserta didik dalam
mengikuti proses belajar di kelas.
2. Pelayanan responsif
a. Konseling Individual dan Kelompok
Layanan konseling ini ditujukan untuk membantu peserta didik yang
mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Melalui konseling ini, peserta didik dibantu untuk
mengindetifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif
pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat.
Konseling ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.
Konseling individual ditunjukkan untuk membantu seorang peserta
didik yang memiliki masalah melalui pertemuan tatap muka. Masalah
yang dibahas mencakup masalah, pribadi, sosial, belajar, dan karier.
Agar masalah yang dialami dapat diselasaikan dengan baik, maka siswa
harus dapat mengemukakan masalahnya dengan jujur dan apa adanya,
sekaligus aktif dalam mengemukakan kemungkinan pemecahannya.
Jadi ketika konseling berlangsung yang aktif jangan hanya guru BK,
tetapi juga peserta didik. Bahkan sebaiknya peserta didik berperan
lebih aktif dari pada guru BK, karena keputusan yang diambil pada
akhirnya berada di tangan peserta didik sendiri.
Konseling kelompok ditunjukkan untuk membantu peserta didik
memecahkan masalah yang dihadapi dalam situasi kelompok.
Keuntungan yang diperoleh dalam konseling kelompok adalah para
peserta didik dapat melihat dan merasakan bahwa yang mengalami
masalah ternyata tidak hanya peserta didik yang bersangkutan, akan
tetapi banyak juga peserta didik yang lainnya.
b. Referal (Rujukan atau Alih Tangan)
Layanan ini dilaksanakan ketika guru BK merasa kurang memiliki
kemampuan untuk menangani masalah peserta didik atau masalah yang
dialami peserta didik diluar wewenang guru BK. Masalah yang perlu
direferal misalnya, depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan
narkoba, dan penyakit kronis. Pihak yang direferal misalnya psikolog,
psikiater, dokter, atau kepolisian.
c. Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas
Guru BK berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka
memperoleh informasi tentang peserta didik (seperti prestasi belajar,
kehadiran dan pribadinya), membantu memecahkan masalah peserta
didik, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat
dilakukan oleh guru mata pelajaran atau wali kelas.
d. Kolaborasi dengan Orangtua
Guru BK perlu melakukan kerjasama dengan para orangtua peserta
didik. Kerja sama ini penting supaya proses bimbingan terhadap
peserta didik tidak hanya berlangsung di sekolah saja, tetapi juga oleh
orangtua di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya
saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antara
guru BK dan orangtua dalam upaya mengembangkan potensi peserta
didik atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi peserta didik.
Makanya jika guru BK menitipkan surat panggilan orangtua maka wajib
disampaikan dan ga usah takut karena datangnya orangtua ke sekolah
untuk membantu masalah kalian, supaya kalian bisa berkembang secara
optimal.
Kolaborasi antara guru BK dan orangtua dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu, pertama orangtua diundang ke sekolah dan cara kedua,
yaitu orangtua datang langsung ke sekolah.
e. Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah
Yaitu berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin kerjasama
dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan
peningkatan mutu pelayanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti
dengan MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling), ABKIN
(Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia), Psikolog, Psikiater,
Depnaker, atau instansi pemerintah dan suasta.
f. Konsultasi
Layanan ini bisa kalian manfaatkan untuk membantu dalam
memecahkan maslah yang sedang kalian hadapi, baik itu masalah
belajar, masalah dengan teman kalian, masalah dengan orangtua, atau
kebingungan-kebingungan yang sedang kalian hadapi. Kebingungan itu
misalnya masalah memilih ekskul, atau memilih SMA atau SMK setelah
lulus dari SMP ini.
Layanan konsultasi ini selain dapat dimanfaatkan oleh peserta didik,
juga dapat dimanfaatkan oleh orangtua peserta didik, guru, wali kelas,
bahkan oleh pihak pimpinan sekolah.
g. Bimbingan Teman Sebaya (peer Guidance/Peer Facilitation)
Layanan ini diberikan kepada peserta didik yang dipilih oleh guru BK,
lalu peserta didik tersebut diberikan latihan dan pembinaan supaya
dapat menjadi mentor atau tutor yang membantu peserta didik lain
dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun
non-akademik. Disamping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang
membantu guru BK dengan cara memberikan informasi tentang kondisi,
perkembangan, atau masalah peserta didik yang perlu mendapat
pelayanan bantuan bimbingan dan konseling.
h. Konferensi Kasus
Yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam
suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan peserta didik. Pertemuan konferensi
kasus ini bersifat terbatas dan tertutup.
i. Kunjungan Rumah
Yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang
peserta didik tertentu yang sedang ditangani, dalam upaya
mengentaskan masalahnya, melalui kunjungan ke rumahnya. Melalui
kunjungan rumah, guru BK dapat berdialog secara langsung dengan
orangtua peserta didik. Jadi sangat keliru, jika
kedatangan guru BK ke rumah peserta didik
hanya untuk
mengadu-
adukan
maslah
peserta didik
kepada
orang tua. Karena bagi
guru BK kegiatan
seperti ini lebih
banyak
ditunjukkan untuk melengkapi
data peserta didik, agar upaya
pemberian bantuan lebih akurat.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan
kunjungan rumah dapat dilakukan
secara bersama-sama dengan wali
kelas atau guru lainnya.
3. Perencanaan individual
Guru BK membantu peserta didik menganalisis
kekuatan dan kelemahan diri berdasarkan data
atau informasi yang diperoleh, yaitu yang
menyangkut pencapaian tugas-tugas
perkembangan, atau aspek-aspek pribadi,
sosial, belajar, dan karier. Melalui penilaian
diri ini, peserta didik akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan
pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif.
4. Dukungan sistem
a. Pengembangan Profesi
Kegiatan ini merupakan kegiatan guru BK dalam upaya memperbaharui
dan meningkatkan pengetahuan serta keterampikannya. Upaya
tersebut dapat memalui in-service training, aktif dalam organisasi
profesi, aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti seminar dan
lokakarya, atau melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi.
b. Manajemen Program
Program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercipta,
terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem
manajemen yang bermutu. Manajemen yang bermutu ini tertunya
tercipta karena adanya dukungan dari sekolah dan komite.
c. Riset dan Pengembangan
Kegiatan ini dilaksanakan oleh guru BK supaya dapat meningkatkan
kualitas peserta didik dan layanan terhadap peserta didik.

Kemampuan
menyelesaikan konflik

Pada saat menghadapi konflik banyak kemungkinan yang bakal terjadi


pada diri seseorang. Ada yang cenderunng memaksakan kehendak, ada yang
cenderung mengalah, dan ada juga yang acuh tak acuh terhadap segala
perseolan.
Kematangan intelektual sebagai salah satu tugas perkembanngan
menuntut prilaku seseorang untuk bersikap kritis terhadap setiap persoalan,
bersikap resional (menggunakan akal) dalam menyelesaikan setiap persolan dan
membela terhadap kebenaran. Sikap kreatif dapat berimbas pada penyelesaian
konflik secara bijak dan sesuai dengan siyuasi kondisi, karena orang yang
kreatif akan menggunakan segenap kemampuan intelektualnya dalam
menghadapi berbagai persoalan yang dihadapinya.
Konflik bisa dialami oleh
siapa saja, baik itu oleh
orang dewasa ataupun
oleh remaja. Pada usia
remaja konflik akan
sering terjadi karena
secara emosi mereka
bisa dibilang belum
stabil oleh karena itu
konflik sering dialami
oleh para remaja.
Dibawah ini ada beberapa kiat untuk mengatasi konflik yaitu sebagai berikut :
1. Tetap percaya: tetap percaya pada seseorang yang sedang bermasalah
dengan kita, ingat bahwa hubungan persahabatan atau persaudaraan tidak
akan selalu berjalan dengan mulus, oleh karena itu anda harus tetap
percaya bahwa masing-masing bisa menjaga hubungan yang harmonis
tersebut.
2. Bicara dari hati ke hati : ketika sedang menghadapi konflik dengan
seseorang usahakan anda untuk bisa membicarakannya dengan baik yaitu
dari hati ke hati, sehingga dengan demikian anda akan mengerti apa yang
sebenarnya teman anda inginkan.
3. Curhat yang benar: curhat memang perlu tetapi hati-hati jika curhat
dilakukan dalam suasana yang tidak tepat maka itu malah akan menjadi
boomerang bagi kalian.
4. Cari tempat yang enak: untuk menyelesaikan pertentangan yang sedang
nada hadapi dalam membicarakan perlu melihat lingkungan apakah
mendukung untuk anda dapat membicarakannya.
5. Kenang hal-hal lucu: Kenang hal-hal lucu yang pernah anda alami dengan
teman anda tersebut.
6. Beri maaf : hal yang paling penting adalah memberikan maaf pada teman
anda yang sedang bermasalah dengan anda, sehingga ketika anda saling
memaafkan maka konflik yang sedang terjadi bisa diatasi.
7. Introspeksi : jangan langsung menyalahkan teman andalah yang
menyebabkan konflik tersebut terjadi tetapi usahakan bahwa anda juga
bisa koreksi diri siap tahu anda yang salah.
8. Jalin komunikasi : komuniksai sangat diperlukan sehingga dengan
komonikasi tersebut anda akan dapat saling mengerti keinginan masing-
masing.

