I. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan seorang guru bimbingan dan konseling memahami peserta
siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, pengembangan peserta didik dan evaluasi dari hasil
belajar siswa untuk bisa mengaktualisasi potensi yang mereka miliki. Kompetensi pedagogik ini dibagi
menjadi beberapa bagian seperti berikut;
Dapat memahami para siswa dengan lebih mendalam. Dalam hal ini tentu guru BK harus
memahami peserta didik dengan cara memanfaatkan berbagai macam prinsip-prinsip kepribadian,
perkembangan kognitif dan bisa mengidentifikasi bekal untuk siswa.
Guru juga harus melakukan rancangan pembelajaran dengan memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran, Misalnya menerapkan teori belajar dan pembelajaran, memahami
landasan pendidikan, dan menentukan strategi pembelajaran untuk karakteristik peserta didik.
Seorang guru BK juga bisa melakukan latar pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran secara
kondusif.
Merancang dan mengevaluasi proses pembelajaran jika menjadi tugas seorang guru BK. Guru
harus bisa merancang dan mengevaluasi proses maupun hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan dengan menggunakan metode, melakukan analisis evaluasi proses dan hasil
belajar sehingga dapat menentukan tingkat ketuntasan para siswa.
Dapat mengembangkan peserta didik sebagai aktualisasi sebagai potensi peserta didik.
Kompetensi pedagogik ini harus dimiliki oleh guru BK untuk bisa menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik.
Kompetensi selanjutnya adalah kepribadian di mana guru BK harus memiliki kemampuan personal untuk
mencerminkan kepribadian seseorang yang dewasa, Arif, dan berwibawa. Guru BK tentu menginginkan
para siswa memiliki sikap positif dan memiliki kepribadian yang jauh lebih baik untuk bisa menunjang
masa depan.
Untuk bisa mendapatkan tujuan tersebut, tentu guru BK juga harus memiliki kompetensi kepribadian yang
bisa menjadi teladan bagi para siswa. Kompetensi kepribadian ini dibagi menjadi beberapa bagian, seperti
kepribadian yang stabil, kepribadian yang dewasa, kepribadian Arif, kepribadian berwibawa, dan memiliki
akhlak mulia serta teladan.
Pada Kompetensi sosial guru BK ini harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan bergaul dengan
tenaga kependidikan, siswa, orang tua, dan masyarakat di sekitar sekolah. Beberapa tugas guru BK ini
adalah menyelesaikan masalah siswa, menjadi penghubung antara sekolah dan orang tua, membantu guru
pelajaran lain untuk menemukan metode belajar, memberikan motivasi siswa, dan lain sebagainya.
Jadi Kompetensi sosial ini bisa membantu guru BK untuk menjalankan semua tugas tersebut dengan
mudah. Bila guru BK kurang bersosial dengan baik, tentu nantinya akan berdampak pada tanggung jawab
yang harus diselesaikan sebagai Guru bimbingan dan konseling di sekolah.
Sedangkan Kompetensi profesional ini merupakan penguasaan terhadap materi pembelajaran yang lebih
luas dan mendalam. Mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran dan substansi ilmu Yang
menaungi tugas dari guru BK tersebut.
Pengertian Bimbingan Konseling Menurut Para Ahli
Berikut adalah pengertian bimbingan konseling lainnya menurut para ahli.
1. Kemendikbud
Dalam Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 dijelaskan bahwa Bimbingan dan Konseling
adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh
konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik
2. Tohirin
Bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh
pembimbing kepada individu melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara
keduanya agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan
3. Mulyadi
Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang diberikan oleh seorang konselor kepada
individu (klien) yang mengalami masalah baik pribadi, sosial, belajar, karir dengan harapan klien
secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan ketertarikan yang dimilikinya dari
berbagai latar belakang yang ada, serta sesuai dengan tuntutan positif dari lingkungannya.
