Disusun:
Kelompok I (Satu)
Nama : 1. Johaneslim Zalukhu (192124033)
2. Martha O. Waruwu (192124045)
Semester/Kelas : VI/B
Mata Kuliah : Pemerolehan Bahasa
Dosen Pengampu : Yanida Bu’ulolo, M.Pd.
Kami menyadari dalam makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok I (Satu)
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................1
Bab II Pembahasan
A. Kesimpulan.......................................................................................11
B. Saran.................................................................................................11
Daftar Pustaka............................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lebih dari setengah penduduk dunia adalah dwibahasawan yang
menggunakan dua bahasa atau lebih sebagai alat komunikasi. Kedwibahasaan
adalah hasil dari pemerolehan bahasa. Kedwibahasaan ini menimbulkan
interferensi sebagai salah satu penyebab kesalahan berbahasa. Kesalahan
berbahasa merupakan umpan balik bagi pengajaran bahasa. Pemerolehan
bahasa adalah produk dari pengajaran bahasa.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian konsep dasar dari pemerolehan bahasa?
2. Apa saja teori pemerolehan bahasa?
3. Apa saja ragam pemerolehan bahasa?
4. Apa saja tahapan dalam perkembangan bahasa anak?
5. Apa saja siasat/strategi pemerolehan bahasa?
6. Apa pengertian kedwibahasaan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep pemerolehan bahasa.
2. Untuk mengetahui teori pemerolehan bahasa.
3. Untuk mengetahui ragam pemerolehan bahasa.
4. Untuk mengetahui tahapan dalam perkembangan bahasa anak.
5. Untuk mengetahui siasat/strategi pemerolehan bahasa.
6. Untuk mengetahui pengertian kedwibahasaan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
bersangkutan. Jadi pemerolehan bahasa terjadi dalam situasi informal, tanpa
beban dari luar sekolah.
1. Pandangan nativitis
Menurut pandangan nativitis, setiap anak yang lahir telah
dilengkapi dengan kemampuan bawaan atau alami untuk
berbahasa.Bukan lingkungan yang membuat anak mampu berbahasa. Juga
bukan karena meniru orang lain banyak juga ungkapan kreatif yang
dimunculakan anak ketiak berbahasa, yang pernah di contoh sebelemnya.
2. Pandangan behavioristik
Menurut behaviors, penguasaan bahasa anak ditentukan oleh
rangsangan yang diberikan lingkungan. Anak tidak memiliki peranan
aktif, hanya sebagai penerima pasif. Perkembangan bahasa anak
ditentukan oleh kekayaan dan lamanya latihan yang diberikan oleh
lingkungan, serta peniruana yang dilakukan anak terhadap tindakan
berbahasa anak.
3. Pandangan kognitif
Menurut pandangan kognitif, penguasaan dan perkembagan
bahasa anak ditentukan oleh daya kognitifnya. Lingkungan tidak serta
merta memberiakan pengaruhnya terhadap perkemabngan intelektual dan
berbahsa anak, kalau si anak juaga tidak melibatkan secara aktif dengan
lingkunganya. Dengan kata lain anaklah yang berperan aktif untuk
terlibat dengan lingkungannya agar penguasaan bahasanya dapat
berkembang secara optimal.
3
1. Berdasarkan bentuk
a. Pemerolehan bahasa pertama (First language aeqcuistion)
b. Pemerolehan bahasa kedua (Secondd language aeqcuistion)
c. Pemerolehan bahasa ketiga (reaeqcuistion)
2. Berdasarkan urutan
a. Pemerolehan bahasa pertama (monolingual aeqcuistuin)
b. Pemerolehan bahasa kedua (scond language aeq cuistuon)
3. Berdasarkan jumlah
a. Pemerolehan satu bahasa(monolingual aeqcustion)
b. Pemerolehan dua bahasa (bilingual aeqcuistion)
4. Berdasarkan media
a. Pemerolehan bahasa lisan (oral language aeqcuistion)
b. Pemerolehan bahasa tutur (written language aeqcuistion)
5. Berdasarkan keaslian
a. Pemerolehan bahasa asli (suative language aeqcuistion)
b. Pemerolehan bahasa asing (fonoeigen language aeqcuistion)
1. Tahap pralinguistik.
Tahap ini berlangsung sejak anak lahir sampai umur 12 bulan, dalam
masa ini ada 4 tahap perkembangan bahasa anak.
