Sumarti
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan materi pengembangan bahasa Indonesia yang sesuai dengan
kebutuhan anak usia dini (4-5 tahun) dari segi wujud dan isi yang dapat menstimulasi keterampilan
berbahasa anak di Kelompok A PAUD BANA Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok.
Metode penelitian yang digunakan adalah gabungan dari kualitatif dan kuantitatif yaitu penelitian dan
pengembangan Jolly dan Bolitho. Langkah yang dilakukan adalah: 1) penelitian awal yang berupa
wawancara tentang kebutuhan materi ajar dan studi literatur tentang materi yang sesuai dengan kebutuhan
anak usia dini, 2) perencanaan pengembangan model, 3) validasi, revisi dan evaluasi model dan 4)
implementasi model. Hasil penelitian ini sebagai berikut : 1) kebutuhan materi pengembangan bahasa
Indonesia yang sesuai adalah tentang kesadaran fonemik yang diwujudkan dalam Alat Permainan Edukatif
(APE) yang terintegrasi dengan data bahasa yaitu bunyi, huruf, kata dan kalimat untuk anak dan cara
penggunaannya dipandu oleh guru, 2) materi pengembangan yang ada saat ini belum memenuhi kebutuhan
anak dari segi wujud dan isi, masih bisa dikembangkan karena ada salah satu wujud materi yang sesuai
yaitu huruf raba, 3) pengembangan materi berupa APE dan buku panduan guru, 4) dari uji pakar dan teman
sejawat didapatkan masukan tentang bentuk APE berupa buku dan kartu dan dari pakar bahasa Indonesia
didapatkan materi bunyi bahasa Indonesia yang terdapat di poster disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia baku, 5) dari persepsi pengguna menyatakan materi yang dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan anak usia dini dan 6) materi dianggap efektif karena hasil rata-rata pengguna 2,53 dari rentang
nilai 4.
Kata kunci: materi pengembangan bahasa, kesadaran fonemik, anak usia dini, bahasa Indonesia
Abstract
This research aims to obtain the material development of bahasa Indonesia in accordance with the needs
of early childhood (4-5 years) in terms of a form and contents which can stimulate the language skill of
children in PAUD Bahrul Ulum Hasanah Mekarjaya, sub-district Sukmajaya Depok City, West Java.
Research methods used is Resach and Development (R and D) model of Bolitho and Jolly The steps of
model are: 1) early research study interview teacher and children to get need early childhood appropriate
program, 2) model development 3) validation, revision and evaluation model and 4) implementation model.
This research result as follows: 1) the need material of bahasa Indonesia accordance is phonemic
awareness an educational toys that integrated with data language, phonemic letters, word and sentences,
guided by teachers and 2) the existing material not appropriate for early childhood, 3) the development
material are educational toys and guidebook teacher, 4) validation of experts and teacher obtained
educational toys, books and cards used bahasa Indonesia standard, 5) of perceptual users declare material
developed appropriate for early childhood and 6) material effectively because the average yield users 2,53
range of value 4.
222
Materi Pengembangan Bahasa Indonesia Tentang Kesadaran Fonemik (Phonemic Awareness)
Untuk Anak Usia Dini (4-5 Tahun) (Sumarti)
223
DEIKSIS | Vol. 09 No.02 | Mei 2017 | 222-239
224
Materi Pengembangan Bahasa Indonesia Tentang Kesadaran Fonemik (Phonemic Awareness)
Untuk Anak Usia Dini (4-5 Tahun) (Sumarti)
diibaratkan sebuah perjalanan, silabus ajar formal adalah isi mata kuliah yang
adalah penunjuk jalan, materi ajar adalah terdapat pada teks resmi (buku teks).
kendaraannya. Tomlinson mengemuka- Materi ajar informal adalah bahan kuliah
kan bahwa materi adalah semua hal yang yang bersumber dari lingkungan yang
digunakan untuk belajar bahasa. Materi bersangkutan (Gulo, 2002:9). Jadi materi
dapat berupa kaidah linguistik, visual, ajar tidak terbatas pada buku teks saja.
