Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMBENTUKAN KARAKTER GENERASI MUDA SEBAGAI


CERMINAN MARTABAT BANGSA

Disusun oleh :

Faisal Ristanto

( 2021143004)

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT. Sholawat serta salam
semoga senantiasa tercurah limpahkan pada nabi besar Muhammad SAW. Kepada
keluarganya, sahabatnya, tabi’in dan tabi’atnya juga kita sebagai umatnya.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkenan


membantu dalam penyelesaian penyusunan makalah ini dengan judul
“PEMBENTUKAN KARAKTER GENERASI MUDA SEBAGAI CERMINAN
MARTABAT BANGSA” sehingga dapat selesai pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, tentunya masih banyak sekali kesalahan dan
kekurangan, oleh karena itu kami harapkan kepada semua pihak untuk berkenan
memberikan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan pembuatan
makalah yang baik dan benar.

Akhir kata, penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca secara umum dan khususnya bagi penulis baik dimasa sekarang ataupun
yang akan datang.

Palembang, November
2021
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................i


Daftar Isi.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang.............................................................................................1
2.    Rumusan Masalah.......................................................................................2
3.    Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
1.    Pengertian Pendidikan.................................................................................3
2.    Pembentukan Karakter................................................................................4
BAB III PENUTUP
1.    Kesimpulan..................................................................................................6
2.    Saran.......................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.        Latar Belakang
Jati diri bangsa Indonesia meupakan cerminan atau tampilan karakter
bangsa Indonesia,dimana karakter bangsa merupakan sinergi dari karakter
individu anak bangsa yang berproses secara terus menerus yang mengelompok
menjadi bangsa Indonesia.Setiap individu memiliki jati diri yang dipancarkan dari
dalam dirinya.Jati diri yang terpancar beraneka ragam ada yang dominan baik ada
yang kurang baik pun ada yang tidak baik yang kesemuanya dipengaruhi oleh
lingkungan keluargadan lingkungan dimana ia tinggal.Setiap orang berhak
memancarkan jati diri yang positif yang berproses karena jati diri merupakan
pemberiaan (given) dari yang maha kuasa dan merupakan fitrah
manusia.Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional
Karakter adalah semua sifat-sifat baik yang menunjang pembangunan bangsa dan
bukan hanya sopan santun. Ciri-ciri umum bangsa maju yang memiliki karakter
baik adalah ramah dan lemah lembut, tidak suka kekerasan, patuh aturan.
Pendidikan karakter menjadi hal yang sangat mendesak mengingat buah
pendidikan beroleh hasil yang kurang optimal hal ini dapat dibuktikan dengan
demoralisasi moral dan degradasi pengetahuan yang sudah menjadi akut
menjangkit bangsa ini di semua lapisan masyarakat.

Pendidikan karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis


nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian, tanggung jawab, kebenaran,
keindahan, kebaikan, dan keimanan. Dengan demikian, pendidikan berbasis
karakter dapat mengintegrasikan informasi yang diperolehnya selama dalam
pendidikan untuk dijadikan pandangan hidup yang berguna bagi upaya
penangggulangan persoalan hidupnya.

Pendidikan berbasis karakter diprogram untuk upaya kesadaran normatif yang ada
pada hati nurani supaya diteruskan kepada pikiran untuk dicari rumusan bentuk
perilaku, kemudian ditransferkan keanggota badan pelaksana perbuatan. Contoh,
mulut pelaksana perbuatan bicara atau bahasa melalui kata-kata, maka sistem
mulut memfungsikan kata-kata bersifat logis atau masuk akal, bahkan dengan
landasan kesadaran norma dan tanggung jawab akan terjadi komunikasi dengan
perkataan santun yang jauh dari celaan dan menyakitkan orang lain. Karena itu,
pendekatan proses pembelajaran di sekolah perlu disesuaikan.Yaitu dengan
menciptakan iklim yang merangsang pikiran peserta didik untuk digunakan
sebagai alat observasi dalam mengeksplorasi dunia.

1.2.        Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari pendidikan ?
b. Bagaimana pembentukan karakter ?

1.3.        Tujuan
a. untuk mengetahui pengertian pendidikan
b. untuk mengetahui pembentukan karakter
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.        Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Dalam pengertian yang sederhana dan umum
makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai
dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat
Berbicara pendidikan sangat erat kaitannya dengan kemajuan peradaban
manusia. Karena pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia
yang tidak pernah bisa ditinggalkan. Sebagai sebuah proses, ada dua asumsi yang
berbeda mengenai pendidikan dalam kehidupan manusia. Pertama, ia bisa
dianggap sebagai proses yang terjadi secara tidak disengaja atau berjalan secara
alamiah. Dalam hal ini, pendidikan bukanlah proses yang diorganisasikan dan
direncanakan secara sistematis, melainkan merupakan bagian kehidupan yang
memang telah berjalan sejak manusia itu ada. Kedua, pendidikan bisa dianggap
sebagai proses yang terjadi secara di segaja, direncanakan, dan didesain dengan
sistematis berdasarkan aturan-aturan yang berlaku terutama perundang-undangan
yang dibuat atas dasar kesepakatan masyarakat.
Tujuan pendidikan sendiri adalah untuk mengarahkan manusia agar
berdaya, berpengetahuan, cerdas agar dapat menghadapi tantangan dengan potensi
yang telah diasah. Akan tetapi, proses realitas yang terjadi dan sering kita jumpai
adalah proses dan out put pendidikan tidak sesuai dengan cita-cita yang indah
semacam itu. Mislanya, kita justru melihat realitas pendidikan yang terkesan
menghasilkan manusia-manusia yang kehilangan potensi dirinya, manusia yang
serakah, merusak dan penindas baru bagi kaum yang lemah, serta manusia-
manusia yang justru mengisi sistem yang mengarahkan menuju tatanan yang
malah tidak memanusiakan manusia.