Bimbingan dan konseling adalah salah satu hal yang sangat penting di sekolah karena berkaitan
dengan pengembangan diri dan pribadi seorang siswa. Adapun tujuan bimbingan konseling di
sekolah adalah membantu siswa, baik individu maupun kelompok agar mandiri dan berkembang
secara optimal, baik dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
Selain itu, bimbingan dan konseling di sekolah juga memiliki tujuan lain, yaitu:
1. Fungsi pemahaman
Bimbingan konseling sebagai fungsi pemahaman, artinya melalui kegiatan bimbingan dan
konseling yang dilakukan oleh siswa membuatnya lebih memahami diri sendiri, baik kelebihan,
kekurangan, maupun potensi yang dimilikinya, serta lingkungan di sekitarnya yang meliputi
Melalui fungsi pemahaman ini, diharapkan siswa mampu mengembangkan potensi yang
dimilikinya secara optimal dan memudahkannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
2. Fungsi pencegahan
Bimbingan konseling juga memiliki fungsi pencegahan, yaitu mengantisipasi berbagai masalah
yang mungkin terjadi dan melakukan berbagai upaya pencegahan agar tidak dialami oleh siswa
karena dapat menghambat, mengganggu, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu
3. Fungsi pengembangan
Fungsi pengembangan adalah upaya guru BK (konselor) dalam menciptakan lingkungan belajar
4. Fungsi pengentasan
Fungsi yang satu ini berkaitan erat dengan pemberian bantuan kepada siswa yang sudah
mengalami masalah, baik dalam aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Untuk menjalankan
fungsi ini, guru BK (konselor) dapat menggunakan teknik bimbingan konseling berupa konseling
5. Fungsi penyaluran
Fungsi penyaluran adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu siswa dalam
memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, serta karir dan jabatan yang sesuai
dengan minat, bakat, keahlian, dan kepribadian siswa. Dalam melaksanakan fungsi ini, guru BK
perlu bekerja sama dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
6. Fungsi adaptasi
Fungsi bimbingan dan konseling tidak hanya dilakukan untuk siswa saja, tapi juga guru, kepala
sekolah, dan para pelaksana pendidikan lainnya. Salah satu fungsi bimbingan konseling untuk
Fungsi ini membantu para pelaksana pendidikan untuk mengadaptasi program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan keperluan individu. Fungsi ini juga
7. Fungsi penyesuaian
Fungsi penyesuaian adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu siswa agar dapat
menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan
Asas kerahasiaan, yaitu guru BK merahasiakan data dan keterangan yang diberikan oleh siswa
sehingga tidak boleh dan tidak layak untuk diketahui orang lain.
Asas kesukarelaan, yaitu adanya kesukaan dan kerelaan siswa menjalani atau mengikuti
kegiatan yang diperuntuk baginya.
Asas kemandirian, yaitu asa yang menunjukkan tujuan umum dari layanan bimbingan dan
konseling, yaitu siswa sebagai sasaran layanan bimbingan konseling diharapkan dapat menjadi
individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri maupun
lingkungannya, mampu mengambil keputusan, dan lainnya.
Asas kekinian, yaitu asas yang berfokus pada permasalahan yang dihadapi siswa sekarang.
Sementara kondisi masa lampau dan masa depan dianggap sebagai dampak dan memiliki
keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat oleh siswa pada masa sekarang.
melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, status sosial
ekonomi, dan lain sebagainya,
berurusan dengan tingkah laku yang unik dan dinamis,
memperhatikan perkembangan individu,
memperhatikan perbedaan individual yang menjadi pedoman dalam pelayanan.
2. Prinsip berkaitan dengan masalah individu
Permasalahan individu baik positif maupun negatif akan berpengaruh pada
perkembangan kemampuan berpikir. Oleh sebab itu, diperlukan prinsip yang sesuai,
meliputi:
Strategi layanan bimbingan dan konseling, dapat disimpulkan bahwa strategi layanan ini meliputi
konseling individu, bimbingan kelompok, konseling kelompok, BIMBINGAN KLASIKAL.
5. LANGKAH-LANGKAH/TAHAPAN-TAHAPAN LAYANAN BK
A. KONSELING INDIVIDU MENCAKUP
1. Attending adalah keterampilan konseling yang digunakan konselor
untuk memusatkan perhatian kepada konseli agar konseli merasa
dihargai dan terbina suasana yang kondusif sehingga konseli bebas
mengekspresikan atau mengungkapkan tentang apa saja yang
ada dalam pikiran, perasaan ataupun tingkah lakunya.
2. Responding merupakan keterampilan konselor dalam merespon
konseli dan penuh empati, responding yang tepat memungkinkan
konseli untuk memahami dirinya dan masalahnya. Responding yang
tepat tidak mungkin tercipta tanpa didasari oleh attending yang baik.
3. Personalizing, pada tahap ini konselor memfasilitasi konseli untuk
memahami maslahnya sebagai maslah dirinya sendiri, memahmi isi
masalah, dan memahami target-target atau arapan –harapan dari
pemahaman terhadap masalah yang sedang dihadapi. tahapan
konseling meliputi tahap awal, tahap kerja, dan tahap tindakan.
