MODUL I
HAKIKAT BAHASA DAN PEMBELAJARAN BAHASA
K E G I A T A N B E LA J A R 1
I. HAKIKAT BAHASA
a. Pengertian Bahasa
Menurut beberapa sumber dari para ahli, bahasa adalah:
1. Sebuah simbol bunyi arbiter yang digunakan untuk komunikasi manusia (Wardhaugh, 1972).
2. Sebuah alat untuk mengomunikasikan gagasan atau perasaan secara sistematis melalui penggunaan tanda, suara, gerak atau
tanda-tanda yang disepakati yang memiliki makna yang dipahami (Webster’s New Collegiate Dictionary, 1981).
3. Sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama dan
mengidentifikasi diri (Kentjono, Ed., 1984:2).
4. Salah satu dari sejumlah sistem makna yang secara bersama-sama membentuk budaya manusia (Hilliday dan Hasan, 1991).
Dari pandangan para ahli diatas ada yang menyatakan bahasa melalui penekanan sistem, alat dan juga pada komunikasi.
b. Karakteristik Bahasa
1. Sebagai sebuah sistem
Dapat diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang berkombinasi dengan kaidah-kaidah yang dapat diramalkan.
2. Sistem lambang yang arbiter (Makna suka) dan Konvensional.
Merupakan sistem simbol, baik berupa bunyi dan/atau tulisan yang dipergunakan dan disepakati oleh suatu kelompok
sosial.
3. Bersifat produktif
Dari huruf-huruf per kata dan selanjutnya dapat dihasilkan satuan bahasa dalam jumlah yang tak terbatas, ribuan kata,
kalimat atau wacana bacaan dengan segala variasinya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat penggunanya.
4. Memiliki fungsi dan variasi
Fungsi sebagai alat kominikasi sedangkan penggunaan bahasa oleh suatu kelompok disebut variasi atau ragam bahasa.
c. Fungsi Bahasa
Halliday (1975, dalam Tompkins dan Hoskisson, 1995) secara khusus mengidentifikasi fungsi bahasa adalah sebagai berikut:
1. Personal
2. Regulator
3. Interaksional
4. Informasi
5. Heuristik
6. Imajinatif
7. Instrumental
d. Ragam bahasa
Berdasarkan pemakai dan pemakaiannya:
1. Berdasarkan pemakainya
Ragam bahasa dapat dilihat dari segi asal daerah penutur yang melahirkan dialeg geografis, kelompok sosial yang
melahirkan dialeg atau ragam sosial dengan segala variasinya serta sikap bahasa yang melahirkan ragam resmi dan tak
resmi atau keseharian.
2. Berdasarkan pemakaiannya
Bertolak dari pemakaiannya, bidang perbincangan, yang melahirkan ragam ilmiah, ragam sastra, ragam jurnalistik dan
ragam-ragam lainnya. Media berbahasa, yang memunculkan ragam lisan dan tulis, serta situasi bahasa, yang memunculkan
ragam baku dan tak baku.
K E G I A T A N B E LA J A R 2
b. Belajar Bahasa
Anak belajar bahasa dan menguasai bahasa tanpa disadari dan tanpa beban, apalagi diajari secara khusus. Mereka belajar bahasa
melalui pola berikut:
1) Semua komponen, sistem dan keterampilan bahasa dipelajari secara terpadu
2) Belajar bahasa dilakukan secara alami dan langsung dalam konteks yang otentik.
3) Belajar bahasa dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhannya
4) Belajar bahasa dilakukan melalui strategi uji coba (Trial-Error) dan strategi lainnya.
c. Pembelajaran Bahasa
Tipe-tipe belajar yang melibatkan bahasa (Halliday, 1979, dalam Goodman, dkk., 1987):
1) Belajar bahasa
2) Belajar melalui bahasa
3) Belajar tentang bahasa
Apabila kemampuan berbahasa dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam, antara lain adalah:
1) Kemampuan menyimak atau mendengarkan
2) Kemampuan berbicara
3) Kemampuan membaca
4) Kemampuan menulis
Paradigma atau cara pandang pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
a. Imersi
Pembelajaran bahasa dilakukan dengan “menerjunkan” siswa secara langung dalam kegiatan berbahasayang dipelajarinya.
b. Pengerjaan (Employment)
Pembelajaran bahasa dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam berbagai kegiatan
berbahasa yang bermakna, fungsional dan otentik.
c. Demonstrasi
Siswa belajar bahasa melalui demonstrasi – dengan pemodelan dan dukungan – yang disediakan guru.
d. Tanggung jawab
Pembelajaran bahasa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih aktifitas berbahasa yang akan dilakukannnya.
e. Uji coba
Pembelajaran bahasa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan dari prespektif atau sudut pandang
siswa.
f. Pengharapan (Expectation)
Siswa berupaya untuk suskses atau berhasil dalam belajar, jika merasa bahwa gurunya mengharapkan dia menjadi sukses.
Paradigma pembelajaran bahasa tersebut merupakan rambu bagi guru untuk memilih dan menerapkan strategi pembelajaran di SD.
MODUL 2
PEMEROLEHAN BAHASA ANAK
Pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kamampuan berbahasa yang diperoleh secara alami, informal dan malalui kegiatan berbahasa
langsung. Bahasa yang pertama kali diperoleh anak disebut bahasa yng diperbincangkan para ahli, yaitu pandangan nativistik, pandangan
behavioristik dan pandangan kognitif.
K E G I A T A N B E LA J A R 1
K E G I A T A N B E LA J A R 2
Untuk menjadi guru professional salah satu syaratnya adalah dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat karena keberhasilan
mengajar seorang guru ditentukan pula oleh pemilihan strategi yang tepat. Didalam strategi pembelajaran bahasa tercakup pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran bahasa.
