Anda di halaman 1dari 10

Nama : Awalia

Nim : 2021143302
Kelas : 4 H
MK : Bimbingan dan Konseling SD

Definisi Bimbingan dan Konseling Menurut Para Ahli


Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada
individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara
optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna
menentukan rencana masa depan yang lebih baik.

Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa
orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan
individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau
pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau
mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam
kehidupannya. Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94),
mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih
mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.

Dari semua pendapat di atas dapat dirumuskan dengan singkat bahwa Bimbingan
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face
to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu
masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta
dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau
kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang
optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai
kesejahteraan hidup.

Fungsi, Sasaran, dan Lingkup Bimbingan dan Konseling

A. Fungsi bimbingan dan konseling


 Fungsi pencegahan
Pelayanan bimbingan dan konseling dapat berfungsi pencegahan, artinya
merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi ini layanan
yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dan berbagai masalah
yang dapat menghambat perkembangannya tersebut dapat ditempuh melalui program
bimbingan yang sistematis sehingga hal-hal yang dapat menghambat seperti kesulitan
belajar, kekurangan intormasi, masalah sosial dan sebagainya dapat dihindari.
Beberapa kegiatan bimbingan yang dapat berfungsi pencegahan, antara lain:
- Program orientasi, yang memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk lebih
mengenal sekolah sebagai lingkungannya yang baru. Dalam program ini dapat
disampaikan berbagai informasi seperti: kurikulum, cara-cara belajar, fasilitas belajar,
hubungan sosial, tata tertib sekolah, informasi pekerjaan, dan sebagainya.
- Program bimbingan karir, yang membantu para mahasiswa untuk memperoleh
pemahaman diri dan lingkungan yang lebih baik serta mengembangkannya ke arah
pencapaian karir yang sesuai dengan bakat, minat, cita-cita, dan kemampuan.
- Program pengumpulan data yang memungkinkan diperolehnya data yang lebih
lengkap dan tepat yang amat diperlukan guna pemahaman pribadi siswa secara lebih
mendalam.
 Fungsi penyesuaian
Yang dimaksud dengan fungsi penyesuaian adalah bahwa pelayanan bimbingan dan
konseling berfungsi rnembantu terciptanya penyesuaian antara siswa dan lingkungannya.
Dengan demikian, adanya kesesuaian antara pribadi siswa dan sekolah sebagai lingkungan
merupakan sasaran fungsi ini.Fungsi penyesuaian mempunyai dua arah. Arah pertama adalah
bantuan kepada para siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekolah.
Arahkedua adalah bantuan dalam mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan
keadaan masing-masing siswa. Jadi, dalam arah kedua ini lingkungan yang disesuaikan
terhadap keadaan siswa.
 Fungsi perbaikan
Meskipun fungsi pencegahan, penyaluran, dan penyesuaian telah dilaksanakan,
namun siswa yang bersangkutan masih mungkin mengalami masalah-masalah tertentu.
Di sinilah fungsi perbaikan dan pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan. Dalam
hal ini bantuan bimbingan dan konseling berusaha untuk memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi siswa. Bantuan yang diberikan itu tentulah amat tergantung
pada masalah yang dihadapi, baik dalam jenisnya, sifatnya, maupun bentuknya.
Pendekatan yang dipakai dalam pemberian bantuan itu dapat bersifat perorangan
ataupun kelompok, langsung berhadapan dengan siswa yang bersangkutan, melalui
perantaraan orang lain (misalnya orang tua), ataupun melalui pengubahan lingkungan.
 Fungsi pengembangan
Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang sudah bersifat positif dijaga agar tetap
baik dimantapkan. Dengan demikian dapat diharapkan para siswa dapat mencapai
perkembangan kepribadian secara optimal.
B. Sasaran bimbingan dan konseling
Pada dasarya sasaran pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah ialah pribadi
siswa secara perseorangan. Ini tidaklah berarti bahwa pelayanan bimbingan dan
konseling bersifat individualistisyang mengutamakan kepentingan individu di atas segala-
galanya, melainkan bimbingan dan konseling mempunyai sasaran mengembangkan apa
yang terdapat pada diri tiap-tiap individu secara optimal agar masing-masing individual
dapat sebesar-besarnya berguna bagi dirinya sendiri, lingkungannya, dan masyarakat
pada umumnya. Dalam setiap kegiatannya pelayanan bimbingan dan konseling,
meskipun kegiatan itu berupa kegiatan kelompok misalnya, berusaha untuk membina satu
atau beberapa kemampuan pribadi individu yang dibimbing itu dalam berbagai aspeknya,
yaitu aspek akademik, sosial, emosional, sikap, keterampilan dan sebagainya. Sasaran
bimbingan dan konseling ini secara konseling sebagai disebut terdahulu. • Lebih khusus
lagi, sasaran pembinaan pribadi siswa melalui pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi tahap-tahap pengembangkan kemampuan-kemampuan yaitu
- pengungkapan, pengenalan, dan penerimaan diri;
- pengenalan lingkungan;
- pengambilan keputusan;
- pengarahan diri; dan
- perwujudan diri.
C. Ruang lingkup bimbingan dan konseling
Sesuai dengan pokok-pokok pengertian tersebut di atas, bimbingan dan konseling di
sekolah mempunyai ruang lingkup yang cukup luas. Ruang lingkup tersebut dapat dilihat
dan berbagai segi yaitu
a. Segi fungsi
Dilihat dan segi fungsinya ruang lingkup bimbingan dan konseling di sekolah
mencakup bimbingan dalam fungsi-fungsi (a) pencegahan, (b) pengembangan, (c)
penyaluran, (d) penyesuaian, dan (e) perbaikan. Penekanan prioritas pada fungsi-
fungsi tertentu pada umumnya didasarkan pada kemudahan-kemudahan yang tersedia
dan pada permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
b. Segi sasaran
Dan segi sasarannya, bimbingan dan konseling di sekolah diperuntukkan bagi
seluruh siswa dengan tujuan agar siswa secara perseorangan mencapai perkembangan
optimal melalui kemampuan pengungkapan-pengenalan-penerimaan diri dan
lingkungan, pengambilan keputusan, pengarahan diri, dan perwujudan diri. Dalam hal
tertentu, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, akan terdapat prioritas dalam
sasaran bimbingan dan konseling tersebut.
c. Segi layanan
Dilihat dari layanan yang diberikan, kegiatan bimbingan dan konseling disekolah
meliputi layanan-layanan:
1) Pengumpulan data-data.
2) Pemberian informasi
3) Penempatan
d. Segi masalah
Dilihat dan masalah yang dihadapi para siswa, bimbingan dan konseling di
sekolah mencakup
1. Bimbingan pendidikan yaitu jenis bimbingan yang membantu para siswa dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pendidikan. Yang tergolong
masalah-masalah pendidikan misalnya, pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan,
cara belajar, perencanaan pendidikan, dan sebagainya.
2. Bimbingan karir yaitu jenis bimbingan yang membantu siswa dalam menghadapi
dan menyelesaikan masalah-masalah yang menyangkut karir seperti: pemahaman
terhadap dunia kerja, perencanaan karir, penyesuaian pekerjaan, pemilihan
lapangan kerja, dan pemahaman terhadap keadaan dirinya serta kemungkinan-
kemungkinan pengembangan karir.
3. Bimbingan sosial-pribadi-emosional yaitu jenis bimbingan yang membantu para
siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi-
emosional seperti: masalah pergaulan, penyelesaian konflik, penyesuaian diri, dan
sebagainya.