4. INITIATING ADALAH Penginisiasian merupakan tahap kulminasi dari
pemberian bantuan. Pemberian inisiasi menekankan pada
memfasilitasi usaha konseli untuk bertindak dalam mencapai
tujuannya. Dengan kata lain, tindakan konseli untuk mengubah atau
memperoleh keberfungsian mereka.
Tahap - Tahap dalam Konseling
1. Attending
Attending adalah perilaku konselor menghampiri klien yang diwujudkan dalam bentuk kontak
mata dengan klien, bahasa tubuh dan bahasa lisan. Keterampilan attending juga mencerminkan
bagaimana
konselormenghampiri klien yang diwujudkan dalam perilaku di atas. Proses konseling menuntut
keterlibatan atau pertisipasi dari klien. Oleh karena itu, kemampuan attending konselor, akan
memudahkannya untuk membuat klien terlibai pembicaraan dan terbuka. Selain itu Attending
merupakan keterampilan memperhatikan untuk meningkatkan keterlibatan klien atau sering di
sebut dengan tahap awal, Tahap ini terjadi dimulai sejak klien menemui konselor hingga berjalan
sampai konselor dan klien menemukan masalah klien.
2. Responding
Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling selanjutnya adalah
memasuki tahap inti atau tahap kerja atau yang di sebut dengan Responding adalah
keterampilan menanggapi untuk meningkatkan eksplorasi klien.
Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya :
a. Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam. Penjelajahan
masalah dimaksudkan agar klien mempunyai perspektif dan alternatif baru
terhadap masalah yang sedang dialaminya.
b. Konselor melakukan reassessment (penilaian kembali), bersama-sama klien
meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien.
c. Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara.
d. Keterampilan menanggapi isi : konselor harus mampu memahami isi dari
pernyataan klien, sebab pada umumnya klien mendapat kesukaran untuk bisa
mengungkapkan atau menyatakan suatu perasaan dirinya. Oleh karena itu
konselor perlu membantu klien, kalau perlu membantu meneruskan perkataan
yang terputus apabila konselor benar-benar merasa yakin bahwa klien betul-
betul tidak tahu istilah yang ingin diungkapkan
e. Keterampilan menanggapi makna : berhubungan dengan pengugkapan isi dari
suatu permasalahan dari klien yang kadang sulit untuk bisa diungkapkan oleh
klien maka konselor harus mampu untuk menangkap makna dari rangkaian
“asosiasi bebas” yang dilakukan oleh klien
f. Keterampilan menanggapi perasaan : peranan empati dari konselor sangat
berpengaruh dalam proses ini, untuk itu konselor harus mampu meyakinkan
klien akan rasa aman dalam proses konseling ini
g. Keterampilan menanggapi perasaan dan alasannya : konselor harus dengan
sabar memahami keadaan psikis dari klien serta memberikan kesempatan bagi
klien untuk mengungkapkan segala sesuatu yang dialami dalam menghadapi
masalah yang sedang dialaminya.
Hal ini bisa terjadi jika :
1. Klien merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau waancara
konseling, serta menampakkan kebutuhan untuk mengembangkan
diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
2. Konselor berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik konseling
yang bervariasi dan dapat menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas dan
benar – benar peduli terhadap klien.
3. Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak. Kesepakatan yang
telah dibangun pada saat kontrak tetap dijaga, baik oleh pihak
konselor maupun klien.
3. Personalizing
Personalizing adalah keterampilan mempribadikan untuk meningkatkan pemahaman klien.
Hal yang harus di miliki konselor dalam tahap personalizing ini antara lain:
a. Keterampilan mempribadikan makna : setelah beberapa tahap diatas berjalan konselor
pada tahap ini dituntut untuk bisa membuat klien memahami makna dari ungkapan yang
telah dieksplorasi oleh diri klien sendiri, hal ini dengan bantuan dari konselor untuk lebih
bisa melihat sesuatu lebih jernih.
b. Keterampilan mempribadikan masalah : setelah klien memahami makna dari
ungkapannya, konselor cob untuk lebih membuat klien mengerti akan akar permasalahan
yang sedang dialaminya shingga klien mulai ada gambaran untuk meenyelesaikan
masalah tersebut.
c. Keterampilan mempribadikan perasaan : terkadang dalam diri klien terdapat ego defence
yang kuat sehingga sulit untuk bisa menerima suatu kegagalan, kekalahan atau lain
sebagainya yang membuat berfikir bahwa dirinya tak bersalah atau bermasalah, dalam
tahap inilah harus ada instropeksi diri dari klien agar bisa menyelesaikan masalah yang
sedanga dihadapi.
d. Keterampilan mempribadikan tujuan : jika tahap diatas sudah bisa dilalui maka klien bisa
mulai menyusun tujuan penyelesaian dari masalah yang sedang dihadapi.
