Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


DI KELAS RENDAH
(Resume “Buku Ajar Pendidikan Bahasa Indonesia Di Kelas Dasar”)
Oleh Prof. Dr Z. Notanubun

Disusun Oleh

Nama : Antonius El
NIM : 202348276
Kelas : PGSD-FKIP-SMA KELAS A

UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON


RPL MALUKU TENGGARA PGSD-FKIP (SMA)
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur patut dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas resume “ Buku Ajar Pendidikan Bahasa
Indonesia Di Kelas Rendah” ini. Tugas resume ini dibuat untuk memenuhi nilai mata kuliah
pendidikan bahasa Indonesia.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Z.
Notanubun selaku dosen mata kuliah pendidikan bahasa Indonesia di kelas rendah yang sudah
memberikan tugas resume ini.
Penulis menyadari bahwa resume ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai bahan evaluasi untuk pembuatan resume di
masa yang akan datang.
Semoga resume ini dapat membantu dan juga bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata
Penulis memohon maaf apabila terdapat kalimat dan kata yang kurang berkenan dalam penulisan
resume ini.

Penulis

RESUME
Identitas Buku Ajar :
1. Judul Buku : Pendidikan Bahasa Indonesia Di Kelas Rendah
2. Penulis : Prof. Dr. Z. Notanubun
3. Jumlah Halaman : 62 Halaman Buku
Identitas Resensator :
1. Nama : Antonius El
2. NIM : 202348276
3. Kelas : PGSD-SMA-Kelas A

TOPIK 1
Topik 1.1 Perkembangan Bahasa Anak
Dengan mempertimbangkan peskembangan kemampuan berbahasa anak didik dan teori
pemerolehan bahasa, guru dapat memberikan materi pelajaran sesuai dengan taraf kemampuan
dan kebutuhan anak didik secara individual atau klasikal. Dengan demikian, Keterampilan
berbahasa anak dapat ditingkatkan secara optimal. Untuk itu, calon guru sekolah dasar atau guru
sekolah dasar sebagai guru kelas memahami beberapa hal yang berkaitan dengan perkembangan
bahasa anak.
- Tahap Satu Kata
Fase ini berlansung ketika anak berusia 12-18 bulan. Pada tahap ini, anak mulai
menggunakan 1 kata yang memeiliki arti mewakili atau bahkan lebih.
Topik 1.2 Pemerolehan Bahasa Anak
- Tahapan Perkembangan Bahasa
a. Perkembangan Fonologi
Menurut Tompkins, ada sejumlah bunyi bahasa yang belum diperoleh anak
sampai menginjak usia kelas awal sekolah dasar (5-6 tahun), khusunya bunyi tengah
dan akhir. Misalnya,v, th, dan ch.
b. Perkembangan Morfologi
Pembelajaran morfologi di kelas rendah hendaknya siswa diajarkan morfem-
morfem vang sederhana yang sudah dikenal atau yang ada di lingkungan anak.
Maksudnya, pada kesempatan tertentu, anak diajak berkomunikasi menggunakan
bahasa. Anak diberi kesempatan menggunakan bahasa (morfem) untuk
menyampatkan perasaan,pengalaman, atau keinginannya.
c. Perkembangan Sintaksis
Pada usia kelas rendah sekolah dasar. siswa cenderung mengunakan struktur kalimat
sederhana. Mereka telah mampu menggunakan kata penghubung “dan" untuk
menggabungkan dua ide yang sejenis. Misalnva, kahimat "Saya dan Kakak pergi ke
pantai”.
d. Perkembangan Semantik
Menurut Lindfors (1980) dalam Tompkins (1991:14)perkembangan semantik di
sekolah dasar berlangsung sangat pesat. Kosa kata anak-anak bertambah sekitar 3000
Kata per tahun Pada waktu vang sama, anak-anak mempelajari kata-kata dan
maknanya. Semula. mereka mengenal makn kata-kata itu secara leksikal, tetapi
makna kata-kata tersebut dikaitkan dengan konteksnya. Menurut Kurikulum
Pendidikan Dasar (1994/1995:11) perbendaharaan kata siswa SD diharapkan lebih
kurang 6000 kata.
Carr dan Wixon( 1986) dalam Tormpkins, (1989:93) memberikan 4 penuntun
pembelajaran kosakata yang efektif. Keempat penuntun tersebut diuraikan sebagai
berikut :
1. Pembelajaran hendaknya dapat membentuk siswamenghubungkan kata-kata yang
baru dikenal dengan latarbelakang pengetahuan vang telah dimiliki.
2. Pembelajaran hendaknya dapat membentuk siswa untuk mengembangkan tingkat
pengetahuan kosa kata vang dimilikinya.
3. Pembelajaran hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa agar terlihat
secara aktif dalam mempelajari kata-kata baru
4. Pembelajaran hendaknya mengembangkan strategi belajar siswa untuk
mempelajari kata-kata baru secara bebas
e. Perkembangan Pragmatik
Perkembangan atau penggunaan bahasa merupakan hal yang paling penting dalam
bidang pertumbuhan bahasa pada periode usia sekolah. Pada usia prasekola, anak-
anak belum memiliki keterampilan bercerita secara sistematis (Zuchdi dan
Budiasih{ 1996/1997:87) Pada periode usia sekolah, mereka sudah memahami cerita
film vang dilihat melalui televisi.

