Anda di halaman 1dari 11

1.

Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling


Guru bimbingan dan konseling yang telah dijelaskan dalam Permendiknas Nomor 27 tahun 2009 tentang
standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor di mana kompetensi yang harus dikuasai oleh guru
pembimbing ini mencakup 4 ranah, sebagai berikut;

I. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan seorang guru bimbingan dan konseling memahami peserta
siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, pengembangan peserta didik dan evaluasi dari hasil
belajar siswa untuk bisa mengaktualisasi potensi yang mereka miliki. Kompetensi pedagogik ini dibagi
menjadi beberapa bagian seperti berikut;

 Dapat memahami para siswa dengan lebih mendalam. Dalam hal ini tentu guru BK harus
memahami peserta didik dengan cara memanfaatkan berbagai macam prinsip-prinsip kepribadian,
perkembangan kognitif dan bisa mengidentifikasi bekal untuk siswa.
 Guru juga harus melakukan rancangan pembelajaran dengan memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran, Misalnya menerapkan teori belajar dan pembelajaran, memahami
landasan pendidikan, dan menentukan strategi pembelajaran untuk karakteristik peserta didik.
 Seorang guru BK juga bisa melakukan latar pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran secara
kondusif.
 Merancang dan mengevaluasi proses pembelajaran jika menjadi tugas seorang guru BK. Guru
harus bisa merancang dan mengevaluasi proses maupun hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan dengan menggunakan metode, melakukan analisis evaluasi proses dan hasil
belajar sehingga dapat menentukan tingkat ketuntasan para siswa.
 Dapat mengembangkan peserta didik sebagai aktualisasi sebagai potensi peserta didik.

Kompetensi pedagogik ini harus dimiliki oleh guru BK untuk bisa menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik.

II. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi selanjutnya adalah kepribadian di mana guru BK harus memiliki kemampuan personal untuk
mencerminkan kepribadian seseorang yang dewasa, Arif, dan berwibawa. Guru BK tentu menginginkan
para siswa memiliki sikap positif dan memiliki kepribadian yang jauh lebih baik untuk bisa menunjang
masa depan.

Untuk bisa mendapatkan tujuan tersebut, tentu guru BK juga harus memiliki kompetensi kepribadian yang
bisa menjadi teladan bagi para siswa. Kompetensi kepribadian ini dibagi menjadi beberapa bagian, seperti
kepribadian yang stabil, kepribadian yang dewasa, kepribadian Arif, kepribadian berwibawa, dan memiliki
akhlak mulia serta teladan.

III. Kompetensi Sosial

Pada Kompetensi sosial guru BK ini harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan bergaul dengan
tenaga kependidikan, siswa, orang tua, dan masyarakat di sekitar sekolah. Beberapa tugas guru BK ini
adalah menyelesaikan masalah siswa, menjadi penghubung antara sekolah dan orang tua, membantu guru
pelajaran lain untuk menemukan metode belajar, memberikan motivasi siswa, dan lain sebagainya.

Jadi Kompetensi sosial ini bisa membantu guru BK untuk menjalankan semua tugas tersebut dengan
mudah. Bila guru BK kurang bersosial dengan baik, tentu nantinya akan berdampak pada tanggung jawab
yang harus diselesaikan sebagai Guru bimbingan dan konseling di sekolah.

IV. Kompetensi Profesional

Sedangkan Kompetensi profesional ini merupakan penguasaan terhadap materi pembelajaran yang lebih
luas dan mendalam. Mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran dan substansi ilmu Yang
menaungi tugas dari guru BK tersebut.
Pengertian Bimbingan Konseling Menurut Para Ahli
Berikut adalah pengertian bimbingan konseling lainnya menurut para ahli.

1. Kemendikbud
Dalam Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 dijelaskan bahwa Bimbingan dan Konseling

adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh

konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik

dalam mencapai kemandirian dalam kehidupannya.

2. Tohirin
Bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh

pembimbing kepada individu melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara

keduanya agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan

masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri.

3. Mulyadi
Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang diberikan oleh seorang konselor kepada

individu (klien) yang mengalami masalah baik pribadi, sosial, belajar, karir dengan harapan klien

mampu membuat pilihan dalam menjalani hidupnya.