a) Pada umur 0-2 bulan, bunyi-bunyi refleksi yang disuarakan oleh anak
untuk menyatakan rasa lapar, sakit dan ketidaknyamanan, serta bunyi
vegetatif/ batuk, bersin dan sendawa.
b) Pada umur 2-5 bulan, anak mulai mendengkur dan mengeluarkan
bunyi-bunyi vocal yang bercampur dengan bunyi-bunyi mirip
konsonan
4
c) Pada umur 4-7 bulan, anak mulai mengeluarkan bunyi agak utuh
dengan durasi yang lebih lama, berkonsonan nasal/m/m/sudah mulai
muncul.
d) Pada unut 6-12 bulan, anak mulai berceloteh vokal yang muncul
adalah, A Dengan konsonan lambat-lambat labrak (P,B, Majal& T, D)
2. Tahap Holoirasis (tahap satu kata)
Tahap ini berlangsung ketika usia12-18 bulan, pada masa ini anak
menggunakan satu kata memiliki arti yang mewakili satu atau bahkan
lebih dari prase (kalimat).
3. Tahap Telegrafik
Tahap ini disebut juga dua kata/dua tahap, anak mulai
menggunakan dua kata dalam beberapa frase ini, berlangsung sewaktu
anak berusia setelah 18-24 bulan.
4. Tahap Banyak
Kata Frase ini berlangsung pada usia 2-5 tahun/ sampai mulai
bersekolah, tahap ini merupakan fase perkembangan bahasa anak yang
telah mempertutur dengan menggunakan gramatikal yang lebih baik.
5
berbahasa. Anda menemukan bahwa untuk maksud yang sama, tuturan
anak cenderung berubah, mungkin berupa pengulangan, penambahan atau
pergantian kata atau susunan kata dan intonasinya
3. Mengalami langsung
Strategi lain yang mempercepat anak menguasai bahsa pertamanya
adalah mengalami langsung kegitan berbahasa dalam konteks yang nyata.
Anak menggunakan bahasa baik ketika berkomunikasi dengan oprang
lain, maupun sewaktu sendiri. Dia menyimak dan berbicra langsung, dan
sekaligus memperoleh tanggapan dari mitra bicaranya. Dari tanggpan
yang di pererolehanya, secara tidak sadar anak memperoleh masukan
tentang kewajaran dan ketetapan perilaku berbahasa, dan waktu yang
sama juga si anak mendapat masukan dari tindak berbahasa yang
dilakukan mitra bicanya.
4. Bermain
Dunia anak memeng duania bermain. Kegiatan bermain sangat
penting untuk mendorong kemampuan bebahasa anak. Dalam bermain, si
anak kadang berperan sebagai orang dewa; sebagai penjual tahu pembeli
dalam bermain dagang-dagangan; ibu, bapak atau anak dalam bermain
rumah- rumahan; sebagai dokter, pasien; atau sebagai guru dan murid
dalam berbain sekolahan. Tanpa disadari, mereka sedang bermain drama,
sekaligus mereka berlatih berbicara dan menyimak.