TOPIK 2
2.1. Tahapan Pemerolehan Bahasa Anak
1. Pengertian Pemerolehan Bahasa
Pemerolehan bahasa anak melibatkan dua keterampilan, yaitu kemampuan untuk
menghasilkan tuturan secara spontan dan kemampun memahami tuturan orang lain.
Dalam konteks ini, yang dimaksud dengan pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan
kemampuan berbahasa baik berupa pemahaman atau pun pengungkapan, secara alami,
tanpa melalul kegiatan pembelajaran formal.
Kegiatan pemerolehan bahasa ini ditandai oleh hal-hal berikut:
a. Berlangsung dalam situasi informal, tanpa beban, dan di luar sekolah
b. Pemilikan bahasa tidak melalui pembelajaran formal di lembaga-lembaga
pendidikan seperti sekolah atau kursus
c. Dilakukan tanpa sadar, serta dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam
konteks berbahasa yang bermakna.
2. Bahasa Indoncsia dalam Pemerolehan Bahasa Anak-Anak
a. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama
Bahasa vang pertama kali dikenal dan dikuasai Gungtri sejak bayi sampai
sekolah adalah bahasa Indonesia. Dengan demikian. bahasa Indonesia bagi
Gungtri merupakan bahasa pertama.
b. Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua
Pemerolehan serempak dua bahasa (simultaneous bilingualacquisition)
terjadi pada anak vang dibesarkan dalam masyarakatb ilingual (menggunakan dua
bahasa dalam berkomunikasi) atau dalam masyarakat multilingual (menggunakan
lebih dari duabahasa). Anak mengenal, mempelajari dan menguasai kedua bahasa
secara bersamaan.
3. Srategi Pemerolehan Bahasa Anak
Dalam belajar untuk memperoleh kemampuan bahasa lisannva, mereka
melakukannya dengan berbagai cara seperti di bawah ini :
a. Mengingat
b. Meniru
c. Mengalami Langsung
d. Bermain
4. Tahapan pemerolehan bahasa anak
a. Masa Pra Sekolah
Pada usia 4 tahun, sebagian besar anak mengajukan berbagai pertanvaan,
memberikan komentar, laporan tentang kejadian nyata, bahkan membuat cerita
yang berdasarkan imajinasi yang mereka punya.
b. Masa Sekolah
Pada saat berada di sekalah para siswa mendapatkan lingkungan baru
yang tentu saja mempengaruhi proses pemerolehan bahasa yang mereka alami.
Anak-anak yang mengalami proses pemerolehan di sekolah mengembangkan
kemampuan mereka dalam memahami bahasa dan menggunakan berbagai macam
ungkapan.