K E G I A T A N B E LA J A R 1
2. Metode
Pada umumnya metode diartikan sebagai ‘cara mengajar’. Sebenarnya pengertian yang tepat untuk cara mengajar adalah
teknik mengajar, sendangan metode pada hakikatnya adalah suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan,
yang meliputi hal-hal berikuit.
a. Pemilihan Bahan
b. Urutan Bahan
c. Penyajian Bahan
d. Pengulangan Bahan
Tentang pemilihan bahan atau materi pelajaran dapat digunakan prinsip alamiah atau random. Prinsip alamiah dalam
pemilihan bahan adalah sesuai dengan apa yang diperlukan, seperti halnya kalau kita mempelajari bahasa sendiri. Pemilihan bahan
secara random, yaitu pemilihan bahasa yang dirasa penting (oleh guru) dan sesuai pula dengan situasi yang dihadapi.
Baik secara alamiah atau random, pemilihan bahan itu didasarkan kriteria berikut ini.
a. Bagian-bagian yang paling sering digunakan
b. Paling berguna
c. Paling muda mengerjakannya
d. Gabungan ketiganya.
Kelancaran berbahasa merupakan suatu malasah pengulangan. Ada dua cara untuk mengulangi bahasa, dengan cara
dihafalkan dikepala, atau dengan cara substitusi (penggantian). Suatu contoh substitusi adalah urutan kegiatan, yaitu berupa lakukan
dan kataan.
Dalam pembelajaran bahasa menurut Mackey (dalam Parera, 1987:19) terdapat lima belas macam metode, seperti berikut ini.
a. Direct Method
b. Natural Method
c. Psychological Method
d. Phonetic Method
e. Reading Method
f. Granmnar Language Method
g. Translation Method
h. Grammar Translation Method
i. Eclectic Method
j. The Unit Method
k. Language Control Method
l. Mim-Mem Method
m. Practice-theory Method
n. The Dual Language
o. Cognate Method
B. TEKNIK
Sebenarnya baik pendekatan maupun metode masih bersifat teoretis karena masih ada alat lain yang digunakan langsung
oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Alat itu adalah teknik yang mengandung makna cara-cara dan alat-alat yang
digunakan guru dalam kelas. Dengan demikian, teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru, atau cara-cara yang digunakan guru
untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada saat itu. Jadi, teknik ini bersifat
implementasional.
Karena kata teknik mengandung makna ‘cara-cara, dan metode juga mengandung makna ‘penyajian bahan’ maka kedua istilah ini
adakalanya dipakai dalam arti yang sama. Hal ini dapat kita pada komponen satuan pelajaran yang berbunyi Metode Teknik.
Adapun macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga kita jumpai pembelajaran mata pelajaran lain), seperti berikut
ini (Saliwangi, 1989:56-63).
f. Simulasi
Simulasi artinya tiruan (imitasi). Teknik Simulasi ini tepat sekali untuk melatih keterampilan berbicara. Dalam pelaksanaannya
guru terlebih dahulu menetapkan peran-peran yang akan dilakukan oleh guru siswa dalam permainan simulasi, misalnya ada yang
berperan (berpura-pura) sebagai kepala desa, sebagai ketua RW, sebagai ketua RT, sebagai warga RT yang sedang bersengketa soal
air, dan sebagainya.
Guru memberikan pengarahan tentang apa yang akan diperankan oleh masing-masing siswa yang telah ditunjuk. Oleh karena itu
siswa harus memerankan seseorang tokoh tertentu dalanm permainan tersebut maka Teknik Bermain Peran.
TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS
RENDAH
K E G I A T A N B E LA J A R 2
II. Aspek-aspek Pembelajaran Bahasa
Mata pelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas 4 aspek yaitu :
1. Mendengarkan
2. Berbicara
3. Membaca
4. Menulis.
Dalam keempat aspek diatas yang merupakan 4 ketrampilan berbahasa terdapat aspek kemampuan
berbahasa dan kemampuan bersastra.
Fungsi bahasa yang utama sebagai alat komunikasi, fungsi utama bersastra sebagai penghaluls budi,
peningkatan rasa kemanusiaan dan kepeduliasn social, pertumbuhan apresiasi budaya dan penyaluran
gagasan imajinasi dan ekspresi secara kreatif dan konstruktif, baik secara lisan maupun tertulis.
Dalam prakteknya pembelajaran bahasa Indonesia di kelas I dan II, keempat ketrampilan tersebut
dilaksanakan secara terpadu.
Materi mata pelajaran Bahasa Indonesia pada keempat aspek :
Kelas I
Mendengarkan Berbicara Membaca Menulis
Pengucapan bunyi atau Kalimat sederhana untuk Gambar tunggal Garis putus-putus
suara tertentu di memperkenalkan diri Gambar seri garis lurus
sekitar. Kalimat sapaan Gambar dalam buku garis lengkung
Pelafalan bunyi bahasa Gambar tunggal dan gambar Suku kata lingkaran
Tanggapan sesame seri Kata bentuk huruf
nonverbal terhadap Nama warna, nama&fungsi Label huruf
informasi yang anggota tubuh & benda- Angka arab kata
didengarkan benda di sekitar. Kalimat sederhana kalimat
Teks yang terdiri atas Cerita pengalaman yang Teks sastra & angka Arab
berbagai kalimat berkaitan dengan perjalanan nonsastra kalimat atau
perintah (kalimat dari rumah ke sekolah Paragraph pendek beberapa kalimat
imperative) Deskripsi bendabenda di berisi kalimat penulisan huruf,
Deskripsi tentang sekitar, kalimat berita sederhana (5-8 kata&kaliamat
benda-benda di sekitar (deklaratif). Informasi kalimat) label nama
Kalimat berita (kalimat tentang diri sendiri (minat, gambar sederhana
deklaratif) keinginan, citacita,dsb) pengisisan kalimat
Dongeng. Kalimat yang mengucapkan
rumpang
kesukaan atau berdasarkan gambar
ketidaksukaan. identitas diri, nama,
Puisi anak atau syair lagu alamat. Kalimat
anak sederhana dengan
Tokoh tertentu dalam huruf sambung (3-5
dongeng manusia atau kalimat)
hewan seperti dalam
dongeng kancil
Kelas II
Mendengarkan Berbicara Membaca Menulis
Teks cerita (8-12 Kata tanya: Apa, di mana, Teks pendek Kalimat sederhana
kalimat) Siapa. Kalimat Tanya: (10-15 menggunakan huruf
Teks berisi pesan Maaf Pak, Apa di sini kalimat) sambung (10-15 kalimat
pendek (untuk rumah Bu Aminah. Teks cerita atau masingmasing terdiri atas
dibacakan guru) Cerita tentang kegiatan fiksi (15-20 1-5 kalimat).