Belajar efektif

 
Apakah Belajar itu?
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, perubahan itu
dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada
kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang labih buruk. Belajar
merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman, maka
hal ini berarti bahwa perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau
kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar.
Landasan utama dalam keberhasilan belajar adalah kseiapan mental,
tanpa adanya kesiapan mental, maka umumnya tidak akan dapat bertahan
terhadap berbagai kesukaran yang dihadapi selama belajar.. maka sebainmya
pupuklah minat yang besar terhadap setiap mata pelajaran yang diberikan
sekolah. Suka atau tidak suka, semua mata pelajaran harus ditempuh jadi
sebaiknya belajarlah untuk berminat terhadap setiap mata pelajaran. Sikap
membenci mata pelajaran harus dihindarkan, sikap membenci mata pelajaran
tidak ada manfaatnya. Sikap yang paling baik adalah dengan bersikap positif 
dan berusaha menyukai dan berminat terhadap setiap mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah.
Gangguan Belajar yang Mungkin Terjadi
1 Gangguan yang berasal dari dalam diri: kemampuan belajar rendah, tidak
dapat berkonsentrasi, kebiasaan buruk (malas), perasaan pesimis, rendah
diri, sikap yang negatif terhadap diri, lingkungan sekolah, keluargadan
masyarakat, dan fisik yang kurang sehat.
2 Gangguan yang berasal dari luar diri: keadaan lingkungan yang kurang
tenang, kacau, dan kurang tertib, sarana dan prasarana yang kurang
lengkap seperti buku-buku, kertas, alat tulis, meja belajar yang tidak
rapisehingga banyak barang yang berserakan, pengaruh teman yang
kurang baik, dan keluarga/guru yang kurang memebrikan dorongan.
Ciri-ciri Perubahan Sebagai Hasil Belajar
Seseorang dikatakan telah belajar ditandai oleh adanya perubahan
perilaku dengan ciri-ciri:
1 Intensional, bahwa perubahan itu disadari, disengaja (bukan kebetulan)
2 Positif, yaitu sesuai dengan yang diharapkan (kriteria keberhasilan)
3 Efektif, yaitu mempunyai makna pengaruh tertentu bagi siswa tersebut,
serta relatif menetap
4 Integral, yaitu menyangkut keseluruhan perilaku
5 Purposif, yaitu perubahan itu terarah dan bertujuan
Apa Belajar Efektif itu?
1 Tetapkanlah niat dalam hati bahwa kita belajar .
2 Perhatikan dengan seksama saat guru menerangkan.
3 Jangan sekali-kali menganaktirikan suatu pelajaran atau guru, sebab jika
kita sudah tak senang denga guru atau pelajarannya maka hasilnya akan
buruk.
4 Lakukan belajar dengan rutin.
5 Biasakan mengulang pelajaran di pagi hari.
6 Percaya pada diri sendiri. Berkatalah pada diri sendiri bahwa kamu bisa,
kamu mampu, tentunya setelah berusaha sebaik-baiknya.
7 Tingkatkan selalu frekwensi ibadah.
8 Buatlah catatan-catatan kecil (rangkuman) yang bisa dibawa kemana-
kemana sehingga disaat senggang kita bisa membacanya.
9 Tanamkan ‘Saya haus ilmu bukan memburu nilai’.
10 Tularkan semangat belajar kepada teman  yang lainnya.
11 Dilakukan secara berkesinambungan
12 Membaca secara keseluruhan, baru dipahami secara khusus
13 Membuat ringkasan
14 Belajar 2X4 lebih baik dari pada 4X2, artinya belajar 2 jam yang
dilakukan 4 kali lebih baik dari belajar yang dilakukan 4 jam dua kali
dalam sehari.
Rahasia Cara Belajar yang Efektif
Orang siang atau malam. Untuk mengetahui waktu yang sesuai dengan
diri, terlebih dahulu kita harus mengetahui waktu yang nyaman untuk
belajar. Apakah kita lebih nyaman bila belajar pada siang atau malam
hari.
Mencoba prekdiksi yang jelas mengenai tujuan yang akan dicapai. Setiap
orang harus memahami tujuan yang akan dicapainya, lalu gambarkan
tujuan itu meski dalam benak kita. Dengan tujuan yang sudah tergambar
jelas, maka dengan sendirinya kita akan tergerak untuk segera melakukan
usaha agar keinginan atau tujuan yang telah kita tetapkan akan tercapai.
Hidupkan keinginan untuk meraih sukses dalam belajar dengan membuat
target yang jelas dan terarah. Ketika belajar pastikan bahwa kita
memamg ingin sukses dalam belajar, sehingga kita akan membuat target
yang jelas dan terarah dalam belajar.
Fokus pada konsep bukan rincian. Memahami konsep adalah hal yang
penting, apabila konsep kita pahami maka rinciannya menjadi yang ingin
kita dapatkan dalam belajar.
Definisikan dengan jelas manfaat yang ingin kita dapatkan dalam belajar.
Dalam belajar kita bisa membuat definisi yang jelas keuntungan apa saja
yang akan kita dapatkan bila berhasil dalam belajar, maka belajar tidak
pernah kita rasakan sebagai beban.
Membuat suasana belajar yang menyenangkan. Semua pekerjaan yang
dilakukan dengan serius, tanpa sedikitpun diselingi suasana santai atau
sedikit bermain, tentu akan membosankan. Begitu juga belajar, tanpa
suasana menyenangkan, belajar akan kehilangan daya tariknya. Jadi
cobalah membuat suasana belajar yang menyenangkan bagi kita. Misalnya
jika menyukai musik, mengapa tidak belajar dengan diringi musik. Jika
suka dengan kesunyian, maka jauhkan diri dengan hal-hal yang membuat
kita terganggu.
Belajar dengan Konsep 5T
1 Terprogram
 Siapkan buku-buku, alat tulis, dll sesuai dengan jadwal pelajaran.
Setelah disiapkan, bacalah buku-buku pelajaran atau buku catatan.
 Tentukan target yang ingin dicapai. Misalnya untuk mata pelajaran
matematika harus mampu menjawab soal lebih dari dua, pelajaran yang
harus menghafal minimal mampu mengingat lima hal penting.
 Dalam waktu satu minggu, tentukan waktu untuk mempelajari mata
pelajaran tertentu. Misalnya, hari Rabu untuk pelajaran matematika,
hari Kamis untuk pelajaran Bahasa Inggris.
2 Tekun
 Belajar hendaknya dilakukan secara rutin.
 Belajar hendaknya dilakukan dengan penuh semangat.
3 Terlatih
 Semakin banyak berlatih akan mengahsilkan sesuatu yang maksimal.
 Berlatih dapat dilakukan dengan cara bertanya kepada teman yang
dianggap pintar atau guru yang bersangkutan.
4 Teruji
 Tanya jawab dengan teman-teman ketika belajar kelompok
 Berusaha memperoleh nilai paling tinggi diantara teman-teman ketika
mengikuti ulangan umum, tes sumatif dan evaluasi di sekolah.

5 Tertib
 Tertib dalam mencatat dan meringkas baik belajar di rumah ataupun di
sekolah.
 Disiplin dengan waktu yang sudah tersusun dalam jadwal.
 Menggunakan waktu seefektif mungkin.
 Sebelum belajar hendaknya berdo'a terlebih dahulu, agar apa yang
dipelajari dapat dengan mudah diserap dan dipahami dengan baik.
Masa depan dilihat dari sekarang

Apa dan Bagaimana Gambaran Situasi yang Akan Datang


Masa depan adalah kesempatan saya untuk merealisasikan diri. Artinya
peran diri saya nanti adalah memperjuangkan masyarakat luas maupun diri saya
ke arah lebih baik.
Bekerja untuk merealisasikan diri dalam era globalisasi, hanya mungkin
kalau diri saya dapat masuk dalam net working jaringan-jaringan kerjasama
dengan dunia luas baik dalam atau luar negeri; entah sebagai wiraswata dan
ataupun karyawan. Saya harus mempersiapkan diri dengan mengembangkan
kompetensi saya agarsemakin mampu masuk dalam jaringan kerjasama. Saya
dapat hidup pada masa depan kalau sayamasuk di dalam jaringan itu dan lepas
dari jaringan itu saya tidak dapat hidup. Misalnya seorang editor buku, ia harus
mampu bergaul dengan editor di luar negeri agar memperoleh buku yang
bermutu tinggi dan dibutuhkan masyarakat. Tanpa mampu bekerjasama dengan
banyak editor di luar negeri, ia tidak banyak memberikan buku bermutu tinggi
bagi masyarakat luas.
Pemahaman Diri
Siapakah diri saya? Ini suatu pertanyaan besar. Bukan asal menjawab
tetapi suatu proses pergulatan menemukan pernyataan diri saya sendiri baik
dari aspek fisik, psikologi dan sosial. Untuk memahami diri saya, saya harus
bergulat dengan pengalaman diri saya sendiri maupun pengalaman saya
berinteraksi dengan orang lain.
a. Gambaran diri dari keadaan fisik, misalnya gemuk, kuru, pendek, tinggi,
kuat atau lemah maupun mempunyai cacat tubuh sejak lahir atau karena
kecelakaan dan sebagainya.
b. Gambaran diri dari keadaan psikis; maksudnya kesadaran diri akan
kemampuan dan ketidakmampuan yang saya miliki misalnya: kemampuan
akademiknya kurang, cukup atau baik.
c. Gambaran dari keadaan sosial; maksudnya bagaimana perasaan saya
terhadap keadaan sosial masyarakat saya. Misalnya: sejak kecil saya
hidup dalam masyarakat pedagang, nelayan, petani, atau masyarakat
terpelajar dan lain-lain. Lingkugan membentuk diri khususnya semasa
kanak-kanak. Namun saya juga dapat mengembangkan diri secara lain
dengan belajar.
Pemahaman dan penerimaan diri sangat membantu saya untuk melihat
jelas bagaimana gambaran masa depan saya. Akan mengusahakan terwujudnya
gambaran masa depan saya. Akan mengusahkan terwujudnya gambaran masa
depan tersebut menurut kemampuan yang saya miliki.
Kemungkinan Lapangan Kerja Pada Masa Depanku
Cita-cita itu mempunyai pengertiaan suatu keinginan (kehendak,
harapan, misi) yang selalu ada di dalam pikiran dan hati seseorang. Untuk itu
saya perlu memahami berbagai kemungkinan masa depan yang ada di
masyarakat dan mungkin ada yang menjadi salah satu pilihanku.
Kemungkinan-kemungkinan lapangan kerja yang ada di masyarakat itu
misalnya: dokter, guru, dosen, arsitek, tenaga paramedis, desainer, artis atau
aktor, peneliti, pedagang, dan lain-lain. Dengan melihat dan mengetahui
berbagai kemungkinan jenis lapangan kerja di masa depan, pertanyaanya
ekarang adalah: “Apakah saya menyiapkan diri secara fisik, psikis mapun
sosial?”
Perlu diingat bahwa untuk kemajuan dan kesejahteraan seluruh bangsan
dan diri sendiri, tidak ada satu jenis pekerjaan yang lebih rendah daripada
yang lain.

Hambatan-hambatan Dalam Mencapai Masa Depan


Hambatan dalam diri sendiri/kemampuan diri:
a. Tidak realitis dalam kemampuan akademik yang tidak menunjang untuk
meneruskan sekolah yang menyiapkan ke Universitas atau akademik,
sekolah tinggi.
b. Adanya cacat tubuh atau mental yang ada pada diri sehingga menghambat
sekolah.
c. Konflik cita-cita diri dengan cita-cita orang tua yang timbul.
d. Kalah bersaing karena adayanya kemalasan, putus asa.
e. Tidak mempunyai keterampilan sacara khusus.
f. Kurang informasi tentang dunia pendidikan maupun dunia kerja.
Hambatan dari luar atau lingkungan sekitar:
a. Lingkungan tempat tinggal tidak mendukung; bannyak pengangguran dan
“drop out” yang tinggi (karena salah memilih jurusan, tidak sesuai dengan
kemampuan psikis dalam studi .
b. Lingkungan terlalu kuat yang memegang adat istiadat secara turun
menurun, tidak terbuka terhadap pembaharuan.
c. Lingkungan yang jauh dari pusat pendidikan.
d. Tidak ada nara sumber yang diperlukan dalam belajar.
Usaha-usaha Mengatasi Hambatan Dalam Membangun Masa Depan
a. Mengatasi hambatan dari diri sendiri
1. Rajin belajar selama sekolah agar dapat berprestasi dengan
mengoptimalkan kemampuan dan lulus berdasarkan optimalisasi
kemampuan. Lullus bukan karena asal lulus atau diluluskan sehingga
mempermudah untuk melajutkan sekolah.
2. Menumbuhkan rasa percaya diri dengan mencari-cari dan mengenal
kelebihan yang dimiliki, khususnya mewujudkan kemampuan diri yang
ada lewat hasil karya prestatif.
3. Perlunya berkomunikasi dengan orang tua secara dan terbuka untuk
menentukan cita-cita yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan.
4. Menyadari kesalahan-kesalahan dan memperbaiki cara belajar dengan
lebih baik.
5. Berusaha mengembangkan hobby secara terus menrus.
6. Perlu banyak bertanya dan berkonsultsi di sekolah, baik terhadap guru
maupun guru BP dan banyak bertanya membaca buku-buku, majalah
yang berisi informasi tentang pendidikan dan kerja serta menjalin
relasi dengan teman untuk memperoleh informasi yang diperlukan.
7. Banyak berlatih dan tampil dalam setiap kesempatan yang ada, agar
lebih percaya diri.
8. Memanfaatkan waktu luang, bukan untuk mengobrol atau nongkrong,
tetapi untuk menyiapkan diri menyambut masa depan lewat kegiatan
bermakna.
b. Mengatasi hambatan dari luar
1. Beuraha untuk lebih efektif menjalin persahabatan tanpa membedakan
teman, akan tatap dapat menolak hal-hal negatif dari tawaran dan
pengaruh teman dan lingkungan.
2. Berusaha untuk bersikap arif dan bijaksana dalam mengambil peluang
yang ada.
3. Mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang dunia kerja yang
berhubungan dengan cita-cita.
4. Membuat keterampilan-keterampilan sederhana yang mungkin dapat
dijual pada teman atau kenalan, sehingga dapat menambah masukan
untuk tambahn sekolah.
5. Rajin menabung dari uang saku yang nantinya dapat dipergunakan
untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan.
Setiap orang mempunyai cara-cara yang berbeda dalam usahanya
mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin dihadapinya, dan mungkin juga
ada yang sama. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a. Tindakan saya tidak boleh merugikan orang lain, artinya saya harus tetap
menjaga kepentingan orang lain yang mempunyai kehendak yang sama atau
yang berbeda dengan saya. Misalnya saya memberikan kesempatan orang
lain untuk mengatasi hambatan dengan cara sendiri. Saya juga bisa
berkata kepada dia: “Saya mendukung usaha anda semoga usaha anda
dapat berhasil”.
b. Menghormati dan menghargai siapa saja yang telah mendukung/berjasa
pada saya dalam mengatasi kemungkinan-kemungkinan hambatan. Saya bisa
berkata: “Saya sampaikan terima kasih atas bantuan dan dukungan anda”.
c. Jika terpaksa saya hasur memakai/meminjam peralatan kepunyaan orang
lain, saya tidak perlu malu atau takut tetapi berani meminjamnya alat ini
jika tidak dipergunakan.
d. Jika ternyata saya dan orang lain mempunyai hambatan yang sama, serta
cara-cara mengatasinya juga sama, hendaknya saya mengembangkan sikap
kebersamaan, saling menghormati dan saling membantu sehingga tercipta
suasana yang penuh persaudaraan tanpa ada yang dirugikan.