5. Penyerderhanaan
Landasan atau dasar kognitif pemerolehan bahasa sangat mudah
terlihat dalam 3 hal;
1. Perkembangan semantik anak
2. Pekembangan sintaksis permulaan
3. Penggunaan aksif anak sejenis siasat belajar Strategi pemerolehan bahasa;
Gunakan pemahaman non linguistik sebagai dasar pemberian
Gunakan segala sesuatu yang menarik hati
Anggaplah bahwa bahasa dipakai secara refrensial/elos presesif
Amatilah cara orang lain mengekspresi makna
Ajukan pertanyaan untuk memancing data diinginkan
6
Tirulah apa yang dikatakan orang lain
Gunakan beberapa oprasi umum untuk menetapkan bahasa
Buatlah sebanyak mungkin dari yang telah dimiliki
Hasilkanlah bahasa dan lihat cara orang lain berespon
7
Faktor ini banyak mempengaruhi pemerolehan bahasa anak, dalam
kalimat ini adalah bagian perilaku berbahasa setiap individu seperti orang
tua, saudara anggota masyarakat sekitar. Untuk memperoleh kemampuan
bebahasa anak memprilakukan contoh atau model berbahasa, respon
serta teman-teman utuk berlatih dan beruji coba dalam belajar bahasa
dalam bentuk yang sesungguhnya. Berkenaan dengan model berbahasa,
menurut Brown bahwa bahasa ibu mempunyai kecenderungan menerima
kalimat yang salah merurut tata bahasa, asal isian benar. Artinya bila anak
dapat menyatakan dengan baik apa yang ingin dikatakannya. Sebab para
ibu tidak mau menerima kalimat yang sebetulnya benar menurut tata
bahasa, tapi tidak betul isinya.
Bahwa bahasa anak belajar untuk meluaskan kalimat dari contoh
kegiatan berbahasa dari lingkungan sosial.
a. Bahasa semang (methersse) yaitu pemerolahan bahasa oleh orang tua
ketika berbicara dengan (anak kecil).
b. Para frase yaitu, pengungkapkan kembali ujaran yang diucapkan anak
degan cara berbeda.
c. Menegskan kembali (eohing) yaitu, mengulang apa yang dikatakan
anak .
d. Memperluas (expanding) yaitu, mengingkapkan kembali apa yang
dikatakan anak dalam bentuk kebahasan yang lebih kompleks.
e. Menamai (labeling) yaitu, mengidentifikasi nama-nama benda yang
sebenarnya atau benda tiruan.
f. Penguatan (reinforcement) yaitu, menanggapi atau memberi respon
positif atau orilaku bahasa anak.
g. Permidekan (modeling) yaitu, contoh berbahasa yang dilakukan otang
tua (orang dewasa).
3. Faktor Intelegensi
Intelengensi yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang
memperoleh perhatian besar dari ahli-ahli psikologis maupun pendidik,
bawa intelegensi bersifat bawaan dan sulit untuk diubah ada pula yang
bependapat, bahwa rangkaian stimulus yang diberikan pada usia dini
8
dapat membentuk keadaan kognitif yang tidak sebanding dari anak-anak
yang berasal dari lingkungan masyarakat dengan keadaan sosial ekonomi
yang sangat rendah. Pengertian intelegensi sediri terdapat lebih dari satu.
Salah satu diantaranya yang banyak dianut ialah intelegensi sebagai
gabungan dari kemampuan-lemampuan untuk memahami gubungan
berpikir secara teoritis, belajar, memecahkan masalah, memanipulasi
simbol-simbol dan berurusan dengan lingkungannya secara efektif.
Zamden mengartikan intelegensi, sebagai kesanggupan seseorang dalam
memecahkan masalah, intelegensi erat kaitannya dengan daya tahu
kemempuan anak dalam berpikir (bernalar).