auditori atau gerak dan semua itu dapat Lingkungan juga dapat dijadikan materi
ditampilkan dalam bentuk cetak, kaset, ajar. Berkaitan dengan materi ajar
DVD, CD-ROM internet. Materi juga bahasa, maka fakta kebahasaan,
dapat berupa kegiatan pembelajaran, keterampilan berbahasa, fenomena
pengalaman belajar bahasa, yang ke- budaya, dapat digunakan sebagai materi
semuanya dapat menstimulasi pem- ajar.
belajar bahasa memahami bahasa secara Berdasarkan beberapa pendapat di
alami, sehingga pembelajar menemukan atas maka dapat disintesakan bahwa
makna bahasa secara mandiri.(Brian materi adalah semua hal yang dapat
Tomlinson, 2007:2) Dengan demikian digunakan oleh pengajar dan pebelajar,
maka materi meliputi tiga aspek yaitu: 1) belajar bahasa secara otentik sehingga
kaidah kebahasaan, yang meliputi pebelajar dapat memiliki pengalaman
struktur kebahasaan dan pragmatik. kebahasaan yang bermakna. Wujud dari
Materi ini berupa bahan cetak, gerak, materi dapat berupa kaidah kebahasaan,
dan bahan audio visual; 2) kegiatan kegiatan pembelajaran dan pemahaman
pembelajaran, materi ini berkaitan makna bahasa oleh pembelajar. Ada tiga
dengan proses pembelajaran di kelas pihak yang terkait dengan materi ajar
oleh guru; dan 3) pengalaman yaitu bahan pembelajaran baik cetak
pembelajar dalam memahami makna maupun non cetak, pengajar saat
bahasa secara alami. Materi ini berkaitan melakukan pembelajaran dan pebelajar
dengan persepsi pembelajar terhadap yang berupa makna yang dibangun.
materi ajar yang disampaikan oleh Berkaitan dengan materi pe-
pengajar. ngembangan pada anak usia dini, se-
Richards menyatakan bahwa harusnya disusun berdasarkan kebutuh-
materi adalah kunci utama dalam an, dan karakteristik perkembangan
pembelajaran. Bahan ajar berfungsi anak. Sudono menyebut materi pe-
untuk sumber presentasi baik lisan ngembangan dengan istilah sumber
maupun tulis, sumber aktivitas antara belajar. Ia mengatakan bahwa sumber
pengajar dan pembelajar juga antar belajar anak usia dini sama dengan alat
pembelajar, referensi bagi pembelajar permainan yang berfungsi memberikan
untuk memahami berbagai aspek informasi, keterampilan kepada anak
kebahasaan, pendukung silabus dan didik berupa buku, gambar, nara sumber,
pedoman mengajar bagi guru yang benda-benda dan hasil budaya. Alat
belum berpengalaman. (Richard, 2005: permainan harus memenuhi naluri
251) Berdasarkan pendapat ini materi bermain anak dengan ciri-ciri dapat
meliputi: 1) bahan cetak dan audio, 2) dibongkar pasang, dikelompokkan, di-
kegiatan pembelajaran, 3) referensi bagi rangkai, dipadankan, digetok dan di-
pembelajar, dan 4) pendukung atau susun. Dari pendapat ini dapat di-
pemandu guru dalam memahami silabus. informasikan bahwa materi ajar untuk
Gulo menyamakan istilah materi anak usia dini berupa alat permainan
ajar dan bahan ajar. Ia membedakan sesuai dengan karakteristik cara belajar
materi ajar formal dan informal. Materi anak usia dini yang salah satunya adalah
225
DEIKSIS | Vol. 09 No.02 | Mei 2017 | 222-239
226
Materi Pengembangan Bahasa Indonesia Tentang Kesadaran Fonemik (Phonemic Awareness)
Untuk Anak Usia Dini (4-5 Tahun) (Sumarti)
227
DEIKSIS | Vol. 09 No.02 | Mei 2017 | 222-239
228