Tujuan Bimbingan Konseling


Secara umum, tujuan bimbingan konseling adalah membantu individu mengembangkan diri

secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan ketertarikan yang dimilikinya dari

berbagai latar belakang yang ada, serta sesuai dengan tuntutan positif dari lingkungannya.

Bimbingan dan konseling adalah salah satu hal yang sangat penting di sekolah karena berkaitan

dengan pengembangan diri dan pribadi seorang siswa. Adapun tujuan bimbingan konseling di

sekolah adalah membantu siswa, baik individu maupun kelompok agar mandiri dan berkembang

secara optimal, baik dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, maupun karir.

Selain itu, bimbingan dan konseling di sekolah juga memiliki tujuan lain, yaitu:

 Membantu siswa mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin.


 Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.
 Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungan di sekitar siswa, meliputi lingkungan sekolah,
keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan.
 Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan yang dialami siswa.
 Mengatasi kesulitan siswa dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang
pendidikan dan pekerjaan.
 Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi kesulitan-
kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut.

Fungsi Bimbingan dan Konseling


Adapun fungsi bimbingan dan konseling di sekolah adalah sebagai berikut.

1. Fungsi pemahaman
Bimbingan konseling sebagai fungsi pemahaman, artinya melalui kegiatan bimbingan dan

konseling yang dilakukan oleh siswa membuatnya lebih memahami diri sendiri, baik kelebihan,

kekurangan, maupun potensi yang dimilikinya, serta lingkungan di sekitarnya yang meliputi

pendidikan, pekerjaan, dan norma agama.

Melalui fungsi pemahaman ini, diharapkan siswa mampu mengembangkan potensi yang

dimilikinya secara optimal dan memudahkannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

secara dinamis dan konstruktif.

2. Fungsi pencegahan
Bimbingan konseling juga memiliki fungsi pencegahan, yaitu mengantisipasi berbagai masalah

yang mungkin terjadi dan melakukan berbagai upaya pencegahan agar tidak dialami oleh siswa

karena dapat menghambat, mengganggu, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu

dalam proses perkembangannya.

3. Fungsi pengembangan
Fungsi pengembangan adalah upaya guru BK (konselor) dalam menciptakan lingkungan belajar

yang kondusif sehingga dapat memfasilitasi perkembangan siswa.

4. Fungsi pengentasan
Fungsi yang satu ini berkaitan erat dengan pemberian bantuan kepada siswa yang sudah

mengalami masalah, baik dalam aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Untuk menjalankan

fungsi ini, guru BK (konselor) dapat menggunakan teknik bimbingan konseling berupa konseling

perorangan, konseling kelompok, atau remedial teaching

5. Fungsi penyaluran
Fungsi penyaluran adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu siswa dalam

memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, serta karir dan jabatan yang sesuai

dengan minat, bakat, keahlian, dan kepribadian siswa. Dalam melaksanakan fungsi ini, guru BK

perlu bekerja sama dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.

6. Fungsi adaptasi
Fungsi bimbingan dan konseling tidak hanya dilakukan untuk siswa saja, tapi juga guru, kepala

sekolah, dan para pelaksana pendidikan lainnya. Salah satu fungsi bimbingan konseling untuk

para pelaksana pendidikan adalah fungsi adaptasi.

Fungsi ini membantu para pelaksana pendidikan untuk mengadaptasi program pendidikan

terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan keperluan individu. Fungsi ini juga

membantu guru dalam memperlakukan siswa dengan tepat.

7. Fungsi penyesuaian
Fungsi penyesuaian adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu siswa agar dapat

menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan

sekolah, atau norma agama.

Asas Bimbingan Konseling


Dalam melakukan bimbingan konseling, guru BK juga harus memperhatikan asas-asas yang

berlaku, antara lain:

 Asas kerahasiaan, yaitu guru BK merahasiakan data dan keterangan yang diberikan oleh siswa
sehingga tidak boleh dan tidak layak untuk diketahui orang lain.
 Asas kesukarelaan, yaitu adanya kesukaan dan kerelaan siswa menjalani atau mengikuti
kegiatan yang diperuntuk baginya.
 Asas kemandirian, yaitu asa yang menunjukkan tujuan umum dari layanan bimbingan dan
konseling, yaitu siswa sebagai sasaran layanan bimbingan konseling diharapkan dapat menjadi
individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri maupun
lingkungannya, mampu mengambil keputusan, dan lainnya.
 Asas kekinian, yaitu asas yang berfokus pada permasalahan yang dihadapi siswa sekarang.
Sementara kondisi masa lampau dan masa depan dianggap sebagai dampak dan memiliki
keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat oleh siswa pada masa sekarang.