4. Initiating
Initiating adalah keterampilan memulai utuk meningkatkan klien dalam bertindak atau
sering di sebut dengan tahap akhir.
Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :
a. Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling
b. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah
terbangun dari proses konseling sebelumnya.
c. Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).
d. Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya
Pada tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu
1. menurunnya kecemasan klien
2. perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan
dinamis
3. pemahaman baru dari klien tentang masalah yang dihadapinya
6. BIDANG LAYANAN BK
1. Bimbingan Pribadi
Contoh pada siswa, mereka harus menghadapi bagian dari dirinya yang lain,
bagaimana mengalihkan perasaan dari yang semula sedih bisa jadi gembira,
bagaimana menghadapi situasi dimana kamu ingin mengejar cita-cita tapi tidak tahu
langkahnya.
2. Bimbingan Sosial
Bimbingan pribadi sosial, adalah bimbingan dari seorang ahli seperti konselor untuk
kelompok maupun individu. Tujuannya yaitu membantu individu maupun kelompok
tersebut agar mampu menghadapi juga memecahkan semua masalah pribadi sosial,
termasuk masalah dalam menghadapi konflik pergaulan atau masalah adaptasi.
3. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan layanan bimbingan bagi para siswa supaya bisa
menciptakan kebiasaan belajar yang optimal, mengembangkan rasa ingin tahu, juga
membantu meningkatkan motivasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan siswa.
Belajar adalah bagian dari psikologi paling dasar. Manusia belajar karena butuh
hidup. Tanpa belajar, maka manusia tidak bisa bertahan atau mengembangkan
dirinya. Dengan cara belajar, manusia bisa menguasai sebuah hal baru karena
mampu memanfaatkan potensi diri.
Penguasaan baru tersebut merupakan tujuan belajar supaya bisa mencapai sesuatu,
dan ketika mampu mencapai hal baru, maka itulah tanda perkembangan aspek.
Entah itu aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
4. Bimbingan Karir
Apa itu bimbingan karir sebagai bidang bimbingan konseling adalah sebuah upaya
yang harus dilakukan guna membantu siswa agar mampu memilih maupun
mempersiapkan diri dalam sebuah pekerjaan. Bimbingan karir juga bertujuan supaya
membantu siswa lebih siap terutama membangun kemampuan yang dibutuhkan
ketika harus mengejar pekerjaan yang diinginkan.
Bimbingan karir lebih dari sekedar memberikan respon terkait apa saja masalah
yang dapat muncul, tetapi juga tentang bagaimana individu bisa mendapatkan
pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap yang dibutuhkan ketika hendak melamar
pekerjaan tertentu.
Dapat diartikan bahwa bimbingan karir merupakan upaya bantuan supaya siswa
mengenal dan lebih paham dirinya sendiri, paham tentang dunia pekerjaannya, serta
bisa mengembangkan potensi diri tentang masa depannya sesuai apa yang
diharapkannya. Selain itu, bimbingan karir penting untuk membantu siswa dalam
mencapai keputusan tepat dan bertanggungjawab.
Itulah informasi lengkap tentang apa saja jenis bidang bimbingan konseling yang
wajib kamu ketahui. Ternyata, seluruh bidang BK tersebut diperuntukkan untuk
kebaikan siswa, terutama dalam mengembangkan diri.
7. KODE ETIK PROFESI BK
Dasar Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling di Indonesia adalah (a)
Pancasila, mengingat bahwa profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha
pelayanan terhadap sesama manusia dalam rangka ikut membina warga negara
Indonesia yang bertanggung jawab, dan (b) tuntuan profesi, mengacu kepada
kebutuhan dan kebahagiaan.
Etika pelayanan publik adalah suatu cara dalam melayani publik dengan
menggunakan kebiasaan-kebiasaan yang mengandung nilai-nilai hidup dan hukum
atau norma yang mengatur tingkah laku manusia yang dianggap baik (Rohman,
dkk 2010). Dalam hal ini menekankan penggunaan nilai-nilai luhr dalam pelayanan
publik.