Dongeng sehari-hari di rumah dan kalimat) Kalimat sederhana yang
di sekolah buku-buku didiktekan (5 kalimat yang
Teks percakapan tentang cerita 250 berisi 3-5 kata perkalimat)
kegiatan sehari-hari kata - komik Cerita rumpang (belum
Pengalaman pribadi 10-20 selesai)
Peristiwa yang dialami di halaman Informasi mengenai
rumah, sekolah di rumah, puisi anak kegiatan anggota keluarga
sekolah dan lingkungan. Kalimat sederhana dengan
Tumbuhan atau gambar huruf sambung antara 6-8
tentangtumbuhan dan kalimat
binatang sekitar Kalimat untuk mengatakan
Puisi anak kesukaan/ ketidaksukaan
Cerita anak
Dialog
PENUTUP
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum mempunyai fungsi
untuk sekolah yang bersangkutan, sekolah lanjutan, siswa , orang tua dan pemakai lulusan. Dalam
pembelajaran di dalam kelas aspek-aspek Bahasa Indonesia diajarkan secara terpadu. Demikian pemaparan
singkat tentang telaah kurikulum dan buku teks mata pelajaran bahasa Indonesia Sekolah Dasar kelas rendah.
MODUL 4
TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS
RENDAH
KELAS 2
A. Mendengarkan
SK : mampu mendengarkan dan memahami ragam wacana lisan melalui mendengarkan pembacaan teks pendek, dan menyimak pesan
pendek serta mendengarkan dongeng
B. Berbicara
SK: mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan dan perasaan secara lisan melalui kemampuan bertanya/menyapa, menceritakan
kegiatan sehari hari, melakukan percakapan, menceritakan pengalaman, melaporkan dan mendeskripsikan sesuatu serta mendeklamasikan
pantun, menceritakan kembali cerita dan bermain peran
C. Membaca
SK : mampu membaca dan meamahami teks pendek dengan cara membaca lancer (bersuara) beberapa kalimat sederhana dan membaca
puisi
D. Menulis
SK : mampu menulis beberapa kalimat yang dibuat sendiri dengan huruf sambung, menulis kalimat yang didikte guru, dan menulis
melengkapi cerita, menulis rapi menggunakan huruf sambung, dan menuliskan pengalaman tentang kesukaan dan ketidaksukaan
MODUL 6
MODUL 7
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD/MI
KEGIATAN BELAJAR I
FOKUS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
A. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas 3 komponen, yaitu :
1. Kebahasaan
2. Kemampuan berbahasa
3. Kesastraan
Kompetensi kebahasaan terdiri dari 2 aspek,yaitu :
1. Struktur kebahasaan yang meliputi fonologi,morfologi,sintaksis,semantic dan kewacanaan.
2. Kosakata
Sedangkan kemampuan berbahasa terdiri atas 4 aspek, yaitu :
1. Kemampuan mendengarkan / menyimak
2. Kemampuan membaca
3. Kemampuan berbicara
4. Dan kemampuan menulis
dimana dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri melainkan merupakan perpaduan
dari keempatnya. Tidak mungkin di dalam kelas guru hanya melatih pengembangan kompetensi berbicara saja tanpa diikuti oleh
keterampilan berbahasa yang lain, namun karena materi pembelajaran bahasa Indonesia itu meliputi beberapa aspek, maka pembelajaran
bahasa ada pemfokusan dari aspek-aspek tersebut. Dengan demikian ada pembelajaran bahasa dengan focus keterampilan berbahasa, dan
adapula pembelajaran bahasa dengan fokus sastra.
Yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan berbahasa adalah pembelajaran bahasa Indonesia
yang ditekankan pada pengembangan salah satu kompetensi dasar dan keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dengan demikian, dalam
langkah-langkah pembelajaran semua kegiatan belajar mengajar tertumpu atau berfokus pada satu keterampilan berbahasa yang telah
ditetapkan.
KEGIATAN BELAJAR 2
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Setiap pembelajaran keterampilan memiliki ciri-ciri tersendirinyang harus dikuasai guru. Sebagai guru yang professional,dituntut
untuk mengetahui masing-masing ciri (karakter) setiap pembelajaran keterampilan berbahasa,kompetensi berbahasa, dan juga sastra. Hal
yang tak kalah penting bagi guru bahasa adalah : 1 ) memahami betul karakteristik pembelajaran untuk masing-masing kompetensi :2)
memahami tuntutan kurikulum dan masyarakat; 3) menafsirkan secara kritis dan kreatif isi kurikulum; 4)memahami masing-masing
kompetensi dalam pembelajaran BI.
Pembelajaran mendengarkan dan berbicara merupakan pembelajaran pertama yang dapat dilakukan guru pada pertemuan pertama
baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Pembelajaran mendengarkan pada kelas rendah dimaksudkan untuk mengetahui daya simak
siswa,daya apresiasi siswa terhadap bunyi dan juga digunakan sebagai dasar mengungkapkan pengetahuan,kemampuan dan keberanian
siswa dalam berbicara. Kedua keterampilan berbahasa,yakni mendengarkan dan berbicara merupakan kegiatan yang
resiprokal,artinya,kegiatan tersebut saling mengisi.Adanya kegiatan berbicara jika ada yang mendengarkan dan sebaliknya.