2.2.        Pembentukan Karakter.
Hakekat karakater ialah Menurut Simon Philips, karakter adalah kumpulan
tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan
perilaku yang ditampilkan. Sedangkan Doni Koesoema, memahami bahwa
karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri, atau
karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari
bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan. Sementara Winnie, memahami
bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian. Pertama, ia menunjukkan
bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur,
kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk.
Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang
tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya
dengan “personality”. Seseorang baru bisa disebut orang yang berkarakter (a
person of character) apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.
Dalam pembentukan karakter sendiri terdapat  3 pilar utama untuk
mewujudkan Karakter Bangsa, yaitu:
a)    Aspek pada Tataran Individu
Nilai kehidupan diwujudkan dalam perilaku, diinternalisasikan dalam
kehidupan sehari-hari secara konsisten. Pendidikan karakter bangsa dimulai
dengan pendidikan karakter individu.
b)    Aspek pada Tataran Masyarakat
Masyarakat adalah komunitas yang secara integral memiliki nilai yang
sama, dan akan committed menerapkan nilai yang mereka anggap baik.
Komunitas bisa terbentuk karena kepentingan, profesi atau tujuan bersama
contohnya PGRI, PMR atau Partai Politik.
c)    Aspek pada Tataran Bangsa
Bangsa teridiri dari sekumpulan bangsa, masyarakat. Pada komunitas, baik
orang atau bangsa, terjadi kontrak sosial atau perasaan kebersamaan untuk
mendukung nilai-nilai luhur yang ada. Pada tataran bangsa, nilai-nilai luhur
tersebut telah berhasil dirumuskan menjadi dasar negara Bangsa Indonesia, yaitu
Pancasila. Nilai-nilai luhur tersebut adalah:
- Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
-Martabat Kemanusiaan
-Persatuan
-Musyawarah
-Adil
Generasi muda harus tampil di barisan terdepan dalam upaya
menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman hilangnya identitas nasional.
Inilah perjuangan berat yang terhampar di depan mata dan menuntut komitmen
utuh dari segenap pemuda Indonesia. Agar perjuangan ini berhasil, setidaknya ada
peran yang harus dijalankan oleh para pemuda yaitu :
a)    Character builder (Pembangun Karakter)
Tergerusnya karakter positif—seperti ulet, pantang menyerah, jujur, dan
kreatif—yang  dibarengi tumbuhnya karakter negatif seperti malas, koruptif, dan
konsumtif di kalangan masyarakat Indonesia, menuntut pemuda untuk
meresponnya dengan cepat dan cerdas. Mereka harus menjadi pioner yang
memperlihatkan kesetiaan untuk memegang teguh kearifan lokal seperti yang
dicontohkan pemuda generasi terdahulu.
b)    Caharacter Enabler (Pemberdaya Karakter)
Pembangunan karakter bangsa tentunya tidak cukup jika tidak dilakukan
pemberdayaan yang berkesinambungan. Oleh sebab itu, pemuda harus memiliki
tekad untuk mejadi role model dari pengembangan karakter bangsa yang positif.
c)    Character engineer (Perekayasa Karakter)
Peran ini menunut generasi muda untuk terus melakukan pembelajaran.
Pasalnya, pengembangan karakter positif bangsa menunut adanya modifikasi dan
rekayasa yang tepat sesuai dengan perkembangan zaman.
BAB III
PENUTUP

3.1.        Kesimpulan
Pendidikan merupan usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran secara aktif untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, kepribadian,   pengenalan diri, kecerdasan, akhlak mulia, dan
keterampilan. Generasi muda sebagai agen perubahan bangsa Indonesia adalah
actor-aktor penting yang sangat diandalkan untuk mewujudkan cita-cita
pencerahan kehidupan bangsa di masa depan, karena baik buruknya bangsa
Indonesia itu tergantung dengan generasi penerusnya. Mengingat penting dan
luasnya cakupan pembinaan karakter bangsa dalam rangka menjaga identitas
bangsa dari kegoyahan arus globalisasi, maka diperlukan komitmen dan dukungan
dari lembaga penyelenggara negara, dunia usaha dan industri, masyarakat, agar
terjadi sinergi yang kokoh untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
3.2.        Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat
mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput
dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA

Sari, Nurita K. 2013. http://nurii-thaa.blogspot.co.id/2013/04/pendidikan-dan-


pembinaan-karakter-bangsa.html (On-line).

Abie. 2012. https://abiechuenk.wordpress.com/2012/01/17/pendidikan-dan-
pembentukan-karakter/ (On-line).

Anda mungkin juga menyukai