1. PRINSIF BIMBINGAN DAN KONSELING ADALAH pedoman atau alat


dalam menjalankan proses program layanan bk agar berjalan sesuai
peraturan dan berdampak positif kepada individu.
 Prinsip Bimbingan Konseling
1. Prinsip berkaitan dengan sasaran layanan
2. Prinsip berkaitan dengan masalah individu
3. Prinsip berkaitan dengan program layanan
4. Prinsip yang berkaitan dengan pelaksanaan layanan

 Asas-asas Bimbingan Konseling


1. Asas Kerahasiaan
2. Asas Kesukarelaan
3. Asas Keterbukaan
4. Asas Kegiatan
5. Asas Kemandirian
6. Asas Kekinian
7. Asas Kedinamisan
8. Asas Keterpaduan
9. Asas Kenormatifan
10. Asas Keahlian
11. Asas Alih Tangan
12. Asas Tut Wuri Handayani

1. Prinsip berkaitan dengan sasaran layanan


Sasaran layanan yang dimaksud adalah individu dalam perkembangan dan
kehidupannya yang dipengaruhi tingkah laku dengan aspek lingkungan. Prinsip-
prinsip tersebut meliputi:

 melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, status sosial
ekonomi, dan lain sebagainya,
 berurusan dengan tingkah laku yang unik dan dinamis,
 memperhatikan perkembangan individu,
 memperhatikan perbedaan individual yang menjadi pedoman dalam pelayanan.
2. Prinsip berkaitan dengan masalah individu
Permasalahan individu baik positif maupun negatif akan berpengaruh pada
perkembangan kemampuan berpikir. Oleh sebab itu, diperlukan prinsip yang sesuai,
meliputi:

 berhubungan dengan pengaruh mental dan fisik individu dalam lingkungan,


 perhatian utamanya mengarah pada kesenjangan sosial ekonomi dan
kebudayaan.
3. Prinsip berkaitan dengan program layanan
Prinsip yang berkaitan dengan program layanan bimbingan konseling, yaitu:

 fleksibel sesuai kebutuhan individu,


 sebagai bagian dari proses pendidikan dan perkembangan,
 program akan disusun sesuai jenjang pendidikan, mulai dari terendah sampai
tertinggi.
4. Prinsip yang berkaitan dengan pelaksanaan
layanan
Pelaksanaan layanan yang baik adalah fleksibel yang mana menyesuaikan
kebutuhan individu. Pelayanan tersebut akan memenuhi tujuan bimbingan konseling
dalam menggali kemampuan berpikir dan psikologis, yaitu:

 mengarah ke perkembangan individu sehingga dapat mengambil keputusan


dalam permasalahan,
 permasalahan yang dihadapi harus sesuai dengan bidang yang relevan,
 keputusan yang diambil harus dari diri sendiri,
 pengembangan program bimbingan konseling melalui pemanfaatan dari
pengukuran nilai terhadap individu dalam proses pelayanan dan program
bimbingan konseling (Hanen, 2002).
Prinsip bimbingan dan konseling juga tercantum di dalam lampiran Permendikbud
no.111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.

Jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling: Layanan Dasar, Responsif,