Pembelajaran membaca pada kelas rendah bertujuan untuk mengenalkan huruf,kata,kalimat sederhana pada anak,system
pembelajarannya dikenal dengan istilah membaca awal (membaca permulaaan),sedangkan pada kelas tinggi bertujuan agar anak
memahami apa yang dibaca (membaca pemahaman).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan berbagai metode dan teknik. Untuk membaca di kelas
rendah, misalnya pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan metode langsung,metode eklektik, ataupun metode linguistic sedangkan
untuk pembelajaran membaca pemahaman dapat digunakan teknik membaca sekilas (skimming), 2)teknik membaca memindai
(scanning);3) Teknik SQ3R.
Untuk pembelajaran menulis merupakan yang sering dinilai banyak orang belum berhasil. Untuk membuat seorang terampil
menulis harus dimulai sejak disini. Agar memiliki keterampilan menulis,seseorang dituntut : 1)memiliki kemampuan mendengarkan (daya
simak) yang tinggi ;2) gemar membaca ; 3) kemampuan mengungkapkan apa yang disimak dan dibaca; dan 4) menguasai kaidah
penulisan. Pembelajaran menulis pada kelas rendah (menulis permulaan) yang perlu ditanamkan pada siswa adalah 1) penguasaan tulisan
(huruf);2) penulisan kata; 3) penulisan kalimat sederhana; 4) kaidah penulisan, sedangkan pada kelas tinggi pembelajaran menulis
menuntut anak untuk 1) menguasai teknik menulis, 2) menuangkan ide ke dalam tulisan; 3)mengembangkan ide yang dimilikinya;
4)mampu memilih kata,kalimat dan gaya dalam menulis.
Menulis itu sendiri merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis itu dilakukan secara bertahap,yaitu perencanaan
menulis (prapenulis),penulisan, dan revisi ( Mc.Crimmon,1984:10 Akhadiah dkk., 1999:3-5). Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
menulis untuk kelas tinggi dapat dilakukan dengan teknik 1) Diagram pohon, 2) Diagram lingkaran, 3) Diagram piramida terbalik dan
Tabel. ( diagram-diagramnya dapat dilihat pada modul 7 hal 7.18-7.20)
A. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
Model pembelajaran Bi dengan focus keterampilan berbahasa bukan berarti hanya mengajarkan salah satu jenis keterampilan
berbahasa saja,akan tetapi keterampilan yang menjadi focus mendapat penekanan bahkan mendapatkan porsi waktu yang lebih dari
keterampilan lain yang tidak menjadi fokus . setiap keterampilan berbahasa yang menjadi focus merupakan kegiatan pembelajaran yang
utama karena pembelajaran berangkat,tertuju, dan berakhir pada keterampilan yang menjadi focus pembelajaran. Di samping pembelajaran
difokuskan pada keterampilan berbahasa tertentu dan divariasikan dengan keterampilan yang lain,didalamnya juga terjadi pembelajaran
kompetensi dasar kebahasaan.
Contoh model-model pembelajaran yang berfokus pada keterampilan berbahasa dapat kita lihat pada modul 7 halaman 7.22 –
7.36 )
B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA DENGAN FOKUS SASTRA
Pembelajaran sastra di SD/MI lebih pada menikmati karya sastra. Teori-teori sastra diajarkan dengan presentasi yang sangat
kecil,tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan sisw tentang sastra.
Karena dengan mempelajari sastra dapat diperoleh hiburan, pendidikan, pengetahuan, teknologi, dan ragam budaya.
Sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak. Karya sastra, yang dibacakan anak-anak dalam suasana yang penuh
kehangatan dan pada kesempatan yang tepat dapat merupakan wahana bagi yang mereka mempelajari dunia sekitarnya..Dengan membaca
sastra anak akan memperoleh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Karya sastra dapat menolong anak-anak memahami dunia
mereka,membentuk sikap positif, dan menyadari hubungan yang manusiawi.
Contoh model pembelajaran menulis berikut dapat dilihat pada modul halaman 7.38 – 7. 39.
MODUL 8
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
KEGIATAN BELAJAR I
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
Pembelajaran bahasa Indonesia dari jenjang SD sampai SMA dilaksanakan secara terpadu diantara empat keterampilan yang
ada,yaitu keterampilan mendengarkan/menyimak,berbicara, membaca dan menulis. Tidak hanya empat keterampilan itu saja yang
dipadukan tetapi semua aspek kebahasaan dipadukan. Misalnya pembelajaran struktur dipadukan dengan wacana artinya dalam memahami
struktur kalimat bahasa Indonesia siswa diajak untuk menemukan sendiri dalam wacana yang sudah ditentukan oleh guru. Dengan
demikian, pembelajaran struktur tersebut tidak diajarkan melalui kalimat-kalimat yang lepas dari konteksnya. Begitu pula pembelajaran
kosakata tidak diajarkan kata-kata yang lepas dari konteksnya melainkan diajarkan melalui sebuah wacana.
Adapun pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan materi,metode, dan teknik
pembelajaran. Jika difokuskan pada menulis maka alokasi waktu untuk melatih menulis lebih banyak daripada keterampilan lainnya. Jadi,
yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang
dipusatkan pada melatih keterampilan membaca.
MODUL 7
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD/MI
KEGIATAN BELAJAR I
FOKUS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
A. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas 3 komponen, yaitu :
1. Kebahasaan
2. Kemampuan berbahasa
3. Kesastraan
Kompetensi kebahasaan terdiri dari 2 aspek,yaitu :
1. Struktur kebahasaan yang meliputi fonologi,morfologi,sintaksis,semantic dan kewacanaan.
2. Kosakata
Sedangkan kemampuan berbahasa terdiri atas 4 aspek, yaitu :
1. Kemampuan mendengarkan / menyimak
2. Kemampuan membaca
3. Kemampuan berbicara
4. Dan kemampuan menulis
dimana dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri melainkan merupakan perpaduan
dari keempatnya. Tidak mungkin di dalam kelas guru hanya melatih pengembangan kompetensi berbicara saja tanpa diikuti oleh
keterampilan berbahasa yang lain, namun karena materi pembelajaran bahasa Indonesia itu meliputi beberapa aspek, maka pembelajaran
bahasa ada pemfokusan dari aspek-aspek tersebut. Dengan demikian ada pembelajaran bahasa dengan focus keterampilan berbahasa, dan
adapula pembelajaran bahasa dengan fokus sastra.
Yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan berbahasa adalah pembelajaran bahasa Indonesia
yang ditekankan pada pengembangan salah satu kompetensi dasar dan keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dengan demikian, dalam
langkah-langkah pembelajaran semua kegiatan belajar mengajar tertumpu atau berfokus pada satu keterampilan berbahasa yang telah
ditetapkan.
MODUL 8
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
KEGIATAN BELAJAR I
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
Pembelajaran bahasa Indonesia dari jenjang SD sampai SMA dilaksanakan secara terpadu diantara empat keterampilan yang
ada,yaitu keterampilan mendengarkan/menyimak,berbicara, membaca dan menulis. Tidak hanya empat keterampilan itu saja yang
dipadukan tetapi semua aspek kebahasaan dipadukan. Misalnya pembelajaran struktur dipadukan dengan wacana artinya dalam memahami
struktur kalimat bahasa Indonesia siswa diajak untuk menemukan sendiri dalam wacana yang sudah ditentukan oleh guru. Dengan
demikian, pembelajaran struktur tersebut tidak diajarkan melalui kalimat-kalimat yang lepas dari konteksnya. Begitu pula pembelajaran
kosakata tidak diajarkan kata-kata yang lepas dari konteksnya melainkan diajarkan melalui sebuah wacana.
Adapun pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan materi,metode, dan teknik
pembelajaran. Jika difokuskan pada menulis maka alokasi waktu untuk melatih menulis lebih banyak daripada keterampilan lainnya. Jadi,
yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang
dipusatkan pada melatih keterampilan membaca.
MODUL 7
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD/MI
KEGIATAN BELAJAR I
FOKUS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
A. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas 3 komponen, yaitu :
1. Kebahasaan
2. Kemampuan berbahasa
3. Kesastraan
Kompetensi kebahasaan terdiri dari 2 aspek,yaitu :
1. Struktur kebahasaan yang meliputi fonologi,morfologi,sintaksis,semantic dan kewacanaan.
2. Kosakata
Sedangkan kemampuan berbahasa terdiri atas 4 aspek, yaitu :
1. Kemampuan mendengarkan / menyimak
2. Kemampuan membaca
3. Kemampuan berbicara
4. Dan kemampuan menulis
dimana dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri melainkan merupakan perpaduan
dari keempatnya. Tidak mungkin di dalam kelas guru hanya melatih pengembangan kompetensi berbicara saja tanpa diikuti oleh
keterampilan berbahasa yang lain, namun karena materi pembelajaran bahasa Indonesia itu meliputi beberapa aspek, maka pembelajaran
bahasa ada pemfokusan dari aspek-aspek tersebut. Dengan demikian ada pembelajaran bahasa dengan focus keterampilan berbahasa, dan
adapula pembelajaran bahasa dengan fokus sastra.
Yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan berbahasa adalah pembelajaran bahasa Indonesia
yang ditekankan pada pengembangan salah satu kompetensi dasar dan keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dengan demikian, dalam
langkah-langkah pembelajaran semua kegiatan belajar mengajar tertumpu atau berfokus pada satu keterampilan berbahasa yang telah
ditetapkan.
KEGIATAN BELAJAR 2
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Setiap pembelajaran keterampilan memiliki ciri-ciri tersendirinyang harus dikuasai guru. Sebagai guru yang professional,dituntut
untuk mengetahui masing-masing ciri (karakter) setiap pembelajaran keterampilan berbahasa,kompetensi berbahasa, dan juga sastra. Hal
yang tak kalah penting bagi guru bahasa adalah : 1 ) memahami betul karakteristik pembelajaran untuk masing-masing kompetensi :2)
memahami tuntutan kurikulum dan masyarakat; 3) menafsirkan secara kritis dan kreatif isi kurikulum; 4)memahami masing-masing
kompetensi dalam pembelajaran BI.
Pembelajaran mendengarkan dan berbicara merupakan pembelajaran pertama yang dapat dilakukan guru pada pertemuan pertama
baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Pembelajaran mendengarkan pada kelas rendah dimaksudkan untuk mengetahui daya simak
siswa,daya apresiasi siswa terhadap bunyi dan juga digunakan sebagai dasar mengungkapkan pengetahuan,kemampuan dan keberanian
siswa dalam berbicara. Kedua keterampilan berbahasa,yakni mendengarkan dan berbicara merupakan kegiatan yang
resiprokal,artinya,kegiatan tersebut saling mengisi.Adanya kegiatan berbicara jika ada yang mendengarkan dan sebaliknya.
Pembelajaran membaca pada kelas rendah bertujuan untuk mengenalkan huruf,kata,kalimat sederhana pada anak,system
pembelajarannya dikenal dengan istilah membaca awal (membaca permulaaan),sedangkan pada kelas tinggi bertujuan agar anak
memahami apa yang dibaca (membaca pemahaman).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan berbagai metode dan teknik. Untuk membaca di kelas
rendah, misalnya pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan metode langsung,metode eklektik, ataupun metode linguistic sedangkan
untuk pembelajaran membaca pemahaman dapat digunakan teknik membaca sekilas (skimming), 2)teknik membaca memindai
(scanning);3) Teknik SQ3R.