Asas-asas Bimbingan dan Konseling

1. Asas Kerahasian
Pertama, asas kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut
dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang konseli (konseli) yang menjadi sasaran
pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang
lain. Dalam hal ini, guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua
data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.
2. Asas Kesukarelaan
Kedua, asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
adanya kesukaan dan kerelaan konseli mengikuti atau menjalani pelayanan atau kegiatan
yang diperlukan baginya. Dalam hal ini, guru pembimbing berkewajiban membina dan
mengembangkan kesukarelaan tersebut.
3. Asas Keterbukaan
Ketiga, asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
konseli yang menjadi sasaran pelayanan atau kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-
pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima
berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal
ini, guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli. Keterbukaan ini
amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri
konseli yang menjadi sasaran pelayanan atau kegiatan. Agar konseli dapat terbuka, guru
pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
4. Asas Kegiatan
Keempat, asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan pelayanan atau kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu
mendorong konseli untuk aktif dalam setiap pelayanan atau kegiatan bimbingan dan
konseling yang diperuntukan baginya.
5. Asas Kemandirian
Kelima, asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada
tujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu konseli sebagai sasaran pelayanan bimbingan
dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal
dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, serta mampu
mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri.
6. Asas Kekinian
Keenam, asas kekinian yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
objek sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli dalam
kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan masa depan atau kondisi masa
lampau pun, dilihat dampak atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat
sekarang.
7. Asas Kedinamisan
Ketujuh, asas kedinamisan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,
tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan
Kedelapan, Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh
guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini
kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap
pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya (Kamil, 2015).
9. Asas Kenormatifan
Kesembilan, asas kenormatifan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak
boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum
dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah
pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan,
apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu.
Lebih jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat
meningkatkan kemampuan konseli agar mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan
nilai dan norma tersebut.
10. Asas Keahlian
Kesepuluh, asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
profesional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling.
Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis
pelayanan dan kegiatan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan
konseling.
11. Asas Alih Tangan
Kesebelas, asas alih tangan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling
secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli mengalihkan permasalahan itu
kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang
tua, guru-guru lain, dsb.
12. Asas Tut Wuri Handayani
Terakhir, asas tut wuri handayani. Tut Wuri Handayani memiliki arti di belakang
mendorong. Dalam bimbingan dan konseling, asas tut wuri handayani, diartikan sebagai asas
bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara
keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangkan keteladanan, serta memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan
yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju (Sancaya, 2019).

Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

1. Perencanaan program
Diawal tahun ajaran baru, guru BK harus membuat perencanaan program disesuaikan
dengan kebutuhan siswa. Biasanya guru BK membuat Need Assesment (penilaian
kebutuhan), yaitu rumusan penilaian kebutuhan peserta didik dan lingkungannya ke
dalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan dikuasai peserta didik, bisa
menggunakan instrumen ITP (Inventory Tugas Perkembangan), AUM (Alat Ungkap
Masalah), DCM (Daftar Cek Masalah), ataupun dengan AKPD (Angket Kebutuhan
Peserta Didik) yang dibuat berdasarkan SKKPD (Standar Kompetensi Kemandirian
Peserta Didik) yang telah dirumuskan oleh ABKIN (Asosiasi Bimbingan Konseling
Indonesia).
Di dalam SKKPD ini, mencakup sepuluh aspek perkembangan individu (SD dan
SMP) dan sebelas aspek perkembangan individu (SMA dan PT). Kesebelas aspek
perkembangan tersebut adalah; (1) Landasan hidup religius; (2) Landasan perilaku etis;
(3) Kematangan emosi; (4) Kematangan intelektual; (5) Kesadaran tanggung jawab
sosial; (6) Kesadaran gender; (7) Pengembangan diri; (8) Perilaku kewirausahaan
(kemandirian perilaku ekonomis); (9) Wawasan dan kesiapan karier; (10) Kematangan
hubungan dengan teman sebaya; dan (11) Kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga
(hanya untuk SMA dan Perguruan Tinggi)
2. Pembuatan program
Setelah membuat data kebutuhan siswa, maka dibuatlah program yang disesuaikan
dengan kebutuhan siswa tersebut. Biasanya dibuat dalam satu draf mulai dari perhitungan
jam efektif layanan BK, PROTA, PROMES, Satlay sampai rancangan anggaran
pengeluaran layanan bimbingan konseling.
3. Pelaksanaan program
Pelaksanaan program meliputi empat komponen, yaitu: pelayanan dasar, pelayanan
responsif, pelayanan perencanaan individual dan dukungan sistem.
4. Evaluasi program
Evaluasi ada yang sifatnya segera, ada yang dilakukan per semester, dan evaluasi
keseluruhan program yang dilakukan diakhir tahun.

Peranan Guru dalam Menunjang Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

Peran Guru BK dalam konteks formal secara tegas diatur dalam pasal 1 ayat 6 undang-
undang Republik Indonesia nomor 20 tentang sistem Pendidikan Nasional. Menurut pasal
tersebut, peran Guru BK yang berkualitas sebagai Konselor adalah untuk berpartisipasi dalam
pelaksanaan pendidikan. Bentuk dan wujud partisipasinya adalah sebagai pengampu ahli
pelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan peserta didik/konseli melalui
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling yang mencakup empat bidang, yaitu
bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan belajar, dan bidang
bimbingan karier yang diprogramkan ke dalam empat komponen pelayanan, yaitu: komponen
program pelayanan dasar, komponen program pelayanan peminatan dan perencanaan individual,
komponen program pelayanan responsif, dan komponen program pelayanan dukungan
sistem .Guru BK memiliki peran keberhasilan setiap siswa agar bisa menjalani proses pendidikan
di sekolah dengan baik.

Berdasarkan ruang lingkup terkait dengan bimbingan dan konseling bahwasanya yang
berperan penting sebagai pusat informasi di lingkungan sekolah dengan mewujudkan sebagian
besar kesejahteraan sekolah untuk menuju sekolah yang sejahtera dengan aktifnya semua
layanan bimbingan konseling di lingkungan sekolah. Pada dasarnya bimbingan konseling
disekolah harus menciptakan kondisi sekolah yang (having) idealnya sekolah yang sejahtera.
Selain itu juga dapat meningkatkan hubungan sosial (loving) yang mengacu pada lingkungan
sosial pembelajaran, hubungan antara siswa dengan guru, hubungan pertemanan di sekolah,
dinamika kelompok, dan kerjasama antara sekolah dengan orangtua di rumah, sehingga semakin
besar harapan untuk berkurangnya tindak bullying di sekolah. Hal ini, sejalan dengan yang
dikatakan Salmivalli et al (dalam Konu & Rimpela, 2002), bahwa Bullying dapat dilihat sebagai
fenomena kelompok berdasarkan hubungan sosial dan peran dalam kelompok. Hal ini
dikarenakan Bullying merupakan bagian negatif dari hubungan sosial. Terciptanya hubungan
sosial yang baik menjadikan dapat terdorongnya individu untuk semakin berprestasi di sekolah.
Pokok arti dalam peranan aktif Guru BK disekolah yaitu sebagai wadah untuk membantu
siswa mengambangkan dirinya untuk menjadikan peserta didik yang lebih mandiri.Terkait
dengan itu tugas atau peranan dari Guru BK tidak terlepas dengan memperoleh pengembangan

bakat dan minat.

Anda mungkin juga menyukai