Perencanaan Individual, dan Layanan Dukungan Sistem
Suatu bimbingan dan konseling tentu memiliki tujuan yang penting didalamnya hal ini sebagai salah satu
upaya memberikan sarana berupa bantuan untuk memahami dirinya sendiri agar dapat mencapai
perkembangan yang optimal, menjadi pribadi yang mandiri serta dapat merancang atau merencanakan
masa depan dengan lebih baik guna mencapai kehidupan yang sejahtera dan lebih baik tentunya. Adapun
berikut ini beberapa bentuk layanan yang ada dalam Bimbingan Konseling yaitu:
1. Layanan Dasar
Layanan dasar adalah sebuah bentuk bantuan yang diberikan oleh konselor kepada pihak konseli
berupa proses pemberian bantuan berupa kegiatan-kegiatan terstruktur yang dilaksanakan secara
sistematis, baik dilakukan secara klasikal, dan berkelompok guna mengembangkan kemampuan kliennya
agar mampu menyesuaikan dirinya secara efektif dan berkelanjutan.
Adapun tujuan dengan adanya layanan dasar ini adalah untuk mengembangkan setiap
keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh setiap anak/siswa agar mereka memiliki kemampuan dalam
upaya mengembangkannya secara efektif baik yang berhubungan dengan permasalahan pihak konseli
nya maupun yang lainnya agar dapat terselesaikan secara optimal. Secara sederhana tujuan utama
adanya layanan dasar dalam BK adalah memberikan bantuan dan memfasilitasi siswa dalam proses
pengembangan diri dengan berbagai aspek baik yang berhubungan dengan moral, mental, kepribadian,
yang mana hal ini ditujukan dalam rangka agar peserta didik mampu memperoleh keterampilan dasar
dalam hidupnya.
Tentunya selain itu banyak sekali jenis layanan dasar yang dapat diberikan kepada pihak konseli
seperti halnya, memberikan pemahaman, memberikan pencegahan/preventif, perkembangan yakni
dalam rangka suana dan lingkungan yang kondusif, memberikan penyaluran baik yang berhubungan
dengan minat dan bakat siswa, kemudian adaptasi yakni memberikan bantuan kepada seluruh peserta
didik agar mampu beradaptasi dengan berbagai macam program pendidikan yang ada sesuai dengan
kebutuhannya, adanya perbaikan yang berkaitan dengan munculnya suatu permasalahan baik secara
pribadi ataupun kelompok, dan yang terakhir yaitu penyesuaian yang mana hal ini dilakukan oleh pihak
konselor sebagai upaya dalam memberikan bantuan agar setiap konselinya mampu menyesuaikan dirinya
dengan segala sesuatu yang ada dilingkungan nya.
2. Layanan Responsif
Layanan Responsif merupakan suatu bentuk layanan yang sangat penting dan harus segera
diberikan kepada pihak yang memerlukan yaitu kepada si konseli. Dalam hal ini konselor harus segara
memberikan tanggapan bagi pihak konseli yang sedang mengalami permasalahan dan sedang
membutuhkan bantuan dalam memecahkannya karena jika tidak dibantu dengan pihak konselor maka si
klien akan mengakibatkan kesulitan dalam proses pengembangan tugas-tugas nya maupun proses
perkembangan dirinya. Selaon itu fokus dalam pemberian layanan Responsif ini juga tergantung pada
problematika yang sedang dihadapi oleh siswanya sehingga amat sangat membutuhkan adanya
bimbingan dari pihak konselor. Pada kenyataannya tentu dalam setiap permasalahan yang dihadapi oleh
peserta didik tidak dengan mudah diketahui secara langsung, namun hal itu dapat dipahami dengan
melihat beberapa gejala-gejala yang ditimbulkan seperti, munculnya sifat kekanak-kanakan, malas
belajar, sering tidak masuk sekolah (bolos sekolah), kenakalan remaja/ikut tawuran, dan lain sebagainya.
Maka dari itu adapun beberapa strategi yang dapat digunakan dalam proses pemberian layanan
Responsif yaitu seperti, memberikan konseling secara individual maupun kelompok, konseli referral,
membuat kerja sama dengan guru maupun wali kelasnya, kemudian juga dapat dengan bekerja sama
dengan pihak orang tua si peserta didik, melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait atau pihak lain
yang mana hal ini dilakukan dalam upaya memberikan kualitas bimbingan yang lebih bagus seperti halnya
menjalin kerjasama dengan pihak psikologi, ABKIN atau Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia, dan
bisa juga dengan MGBK atau Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling, berkonsultasi baik dengan
guru disekolah ataupun dengan seluruh warga sekolah yang bersangkutan, bisa juga dengan melakukan
kunjungan rumah pihak konseli, bimbingan teman sebaya, dan yang terakhir yaitu konferensi khusus
yang mana hal ini tentu dilakukan dalam upaya pembahasan mengenai problematika yang dialami oleh
peserta didik serta dapat juga diikuti oleh pihak dan orang-orang tertentu yang dirasa dapat memberikan
keterangan serta kemudahan dalam upaya mencari solusi pemecahan masalah secara pribadi/tertutup.
3. Layanan Perencanaan Individual
Layanan ini merupakan suatu layanan yang dapat membantu siswa dalam kegiatan belajar nya
sehingga siswa mampu memahami setiap perkembangan pribadinya, memantau, merencanakan
sekaligus bisa merumuskan suatu aktivitas yang berkaitan dengan masa depannya dengan tetap
memperhatikan kelebihan dan kelemahan dirinyalah, sehingga dengan hal tersebut siswa juga dapat
memiliki peluang dalam memahami lingkungannya. Strategi yang digunakan juga memperhatikan
berbagai kegiatan dan aktivitas yang sistematis yang juga berkaitan dengan kelebihan dan kelemahan
siswa dengan berbagi pertimbangan seperti memperhatikan penilaian individu ataupun kelompok serta
berlanjut memberikan saran. Adapun tujuan dengan adanya layanan Perencanaan Individual ini adalah
agar siswa dapat mempersiapkan dirinya Teruma dalam hal pendidikan yang bersifat lanjutan, baik
merencanakan karirnya, pengembangan kemampuan pribadi sosialnya dan lain sebagainya. Selain itu ada
juga beberapa aspek utama yang menjadi sasaran dalam layanan bimbingan ini yaitu seperti, aspek
akademik, aspek karier, dan aspek sosial pribadinya.
4. Layanan Dukungan Sistem
Layanan dukungan sistem merupakan suatu kegiatan bimbingan yang memiliki tujuan untuk
memantapkan, memelihara, serta meningkatkan program BK. Secara tidak langsung layanan ini sendiri
dalam BK merupakan salah satu bentuk strategi yang dapat memberikan bantuan serta memfasilitasi
dalam setiap proses BK yang dilakukan oleh konselor terutama berguna untuk perkembangan diri
konselinya, namun tentu layanan ini juga harus didukung dengan berbagai layanan awal yang harus
diberikan yaitu dengan mempermudah dan memperlancar pelaksanaan layanan dasar, responsif, dan
layanan Perencanaan Individual yang sudah dijelaskan tadi.
Adapun beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam upaya memperlancar usaha konselor pada
pemberian layanan ini yaitu, Pengembangan Jejaring atau Networking, Kegiatan Manajemen, dan riset
sekaligus pengembangannya.