Untuk pembelajaran menulis merupakan yang sering dinilai banyak orang belum berhasil. Untuk membuat seorang terampil
menulis harus dimulai sejak disini. Agar memiliki keterampilan menulis,seseorang dituntut : 1)memiliki kemampuan mendengarkan (daya
simak) yang tinggi ;2) gemar membaca ; 3) kemampuan mengungkapkan apa yang disimak dan dibaca; dan 4) menguasai kaidah
penulisan. Pembelajaran menulis pada kelas rendah (menulis permulaan) yang perlu ditanamkan pada siswa adalah 1) penguasaan tulisan
(huruf);2) penulisan kata; 3) penulisan kalimat sederhana; 4) kaidah penulisan, sedangkan pada kelas tinggi pembelajaran menulis
menuntut anak untuk 1) menguasai teknik menulis, 2) menuangkan ide ke dalam tulisan; 3)mengembangkan ide yang dimilikinya;
4)mampu memilih kata,kalimat dan gaya dalam menulis.
Menulis itu sendiri merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis itu dilakukan secara bertahap,yaitu perencanaan
menulis (prapenulis),penulisan, dan revisi ( Mc.Crimmon,1984:10 Akhadiah dkk., 1999:3-5). Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
menulis untuk kelas tinggi dapat dilakukan dengan teknik 1) Diagram pohon, 2) Diagram lingkaran, 3) Diagram piramida terbalik dan
Tabel. ( diagram-diagramnya dapat dilihat pada modul 7 hal 7.18-7.20)
A. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
Model pembelajaran Bi dengan focus keterampilan berbahasa bukan berarti hanya mengajarkan salah satu jenis keterampilan
berbahasa saja,akan tetapi keterampilan yang menjadi focus mendapat penekanan bahkan mendapatkan porsi waktu yang lebih dari
keterampilan lain yang tidak menjadi fokus . setiap keterampilan berbahasa yang menjadi focus merupakan kegiatan pembelajaran yang
utama karena pembelajaran berangkat,tertuju, dan berakhir pada keterampilan yang menjadi focus pembelajaran. Di samping pembelajaran
difokuskan pada keterampilan berbahasa tertentu dan divariasikan dengan keterampilan yang lain,didalamnya juga terjadi pembelajaran
kompetensi dasar kebahasaan.
Contoh model-model pembelajaran yang berfokus pada keterampilan berbahasa dapat kita lihat pada modul 7 halaman 7.22 –
7.36 )
B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA DENGAN FOKUS SASTRA
Pembelajaran sastra di SD/MI lebih pada menikmati karya sastra. Teori-teori sastra diajarkan dengan presentasi yang sangat
kecil,tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan sisw tentang sastra.
Karena dengan mempelajari sastra dapat diperoleh hiburan, pendidikan, pengetahuan, teknologi, dan ragam budaya.
Sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak. Karya sastra, yang dibacakan anak-anak dalam suasana yang penuh
kehangatan dan pada kesempatan yang tepat dapat merupakan wahana bagi yang mereka mempelajari dunia sekitarnya..Dengan membaca
sastra anak akan memperoleh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Karya sastra dapat menolong anak-anak memahami dunia
mereka,membentuk sikap positif, dan menyadari hubungan yang manusiawi.
Contoh model pembelajaran menulis berikut dapat dilihat pada modul halaman 7.38 – 7. 39.
MODUL 8
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
KEGIATAN BELAJAR I
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
Pembelajaran bahasa Indonesia dari jenjang SD sampai SMA dilaksanakan secara terpadu diantara empat keterampilan yang
ada,yaitu keterampilan mendengarkan/menyimak,berbicara, membaca dan menulis. Tidak hanya empat keterampilan itu saja yang
dipadukan tetapi semua aspek kebahasaan dipadukan. Misalnya pembelajaran struktur dipadukan dengan wacana artinya dalam memahami
struktur kalimat bahasa Indonesia siswa diajak untuk menemukan sendiri dalam wacana yang sudah ditentukan oleh guru. Dengan
demikian, pembelajaran struktur tersebut tidak diajarkan melalui kalimat-kalimat yang lepas dari konteksnya. Begitu pula pembelajaran
kosakata tidak diajarkan kata-kata yang lepas dari konteksnya melainkan diajarkan melalui sebuah wacana.
Adapun pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan materi,metode, dan teknik
pembelajaran. Jika difokuskan pada menulis maka alokasi waktu untuk melatih menulis lebih banyak daripada keterampilan lainnya. Jadi,
yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang
dipusatkan pada melatih keterampilan membaca.
• Azhia Dhafanty F. P. Ch
NIM : 822131536
• Siti Anita Purwati Dewi
NIM : 822155843
UNIVERSITAS TERBUKA
Kegiatan Belajar 1
Pembelajaran Bahasa Indonesia
A. Hakikat Pembelajaran
Kimble mengemukakan bahwa perubahan tingkah laku siswa setelah melaksanakan pembelajaran adalah tingkah laku yang relatif
permanen, tingkah laku yang diakibatkan oleh adanya penguatan (reinforcement) praktis.
B.F.Skinner menyatakan bahwa perubahan tingkah laku adalah pembelajaran dan tidak melalui proses yang dapat disimpulkan,
sedangkan para ahli yang lain menyatakan bahwa perubahan tingkah laku merupakan akibat dari proses pembelajaran.
Dari uraian tersebut bahwa pembelajaran dapat membuat seseorang memiliki pengalaman atau pelatihan yang diterimanya.
B. Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran yang dimaksud ini adalah pembelajaran dalam situasi formal. Pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah aktivitas
yang sistemik, sistematis, dan terencana.