Materi Pengembangan Bahasa Indonesia Tentang Kesadaran Fonemik (Phonemic Awareness)
Untuk Anak Usia Dini (4-5 Tahun) (Sumarti)
229
DEIKSIS | Vol. 09 No.02 | Mei 2017 | 222-239
1 Poster Fonem (AF 1) Poster yang terdiri dari dua halaman. Menyanyi, tebak
Halaman pertama untuk bunyi vokal gambar, cari bunyi
dan halaman 2 bunyi konsonan yang sama
2 Kartu dan label (AF 2) Gambar-gambar yang ada di poster Membaca dan
fonem dibuat kartu dengan ukuran bermain tebak kata
10cm x 10 cm
3 Buku latihan membaca Buku 16 halaman untuk latihan Latihan menulis
dan menulis (AF 3) menulis dengan garis empat
4 Huruf Raba (AF 4) Huruf dari kertas timbul warna merah Menulis sesuai
untuk huruf vocal dan warna biru dengan urutan
untuk huruf konsonan
pengajar
Untuk anak
230
Materi Pengembangan Bahasa Indonesia Tentang Kesadaran Fonemik (Phonemic Awareness)
Untuk Anak Usia Dini (4-5 Tahun) (Sumarti)
1 Poster Fonem Poster yang terdiri dari dua halaman. Menyanyi, tebak
(AF 1) Halaman pertama untuk bunyi vokal dan gambar, cari bunyi
halaman 2 bunyi konsonan. Bunyi yang yang sama
terdapat pada poster disesuaikan dengan
pedoman baku bahasa Indonesia.
2 Kartu dan label Gambar-gambar yang ada di poster Membaca dan
(AF 2) fonem dibuat kartu dengan ukuran 10 cm bermain tebak kata
x 10 cm
3 Buku latihan Buku 16 halaman untuk latihan menulis Latihan menulis
membaca dan dengan garis empat
menulis (AF 3)
5 Huruf Raba (AF Huruf dari kertas timbul warna merah Menulis sesuai
4) untuk huruf vocal dan warna biru untuk dengan urutan
huruf konsonan
231
DEIKSIS | Vol. 09 No.02 | Mei 2017 | 222-239
6 Huruf Pisah Huruf dari karet l warna merah untuk Menyusun kata dari
(AF 5) huruf vokal dan warna biru untuk bunyi yang dipahami
konsonan anak
Untuk anak
pengajar
Alat Peraga
Buku panduan
Edukatif (APE)
guru
Data bahasa
Modul 1
berupa data
bahasa. Modul 2 berusi Modul 3
rancangan Ide-ide kegiatan
Poster
Bunyi pengembangan yang berupa
Fonem di kelas yang
bahasa proses kegiatan
(AF1) berupa tahapan
Indonesi melibatkan
pembelajaran keterampilan
a dan stimulasi berbahasa
Huruf raba kognitif
(AF5) Huruf stimulasi
huruf Pisah kognitif
(AF 6)
Kartu dan
label kata
kalimat
(AF2)
Buku latihan
membaca dan
menulis (AF3)
232
Materi Pengembangan Bahasa Indonesia Tentang Kesadaran Fonemik (Phonemic Awareness)
Untuk Anak Usia Dini (4-5 Tahun) (Sumarti)
233
DEIKSIS | Vol. 09 No.02 | Mei 2017 | 222-239
234
Materi Pengembangan Bahasa Indonesia Tentang Kesadaran Fonemik (Phonemic Awareness)
Untuk Anak Usia Dini (4-5 Tahun) (Sumarti)
bunyi /e/ dua macam saja dan bunyi lagu bunyi bahasa Indonesia. Kedua
/o/ satu saja, sesuai dengan kaidah APE ini membantu guru dan orang tua
fonemik bahasa Indonesia. Untuk menstimulasi kesiapan menulis awal.
bunyi vokal rangkap disarankan Hal ini diperlukan agar guru dan orang
hanya diftong yang dikenalkan, tua memiliki keselarasan dalam men-
karena kedua bunyi vokal tersebut stimulasi keterampilan berbahasa anak
telah melebur dan tidak dapat terutama keterampilan menyimak dan
dipisahkan. persiapan menulis. Pada data bahasa
Untuk bunyi konsonan, masukan kalimat ditambahkan APE poster cerita
dari pakar adalah konsistensi bunyi yang yang bertujuan meningkatkan ke-
dirujuk terdapat pada awal suku kata. mampuan kosa kata anak.