4. Faktor Motivasi
Faktor ini erat kaitanya dengan perilaku awal (ebtering behavior),
yaitu keafaan kemampuan anak pada saat memasuki suatu kelas. Pada
dasarnya motivasi tumbuh karena 3 faktor; semangat, harapan dan
imbalan. Ada pula faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi prilaku
yaitu, pembawaan sejak lahir, intelegensi, kebiasaan, kemempuan
memanipulasi dan beradaptasi. Benson mengatakan kekuatan motivasi
dapat menjelaskan seorang anak yang normal sukses mempelajari bahasa
ibunya, karena mendapat dari sumber motivasi yaitu dari dalam dan dari
luar. Salah satu contoh dalam belajar bahasa seorang anak tidak terdorong
demi bahasa sendiri, dia belajar bahasa karena kebutuhan dasar yan
bersipat praktis; seperti lapar, haus, serta perlu dan kasih sayang, yang
disebut motifasi intrinsik anak itu sendiri. Dalam perkembangan
selanjutnya si anak merasakan bahwa komunikasi bahasa yang
dilakukannya memuat orang lain senang dan gembira, juga menerima
pujian dan respon baik dari mitra bicaranya yang disebut motivasi
extrinsic (berasal dari luar dirinya)
G. KEDWIBAHASAAN
Kedwibahasaan merupakan penguasaan dua bahasa atau lebih
(Enciyclopedia Britanica, 1965). Kedwibahasaan adalah penguasaan dua
bahasa secara sempurna. Tentu saja penguasaan dua bahasa itu tidak dapat
9
dijelaskan secara tepat karena penguasaan itu berjenjang atau relatif
(Bloomfield, 1993) Kedwibahasaan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu,
ideologi, politik, demografi budaya, agama, sejarah, ekonomi,
militer/pertahanan. Lebih dari setengah penduduk dunia adalah
dwibahasawan (Harding dan Riley; 1986 : 27).
Kedwibahasaan ini merupakan salah satu faktor penyebab
kesalahan berbahasa. Kesalahan itu sendiri merupakan umpan balik bagi
pengajaran berbahasa. Pemerolehan bahasa merupakan produk dari
pengajaran bahasa. Memahami kesalahan bahasa berarti memahami
pengajaran bahasa, pemerolehan bahasa, kedwibahasaan, dan pengaruh-
pengaruhnya. Pada situasi pertama (B1) pengajaran bahasa diperoleh
secara alamiah (langsung praktek berbahasa, Bahasa ini sering disebut
sebagai bahasa ibu, seperti anak-anak kecil mencapai pengajaran
berbahasa dari lingkungan keluarganya. Atau orang-orang B 2 di
lingkungan B 2 Pada situasi kedua; para pelajar secara ilmiah memperoleh
pengajaran bahasa pada lembaga formal (sekolah).
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kemampuan berbahasa
secara alamiah, informal, dan malalui kegitan berbahasa langsung. Bahasa
yang pertama. Setidaknya tiga teori pemerolehan bahasa langsung. Bahasa
yang pertama sekali diperoleh anak disebut bahasa pertama. Setidaknya ada
tiga teori pemerolehan bahasa yang di perbincangkan oleh para ahli, yaitu
pandangan nativistik, pandangan behavioristik, dan pandangan kognitif.
Keberhasilan anak dfalam mempelajari dan menguasai bahasa pertama
dipengaruhi oleh berbagai faktor dengan strategi tertentu. Faktor yang
memengaruhi penguasaan bahasa anak adalah faktor biologis, intelektual,
lingkungan, dan motivasi. Dalam mendukung keberhasilan belajar anak ,
unsur lingkungan sosial memberikan bantuan berupa bahasa semang, prafrase,
penyedehanaan, perluasan, penguatan penguasan kembali, pelabelan, dan
pemodelan. Sementara itu, strategi belajar anak yang dilakukan anak adalah
mengingat, meniru, mengalami langsung, bermain dan menyederhanakan.
Kemampuan anak dalam berbahasa bertahap, tidak sekaligus. Tahap-
tahap perkembangan anak terdiri dari frase pralinguistik, fase satu- satu kata
(holograstik), fase dua kata, dan fase telegrafis.
B. SARAN
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan pembaca mampu
mengetahui konsep dasar pemerolehan bahasa, teori pemerolehan bahasa,
ragam pemerolehan bahasa, tahapan dalam perkembangan bahasa anak,
siasat/strategi pemerolehan bahasa, serta pengertian kedwibahasaan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Hartati, Tatat. 2000. Pemerolehan Imbuhan Siswa Sekolah Dasar Negeri Cileunyi
Kabupaten Bandung. Bandung. UPI.
12