Pengertian Strategi Bimbingan dan Konseling


Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau
tindakan dalam proses pencapaian tujuan.

Strategi layanan bimbingan dan konseling, dapat disimpulkan bahwa strategi layanan ini meliputi
konseling individu, bimbingan kelompok, konseling kelompok, BIMBINGAN KLASIKAL.
5. LANGKAH-LANGKAH/TAHAPAN-TAHAPAN LAYANAN BK
A. KONSELING INDIVIDU MENCAKUP
1. Attending adalah keterampilan konseling yang digunakan konselor
untuk memusatkan perhatian kepada konseli agar konseli merasa
dihargai dan terbina suasana yang kondusif sehingga konseli bebas
mengekspresikan atau mengungkapkan tentang apa saja yang
ada dalam pikiran, perasaan ataupun tingkah lakunya.
2. Responding merupakan keterampilan konselor dalam merespon
konseli dan penuh empati, responding yang tepat memungkinkan
konseli untuk memahami dirinya dan masalahnya. Responding yang
tepat tidak mungkin tercipta tanpa didasari oleh attending yang baik.
3. Personalizing, pada tahap ini konselor memfasilitasi konseli untuk
memahami maslahnya sebagai maslah dirinya sendiri, memahmi isi
masalah, dan memahami target-target atau arapan –harapan dari
pemahaman terhadap masalah yang sedang dihadapi. tahapan
konseling meliputi tahap awal, tahap kerja, dan tahap tindakan.
4. INITIATING ADALAH Penginisiasian merupakan tahap kulminasi dari
pemberian bantuan. Pemberian inisiasi menekankan pada
memfasilitasi usaha konseli untuk bertindak dalam mencapai
tujuannya. Dengan kata lain, tindakan konseli untuk mengubah atau
memperoleh keberfungsian mereka.
Tahap - Tahap dalam Konseling