Misalnya bunyi /n/ untuk kata nanas, Perbaikan kedua poster untuk
bunyi /r/ untuk kata rusa. Pada bunyi /ῆ/ guru. Pada awalnya pengajar me-
disarankan dicari kata yang ada pada nyampaikan bunyi dengan membagi dua
awal suku kata, misalnya kata bangau, kelompok yaitu kelompok vokal dan
bunga. kelompok konsonan sebagaimana ter-
Untuk uji rekan sejawat, peneliti dapat pada poster kecil untuk pebelajar.
meminta masukan dan tanggapan dari Selama satu bulan dilakukan evaluasi
guru yang mengajar kelas A. Ada 3 guru kepada pebelajar. Hasilnya anak dapat
yang mengajar yaitu satu wali kelas menyebutkan huruf dan bunyinya tetapi
merangkap guru sentra persiapan dan mengalami kesulitan untuk mencari
dua guru sentra yaitu sentra balok, seni, bunyi yang dipahami pada kata. Pada
drama dan eksplorasi. Dari rekan sejawat bulan kedua peneliti menyusun tahapan
ada 3 masukan yaitu: penyajian sesuai dengan bunyi yang
1. Penambahan jenis APE pada data pertama dikuasai oleh anak dan tingkat
bahasa huruf dan kalimat. vareasinya. Mulai dari vokal a, i, u, o dan
2. Poster sesuai dengan tahapan e. Pada bunyi konsonan dimulai dari
pengembangan bahasa. kelompok bunyi bilabial yaitu m, b, dan
3. Ide kegiatan lebih bervariasi dan p. Setelah itu dibentuk menjadi kata yang
dapat dilakukan di rumah. bermakna. Pada akhir pekan pada bulan
Dari masukan pakar peneliti kedua tampak perubahan yang cukup
melakukan perbaikan pada poster untuk signifikan. Anak mudah mencari kata
anak, poster guru, buku panduan menulis dari bunyi yang dipahami dari kata-kata
dan syair lagu. Selain itu juga pada buku yang dekat dengan anak, misalnya kata
panduan yaitu pada Modul 1, bunyi mama, oma, Ima, Uma. Dari hasil
bahasa Indonesia. evaluasi ini disusunlah poster untuk guru
Dari masukan rekan sejawat sesuai dengan urutan penguasaan bunyi
dilakukan beberapa revisi. Pertama pada pebelajar.
APE data bahasa huruf ditambah dengan Perbaikan ketiga pada Modul 3
huruf pisah. Hal ini dilakukan karena yaitu ide-ide kegiatan yang dapat
anak ingin menulis dari kata yang dilakukan di sekolah dan rumah. Ide
dipahami tetapi sebagian besar anak kegiatan dilengkapi dengan silabus dan
belum siap menulis. Oleh karena itu poster guru/orang tua. Pada ide kegiatan
dengan huruf pisah ia dapat memvisual- disajikan beberapa alternatif kegiatan
kan bunyi yang sudah dipahami. Untuk dari APE yang ada dan benda-benda di
menguatkan keterampilan menulis pada sekitar anak. Hal ini diperlukan agar
data bunyi dan huruf ditambahkan buku anak mendapatkan stimulasi yang
panduan menulis dan CD yang berisi optimal.