Untuk mewujudkan ketiga karakteristik pelajaran bahasa, terdapat beberapa permasalahan yang harus diantisipasi dan didudukkan
secara proporsional. Permasalahan tersebut berkaitan dengan :
1. Tujuan pembelajaran,
2. Materi pembelajaran,
3. Strategi pembelajaran,
4. Evaluasi,
5. Pengajar (guru), dan
6. Siswa.
D. Teknik Berbicara
Berikut ini adalah beberapa syarat teknik berbicara yaitu :
1. Memiliki Keberanian dan Tekad yang Kuat;
2. Memiliki Pengetahuan yang Luas;
3. Memahami Proses Komunikasi Massa;
4. Menguasai Bahasa yang Baik dan Lancar;
5. Pelatihan yang Memadai.
E. Efektivitas Berbicara
Hal-hal yang harus diperhatikan agar komunikasi bisa efektif yaitu :
1. Adanya kesamaan kepentingan antara pembicara dan pendengar.
2. Adanya sikap saling mendukung dari kedua belah pihak.
3. Adanya sikap positif, artinya pikiran atau ide yang diutarakan dapat diterima.
4. Sebagai sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi keduanya.
5. Adanya sifat keterbukaan yang disampaikan kedua belah pihak.
6. Adanya usaha dari masing-masing pihak untuk menempatkan diri dengan sebaik-baaiknya pada mitra bicara.
F. Pembelajaran BI dengan Fokus Berbicara
1. Konsef Pembelajaran Berbicara Terpadu
Pembelajaran berbicara terpadu adalah bentuk pembelajaran berbicara yang dilakukan dengan cara memadukan pembelajaran berbicara
tersebut dengan pembelajaran yang lain.
2. Isi / Aktivitas Pembelajaran Berbicara
Aktivitas pembelajaran berbicara dapat dilakukan dengan 3 teknik, yaitu :
a. Teknik terpimpin;
b. Teknik semi terpimpin;
c. Teknik bebas.
Menurut Pappas (dalam Nurchasanah,1994) dalam pengajaran bahasa terpadu (termasuk menulis) dilandasi oleh beberapa prinsip
sebagai berikut:
1. Anak-anak adalah pembelajar yang konstruktif. Mereka terus menerus akan berpikir tentang dunia mereka sebagai dasar apa yang mereka
pelajari dan mereka susun.
2. Bahasa adalah sistem makna yang dikomunikasikan dalam kehidupan sosial. Karena bahasa digunakan untuk bermacam-macam tujuan
maka makna tersebut diekspresikan dengan cara yang bermacam-macam. Bahas tidak dapat dipahami, diinterprestasika, dan dievaluasi
tanpa dihubungkan dengan konteks sosial tempat bahasa itu digunakan. Bahas dipelajari melalui penggunaan aktual. Pola-pola bahasa yang
bervariasi dipelajari dalam penggunaannya untuk berbagai tujuan dan berbagai konteks sosial.
3. Anak-anak pada dasarnya sudah mempunyai pengetahuan. Pengetahuan itu diorganisasikan dan disusun melalui interaksi sosial.
Pengetahuan itu secara tiba-tiba akan berubah dalam kehidupanmereka dan dibangun dengan representasi mental yang didasarkan atas
pengalaman individual. Selanjutnya, pengetahuan itu selalu dimodifikasi dan bersifat tentatif dan absolut dalam menyikapi objek. Karena
anak-anak hidup dalam lingkungan sosial maka mereka akan selalu menyikapi budaya yang ada dilingkungannya dan keadaan sosial yang
selalu berubah serta peristiwa-peristiwa sejarah.
Aplikasi ketiga prinsip diatas dalam pengajaran menulis, siswa perli dihadapkan dengan dunia nyata yang ada dilingkungan sosialnya.
Mereka perlu dilatih untuk berinteraksi dengan kehidupan sosial mereka. Mereka perlu diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan
kehidupan nyata dengan bekal pengetahuan yang sudah mereka miliki. Dengan demikian, mereka diharapkan dapat menemukan masala
yang akan ditulisnya dan lingkungan sosial mereka sendiri dan dapat mengembangakan masalah dan menata bahawa penulisan dengan
kreativitas mereka sendiri. Tujuan pengajaran menulis terpadu adalah agar siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa tulis sesuai denga
konteks pemakaian bahasa yang wajar. Untuk mencapai tujuan itu, pengajaran menulis bisa memadukan beberapa aspek pembelajaran
bahasa baik bersifat kebahasaan maupun keterampilan sebagai bahan ajarnya, misalnya--- coba anda sebutkan!—ya, keterampilan menulis
dipadukan dengan keterampilan menyimak/mendengarkan, membaca, atau dipadukan dengan pembelajaran kebahasaan, seperti kosakata,
struktur, ejaan dan sebagainya.
Dalam proses pembelajaran terpadu ini peran guru sangat besar. Guru harus mampu menciptakan situasi belajar yang memungkinkan
siswa aktif untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis. Jadi, yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa indonesia denga
fokus menulis adalah pembelajaran bahasa indonesia yang dipusatkan atau bertumpu pada kegiatan latihan menulis. Kalau di SD kelas
rendah difokuskan pada penguasaan menulis huruf-huruf dan merangkaikan huruf-huruf itu menjadi kata, serta merangkaikan kata-kata itu
menjadi kalimat sederhana maka di SD kelas tinggi difokuskan pada latihan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis secara jelas.
3. Membaca dan menulis petunjuk, pengumuman, poster, iklan, dan surat
Kita dapat belajar dan berlatih menulis petunjuk, pengumuman, poster dan surat dengan cara membaca jenis-jenis tulisan itu terlebih
dahulu. Misalnya pada surat dinas, surat dinas terdiri atas unsur hal, nomor, tanggal, alamat yang dituju, pembuka surat, isi surat, dan
penutup surat. Pelajari juga tata letaknya. Misalnya hal dan nomor surat letaknya di sudut kiri atas kertas.
BAB III
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MENYIMAK
Setelah kita memahami tentang metode pembelajaran bahasakita juga perlu mempelajari teknik-teknik pembelajaran menyimak yang
sesuai dan dapat dilakukan di SD yaitu ;
1. simak- ulang ucap 6. simak-baca 11. simak-bisik berantai
2. simak-tulis 7. simak- rangkuman 12. simak-sanggah
3. simak-terka 8. simak-lengkapi 13. simak-temukan benda
4. simak-cerita 9. simak-kerjakan
5. simak-jawab 10. simak-lakukan
MODUL 11
BAB IV
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS BERBICARA
BAB V
KESIMPULAN
Kimble mengemukakan bahwa perubahan tngkah laku siswa setelah melaksanakan pembelajaran adalah tingkah laku yang relatif
permanen, tingkah laku yangdiakibatkan oleh adanya penguatan praktis. Beberapa detail hakikat pembelajaran tersebut dikemukakan
sebagai berikut :
Pembelajaran menyebabkan tingkah laku, dengan kata lain, proses belajar dapat diamati, bahwa setelah mengikuti pembelajaran,
seseorang dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan.