Ketrampilan yang harus di miliki oleh seorang konseling


Secara umum, proses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu: (1) tahap awal (tahap mendefinisikan
masalah) atau sering di sebut dengan Attending. (2) tahap inti (tahap kerja) atau sering di sebut dengan
Responding dan personalizing dan (3) tahap akhir (tahap perubahan dan tindakan). atau Initiating
Jadi pada intinya Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang konseling, antara lain:

1. Attending
Attending adalah perilaku konselor menghampiri klien yang diwujudkan dalam bentuk kontak
mata dengan klien, bahasa tubuh dan bahasa lisan. Keterampilan attending juga mencerminkan
bagaimana
konselormenghampiri klien yang diwujudkan dalam perilaku di atas. Proses konseling menuntut
keterlibatan atau pertisipasi dari klien. Oleh karena itu, kemampuan attending konselor, akan
memudahkannya untuk membuat klien terlibai pembicaraan dan terbuka. Selain itu Attending
merupakan keterampilan memperhatikan untuk meningkatkan keterlibatan klien atau sering di
sebut dengan tahap awal, Tahap ini terjadi dimulai sejak klien menemui konselor hingga berjalan
sampai konselor dan klien menemukan masalah klien.

Ciri-ciri Attending yang baik adalah:


1. Menganggukkan kepala dengan apabila menyetujui pernyataan klien
2. Ekspresi wajah tenang, ceria dan senyum
3. Posisi tubuh agak condong kearah klien, jarak antara konselor dengan klien dekat, duduk
akrab berhadapan atau berdampingan
4. Variasi isyarat gerakan tangan berubah- ubah untuk menekankan suatu pembicaraan
5. Mendengarkan secara aktif, penuh perhatian, menunggu ucapan klien hingga selesai.
Pada tahap ini beberapa hal yang perlu dilakukan, diantaranya :
a. Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien (rapport). Kunci
keberhasilan membangun hubungan terletak pada terpenuhinya asas-asas
bimbingan dan konseling, terutama
asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan; dan kegiatan.
b. Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling sudah
terjalin dengan baik dan klien telah melibatkan diri, maka konselor harus
dapat membantu memperjelas masalah klien.
c. Membuat penaksiran dan perjajagan. Konselor berusaha menjajagi atau
menaksir kemungkinan masalah dan merancang bantuan yang mungkin
dilakukan, yaitu dengan membangkitkan semua potensi klien, dan
menentukan berbagai alternatif yang sesuai bagi antisipasi masalah.
d. Menegosiasikan kontrak. Membangun perjanjian antara konselor dengan klien,
berisi:
1) Kontrak waktu, yaitu berapa lama waktu pertemuan yang diinginkan
oleh klien dan konselor tidak berkebaratan
2) Kontrak tugas, yaitu berbagi tugas antara konselor dan klien; dan
3) Kontrak kerjasama dalam proses konseling, yaitu terbinanya peran dan
tanggung jawab bersama antara konselor dan konseling dalam seluruh
rangkaian kegiatan konseling.
d. Keterampilan mendengarkan : untuk menjadi pendengar yang baik bukan
berarti konselor hanya diam mendengarkan tetapi harus ada empati dalam
proses mendengar diatas serta bebeapa teknik yang bisa menunjukkan bahwa
konselor benar-benar mendengarkan apa yang dieksplorasi oleh klien.