235
DEIKSIS | Vol. 09 No.02 | Mei 2017 | 207-224
Setelah melalui uji pakar dan uji menunjukkan 90% sangat setuju dan
rekan sejawat dilakukan uji coba kepada 10% setuju. Pada prinsip kedua pada
anak didik. Uji coba dilakukan selama kelompok pebelajar menunjukkan 75%
empat bulan atau satu catur wulan. sangat setuju dan 25% setuju. Pada
Setelah selesai uji coba diberikan angket prinsip ketiga pebelajar menunjukkan
yang berisi tentang persepsi pengajar dan 87% sangat setuju dan 13% setuju dan
pebelajar melalui orang tua anak didik. pada pengajar 60% sangat setuju dan
Berikut ini adalah hasil angket uji 40% setuju. Pada prinsip keempat pada
coba sesuai dengan prinsip-prinsip yang pebelajar 90% sangat setuju dan 10%
dikemukakan Tomlinson dan Bolitho. setuju dan pada pengajar 80% sangat
Prinsip dari Tomlinson bahwa materi setuju dan 20% setuju. Setelah ditelaah
harus terhubung dengan kurikulum yang perbedaan yang cukup menonjol adalah
digunakan. Sedangkan dari Bolitho prinsip yang ketiga yaitu stimulasi
adalah prinsip kerangka pengembangan kognitif. Setelah dilakukan wawancara
materi yang berkaitan dengan kesadaran dengan pengajar dan observasi ternyata
bahasa yang salah satu komponennya kasus itu berlaku bagi anak
adalah kesadaran fonemik. Prinsip ter- berkebutuhan khusus.
sebut dijabarkan dalam 4 kelompok Dari hasil uji pakar, uji telan
pertanyaan yang masing-masing sejawat dan uji coba pada pebelajar
kelompok terdiri dari 4 pertanyaan. terdapat beberapa masukan untuk
Kelompok pertama adalah data bahasa dijadikan masukan pada Draft 3 dan
yang meliputi bunyi bahasa, huruf, kata dianggap sebagai model final. Dilihat
dan kalimat. Kelompok kedua kegiatan dari hasil uji pakar, uji telan sejawat dan
yang dapat mengeksplorasi kemampuan hasil uji coba kepada pebelajar dapat
anak; membandingkan, menanya, disimpulkan model materi
memprediksi dan menjelaskan. pengembangan bahasa tentang
Kelompok ketiga adalah stimulasi kesadaran fonemik layak digunakan.
melibatkan kemampuan kognitif; meng-
amati, mengindra, dan meng- EFEKTIVITAS MODEL
komunikasikan. Kelompok keempat Keefektifan model materi
adalah kegiatan melibatkan semua pengembangan bahasa tentang
keterampilan berbahasa dan bersifat kesadaran fonemik yang dikembangkan
terbuka. dapat dilihat dari rerata dari angket yang
Dari hasil angket dapat dari diberikan pada uji coba model. Dari hasil
pebelajar dan pengajar diperoleh hasil angket rata-rata dilihat dari hasil
98% materi sesuai dengan tujuan pebelajar dan pengajar. Dari pebelajar
kurikulum sedangkan dan 2% tidak diperoleh rata-rata 3,2 yang meliputi
menjawab. Untuk prinsip kerangka data bahasa, eksplorasi kegiatan anak,
pengembangannya dapat dilihat ada stimulasi kognitif dan pelibatan semua
perbedaan antara pengajar dan pebelajar. aspek keterampilan berbahasa. Dari
Pada prinsip pertama yang kelompok pengajar diperoleh rata-rata
dituangkan pada pertanyaan kelompok A 2,55. Dari dua kelompok ini dapat
yaitu data bahasa yang meliputi bunyi diambil rata-rata hasilnya 2,53.
bahasa, huruf, kata dan kalimat. Pada Selain data di atas, dapat masukan
kelompok pebelajar 98% sangat setuju dari pebelajar dan pengajar untuk
bahwa materi pengembangan memuat penyempurnaan model. Berikut ini
data bahasa dan 2% setuju Sedangkan tanggapan dari pebelajar dan pengajar:
pada kelompok pengajar hasilnya
236
Materi Pengembangan Bahasa Indonesia Tentang Kesadaran Fonemik (Phonemic Awareness)
Untuk Anak Usia Dini (4-5 Tahun) (Sumarti)
237
DEIKSIS | Vol. 09 No.02 | Mei 2017 | 207-224
238
Materi Pengembangan Bahasa Indonesia Tentang Kesadaran Fonemik (Phonemic Awareness)
Untuk Anak Usia Dini (4-5 Tahun) (Sumarti)
239