TOPIK 3
3.1. Pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia
1. Pendekatan Tujuan
Pendekatan tujuan dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam setiap kegiatan belajar,
pembelajaran yang harus lebih dahulu ialah tujuan yang hendak dicapai.
2. Pendekatan Tematik
Pendekatan tematik didasarkan pada asumsi bahwa bahasa merupakan bagian dari
kebudayaan dan salah satu karakteristik bahasa adalah merupakan fenomena sosial.
3. Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses didasarkan pada asumsi bahwa belajar merupakan
proses mengubah tingkah laku, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor.
- Penerapan konsep Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
a. Kegiatan Siswa
Melalui kegaitan ini para siswa harus mampu menemukan sendiri kata-kata, kalimat-
kalimat,dan paragraf-paragraf yang akan dituliskan dalam karangan.
b. Kegiatan Guru
Guru menyediakan fasilitas yang diperlukan oleh siswa demi kelancaran kegiatan
belajar.
4. Pendekatan komunkatif
Pendekatan komunikatif adalah situasi pembelajaran bahasa di warnai oleh pendekatan
struktural. Pendekatan komunikatif digunakan sebagai dasar pengajaran
bahasaberdasarkan kurikulum yang menitikberatkan penggunaan bahasa atau
keterampilan berbahasa, baik lisan maupun tulisan.
- Ciri-ciri Pendekatan Komunikatif
a. Kegiatan Komunikatif yang disajikan betul-betul yang diperlukan oleh siswa.
b. Untuk mendorong siswa mau belajar hendaknya guru memberikan kegiatan belajar
yang bermakna.
c. Materi dari silabus atau kurikulum komunikatif dipersiapkan setelah diadakan suatu
analisis mengenai kebutuhan berbahasa.
d. Penekanan pendekatan komunikatif ialah pada pelayanan individu siswa.
e. Peran guru
f. ialah sebagai pelayan. la menjadi fasilitator, motivator bagi perkembangan idividu
siswa.
g. Materi interaksional berperan menunjang komunikasi siswa secara aktif.
5. Pendekatan Terpadu
a. Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia.
b. Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan,
keputusan, dan keadaan.
c. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan social.
d. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis).
e. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan
kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.
6. Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa
yang menganggap bahasa sebagai perangkat kaidah. pembelajaran bahasa harus
mengutamakan penguasaan kaidah- kaidah bahasa atau tata bahasa.
7. Pendekatan Whole Language
Pendekatan whole language adalah pendekatan pembelajaran bahasa yang menyajikan
pengajaran bahasa secara utuh, tidak terpisah-pisah.

TOPIK 4
4.1. Metode pembelajaran bahasa lndonesia
A. Dasar-Dasar Pengembangan Metode Pembelajaran Bahasa
Pembicaran masalah pembelajaran bahasa selalu terkait dengan pendekatan, metode, dan
teknik,
B. Metode
Seperti telah diuraikan sebelumnya, bahwa metode dalam pengajaran bahasa berarti
suatu perencanaan yang menveluruh untuk menyajikan materi pelajaran bahasa secara
teratur berdasarkan pendekatan tertentu.
1. Metode Audiolingual
2. Metode Respon Fisik Total
3. Metode Diam
4. Metode Audiovisual
C. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut
a. Merumuskan indicator pencapaian kompetensi
b. Penentuan jenis penilaian
c. Menentukan alokasi waktu
d. Menentukan sumber belajar

TOPIK 5
5.1. Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia
A. Teknik pengajaran Bahasa Indoncsia di kelas rendah
Istilah teknik dalam pembelajaran bahasa mengacu pada pengeritian implementasi
perencanaan pengajaran di depan kelas yaitu penyajian pelajaran dalam kelas tertentu
dalam jam dan materi tertentu pula.
Teknik mengajar berupa berbagai macam cara, kegiatan, dan kiat (trik) untuk menyajikan
pelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajan.
B. Teknik Pembelajaran Bahasa
Teknik pembelajaran Bahasa adalah upaya guru, usaha-usaha guru, atau cara-cara yang
digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di
dalam kelas padasaat itu.
a. Teknik Ceramah
b. Teknik Tanya Jawab
c. Teknik Diskusi Kelompok
d. Teknik Pemberian Tugas
e. Teknik Ramu Pendapat
f. Teknik Simulasi
C. Metode dan Teknik Pengajaran Bahasa yang Baik
Suatu teknik pengajaran keterampilan berbahasa dapat dikatakan baik apabila teknik
pengajaran tersebut:
1. Memikat, menantang atau merangsang siswa untuk belajar.
2. Memberikan kesempatan yang luas serta mengaktifkan siswa secara mental dan fisik
dalam belajar.
3. Tidak terlalu menyulitkan guru dalam penyusunan, pelaksanaan. dan penilaian
program pengajaran.
4. Dapat mengarahkan kegiatan belajar kearah tujuan pengajaran
5. Mengembangkan kreativitas siswa.
6. Mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran

TOPIK 6
6.1. Pembelajaran membaca dan menulis permulaan
A. Metode-metode membaca Permulaan
Dalam pembelajaran membaca permulaan ada beberapa metode membaca permulaan
yang bias diterapkan menurut (Kartika, 2004) antara lain :
1. Metode Abjad
Mula-mula guru memperkenalkan huruf (abjad) kepada siswa.
2. Metode Eja
Metode eja adalah belajar membaca yang dimulai dari mengejahuruf demi huruf.
Pendekatan yang dipakai dalam metode eja adalah pendekatan harafiah. Siswa mulai
diperkenalkan dengan lambang-lambang huruf.
Kelebihan metode eja
a. Siswa diharuskan untuk mengetahui setiap lambang huruf jadi siswa lebih cepat
dan hafal dari alphabet.
b. Siswa langsung mengetahui bunyi dari setiap bentuk huruf.
c. Siswa diharuskan untuk mengetahui setiap lambang huruf kemudian
menyusunnya menjadi kata maka membutuhkan waktu yang lama.
d. Apabila tidak diulang terus mencrus kebanyakan siswa akan mudah lupa antara
bentuk dan bunyi huruf tersebut.
3. Metode Bunyi
Metode ini sebenarnya merupakan bagian dari metode eja. Prinsip dasar dan proses
pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan Metodec eja/abjad di atas. Demikian
juga dengan kelemahan-kelemahannya. Perbedaannya terletak hanya pada cara atau
sistem pembacaan atau pelafalan abjad (huruf-hurufnya)
4. Metode Suku Kata
Proses pembelajaran membaca permulaan dengan metode ini diawali dengan
pengenalan suku kata, seperti /ba, bi, bu. be, bo/, feact cu, ce, col da, disdu, de, dos
ke, ki ko ke, ko,/ dan seterusnya.
Jika Kita simpulkan, langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan dengan
metode suku kata adalah :
a. Tahap pertama, pengenalan suku-suku kata.
b. Tahap kedua, perangkaian suku-suku kata menjadi kata.
c. Tahap ketiga. perangakaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat.
- Kelebihan metode suku Kata
 Dalam membaca tidak ada mengeja huruf demi huruf sehingga
mempercepat proses penguasaan kemampuan membea permulaan.
 Dapat belajar mengenal hurut dengan mengupas atau menguraikan
suku kata suku kata yang dipergunakan dalam unsur-unsur hurufnya.
 Penyajian tidak memakan waktu yang lama
 Dapat secara mudah mengetahui berbagai macam kata
- Kelemahan metode suku kata
 Bagi anak kesulitan belajar yang kurang mengenal hurul, akan
mengalami kesulitan merangkaikan huruf menjadi suku kata.
 Siswa akan sulit bila disuruh membaca kata-kata lain karena mereka
akan condong mengingat suku kata yang drajarkan saja.
5. Metode Kata
Proses pembelajaran membaca permulaan diawali dengan pengenalan sebuah kata
tertentu. Kata ini, kemudian dijadikan lembaga sebagai dasar untuk pengenalan suku
kata dan huruf.
a. Kelebihan metode kata
- Dalam membaca tidak ada mengeja huruf demi huruf sehingga mempercepat
proses penguasaan kemampuan membca permulaan.
- Langsung mengetahui kata tanpa harus mengejanya, yang dapat
memperlambat proses pengajaran.
b. Kelemahan metode kata
- Biasanva anak tidak langsung bisa membaca perkata.
- Susah diterapkan pada anak yang mempunyai intelejensi kurang.
6. Metode Global
Sebagian orang mengistilahkan metode ini sebagai "Metode kalimat”. Dikatakan
demikian, karena alur proses pembelajaran membaca permulaan yang diperlihatkan
melalui metode ini diawali dengan penyajian beberapa kalimat secara global. Untuk
membantu pengenalan kajimat dimaksud, biasanya digunakan gambar. Metode
global memiliki kelebihan yaitu mudah dipahami siswa karena menggunakan media
gambar.
Selain kelebihan, metode ini juga memiliki kelemahan diantaranya:
a. Metode global memakai gambar metode ini tidak bisa diterapkan di SD daerah
pedesaan karena untuk mendapatkan gambar sangat sulit, jauh dari tempat
fotocopy atau print.
b. Mungkin siswa akan menghafal gambar saja, dan tidak terlalu memperhatikan
kalimatnya.
7. Metode SAS
SAS merupakan singkatan dari "Struktur Analitik Sintetik".
- Kelebihan metode SAS
a. Metode ini dapat dijadikan sebagai landasan analisis.
b. Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikan rupa membuat anak sudah
mengikuti prosedur dan akan cepat membaca pada kesempatan berikutnya
c. Berdasarkan landasan linguistic, metode ini akan membantu anak menguasaai
bacaan dengan lancar
- Kelemahan metode SAS
a. Metode SAS menuntut pengajar harus kreatif dan terampil. Tuntutan
semacam ini sangat sulit terpenuhi pada pada kondisi sekarang ini.
b. Banyak sarana yang harus di persiapkan dalam penerapan metode ini.
c. Metode SAS hanya untuk konsumen pembelajar di kota