2. Responding
Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling selanjutnya adalah
memasuki tahap inti atau tahap kerja atau yang di sebut dengan Responding adalah
keterampilan menanggapi untuk meningkatkan eksplorasi klien.
Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya :
a. Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam. Penjelajahan
masalah dimaksudkan agar klien mempunyai perspektif dan alternatif baru
terhadap masalah yang sedang dialaminya.
b. Konselor melakukan reassessment (penilaian kembali), bersama-sama klien
meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien.
c. Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara.
d. Keterampilan menanggapi isi : konselor harus mampu memahami isi dari
pernyataan klien, sebab pada umumnya klien mendapat kesukaran untuk bisa
mengungkapkan atau menyatakan suatu perasaan dirinya. Oleh karena itu
konselor perlu membantu klien, kalau perlu membantu meneruskan perkataan
yang terputus apabila konselor benar-benar merasa yakin bahwa klien betul-
betul tidak tahu istilah yang ingin diungkapkan
e. Keterampilan menanggapi makna : berhubungan dengan pengugkapan isi dari
suatu permasalahan dari klien yang kadang sulit untuk bisa diungkapkan oleh
klien maka konselor harus mampu untuk menangkap makna dari rangkaian
“asosiasi bebas” yang dilakukan oleh klien
f. Keterampilan menanggapi perasaan : peranan empati dari konselor sangat
berpengaruh dalam proses ini, untuk itu konselor harus mampu meyakinkan
klien akan rasa aman dalam proses konseling ini
g. Keterampilan menanggapi perasaan dan alasannya : konselor harus dengan
sabar memahami keadaan psikis dari klien serta memberikan kesempatan bagi
klien untuk mengungkapkan segala sesuatu yang dialami dalam menghadapi
masalah yang sedang dialaminya.
Hal ini bisa terjadi jika :
1. Klien merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau waancara
konseling, serta menampakkan kebutuhan untuk mengembangkan
diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
2. Konselor berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik konseling
yang bervariasi dan dapat menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas dan
benar – benar peduli terhadap klien.
3. Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak. Kesepakatan yang
telah dibangun pada saat kontrak tetap dijaga, baik oleh pihak
konselor maupun klien.
3. Personalizing
Personalizing adalah keterampilan mempribadikan untuk meningkatkan pemahaman klien.
Hal yang harus di miliki konselor dalam tahap personalizing ini antara lain:
a. Keterampilan mempribadikan makna : setelah beberapa tahap diatas berjalan konselor
pada tahap ini dituntut untuk bisa membuat klien memahami makna dari ungkapan yang
telah dieksplorasi oleh diri klien sendiri, hal ini dengan bantuan dari konselor untuk lebih
bisa melihat sesuatu lebih jernih.
b. Keterampilan mempribadikan masalah : setelah klien memahami makna dari
ungkapannya, konselor cob untuk lebih membuat klien mengerti akan akar permasalahan
yang sedang dialaminya shingga klien mulai ada gambaran untuk meenyelesaikan
masalah tersebut.
c. Keterampilan mempribadikan perasaan : terkadang dalam diri klien terdapat ego defence
yang kuat sehingga sulit untuk bisa menerima suatu kegagalan, kekalahan atau lain
sebagainya yang membuat berfikir bahwa dirinya tak bersalah atau bermasalah, dalam
tahap inilah harus ada instropeksi diri dari klien agar bisa menyelesaikan masalah yang
sedanga dihadapi.
d. Keterampilan mempribadikan tujuan : jika tahap diatas sudah bisa dilalui maka klien bisa
mulai menyusun tujuan penyelesaian dari masalah yang sedang dihadapi.

4. Initiating
Initiating adalah keterampilan memulai utuk meningkatkan klien dalam bertindak atau
sering di sebut dengan tahap akhir.
Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :
a. Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling
b. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah
terbangun dari proses konseling sebelumnya.
c. Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).
d. Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya
Pada tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu
1. menurunnya kecemasan klien
2. perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan
dinamis
3. pemahaman baru dari klien tentang masalah yang dihadapinya

6. BIDANG LAYANAN BK

1. Bimbingan Pribadi

Bimbingan pribadi yaitu bantuan bagi individu untuk memecahkan masalah


kompleks termasuk berupa masalah pribadi yang bersifat rahasia, seperti masalah
keluarga, persahabatan, ataupun cita-cita. Bimbingan pribadi penting untuk individu
supaya bisa meredam perang batin, mengatur diri, mengisi waktu luang, merawat
jasmani, mengatur nafsu seksual, dan lainnya.

Contoh pada siswa, mereka harus menghadapi bagian dari dirinya yang lain,
bagaimana mengalihkan perasaan dari yang semula sedih bisa jadi gembira,
bagaimana menghadapi situasi dimana kamu ingin mengejar cita-cita tapi tidak tahu
langkahnya.

2. Bimbingan Sosial

Bimbingan pribadi sosial, adalah bimbingan dari seorang ahli seperti konselor untuk
kelompok maupun individu. Tujuannya yaitu membantu individu maupun kelompok
tersebut agar mampu menghadapi juga memecahkan semua masalah pribadi sosial,
termasuk masalah dalam menghadapi konflik pergaulan atau masalah adaptasi.

3. Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar merupakan layanan bimbingan bagi para siswa supaya bisa
menciptakan kebiasaan belajar yang optimal, mengembangkan rasa ingin tahu, juga
membantu meningkatkan motivasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan siswa.