Membiasakan berpikir positif

Kemampuan untuk berpikir positif membuat kita sehat secara mental


dan terhindar dari gejala stress yang berkelanjutan. Cara berpikir positif
dapat mengubah suasana hati kita, dan mensugesti diri kita untuk lebih
percaya diri dalam menghadapi berbagai permasalahan.
Cara-cara untuk berpikir positif :
1.    Memulai hari dengan semangat baru.
Semanagt biasanya muncul bila kita memiliki suatu tantangan yang positif.
Karena itu ada baiknya sebelum memulai hari esok, pada malam harinya
kita meng-list target-target atau rencana yang ingin kita capai di hari
esok. Yakinkan diri bahwa rencana atau target tersebut merupakan
sesuatu yang berarti, dan kita memiliki andil yang besar di situ. Hindari
pikiran yang merujuk pada kegagalan-kegagalan, baik yang telah dialami
maupun yang akan diprediksi, karena hal ini bisa menurunkan semangat dan
membuat suasana hati kita cenderung negatif. Telaah kembali dan
syukurilah apa yang telah didapat.
2.    Pikirkan alternatif-alternatif penyelesaian masalah.
Berpikir tentang alternatif menghindari kita untuk bersikap pesimis.
Alternatif membuka mata hati kita akan keleluasaan jalan yang akan kita
tempuh, andaikan kita menghadapi jalan buntu. Hindari gaya berpikir kaku,
yang hanya membuat pikiran kita sempit dan dekat pada rasa frustrasi dan
pesimis.
3.    Dekati topik-topik yang memberikan pandangan yang positif.
Sesekali kita boleh-boleh saja mencermati topik kriminalitas atau
mengkonsumsi media yang dominan menggunakan kata-kata kasar, dan
menghujat. Mungkin itu diperlukan sebagai bahan referensi dan bertindak.
Tapi ingatlah bahwa topik-topik tersebut cenderung membuat pikiran kita
menjadi cemberut dalam memandang sisi-sisi dunia ini. Padahal bila kita
mencermati topik yang mampu menggugah jiwa dan memberikan harapan,
tentunya akan lebih banyak yang bisa kita perbuat.
4.    Memotivasi diri.
Biasakan membicarakan hal-hal yang positif untuk meneguhkan hati,
seperti “Saya mampu melakukannya,” “Saya bisa mengusahakan untuk
berbuat yang lebih baik lagi. Pokoknya intinya adalah “Saya bisa !!!”.
Sugesti ini diyakini sangat kuat pengaruhnya. Sadarilah bahwa manusia itu
sungguh dikaruniai banyak kekuatan. Kekuatan itu terkadang terbungkus
dan tanpa sadar dibelenggu oleh diri sendiri. Inilah yang membuat kita
kadang berpikir, saya tidak cukup berarti karena saya tidak memiliki
kelebihan apa-apa yang dapat saya tonjolkan (kufur nikmat).
5.    Hindari menyamaratakan kondisi atau keadaan
Kebiasaan menyamaratakan sesuatu akan membuat kita menutup diri akan
peluang dan rahmat.
6.    Hindari membesar-besarkan masalah.
Menghindari membesar-besarkan masalah akan membuat pikiran kita lebih
ringan dan tidak terlampau kusut.
7.    Pikirkan hal yang berlawanan
Berusahalah untuk mencari celah yang positif yang bisa kita raih diantara
kejadian yang negatif.
8.    Hindari prediksi yang negatif.
Prediksi yang negatif akan hal-hal yang dialami atau yang akan dialami
membuat kita mensugesti diri merealisasikan apa yang kita sugestikan.
Percaya atau tidak, itu semacam memprogram diri untuk mewujudkan apa
yang dipikirkan. Bila kita berpikir akan gagal, biasanya perilaku dan
tindakan kita pun akan dekat ke arah perilaku yang mengarah pada
kegagalan.
9.    Fokus pada tujuan.
Untuk selalu memiliki harapan yang positif, fokuskan diri pada tiga hal
penting, yaitu, tujuan (goal), keinginan yang kuat (willpower)
Menjadi sahabat yang baik

Seorang sahabat akan lebih berharga daripada emas dan permata.


Kekayaan tidak bisa membelikan anda seorang sahabat atau membayar
kerugian akibat kehilangan seorang sahabat. Membina sebuah persahabatan
tidak sedikit diketahui cara untuk membina dan menyukseskan jalinan
persahabatan. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya jalinan persahabatan yang
retak baik dikalangan remaja ataupun yang lainnya.
Remaja khususnya sebagai individu yang senang berkelompok dan
menjalin persahabatan perlu kiranya mengetahui cara untuk membina sebuah
persahabatan dengan sukses. Karena bila persahabatan itu sukses itu sukses
maka keindahan akan muncul didalamnya jelmaan seorang sahabat akan
sangat berharga sekalipun dibandingkan dengan permata atau barang
berharga lainnya.
Ada tiga faktor yang melatarbelakangi timbulnya persahabatan dalam
hubungan pertemanan, yaitu diantaranya:
1. Faktor kedekatan secara fisik, yaitu keadaan di mana individu memiliki
kedekatan secara fisik yang memberikan peluang lebih besar untuk saling
berinteraksi secara lebih mendalam sehingga timbul keakraban kemudian
berkembang menjadi persahabatan.
2. Faktor kesamaan, yaitu kesamaan diantara anggota persahabatan
memberikan peluang untuk lebih meningkatkan intensitas hubungan
antarpribadi sehingga kemudian berkembang menjadi persahabatan.
3. Faktor menyukai dan disukai, yaitu dorongan dan kesediaan dari tiap-tiap
individu untuk menyukai orang lain dan disukai oleh orang lain untuk lebih
meningkatkan hubungan antarpribadi sehingga menjadi mendalam dan
akrab.
Sebaliknya bila persahabatan retak dan rusak maka yang hadir adalah
kebencian dan ketidakharmonisan seluruhnya tidak ada yang dapat
menggantinya atau membayarnya.
Ada beberapa syarat untuk menjadi seorang sahabat yang baik, antara lain :
1. Dia suka menolong atau ringan tangan
2. Dia mau mendengarkan keluh kesah kita. Terutama pas kita lagi ada
problem dan butuh temen bicara, dia ada disamping kita untuk
menenangkan hati
3. Dia memberikan kita untuk menceritakan masalah kita. Kalau lagi ngobrol
atau berdiskusi, masing-masing dapat berkesempatan bercerita dan
berargumentasi, bukan untuk berbicara sendiri
4. Dia mempunyai rasa toleransi yang tinggi. Artinya dia tidak segan untuk
mendahului kepentingan orang lain kalau memang perlu, tidak hanya
memikirkan diri sendiri saja
5. Dia ikut senang kalau kita sukses. Kesuksesan kita baginya kesuksesan
dia juga
6. Dia tidak mudah lupa pada teman, walaupun dia sudah punya pacar.
7. Dia tidak pernah mengajak kita untuk berbuat sesuatu yang jelek.
8. Dia juga tidak ragu untuk memberikan saran yang positif.
9. Dan yang terakhir dia tidak suka membicarakan kita dibelakang,
terutama kejelekan dan rahasia kita.
Fenomena retaknya bersahabat banyak terjadi, oleh sebab itulah
diperlukan pengetahuan untuk menyukseskannya. Adapun cara-cara tersebut
antara lain :
a. Bersikaplah terbuka. Keterbukaan tidak saja akan membuat sahabat kita
lebih mengenal kita, akan tetapi juga membuat lebih mengenal diri kita
sendiri. Karena untuk mengetahui harapan dan keinginan dalam jalinan
persahabatan hanya dapat dilakukan melalui persahabatan
b. Menciptakan keseimbangan antara memberi dan menerima. Kita tidak
cukup hanya berperan sebagai pemberi tanpa menerima atau hanya
sebagai penerima tanpa memberi. Hal ini termasuk berbagi kesedihan
dan kegembiraan.
c. Menerima sahabat kita sebagaimana adanya tidak banyak menntutnya untuk
menjadi sahabat harapan kita, karena kita sadari bahwa semua orang
mempunyai kelemahan termasuk diri kita sendiri.
d. Mengingatkan perilaku sahabat kita yang kurang disukai oleh orang lain
karena mungkin saja dia tidak menyadarinya dan kitapun meminta sahabat
kita untuk mengingatkan diri kita sendiri.
e. Bermurah hati.Siap mengulurkan tangan ketika sahabat kita memerlukan
bantuan, menghiburnya ketika sedang kesulitan dan mendengarkan semua
isi hatinya.
f. Memberikan perhatian. Meskipun dia tidak tampak membutuhkannya
namun dia akan senang menerima perhatian dari kita dengan memujinya
atau membawakan hadiah dihari istimewanya.
g. Bersikaplah dengan penuh toleransi. Bila ada perebedaan suku,ras atau
agama sekalipun jadikan sebagai penghalang karena semakin dapat
dijalin persahabatan itu maka akan semakin teruji sikap bersosialisasi.
h. Hargailah sahabat kita sebagai seorang sahabat yang mempunyai harga
diri, jangan membuat dirinya merasa dipermalukan karena hatinya akan
terluka walaupun keakraban telah ada diantara kita.
i. Menghormati pribadinya.Jangan mengganggunya ketika ingin sendiri dan
jaga semua rahasia yang telah diketahui.
j. Menyelesaikan masalah yang terjadi. Bila terjadi konflik maka
selesaikanlah dengan segera, jangan bersikap seolah tidak ada masalah
yang terjadi.