TOPIK 7
7.1. Rencana pemebelajaran membaca dan menulis permulaan
A. Pelaksanaan Pengajaran Bahasa Indoncsia di SD
Bahasa sebagai alat komumkasi digunakan untuk bermacam-macam fungsi sesuai
dengan apa vang ingin disampatkan oleh penutur Dalam pelaksanaannya, bermacam-
macam fungsi tersebut dapat dipadukan melalui berbagai kegiatan pembelajaran
(bermain peran, percakapan mengenai topik tertentu, menulis karangan, dsb).
B. Aspek pembelajaran Bahasa Indonesia
a. Menyimak
b. Berbicara
c. Membaca
- Membaca teknik
- Membaca dalam hati
- Membaca pemahaman
- Membaca cepat
- Membaca pustaka
- Membaca bahasa
- Menulis
- Kebahasaan

TOPIK 8
81.1. Simulasi pembelajaran membaca dan menulis permulaan
A. Persiapan Membaca Permulaan
a. Langkah/Persiapan Membaca Permulaan
1. Guru melakukan penguatan prosedur kelas.
2. Guru membimbing cara duduk siswa yang benar saat membaca.
3. Guru mengatur jarak pandang mata ke buku yang tepat.
4. Guru melatih cara membaca dari kiri ke kanan

TOPIK 9
9.1. Pembelajaran Bahasa Indonesia Lintas Kurikulum
A. Hal penting yang mendasari pentingnya pembelajaran membaca lintas kurikulum
a. Membaca lintas kurikulum untuk meningkatkan kemampuan membaca secara bebas
atau mandiri.
b. Membaca lintas kurikulum untuk memperluas kosa kata dan prestasi siswa.
c. Membaca lintas kurikulum meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
d. Membaca lintas kurikulum untuk memahami teks ekspositori.
e. Membaca lintas kurikulum memudahkan siswa memahami materi masing-masing
bidang studi.
B. Mode-model pembelajaran lintas kurikulum diantaranya :
a. Directed-Thingking-Reading-Activity
b. Know-Want to know-learned
c. Predict-Organize-Pratice-Evaluate
d. School Wide Enrichment Model-Reading
C. Karakteristik model
a. Karakteristik model pembelajaran DRTA
- Berpikir Kritis
b. Karakteristik model pembelajaran KWL
- Model diskusi
c. Karakteristik model pembelajaran PORPE
- Berpikir tingkat tinggi ( Sintetis-Aplikasi-Evaluasi)
d. Karakteristik model pembelajaran SEM-R
- Kegiatan membaca secara mandiri
D. Manfaat model pembelajaran
a. Model pembelajaran DRTA
- Memupuk pemahaman siswa dalam membaca.
- Membantu siswa dalam pengembangan pemahaman bacaan teks/narasi dan
berpikir kritis.
- Membimbing siswa melalu proses membaca.
b. Model pembelajaran KWL
- Memunculkan pengetahuan siswa sebelumnya tentang suatu topik.
- Menetapkan tujuan dari membaca
- Membantu siswa untuk pemahaman mereka
- Memberikan kesempatan siswa untuk memperluas ide-idenya
- Memungkinkan siswa menilai pemahaman mereka sendiri
c. Model pembelajaran PORPE
- Meningkatkan kemampuan berpikir tinggi siswa
d. Model pembelajaran SEM-R
- Merangsang ketertarikan siswa dalam membaca
- Mendorong siswa agar mampu menjadi independen reader
- Meningkatkan kelancaran pemahaman membaca
- Meningkatkan prestasi siwa dalam membaca

TOPIK 1
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia Lintas Kurikulum
A. Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra
- Memahami dunia
- Membentuk sikap positif
 Kesadaran akan harga diri
 Toleransi terhadap orang lain
 Keingin tahuan tentang hidup
 Menyadari hubungan yang manusia
B. Aspek-aspek buku yang harus dipertimbangkan bagi anak-anak
- Penokohan
- Latar cerita
- Alur cerita
- Tema
C. Macam-macam karya sastra anak-anak
- Dongeng
- Fabel
- Legenda
- Cerita rakyat
- Puisi

Anda mungkin juga menyukai