Belajar adalah bagian dari psikologi paling dasar. Manusia belajar karena butuh
hidup. Tanpa belajar, maka manusia tidak bisa bertahan atau mengembangkan
dirinya. Dengan cara belajar, manusia bisa menguasai sebuah hal baru karena
mampu memanfaatkan potensi diri.

Penguasaan baru tersebut merupakan tujuan belajar supaya bisa mencapai sesuatu,
dan ketika mampu mencapai hal baru, maka itulah tanda perkembangan aspek.
Entah itu aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

4. Bimbingan Karir

Apa itu bimbingan karir sebagai bidang bimbingan konseling adalah sebuah upaya
yang harus dilakukan guna membantu siswa agar mampu memilih maupun
mempersiapkan diri dalam sebuah pekerjaan. Bimbingan karir juga bertujuan supaya
membantu siswa lebih siap terutama membangun kemampuan yang dibutuhkan
ketika harus mengejar pekerjaan yang diinginkan.

Bimbingan karir lebih dari sekedar memberikan respon terkait apa saja masalah
yang dapat muncul, tetapi juga tentang bagaimana individu bisa mendapatkan
pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap yang dibutuhkan ketika hendak melamar
pekerjaan tertentu.

Dapat diartikan bahwa bimbingan karir merupakan upaya bantuan supaya siswa
mengenal dan lebih paham dirinya sendiri, paham tentang dunia pekerjaannya, serta
bisa mengembangkan potensi diri tentang masa depannya sesuai apa yang
diharapkannya. Selain itu, bimbingan karir penting untuk membantu siswa dalam
mencapai keputusan tepat dan bertanggungjawab.

Itulah informasi lengkap tentang apa saja jenis bidang bimbingan konseling yang
wajib kamu ketahui. Ternyata, seluruh bidang BK tersebut diperuntukkan untuk
kebaikan siswa, terutama dalam mengembangkan diri.
7. KODE ETIK PROFESI BK
Dasar Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling di Indonesia adalah (a)
Pancasila, mengingat bahwa profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha
pelayanan terhadap sesama manusia dalam rangka ikut membina warga negara
Indonesia yang bertanggung jawab, dan (b) tuntuan profesi, mengacu kepada
kebutuhan dan kebahagiaan.
Etika pelayanan publik adalah suatu cara dalam melayani publik dengan
menggunakan kebiasaan-kebiasaan yang mengandung nilai-nilai hidup dan hukum
atau norma yang mengatur tingkah laku manusia yang dianggap baik (Rohman,
dkk 2010). Dalam hal ini menekankan penggunaan nilai-nilai luhr dalam pelayanan
publik.

Etika Kerja Bimbingan dan Konseling – Dalam implementasi di


sekolah pada setiap jenjangnya, layanan bimbingan konseling oleh Guru BK,
wali kelas, atau guru lainnya yang memberikan layanan BK, diharapkan
mengikuti standar
profesional dan etika sebagai berikut:

■ Kerahasiaan. Menjaga informasi tentang diri peserta didik


yang menyangkut kehidupan pribadi maupun permasalahan
yang sedang dialami. Sesi berbagi informasi tentang peserta
didik harus dilakukan seizin peserta didik yang bersangkutan
sesuai dengan asas kerahasiaan atau pertimbangan etika
profesi dan/atau hukum, serta dilakukan seizin orang tua/wali
dan peserta didik;
■ Kesukarelaan. Tidak ada unsur paksaan kepada peserta
didik untuk mengikuti program layanan;

■ Keterbukaan. Memberikan dan menerima informasi untuk pemecahan


masalah peserta didik selama proses layanan;

■ Responsif. Tidak menunda-nunda dalam memberikan


bantuan dengan berbagai alasan;
■ Keaktifan. Terus berusaha membangkitkan semangat dan
kemandirian peserta didik untuk mampu menyesuaikan diri serta
menghadapi tantangan di lingkungan;
■ Kedinamisan. Menguatkan tekad agar terjadi perubahan
pada diri peserta didik ke arah yang lebih baik;

■ Kemandirian. Mendorong peserta didik untuk mengenal dan menerima


diri dan lingkungan, serta mampu mengambil keputusan;

Anda mungkin juga menyukai