Strategi sukses dalam ujian


“Hidup ini adalah ujian”, demikian orang sering mengatakan. Apapun
yang terjadi dalam hidup ini pada hakekatnya adalah sebuah keniscayaan, tidak
ada orang yang akan lepas dari ujian, walaupun macam dan bentuknya berbeda-
beda. Tidak perlu kita menyalahkan kehadirannya, yang lebih penting adalah
bagaimana kita bersiap diri menghadapinya.
Begitu juga halnya dengan sekolah, pasti akan menghadapi ujian baik
berbentuk ujian tulis, ujian lisan ataupun ujian keterampilan. Berikut ini adalah
hal-hal yang harus dipersiapkan dalam menghadapi ujian.
Persiapan Fisik
Jaga Kesehatan
Sebagai seorang pelajar, kesehatan adalah nomor satu. Tanpa kondisi
kesehatan yang baik mustahil dapat melakukan berbagai aktivitas dengan baik;
termasuk belajar untuk menghadapi ujian. Keadaan kesehatan yang buruk akan
menggganggu tahap persiapan dan waktu ujian berlangsung. Coba kamu
bayangkan, mengikuti ujian saat kepala pusing atau perut mulas, tentu akan
sangat mengganggu. Gangguan kesehatan juga dapat menimbulkan gangguan
emosi menjadi cepat marah, tersinggung dan malas. Untuk menjaga kesehatan
tubuh, pastikan agar melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) Tidur yang cukup;
(2) Makan yang teratur; (3)Olahraga yang teratur.
Jaga Keselamatan
Menjaga keselamatan diri sebaik-baiknya sangat perlu. Jauhkan diri
dari kegiatan yang dapat menimbulkan kecelakaan dan cedera. Memang
kecelakaan tidak pernah diundang, tetapi bukan berarti kita tidak bisa
menghindari kegiatan yang berpeluang menimbulkan kecelakaan. Saat masa-
masa ujian sedang padat, lebih baik sering berada di rumah, di samping dapat
fokus belajar juga dapat membantu orang tua.
Persiapan Mental
Beberapa Pandangan yang Salah
Kerap kali masalah yang dihadapi pelajar apabila hampir mendekati
ujian adalah perasaan takut gagal atau takut hasilnya jelek. Walaupun telah
berusaha bersungguh-sungguh namun perasaan ini sering mengganggu pikiran.
Perasaan tertekan ini biasanya disebabkan kondisi sebagai berikut: (1)
Menyerah kalah sebelum berjuang; (2) Merasa belum siap; (3) Harapan orang
tua yang terlalu tinggi.
Dalam upaya persiapan mental hal yang harus dilakukan adalah:
Berpikir Positif, dari pada dibebani dengan pikiran di atas, lebih baik berpikir
positif dan realitis. Alihkan energi kepada apa yang dapat dilakukan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Tidak perlu khawatir dengan hasil apa yang
akan diperoleh, tetapi khawatirkan jika tidak bisa menggunakan sisa waktu
yang masih tersedia untuk berusaha sebaik-baiknya. Seandainya terus berpikir
tentang kegagalan maka yang tergambar dalam pikiran adalah berbagai
kesulitan dan rintangan. Ini justru akan melemahkan semangat dan mengurangi
kepercayaan akan kemampuan diri sendiri.
Latihan MINDA (Visualisasi Diri) Setiap Hari, “If you can’t see it, you can’t
have it”. Kata- kata tersebut menunjukkan bahwa untuk mencapai kesuksesan,
maka gambaran tentang sukses itu haruslah terlebih dahulu wujud dalam
pikiran kita. Gambarkan kesuksesan, dan pasti kita akan terodorong untuk
merealisasikan apa yang digambarkan. Makin jelas gambaran yang ada, makin
tinggilah kesungguhan untuk merealisasikannya.

Persiapan Emosi
Di saat-saat menghadapi ujian, perlu menghindari hal-hal yang dapat
mengganggu kestabilan emosi seperti: (1) Pertengkaran dengan sesama teman;
(2) Melakukan sesuatu yang membuat orang tua marah; (3) Masalah dengan
pacar; (4) Bersikap terlalu percaya diri; (5) Berprasangka buruk terhadap
orang lain.
Lebih baik melupakan terlebih dahulu masalah emosi yang
mengganjal agar kestabilan emosi tetap terjaga dengan baik saat ujian semakin
dekat.
Persiapan Rohani
Kita perlu paham akan kedudukan kita sebagai hamba, hanyalah mampu
melakukan usaha sebaik mungkin tetapi hasil akhirnya hanya Allah yang
menentukan. Ketenangan jiwa dan pikiran sangat perlu di saat-saat menghadapi
ujian.
Persiapan Teknis Sebelum Hari Ujian
1. Jangan paksakan diri belajar sampai larut malam pada malam sebelum
ujian. Tidurlah dengan cukup.
2. Jangan biarkan perut kosong dalam menjelang ujian.
3. Sebelum meninggalkan rumah, periksa terlebih dahulu apakah segala
perlengkapan yang dibutuhkan sudah dibawa.
4. Usahakan tiba di tempat ujian seperempat jam sebelum ujian dimulai.
5. Jangan gugup/stress dalam menghadapi ujian.
Sepuluh Tips Saat Ujian
1. Datanglah dengan persiapan yang matang. Bawalah semua alat tulis yang
dibutuhkan. Perlengkapan ini akan membantu untuk tetap konsentrasi
selama mengerjakan ujian.
2. Tenang dan percaya diri. Ingatkan diri bahwa sudah siap dan akan
mengerjakan ujian dengan baik.
3. Bersantailah tapi waspada. Pastikan mendapatkan tempat duduk yang
cukup untuk mengerjakan ujian. Pertahankan posisi duduk tegak.
4. Preview soal-soal ujian dulu. Luangkan waktu 10% dari keseluruhan waktu
ujian untuk membaca soal-soal.
5. Jawab soal-soal ujian secara strategis. Mulai dengan menjawab pertanyaan
mudah yang diketahui, kemudian dengan soal-soal yang memiliki nilai
tertinggi. Pertanyaan terakhir yang harus dikerjakan adalah soal paling
sulit, soal yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya dan
soal memiliki nilai terkecil.
6. Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, ketahuilah jawaban yang harus
dipilih/ditebak. Mula-mula abaikan jawaban yang diketahui salah. Tebaklah
selalu suatu pilihan jawaban ketika tidak ada hukuman pengurangan nilai,
atau ketika tidak ada pilihan jawaban yang dapat diabaikan. Jangan
menebak suatu pilihan jawaban ketika tidak mengetahui secara pasti dan
ketika hukuman pengurangan nilai digunakan. Karena pilihan pertama akan
jawabanmu biasanya benar, jangan menggantinya kecuali bila yakin akan
koreksi yang dilakukan.
7. Ketika mengerjakan soal ujian esay, pikirkan dulu jawabannya sebelum
menulis. Buat kerangka jawaban singkat untuk esay dengan mencatat dulu
beberapa ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban
8. Ketika mengerjakan soal ujian esay, jawab langsung poin utamanya. Tulis
kalimat pokokmu pada kalimat pertama. Gunakan paragraf pertama sebagai
overview esay. Gunakan paragraf selanjutnya untuk mendiskusikan poin-
poin utama secara mendetil. Dukung poin jawaban dengan informasi
spesifik, contoh atau kutipan dari bacaan atau catatan.
9. Sisihkan 10% waktu untuk memeriksa ulang jawaban. Periksa jawaban,
hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah
menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi untuk meyakinkan bahwa telah
menyelesaikan semua soal. Baca ulang jawaban untuk memeriksa ejaan,
struktur bahasa dan tanda baca. Untuk jawaban hitungan periksa bila ada
kecerobohan.
10. Analisis hasil ujian. Setiap ujian dapat membantu dalam mempersiapkan
diri untuk ujian selanjutnya. Putuskan strategi mana yang sesuai dengan
diri sendiri.

Mengatasi rasa rendah diri dalam


pergaulan

Pengertian Rendah Diri


Rendah diri dapat di alami oleh siapa saja tanpa pandang bulu. Perasaan
rendah diri sebenarnya bersumber dari diri mereka sendiri. Mereka yang
mengidap rasa rendah diri seringkali beranggapan bahwa kemampuan-
kemampuan ataupun apa saja yang mereka miliki tidak ada artinya dibandingkan
dengan yang dimiliki oleh temanya. Baik dari segi materi, kepandaian,
keindahan bentuk tubuh, kecantikan atau hal-hal yang lainnya. Dengan kata lain
rasa rendah diri dapat diakibatkan dari adanya penilaian-penilaian diri sendiri
yang terlalu rendah.
Menurut M. Ninik Handayani, rendah diri adalah suatu kondisi dimana
seseorang tidak dapat menghargai dan menerima diri sendiri sejajar dengan
orang lain, merasa ada hambatan dalam segala hal, dan dirinya merasa punya
kekurangan.
Banyak masalah yang dialami oleh remaja yang berasal dari keadaan
rasa rendah diri. Masalah-masalah tersebut antara lain: membolos,
penyalahgunaan zat/obat terlarang, kenakalan remaja, kriminalitas, dan lain-
lain. Rasa rendah diri dapat terjadi sejak usia anak-anak dan dapat muncul juga
ketika remaja. Untuk itu keadaan rasa rendah diri ini perlu mendapatkan
perhatian yang serius oleh karena penanganan yang tepat dapat menghindarkan
remaja dari problem kegagalan masa depan.
Ciri-Ciri Remaja yang Merasa Rendah Diri
Ciri-ciri remaja yang merasa rendah diri menurut Adler antara lain:
1. Pemalu, sering menyendiri dan menarik diri di dalam pergaulan.
2. Kalau berbicara sering menundukkan kepala dan tidak berani memandang
muka lawan bicaranya.
3. Sering merasa ragu-ragu dalam bertindak ataupun melakukan sesuatu.
4. Tidak percaya akan kemampuan diri sendiri.
5. Motivasinya rendah dan kurang berani bersaing (kompetisi).
6. Mudah tersinggung
Ciri-ciri remaja yang merasa rendah diri menurut M. Ninik Handayani antara
lain:
1. Kesepian, tertekan, dan tidak bahagia.
2. Sukar bergaul dengan orang lain.
3. Takut ditolak orang.
4. Mendekati orang terlalu hati-hati sehingga berkesan terlalu kaku dan
formil.
5. Bertindak kaku seakan-akan sadar akan keadaan dirinya yang begitu
banyak kelemahan.
6. Curiga pada orang lain.
7. Tidak percaya bahwa dirinya memiliki kelebihan.
8. Kesulitan untuk tampil dimuka umum.
Penyebab rasa rendah diri
Salah satu penyebab timbulnya rasa rendah diri pada remaja dalam
kaitannya dengan kemampuan belajar adalah karena mereka selalu dibanding-
bandingkan kemampuan diri mereka dengan remaja-remaja lain yang memiliki
kemampuan intelektual lebih tinggi dan jarang dibandingkan dengan remaja lain
yang setaraf kemampuannya. Akibatnya bila mereka mengalami kegagalan,
maka mereka menjadi kecewa, putus asa, merasa rendah diri dan akhirnya
tidak mau berusaha lagi.
Secara keseluruhan, penyebab timbul rasa rendah diri dapat
digolongkan menjadi 2, yaitu:
1. Penyebab dari dalam individu, meliputi hal-hal yang berasal dari keadaan
fisik dan mental individu yang bersangkutan seperti:
 Cacat tubuh, baik yang diderita sejak lahir, ataupun cacat tubuh yang
disebabkan oleh kecelakaan.
 Adanya sifat-sifat seksual yang berlainan, misalnya saja anak laki-laki
yang tingkah lakunya seperti anak perempuan akan sering merasa
rendah diri bila bergaul dengan teman-temannya sejenis.
 Adanya kepribadian yang lemah
 Adanya kelainan-kelainan seperti bau mulut, bau badan, dsb.
2. Penyebab dari luar individu, meliputi hal-hal yang berasal dari luar individu
yang bersangkutan seperti:
 Adanya sikap orang tua yang keliru di dalam mendidik anak-anak.
Contohnya: terlalu melindungi, terlalu memanjakan, terlalu
membebaskan, terlalu otoriter, dsb.
 Adanya suasana keluarga yang tidak harmonis, seperti orangtua yang
sering cekcok, sering kawin cerai, dsb.
 Adanya perbedaan status ekonomi sosial. Masyarakat kelas bawah,
khususnya dalam berhadapan dengan golongan atas biasanya lebih suka
diam dan menunduk karena takut salah, takut kurang sopan, takut
melanggar, dsb.
 Adanya perbedaan ras ataupun suku. Misalnya, anak keturunan Cina
yang bersekolah di dalam lingkungan anank-anak pribumi, atau
sebaliknya.
Cara mengatasi rasa rendah diri
Untuk mengatasi rasa rendah diri dalam pergaulan, ada beberapa usaha
yang dapat dilakukan oleh remaja yang bersangkutan yaitu:
1. Mengenal diri sendiri
Merupakan langkah awal yang tepat untuk menghilangkan rasa rendah diri
yang dialami oleh seseorang. Dengan mengenal keadaan diri sendiri,
individu dapat mengetahui dan menyadari kelebihan-kelebihan serta
kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya. Untuk dapat mengenal diri
sendiri, orang dapat melakukan introspeksi.
2. Menghargai diri sendiri
Setelah mengenal diri sendiri, langkah kedua adalah menghargai diri
sendiri. Individu yang merasa rendah diri harus yakin bahwa setiap
manusia itu selalu memiliki kelebihan-kelebihan dan kekurangan-
kekurangan. Oleh karena itu, tidaklah berguna untuk menilai diri sendiri
terlalu rendah karena akan menghambat dan menghalangi setiap tindakan
dalam pergaulan. Sebaliknya, individu yang merasa rendah diri harus yakin
bahwa dismping kekurangan-kekurangan yang dimilki masih ada kelibihan-
kelebihan yang patut dibanggankan.
3. Melakukan kompensasi
Kompensasi adalah suatu cara yang dilakukan oleh seseorang untuk
menutupi kekurangan atau kegagalannya, yang dianggapnya memadai atau
lebih baik. Dalam ini melakukan kompensasi hendaknya yang sifatnya
positif untuk menutupi kekurangan atau kelemahan yang ada pada diri
sendiri.
Selain usaha mengatasi rasa rendah diri dalam pergaulan, ada beberapa
tindakan yang bias mengusir rasa rendah diri, antara lain:
1. Berfikir rasional.
Tidak ada manusia yang memiliki kelebihan dalam segala hal.  Setiap orang
pasti memiliki kelebihan sekaligus kekurangan.  Dalam hal ini para remaja
dituntut untuk memahami diri. Kelebihan seyogyanya dikembangkan dan
dimanfaatkan sebaik-baiknya, sedangkan kekurangan hendaknya ditutupi
sehingga tidak menimbulkan perasaan rendah diri.  Jadi tak perlu terburu-
buru merasa rendah diri menghadapi orang yang memiliki keunggulan
tertentu.  Boleh jadi ia kaya, tetapi tidak memiliki kasih saying yang tulus,
misalnya.
2. Menempatkan diri.
Setiap orang mempunyai kedudukan sesuai potensinya masing-masing. 
Carilah posisi yang seimbang dengan kondisi diri.  Jangan memaksakan diri
seandainya kedudukan atau posisi itu bukan tempat kita.  Di sini remaja
harus tahu diri. Mana tempat yang paling cocok dengan karakteristik diri. 
Seseorang mungkin tidak dapat kita ungguli dalam kecerdasan, tapi kita
bias menjadi sahabat yang baik baginya.
3. Perbanyak pergaulan.
Menutup diri membuat remaja semakin merasa rendah diri.  Sebaliknya
pada saat bergaul, remaja akan melupakan kekurangan diri dan berusaha
untuk menyesuaikan dengan teman-temannya.  Untuk itu perbanyak
komunikasi atau pergaulan dengan berbagai kalangan dan tingkatan.  Pada
gilirannya akan menjadi remaja yang supel (pandai bergaul.  Dengan
menjadi remaja yang supel, rasa rendah diri akan terkikis sedikit demi
sedikit.
4. Memanfaatkan keunggulan.
Kembangkan dan manfaatkan keunggulan atau kelebihan yang dimiliki,
sehingga remaja merasa kuat dan berharga di depan orang lain.  Melalui
keunggulan dapat memupuk keyakinan dan rasa percaya diri pada remaja. 
Untuk itu carilah kemampuan, keunggulan atau kelebihan diri sebanyak-
banyaknya.  Misalnya remaja mempunyai keahlian main sulap yang
ditampilkan di depan orang banyak.
5. Tanamkan sikap pemberani.
Keberanian merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam
menghadapi kekhawatiran yang muncul pada saat orang tersebut
memperoleh kebebasan.  Orang pemberani mempunyai kemampuan dalam
mengendalikan emosinya. 
Remaja gaul

            Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Pada
masa ini, remaja banyak mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam
segala aspek kehidupannya. Pada masa ini, remaja dihadapkan pada berbagai
tugas perkembangan yang harus dilaksanakan sebaik dan setepat mungkin.
Remaja gaul adalah istilah populer akhir-akhir ini yang ditujukan remaja
yang seperti halnya remaja pada umumnya, namun memiliki karakteristik
spesifik sebagai berikut:
1. Intensitas gejolak emosi yang disarankan oleh remaja pada umumnya oleh
sebab percepatan perkembangan fisik serta hambatan-hambatan baik
psikis, sosial dapat ia kendalikan dengan baik, sehingga ia terkesan relatif
stabil dan perilakunya tidak terkesan antagonis ekstrem.
2. Tampil percaya diri dan mampu menunjukkan prestasi sosial yang optimal.
3. Sikapnya asertif, artinya ia mampu mengutarakan gagasan, perasaan, isi
benaknya, pendapat-pendapat pribadinya sesuai dengan apa yang
dipikirkan, dirasakan dan dipertimbingkannya tanpa mengusik perasaan
atau menggangggu lingkungan dimana ia berada.
4. Menerima kekurangan diri dengan jiwa besar dan mampu memamfaatkan
apa yang ia miliki sehingga tetap tampil trendy.
5. Populer dikalangan remaja pada umumnya dengan kemampuan sosialisasi
yang baik pula.
6. Prestasi belajar optimal karena memiliki kemampuan untuk mengelola
waktu untuk kegiatan bergaul, kegiatan berprestasi dalam bidang non
formal dan kegiatan formal.
7. Potensi dalam kepemimpinan biasanya cukup baik pula.
Terdapat tujuh cara agar remaja dapat tetap menikmati pergaulannya
yaitu sebagai berikut: (1) Sadari kebajikan yang ada pada diri remaja masing-
masing; (2) Kembangkan rasa humor; (3) Hargai hak orang lain; (4) Bersikap
baik; (5) Berempati; (6) Jangan mengeluh; (7) Teruslah bersikap ramah.
Bergaul di lingkungan manapun dan kapanpun memerlukan keterampilan
khusus yang harus dimiliki. Karena pada saat bergaul, selalu ada perselisihan
dan kesalahpahaman di samping hal-hal yang menyenagkan. Kita akan
menemukan berbagai jenis perilaku yang akan mengenakan dan tidak
mengenakan diri kita. Apalagi memasuki lingkungan baru seperti sekolah baru,
organisasi baru ataupun rumah baru di lingkungan baru, kita harus mampu
menjadi orang yang sanggup bersosialisasi dengan baik.
Ada sepuluh kiat supaya pergaulan tercipta dengan baik, yaitu :
1. Menebar senyum
Seperti sabda rasul bahwa senyum itu sedekah dan ibadah maka kita mulai
memasuki lingkungan baru dengan menebar senyum dengan niat yang tulus
dan ikhlas.
2. Menghapal nama dan memanggil dengan panggilan yang baik
Menghapal nama itu berguna agar tidak salah memanggil orang dan orang
yang kita panggil namanya merasa diperhatikan. Tapi jangan sekali-kali
memanggil dengan nama julukan yang tidak negenakan orang yang dipanggil.
3. Berjabat tangan ketika bertemu dan berpisah
Berjabat tangan itu akan menghapus dosa dan akan menghilangkan rasa
dendam.
4. Menghargai pendapat orang lain
5. Berikan perhatian
Memberikan perhatian dalam bentuk apapun akan menambah tali
persaudaraan semakin kuat.
6. Jujur
Jujur dalam perbuatan, jujur dalam perkataan akan dapat mendatangkan
kebaikan.
7. Selalu berprasangka baik
8. Berpakaian bersih, rapi dan berusaha menghilangkan aroma-aroma yang
tidak enak. Kebersihan sebagian dari iman, dengan berpakaian rapi akan
terlihat indah dan Allah itu menyukai keindahan.
9. Harus percaya diri
Tidak perlu merasa rendah diri karena setiap orang diciptakan dengan
segala kekurangan dan kelebihan, karena dimata Allah kita semua sama
yang membedakan hanyalah ketakwaannya. Untuk menumbuhkan rasa
percaya diri harus banyak membaca dan menmbah wawasan dengan
mengikuti perkembangan informasi.
10. Senang menolong orang lain
Kita selalu membutuhkan pertolongan, dengan menolong orang, Allah akan
memberi pertolongan kepada hambanya yang suka menolong sesamanya.
Membiasakan berlaku jujur

Di jaman yang penuh persaingan ini, kejujuran hanyalah dianggap symbol


belaka. Orang tak lagi percaya kejujuran membawa mujur, bahkan ada pepatah
(sesat) yang mengatakan jujur berarti hancur. Di TV dan koran banyak berita
tentang tertangkapnya para koruptor dan para pelaku kejahatan lainnya. jika
dulu penjara dipenuhi oleh tokoh politik yang sedang memperjuangkan negeri
ini, maka kini penjara penuh dengan para pengkhianat negeri ini. semua ini
karena salah mengartikan makna kejujuran.
Benarkah jujur membawa mujur? ataukah sebaliknya?
A. Kejujuran Sebagai Nilai Luhur
Jujur berarti mengemukakan sesuatu sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. jujur sangat berdekatan dengan benar, dan sebaliknya
bertentangan dengan bohong atau munafik. orang yang berlaku jujur sudah
dipastikan bahwa dia merasa benar, karena benar itu adalah sesuatu yang
sesuai dengan kejadian dan keyakinan. orang yang berkata dan bertindak
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya baik kejadian, keyakinan atau
kepercayaan, maka akan terlepas dari beban batin. Fakta inilah yang
mendorong orang untuk meyakini bahwa kejujuran adalah nilai luhur yang
pantas untuk dijunjung tinggi. Allah yang maha kuasa tidak tanggung-tanggung
memberi nilai pada kejujuran dengan firman-Nya: ”Wahai orang yang beriman,
taqwalah kepada Allah dan beradalah kamu bersama orang yang jujur” (Q.S
At-Taubah 119). jadi, orang yang beriman dan bertaqwa kepada Tuahn Yang
Maha Esa akan aman berada di lingkungan orang-orang yang jujur.
B. Membiasakan Menjunjung Tinggi Nilai Kejujuran
1. sikap jujur adalah perilaku yang tidak suka berbohong dan tidak suka
berbuat curang, berkata apa adanya sesuai dengan kenyataan yang
sebenarnya.
2. Sikap jujur harus senantiasa kita wujudkan dalam berkata, bekerja, dan
bertingkah laku. Contoh: tidak nyontek waktu ulangan, berkata jujur
ketika membela teman, mengembalikan barang yang bukan milik kita
kepada pemiliknya. dsb
3. Manfaat kita berbuat jujur antara lain adalah:
a. Akan dipercaya orang. orang akan mudah percaya kepada kita jika kita
selalu jujur tetapi jika kita suka bohong maka orang akan sulit
mempercayai kita.
b. Disenangi banyak teman. siapa orangnya yang tidak suka sama orang
yang jujur dan suka membela kebenaran.
c. memperkokoh persaudaraan antar teman. karena orang yang jujur
tidak akan mengkhianati temannya sendiri.
4. Untuk mewujudkan kejujuran diperlukan sikap-sikap sebagai berikut:
a. tepat janji, artinya bertanggung jawab terhadap apa yang telah
diucapkan dan disepakati
b. Amanah, artinya dapat dipercaya dan selalu mewujudkan apa yang
telah disepakati bersama
c. Bijaksana, artinya selalu mengedepankan pemikiran yang matang dan
tidak ingin merugikan siapapun
d. Lugas, artinya sikap dan perilaku yang selalu menunjukkan sesuatu apa
adanya dan tidak dibuat-buat
e. Sabar, artinya sikap yang tenang dalam menghadapi dan menerima apa
pun
f. Rajin, artinya suka bekerja keras atau belajar giat dan berusaha keras
melakukan kegiatan sampai tercapai tujuan
g. Ulet, artinya tidak mudah putus asa atau tidak mudah menyerah
terhadap berbagai hambatan dan rintangan yang dihadapi
h. Kehati-hatian, artinya bersikap hati-hati, cermat dan teliti
i. berfikir jauh kedepan, artinya selalu berfikir untuk jangka panjang
dan hari esok yang lebih baik.
C. Kejujuran dalam Bohong
Ada pepatah inggris yang berbunyi ” Tell a lie to find the truth’”
(ucapkan satu kebohongan untuk memancingsesuatu kebenaran). pepatah ini
menunjukkan bahwa kebenaran tetap di atas segalanya. dalam keadaan
tertentu atas pertimbangan akal budi yang sehat, demi mencapai kebenaran
diperbolehkan untuk menggunakan kebohongan.
Dalam ajaran islam tidak ada bedanyadikenal dengan istilah ruhshah
(keringanan yang diberikan Tuhan) yaitu: barang yang dihukumkan haram,
karena untuk membela sesuatu yang mulia (umpamanya jiwa manusia) bisa
berubah menjadi halal. tetapi materi barang itu tetap haram bohong semacam
ini disebut bohong putih (white lies)
Nabi memberi contoh penggunaan bohong semacam ini untuk
mendamaikan orang yang bertengkar. pada yang satu dikatakan , lawannya
telah menyesal dan mohon maaf, pada yang lain (musuhnya) juga dikatakan
demikian padahal sebenarnya tidak. nilai yang dibela dalam hal ini adalah
silaturahmi. silaturahmi atau ingin damai dengan orang lain adalah suatu
kejujuran yang lebih mulia dibanding dengan pertengkaran atau permusuhan.
Nah bagaimana dengan ananda? sejauh mana tingkat kejujuran ananda?
berilah apresiasi terhadap pernyataan-pernyataan berikut ini dengan sejujur-
jujurnya
Masa puber

Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan dimana terjadi


kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Tahap ini
disertai dengan perubahan-perubahan dalam pertumbuhan somatis dan
perspektif psikologis.
Kata pubertas berasal dari bahasa latin yang berarti ‘usia kedewasaan’.
Haid pertama sering digunakan sebagai kriteria kematangan seksual anak
perempuan, sementara bagi anak laki-laki kriteria yang dipakai adalah basah
malam.
Kondisi-kondisi yang menyebabkan perubahan pubertas adalah
dipengaruhi oleh:
1. peran kelenjar pituitary
kelenjar pituitary mengeluarkan dua hormon, hormon pertumbuhan dan
hormon gonadotrofik yang merangsang gonad untuk meningkatkan
kegiatan. sebelum masa puber secara bertahap jumlah hormon ini semakin
bertambah dan kepekaan gonad semakin bertambah pula.
2. peran gonad
dengan pertumbuhan dan perkembangan gonad, organ-organ seks yaitu
ciri-ciri seks primer bertambah besar dan fungsinya menjadi matang. dan
ciri-ciri seks sekunder mulai berkembang.
3. interaksi kelenjar pituitary dan gonad
Ciri-ciri seks sekunder yang penting

Laki-Laki Perempuan

- Rambut - Pinggul
Rambut di sekitar kemaluan, pinggul menjadi bertambah
rambut ketiak dan rambut di lebardan bulat sebagai akibat
wajah, demikian pula rambut di membesarnya tulang pinggul
tubuh
- Payudara
- Kulit segera setelah pinggul membesar,
kulit menjadi lebih kasar, tidak payudara juga berkembang, dan
jernih, warnanya pucat dan pori- mulai berkembangnya kelenjar
pori meluas susu

- Kelenjar - Rambut
kelenjar lemak atau yang Rambut kemaluan, bulu ketiak
memproduksi minyak dalam kulit dan bulu pada kulit wajah tampak
semakin membesar dan menjadi setelah haid
lebih aktif. Kelenjar keringat di
- Kulit
ketiak mulai berfungsi dan keringat
kulit menjadi lebih kasar, lebih
bertambah banyak
tebal, agak pucat, dan lobang
- otot pori-pori bertambah besar
otot-otot bertambah besar dan
- Kelenjar
kuat, sehingga memberi bentuk
kelenjar lemak dan kelenjar
bagi lengan, tungkai kaki, dan bahu
keringat menjadi lebih aktif.
- Suara kelenjar keringat di ketiak
suara berubah, mula-mula suara mengeluarkan banyak keringat
menjadi serak dan kemudian tinggi, selama masa haid
lalu pecah
- Otot
- Benjolan dada otot semakin besar dan semakin
benjolan-benjolan kecil di sekitar kuat sehingga memberi bentuk
dada timbul dan berlangsung pada bahu, lengan dan tungkai
beberapa minggu kemudian kaki
menurun
- Suara
Suara menjadi lebih penuh dan
lebih semakin merdu
Akibat Perubahan Masa Puber pada Sikap dan Perilaku
Ingin Menyendiri Antagonisme sosial

anak-anak biasanya menarik diri dari sering tidak mau bekerjasama, sering
teman-teman dan dari keluarga, sering membantah dan menentang.
melamun karena merasa tidak
Emosi yang meninggi
dimengerti

Bosan kemurungan, merajuk, ledakan amarah,


dan kecenderungan untuk menangis.
mulai bosan dengan permainan yang anak sering merasa khawatir, gelisah,
digemari, tugas sekolah, dan kegiatan dan cepat marah.
sosial, timbul karena perasaan akan
keadaan fisik yang tidak normal Hilangnya kepercayaan diri

mulai muncul perasaan rendah diri, takut


Inkoordinasi
akan kegagalan
merasa kikuk dan janggal selama
Terlalu Sederhana
beberapa waktu
takut orang lain memperhatikan
perubahan memberi komentar buruk
Peer pressure

Contoh Kasus Peer pressure


Suatu malam Lia ditelpon oleh salah satu teman gengnya diajak mabal bareng
untuk nonton film. Lia belum menjawab atas ajakan itu, Lia hanya menjawab
“Gimana besoklah!” Sepanjang malam pikiran Lia sangat terganggu dengan
ajakan itu, difikirannya “ Ikut ngga yah?” Kalau ngga ikut nanti saya dijauhin
temen tapi kalau ikut saya dosa dong karena berbohong. Keesokan harinya Lia
bertemu dengan teman gengnya dan langsung mengajaknya untuk cabut. Tapi
Lia mencoba untuk menolak ajakan tersebut, dan menimbulkan respon yang
kurang enak dari temannya, ”Ah kamu giliran perlunya aja ngedeketin kita tapi
diajak main aja gak mau”. Belum lagi respon perilaku yang tidak mengenakkan,
dari yang nyindir sampai yang melihatnya kurang enak. Akhirnya Lia mengikuti
keinginan teman-temannya.
Apa penyebab munculnya peer pressur?
Peer pressure biasanya disebabkan oleh perbedaan pendapat antara
geng kita dengan diri kita sebagai salah satu anggotanya. Selain itu juga karena
kita sendiri tidak pede dengan keputusan yang kita inginkan, dan juga karena
kita takut dijauhi oleh genk kita, sehingga kita cenderung mengikuti apa yang
dikatakan oleh teman satu ganknya. Nah kalau sudah tahu begitu jangan sampai
kita mudah dipengaruhi oleh komentar yang tidak jelas maksudnya dan hanya
bisa membuat kita bingung.
Aturan-aturan dalam peer group (genk)
Aturan dalam genk biasanya berdasarkan kesepakatan. Ada yang baik
ada juga yang menyesatkan. Kalau aturan itu baik dapat kita ambil tapi kalau
jelek biasanya memberikan pengaruh buruk dalam perkembangan kita. Biasanya
nilai-nilai yang berlaku itu berlangsung begitu saja tanpa ada kesepakaan, itu
biasanya untuk hal yang negatif. Misalnya kalau tidak mau mengikuti saran atau
komentar teman satu genk kita, kita akan dijauhi, dengan alasan ”biarin aja
abisnya dibilangin rese”. ntar kalau susah diemin aja, jangan ditolongin!”
Nah mungkin biasanya alasan itu yang biasanya akan kita dengar kalau kita
berusaha ingin mandiri dengan keputusan kita. Kalau sudah begitu akan berat
bagi kita untuk mengambil keputusan sendiri tanpa intervensi peer group.
Tapi sangat penting buat kita untuk bisa mengatakan tidak jika mereka
memaksakan kehendaknya pada kita, toh hidup kita bukan mereka, ini masa
depan kita dan bukan masa depan mereka. Tapi juga bukan berarti kita harus
menjauhi mereka. Selama dalam peer group tidak ada pemaksaan kehendak dan
apabila ada kita harus bisa menjelaskan ke mereka bahwa kita saling
membutuhkan saran dan bukan pemaksaan.
Baik gak sih mengikuti nilai-nilai yang ada di genk?
Mengikuti nilai-nilai yang ada di genk, kadang ada bagusnya juga untuk
pergaulan tapi jangan terlalu mengikutinya bisa-bisa tidak baik juga untuk kita.
Tapi dari segi negatif-positifnya setiap orang memiliki penilaian sendiri. Buat
remaja ? Remaja adalah sosok yang tidak mau di sebut anak-anak lagi karena
menurutnya mereka sudah merasa dewasa. Kalau remaja sudah merasa menjadi
sosok yang dewasa maka sudah bisa memilih mana yang benar dan mana yang
salah. Sehingga apapun penyelesaian masalah tidak harus diintervensi oleh
genk kita, kecuali berhubungan dengan genk atau memang komentar mereka
bisa dipertanggungjawabkan dan beralasan. Intinya kita harus dapat
membedakan
mana yang dapat kita ikuti dan mana yang harus kita hindari.
Bagaimana kalau sudah terlanjur berada di geng yang kurang benar?
Kalau sudah terlanjur tinggal pintar-pintarnya kita jaga diri dan
meyakini bahwa kita mau berteman dengan mereka karena mereka bisa
mengerti dengan keadaan kita. bukan untuk mengikuti yang tidak benar. Tidak
salah juga apabila kita mulai jaga jarak tapi kalau sudah tidak bisa jaga jarak
lebih baik kita menjauhi dan keluar dari genk.
Solusi lainnya adalah jangan sampai kita membentuk sebuah genk tanpa
suatu alasan yang tdiak jelas. Karena semuanya hanya akan mengakibatkan
perpecahan dalam pergaulan kita. Jadi lebih baik mencegah terbentuknya genk
daripada nanti kita terlanjur terjebak didalamnya. Dan juga akan
mengakibatkan pergaulan kita hanya terbatas dalam genk tersebut. Tidak
berkembang dan membuat pikiran kita dangkal. Bagaimanapun juga pada
umumnya pembentukan genk lebih banyak dampak negatifnya dari pada
positifnya. Tapi ini bukan berarti membentuk genk itu dilarang, kalau tujuannya
baik dan jelas kenapa tidak ?
Remaja dan rokok

Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok,
perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang
masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum maupun di
jalan-jalan. Hampir setiap saat dapat disaksikan dan di jumpai orang yang
sedang merokok. Bahkan bila orang merokok di sebelah ibu yang sedang
menggendong bayi sekalipun orang tersebut tetap tenang menghembuskan asap
rokoknya dan biasanya orang-orang yang ada disekelilingnya seringkali tidak
perduli.
Hal yang memprihatinkan adalah usia mulai merokok yang setiap tahun
semakin muda. Bila dulu orang mulai berani merokok biasanya mulai SMP maka
sekarang dapat dijumpai anak-anak SD kelas 5 sudah mulai banyak yang
merokok secara diam-diam.
Bahaya Rokok
Kerugian yang ditimbulkan rokok sangat banyak bagi kesehatan. Tapi
sayangnya masih saja banyak orang yang tetap memilih untuk menikmatinya.
Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua
diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat
karsinogenik (Asril Bahar, harian umum Republika, Selasa 26 Maret 2002 : 19).
Racun dan karsinogen yang timbul akibat pembakaran tembakau dapat memicu
terjadinya kanker. Pada awalnya rokok mengandung 8 – 20 mg nikotin dan
setelah di bakar nikotin yang masuk ke dalam sirkulasi darah hanya 25 persen.
Walau demikian jumlah kecil tersebut memiliki waktu hanya 15 detik untuk
sampai ke otak manusia.
Nikotin itu di terima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian
membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok
akan merasakan rasa nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok
akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu
menekan rasa lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan
sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan
sorotonin. Meningkatnya serotonin menimbulkan rangsangan rasa senang
sekaligus keinginan mencari rokok lagi. (Agnes Tineke, Kompas Minggu 5 Mei
2002: 22). Hal inilah yang menyebabkan perokok sangat sulit meninggalkan
rokok, karena sudah ketergantungan pada nikotin. Ketika ia berhenti merokok
rasa nikmat yang diperolehnya akan berkurang.
Efek dari rokok/tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan
daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor.
Jika dibandingkan zat-zat adiktif lainnya rokok sangatlah rendah pengaruhnya,
maka ketergantungan pada rokok tidak begitu dianggap gawat (Roan, Ilmu
kedokteran jiwa, Psikiatri, 1979 : 33).
Tipe-tipe Perokok
Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adlah bila mengkonsumsi
rokok lebih dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah
bangun pagi. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan
selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6 - 30 menit. Perokok sedang
menghabiskan rokok 11 – 21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah
bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan
selang waktu 60 menit dari bangun pagi.
Menurut Silvan Tomkins (dalam Al Bachri,1991) ada 4 tipe perilaku
merokok berdasarkan Management of affect theory, ke empat tipe tersebut
adalah :
1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok
seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Green (dalam
Psychological Factor in Smoking, 1978) menambahkan ada 3 sub tipe ini :
a. Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau
meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok
setelah minum kopi atau makan.
b. Stimulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan
sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
c. Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh dengan
memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa
akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau
sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa
menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan
rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan api.
2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang
yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila
ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka
menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar
dari perasaan yang lebih tidak enak.
3. Perilaku merokok yang adiktif. Oleh Green disebut sebagai psychological
Addiction. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang
digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.
Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah
malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat
ia menginginkannya.
4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan
rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka,
tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat
dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu
perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa
disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah
benar-benar habis.
Tempat merokok juga mencerminkan pola perilaku perokok.
Berdasarkan tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok, maka dapat
digolongkan atas:
1. Merokok di tempat-tempat Umum / Ruang Publik. Kelompok homogen
(sama-sama perokok), secara bergerombol mereka menikmati
kebiasaannya. Umumnya mereka masih menghargai orang lain, karena itu
mereka menempatkan diri di smoking area. Kelompok yang heterogen
(merokok ditengah orang-orang lain yang tidak merokok, anak kecil, orang
jompo, orang sakit, dll). Mereka yang berani merokok ditempat tersebut,
tergolong sebagai orang yang tidak berperasaan, kurang etis dan tidak
mempunyai tata krama. Bertindak kurang terpuji dan kurang sopan, dan
secara tersamar mereka tega menyebar "racun" kepada orang lain yang
tidak bersalah.
1. Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi. Di kantor atau di kamar
tidur pribadi. Mereka yang memilih tempat-tempat seperti ini sebagai
tempat merokok digolongkan kepada individu yang kurang menjaga
kebersihan diri, penuh dengan rasa gelisah yang mencekam. Di toilet.
Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi
Mengapa Remaja Merokok?
1. Pengaruh 0rangtua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda
yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak
begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang
keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang
berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam
Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294). Remaja yang berasal dari
keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan
baik dengan tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan
rokok/tembakau/obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif
dengan penekanan pada falsafah “kerjakan urusanmu sendiri-sendiri", dan
yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur
contoh yaitu sebagai perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin
sekali untuk mencontohnya. Perilaku merokok lebih banyak di dapati pada
mereka yang tinggal dengan satu orang tua (single parent). Remaja akan
lebih cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu mereka merokok dari
pada ayah yang merokok, hal ini lebih terlihat pada remaja putri (Al
Bachri, Buletin RSKO, tahun IX, 1991).
2. Pengaruh teman.
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok
maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga
dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang
terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau
bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja
tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja
perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih
sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri,
1991)
3. Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari
kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada
pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang
yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah
menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang
rendah (Atkinson, 1999).
4. Pengaruh Iklan.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran
bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja
seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan
tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991).
Upaya Pencegahan
Dalam upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok
penting untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan
motivasi dalam diri remaja berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan
membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang
datang dari teman, media massa atau kebiasaan keluarga/orangtua.
Suatu program kampanye anti merokok buat para remaja yang dilakukan
oleh Richard Evans (1980) dapat dijadikan contoh dalam melakukan upaya
pencegahan agar remaja tidak merokok, karena ternyata program tersebut
membawa hasil yang menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan
dengan cara membuat berbagai poster, film dan diskusi-diskusi tentang
berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang digunakan
untuk kampanye ini adalah sekolah-sekolah, televisi atau radio. Pesan-pesan
yang disampaikan meliputi:
 Meskipun orang tuamu merokok, kamu tidak perlu harus meniru, karena
kamu mempunyai akal yang dapat kamu pakai untuk membuat keputusan
sendiri.
 Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya kamu
mulai belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu.
 Kamu tidak harus ikut merokok hanya karena teman-temanmu merokok.
Kamu bisa menolak ajakan mereka untuk ikut merokok.
 Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka
pendek maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja
oleh diri kamu sendiri tetapi juga akan dapat membebani orang lain (misal:
orangtua)
Kiat mengatasi stress

Apa sih stress itu? Menurut KBBI alias kamus Besar Bahasa Indonesia,
stres adalah gangguan atau kekacauan mental dan emosional seseorang yang
disebabkan oleh factor di luar diri manusia. Ketegangan adalah salah satunya.
Percaya atau tidak setiap perbuatan yang kita lakukan punya potensi
mengundang stress. Satu contoh, jika kamu punya cita-cita tentu kamu pingin
mewujudkannya. Kamu juga pasti berusaha sekuat tenaga untuk meraih cita-
ciat tersebut. Jika cita-citamu tak kunjung teraih, padahal sudah peras
keringat, banting badan kiri kanan, apa kra-kira yang kamu rasakan ? Sudah
tentu putus asa dan bias jadi stress.
Selain contoh kecil di atas, apa saja yang kira-kira bisa bikin puyeng dan
stres nggak keruan ? ada banyak hal diantaranya :
1. Kehilangan, misalnya jika kamu mendapatkan sebuah sepatu baru yang
harganya mahal dan suatu hari sepatu itu hilang ketika kamu sedang
melaksanakan shalat jum’at. Kalau kamu tidak menyadari segala sesuatu itu
umumnya, kamu pasti nyesel deh, jika perasaan kecewa dan dibayang-
bayangi perasaaan bahwa akan dimarah terus dipupuk maka tidak menuntut
kemungkinan akan stres dan pasti akan mengancam. Apalagi kehilangan
orang tercinta.
2. Be-Te, kebosanan bisa juga menjadi salh satu penyebab timbulnya
ketegangan yang akhirnya menciptakan stres berlebihan.
3. Tugas, ini juga salah stu penyebab kamu stres berat. Gimana nggak stres
kalau kita diberi tugas yang belum parnah kita kerjakan atau yang susah
nggak ketulungan.
4. Kecewa, perasaan kecewa yang mendalam yang kamu hadapai mengenai
suatu masalah dan harapan yang tidak sesuai dengan apa yang kamu
harapkan hal tersebut dapat mengakibatkan kekecewaan yang mendalam.
5. Danger Area, keadaan bahya bisa juga mengakibatkan stresm misalnya
sekolah kamu lagi dimusuhi sekolah lain yang setiap hari mesti kamu lewati.
So pasti, kamu bingung cari cara aman dan mudah, tapi jika kamu tidak
menemukan jalan keluarnya maka keadaan itu bisa bikin kamu stres.
Bagaimana sih tanada-tanda orang yang sedang stres itu? nah
adapun tanda-tanda orang yang stress adalahsebagai berikut :
. Tanda-tanda Fisik
Tanda-tanda yang apling gampang dikenali adalah , menegangnya otot dan
syaraf-syaraf kamu. Denyut jantung yang meningkat tidakberaturan, dada
terasa sesek dan nafas pnedek-pendek. Bagi orang –orang tertentu ,jika
sedang mengalami stresterkadang sering sekali ke kamar kecil untuk buang air
atau bahkan sakit kepala yang berlebihan. Selain itu jika kamu sedang stress,
kondisi badan cepat sekali lesu dan tidak bergairah. Tenggorokan kering dan
jerawat bermunculan. Ada juga suhu badannya naik dengan pesat.
. Tanda-tanda Emosional
Selain Perubahan-perubahan negatif yang terjadi pada fisik, orang-orang yang
sedang stres biasana juga mengalami perubahan emosional. Merasa gelisah,
under pressure dan
ketegangan bak kuda liar adalah perubahan-perubahan emosional yang bisa
terjadi. Sensitif pada segala hal, mudah marah, dan gampang menangis juga
tanda-tanda orang-orag yang lagi stres berat.
Bagaimana cara sukses ngilangin stres?
1. Santai, santai saja lah
Jika kamu sudah mulai merasa beban yang kamu pikul terlalu berat dan
tidak sanggup. Kamu mulai melakukan program ini. Relaksasi, kata
kerennya, ngelemesin urat syaraf kata lainnya. Istirahatlah dari rutinitas
yang menyebalkan, dan mulailah refreasing. Nggak perlu mahal-mahal,
jalan-jalan cari angin di gunung atau pantai akan sangat membantu
mengendorkan ketegangan. Warma hijau sawah dan pegunungan bisa jadi
alternatif pilihan.
2. Fly
Tenangkan pikiran. Mau tahu resepnya, “orang yang beriman, hatinya
menjai tentram dengan mengingat Alla. Ingatlah hanya dengan mengingat
Allah hati menjadi tenang.“ (QS. Ar Rad : 28) Diantara banyak cara, cara
inilah cara yang paling jitu dari caar utama. Memupuk rasa syukur pada
Allah juga menjadi pilihan utama obat anti stres.
3. Jadi Manajer Handal
Manajer handal adalah orang yang mampu mengatur dirinya sendiri,
membagi waktu dan meguak kemampuan. Pepatah mengatakan, seorang
yang sudah mampu mengatur dirinya maka tidak sulit baginya untuk
megatur dan diatur orang lain. Tentukan tujuan-tujuan tertentu yang akan
kamu capai dengan ukuran kemampuan. Lakukan semuanya dengan
bertahap, ingat sedikit- demi sedikit lama-lama menjadai bukit. Tak ada
pekerjaan besar tanpa sulapan mulailah mulailah ari yang terkecil dan
mudah.
4. Jangan Malu Bertanya
Mengatasi stres bukanlah membuang segala urusan yang ada Tapi legih
teliti lagi dan sadar betul apa tujuan dari hidup ini. Mulailah belajar
memilah dan memilih, jangan malu-malu bertanya pada orang lain dan pada
diri sendiri tntang artinya hidup. Maka sring-seringlah bertanya, apa yang
harus saya lakuakn ? apa yang perlu saya tinggalkan dan pertanyaan yang
lain.
Masalah dapat membawa tekanan dan ketegangan dalam diri kita. Kita
tetap dituntut untuk menjalankan tugas dan peran dalam kehidupan seperti
biasa. Kesulitan dan ketidak patian yang kita jumpai menjadikan kita rentan
terhadap stres. Di bawah ini adalah tips untuk menjauh dari stres:
 Kenali dan pelajari alarm stres tubuh anda. Dengan mengenali perubahan
fisiologis dan emosi tubuh kita stres dapat dikendalikan. Tanda-tanda fisik
stres antara lain gatal-gatal, sakit maag, dan lain-lain. Sementara tekanan
emosional muncul dalam bentuk kecemasan, tertekan, bingung, maupun
sedih yang berlarut-larut. Lalu kita menganalisis yang sebenarnya menjadi
sumber stres kita.
 Hindarkan diri dari sumber stres. Kita selalu dihadapkan pada berbagai
informasi yang mencemaskan, berusahalah membuat interpretasi positif
dari yang kita dengar maupun kita baca.
 Gunakan humor dan musik. Tertawa membebaskan kita sejenak dari
ketegangan dan musik memiliki fungsi terapeutik untuk mengurangi
ketegangan.
 Menerima apa yang tidak dapat diubah, namun mengendalikan apa yang bisa
kita kendalikan. Mencoba menyesuaikan diri dalam keadaan yang tidak
menentu.
 Sayangi tubuh melalui istirahat dan olahraga. Istirahat dan olahraga
mengahpus sejenak permasalahan yang kita hadapi.
 Aturlah persoalan dalam hidup anda dengan baik. Disiplinkan diri untuk
tidak mencampuradukkan masalah agar beban pikiran tidak semakin berat.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan agar Anda dapat mengatasi dan
menghindari stress:
1. Makan makanan yang bergizi
2. Olah Raga
3. Bebaskan diri Anda dari masalah-masalah yang bisa membuat stress
4. Hindari obat penenang
5. Istirahat/tidur yang cukup
6. Seimbangkan kerja dengan rekreasi
7. Berbuatlah sesuatu yang beraneka dan disukai
8. Lakukan pekerjaan satu persatu
9. Bebaskan diri dari keterikatan yang tidak bermanfaat
10. Jadilah orang yang berguna bagi diri dan orang lain
11. Buatlah daftar kebutuhan yang akan dikerjakan
12. Hati-hati terhadap hal yang bisa membuat Anda kesal
13. Berlaku bijaksana, hindari boros dan hal-hal yang merugikan
14. Jadilah pemaaf terhadap hal-hal yang menjengkelkan
15. Selektif terhadap informasi
16. Hindari kebisingan
17. Jangan terlalu berambisi
18. Bersantailah
19. Berbendam
20. Menyendiri
21. Jangan membesar-besarkan masalah
22. Cari dukungan
23. Hargai dirimu
Memupuk rasa percaya diri

 Pernahkah anda mengalami krisis kepercayaan diri atau dalam bahasa


sehari-hari "tidak pede" dalam menghadapi suatu situasi atau persoalan? Saya
yakin hampir setiap orang pernah mengalami krisis kepercayaan diri  dalam
rentang kehidupannya, sejak masih anak-anak hingga dewasa bahkan sampai
usia lanjut. Sudah tentu, hilangnya rasa percaya diri menjadi sesuatu yang
amat mengganggu, terlebih ketika dihadapkan pada tantangan atau pun situasi
baru. Individu sering berkata pada diri sendiri, “dulu saya tidak penakut
seperti ini....kenapa sekarang jadi begini ?” ada juga yang berkata:  "kok saya
tidak seperti dia,...yang selalu percaya diri...rasanya selalu saja ada yang
kurang dari diri saya...saya malu menjadi diri saya!”
Kepercayaan Diri
 Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang
memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri
sendiri maupun  terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan
berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala
sesuatu seorang diri, alias “sakti”. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya
hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut
dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia
bisa – karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan
yang realistik terhadap diri sendiri.  
 Karakteristik
Beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya
diri yang proporsional, diantaranya adalah :
    Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan
pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain
   Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh
orang lain atau kelompok
    Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain – berani menjadi
diri sendiri
    Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil)
    Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau
kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah
pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan
orang lain)
    Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, ornag lain dan
situasi di luar dirinya
    Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika
harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan
situasi yang terjadi.
Beberapa ciri atau karakteristik individu yang kurang percaya diri,
diantaranya :
    Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan
pengakuan dan penerimaan kelompok
    Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan
    Sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan dir) dan
memandang rendah kemampuan diri sendiri – namun di lain pihak memasang
harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri
    Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif
   Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani
memasang target untuk berhasil
    Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena undervalue
diri sendiri)
    Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena
menilai dirinya tidak mampu
    Mempunyai external locus of control (mudah menyerah pada nasib,
sangattergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan
orang lain)
Memupuk Rasa Percaya Diri 
            Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional maka individu
harus memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat
bahwa hanya individu yang bersangkutan yang dapat mengatasi rasa kurang
percaya diri yang sedang dialaminya. Beberapa saran berikut mungkin layak
menjadi pertimbangkan jika anda sedang mengalami krisis kepercayaan diri.  
1. Evaluasi diri secara obyektif
            Belajar menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar
“kekayaan” pribadi, seperti prestasi yang pernah diraih, sifat-sifat positif,
potensi diri baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum, keahlian yang
dimiliki, serta kesempatan atau pun sarana yang mendukung kemajuan diri. 
Sadari semua asset-asset berharga Anda dan temukan asset yang belum
dikembangkan. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembangan diri
Anda, seperti : pola berpikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah,
kurangnya disiplin diri, kurangnya ketekunan dan kesabaran, tergantung pada
bantuan orang lain, atau pun sebab-sebab eksternal lain. Hasil analisa dan
pemetaan terhadap SWOT (Strengths, Weaknesses, Obstacles and Threats)
diri, kemudian digunakan untuk membuat dan menerapkan strategi
pengembangan diri yang lebih realistik.
 2. Beri penghargaan yang jujur terhadap diri
Sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang anda
miliki. Ingatlah bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi dan
transformasi diri sejak dahulu hingga kini. Mengabaikan/meremehkan satu saja
prestasi yang pernah diraih, berarti mengabaikan atau menghilangkan satu
jejak yang membantu Anda menemukan jalan yang tepat menuju masa depan.
Ketidakmampuan menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang
tidak realistik dan berlebihan; contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik, populer,
mendapat jabatan penting dengan segala cara. Jika ditelaah lebih lanjut semua
itu sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang kronis, penolakan
terhadap diri sendiri, ketidakmampuan menghargai diri sendiri – hingga
berusaha mati-matian menutupi keaslian diri.
3. Positive thinking
            Cobalah memerangi setiap asumsi, prasangka atau persepsi negatif
yang muncul dalam benak Anda. Anda bisa katakan pada diri sendiri, bahwa
nobody’s perfect dan it’s okay if I made a mistake. Jangan biarkan pikiran
negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar,
bercabang dan berdaun. Semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan
dan dipotong. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai pikiran dan perasaan
Anda. Hati-hatilah agar masa depan Anda tidak rusak karena keputusan keliru
yang dihasilkan oleh pikiran keliru. Jika pikiran itu muncul, cobalah
menuliskannya untuk kemudian di re-view kembali secara logis dan rasional.
Pada umumnya, orang lebih bisa melihat bahwa pikiran itu ternyata tidak
benar.
4. Gunakan self-affirmation
 Untuk memerangi negative thinking, gunakan self-affirmation yaitu
berupa kata-kata yang membangkitkan rasa percaya diri. Contohnya:
   Saya pasti bisa !!
   Saya adalah penentu dari hidup saya sendiri. Tidak ada orang yang boleh
menentukan hidup saya !
    Saya bisa belajar dari kesalahan ini. Kesalahan ini sungguh menjadi
pelajaran yang sangat berharga karena membantu saya memahami
tantangan
    Sayalah yang memegang kendali hidup ini
    Saya bangga pada diri sendiri
5. Berani mengambil resiko
Berdasarkan pemahaman diri yang obyektif, Anda bisa memprediksi
resiko setiap tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, Anda tidak perlu
menghindari setiap resiko, melainkan lebih menggunakan strategi-strategi
untuk menghindari, mencegah atau pun mengatasi resikonya. Contohnya, Anda
tidak perlu menyenangkan orang lain untuk menghindari resiko ditolak. Jika
Anda ingin mengembangkan diri sendiri (bukan diri seperti yang diharapkan
orang lain), pasti ada resiko dan tantangannya. Namun, lebih buruk berdiam diri
dan tidak berbuat apa-apa daripada maju bertumbuh dengan mengambil resiko.
Ingat: No Risk, No Gain.
6. Belajar mensyukuri dan menikmati rahmat Tuhan
            Ada pepatah mengatakan yang mengatakan orang yang paling menderita
hidupnya adalah orang yang tidak bisa bersyukur pada Tuhan atas apa yang
telah diterimanya dalam hidup. Artinya, individu tersebut tidak pernah
berusaha melihat segala sesuatu dari kaca mata positif. Bahkan kehidupan
yang dijalaninya selama ini pun tidak dilihat sebagai pemberian dari Tuhan.
Akibatnya, ia tidak bisa bersyukur atas semua berkat, kekayaan, kelimpahan,
prestasi, pekerjaan, kemampuan, keahlian, uang, keberhasilan, kegagalan,
kesulitan serta berbagai pengalaman hidupnya. Ia adalah ibarat orang yang
selalu melihat matahari tenggelam, tidak pernah melihat matahari terbit.
Hidupnya dipenuhi dengan keluhan, rasa marah, iri hati dan dengki,
kecemburuan, kekecewaan, kekesalan, kepahitan dan keputusasaan. Dengan
“beban” seperti itu, bagaimana individu itu bisa menikmati hidup dan melihat
hal-hal baik yang terjadi dalam hidupnya? Tidak heran jika dirinya dihinggapi
rasa kurang percaya diri yang kronis, karena selalu membandingkan dirinya
dengan orang-orang yang membuat “cemburu” hatinya. Oleh sebab itu,
belajarlah bersyukur atas apapun yang Anda alami dan percayalah bahwa Tuhan
pasti menginginkan yang terbaik untuk hidup Anda.
7. Menetapkan tujuan yang realistik
            Anda perlu mengevaluasi tujuan-tujuan yang Anda tetapkan selama ini,
dalam arti apakah tujuan tersebut sudah realistik atau tidak. Dengan
menerapkan tujuan yang lebih realistik, maka akan memudahkan anda dalam
mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian anda akan menjadi lebih percaya
diri dalam mengambil langkah, tindakan dan keputusan dalam mencapai masa
depan, sambil mencegah terjadinya resiko yang tidak diinginkan.
Mungkin masih ada beberapa cara lain yang efektif untuk menumbuhkan
rasa percaya diri. Jika anda dapat melakukan beberapa hal serpti yang
disarankan di atas, niscaya anada akan terbebas dari krisis kepercayaan diri. 
Namun demikian satu hal perlu diingat baik-baik adalah jangan sampai anda
mengalami over confidence atau rasa percaya diri yang
berlebih-lebihan/overdosis. Rasa percaya diri yang overdosis bukanlah
menggambar kondisi kejiwaan yang sehat karena hal tersebut merupakan rasa
percaya diri yang bersifat semu.
Rasa percaya diri yang berlebihan pada umumnya tidak bersumber dari potensi
diri yang ada, namun lebih didasari oleh tekanan-tekanan yang mungkin datang
dari orangtua dan masyarakat (sosial), hingga tanpa sadar melandasi motivasi
individu untuk “harus” menjadi orang sukses. Selain itu, persepsi yang keliru
pun dapat menimbulkan asumsi yang keliru tentang diri sendiri hingga rasa
percaya diri yang begitu besar tidak dilandasi oleh kemampuan yang nyata. Hal
ini pun bisa didapat dari lingkungan di mana individu di besarkan, dari teman-
teman (peer group) atau dari dirinya sendiri (konsep diri yang tidak sehat).
Contohnya, seorang anak yang sejak lahir ditanamkan oleh orangtua, bahwa
dirinya adalah spesial, istimewa, pandai, pasti akan menjadi orang sukses, dsb –
namun dalam perjalanan waktu anak itu sendiri tidak pernah punya track
record of success yang riil dan original (atas dasar usahanya sendiri).
Akibatnya, anak tersebut tumbuh menjadi seorang manipulator dan dan
otoriter – memperalat, menguasai dan mengendalikan orang lain untuk
mendapatkan apa yang dia inginkan. Rasa percaya diri pada individu seperti itu
tidaklah didasarkan oleh real competence, tapi lebih pada faktor-faktor
pendukung eksternal, seperti kekayaan, jabatan, koneksi, relasi, back up power
keluarga, nama besar orangtua, dsb. Jadi, jika semua atribut itu ditanggalkan,
maka sang individu tersebut bukan siapa-siapa.
Daftar pustaka

Tim MGP-BK Kota Bandung.(2006). Kegiatan Pengembangan Diri dan Bimbingan


Konseling. Bandung: CV. Pustaka Bani Quraisy

M. Elisa Supartinah, SPM, dkk. (2004). Pendidikan Budi Pekerti. Jakarta: PT.
Grasindo

Prof. Dr. H. Mohamad Surya. (2003). Bina keluarga. Semarang: CV. Aneka Ilmu

Prof. Dr. H. Mohamad Surya, dkk. (2003). Remaja Gaul dalam Perspektif
Psikologi. Makalah disajikan pada acara Seminar Remaja Gaul.

Shiroth, Imam Hartojo, dan Reza Nursadewo. (1999). Manusia dan Agama.
Depok: http:// www. angelfire. com/id/ akademika/ msmanagama 99.
html

Thabrany, H. (1994). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Hildegard Wenzler - Cremer. (1993). Proses Pengembangan Diri. Jakarta: PT.


Gramedia

Dikutip dari kartu pintar

Drs. Sukmana, Artikel koran Pikiran Rakyat.

http://www. acehforum.or.id/ memahami – makna -agama- t993.html?s =


99fcfdfc690cdff7371 df4d9bab0f6a4&

Anda mungkin juga menyukai