Perubahan tingkah laku tersebut relatif permanen.
Perubahan tingkah laku tidak dapat begitu saja berubah menjadi pengalaman walaupun potensi untuk itu telah dimiliki.
Perubahan tingkah laku disebabkan pengalaman / latihan praktis.
Pengalaman /latihan harus selalu ditajamkan, terutama pada tanggapan yang memerlukanadanya penghargaan / reward
Dalam memilih bahan ajar perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut ;
Keluasan bahan ajar
Keterbatasan waktu
Perbedan karakteristik siswa
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknoogi, dan seni
Efektivitas berbicara akan terpenuhi bila ada kesamaan antara pembicara dengan pendengar, ada sikap saling mendukung dari kedua
belah pihak, ada sikap positif, arrtinya pikiran atau ide yang diutarakan dapat diterima sebagai sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi
keduanya, ada sikap keterbukaan yang ditampilkan oleh kedua belah pihak, masing-masing pihak mencoba menempatkan diri pada lawan
bicaranya.
BAB VI
KRITIK DAN SARAN
1. KRITIK
Untuk kritik mungkin tidak ada
2. SARAN
Saran untuk para audiens diskusi adalah :
1. Seharusnya para audiens jangan bertanya yang bersifat menguji
2. Tanyalah kepada kami selaku kelompok 1 apabila teman-teman tidak mengerti, dan akan coba kami jawab dengan sebisa mungkin.
3. Simaklah apa-apa yang dijelaskan oleh kami guna untuk mengetahui apabila ada kesalahan konsep dari kami tentang pembelajaran IPA
4. Serta bantulah kami apabia kami tidak bisa menjawab pertanyaan teman-teman.
BAB VII
PENUTUP
Sekian dari kami (kelompok 5) yang telah membahas tentang modul 10 DAN 11 yaitu tentang Pembelajaran bahasa Indonesia
dengan focus menyimak dan berbicara. Apabia ada kesalahan dalam penyampaian modul ini kami minta maaf karena kami masih ada
dalam tahap belajar. terimakasih untuk tutor yang telah membimbing kami dan tak lupa kepada teman-teman seperjuangan yang telah
membantu aktif dalam diskusi ini. Akhir kata
Assalamualaikum . Wr. Wb.
RESUME
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD
MODUL 12
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA
KB 1
HAKIKAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA DI SD
Pengertian apresiasi sastra menurut Gove adalah pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan pemahaman serta pengakuan
terhadap nilai-nilai keindahan yang di ungkapkan pengarang.
Pengertian apresiasi sastra menurut Tarigan adalah penaksiran kualitas karya sastra serta pemberian nilai yang wajar kepadanya
berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang jelas, sadar, serta kritis.
Sedangkan pengertian apresiasi sastra menurut S. Effendi adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh
pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.
Pengertian apresiasi sastra secara umum adalah penilaian yang baik atau penghargaan terhadap karya sastra
Pengertian apresiasi sastra secara luas adalah pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan pemahaman serta pengakuan terhadap
nilai-nilai keindahan yang di ungkapkan pengarang.
Kata sastra berarti karya seni imajinatifdengan unsur estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa ( Rene Wellek, 1989 ).
Karya seni imajinatif tersebut dapat dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Selanjutnya kata anak dapat diartikan sebagai manuusia kecil
( KBBI, 2000:41 ). Kata anak yang dimaksud di sini bukanlah anak balita ataupun anak remaja, tetapi anak usia sekolah dasar yang
berumur antara 6 sampai 13 tahun.
Menurut Santoso ( 2003:8.3) sastra anak adalah karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya domonan yang bermediumkan bahasa,
baik lisan ataupun tertulis yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak
Menurut Sarumpaet ( dalam Santoso, 2003:8.3 ), sastra anak adalah karya sastra yang dikonsumsi anak dan diurus serta dikerjakan oleh
orang tua.
Karya sastra anak adalah karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa, baik lisan ataupun
tertulis yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak.
Pembelajaran yang akan dilaksanakan difokuskan pada sastra maka materi yang dipilih adalah memperkenalkan karya sastra.
Misalnya anak-anak di suruh mendengarkan puisi atau cerpen, kemudian mereka diminta untuk menulis kembali isi puisi atau cerpen
tersebut dengan bahasa mereka sendiri.
Standar kompetensi yang harus dikuasai siswa SD di kelas rendah adalah mampu mengapresiasi sastra anak secara sederhana melalaui
kegiatan mendengarkan dongeng, bermain peran , dan mendeklamasikan atau melagukan puisi anak.
Tujuan pembelajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan di capai di kelas 1 dan 2 adalah
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan.( kelas 1 dan 2)
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara. ( kelas 1 dan 2 )
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca. ( kelas 2 )
Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 3 SD adalah mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan
melalui menulis karanggan melalui piikiran sendiri, menyusun ringkasan bacaan, menulis karangan berdasarkan rangkaian gambar seri,
dan menulis petunjuk.
Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 4 SD adalah mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui mendengarkan dongeng atau
cerita rakyat, mendengarkan pembacaan pantun, membaca dongeng atau cerita rakyat,memerankan penggalan drama, menulis cerita
rekaan, dan membuat pantun sederhana.
Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 5 SD adalah mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui mendengarkan dan
menanggapi cerita rakyat, mendengarkan dan menanggapi cerita pendek, menulis prosa sederhana, memerankan drama anak tanpa teks dan
menulis puisi bebas.
Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 6 SD adalah mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui membaca novel anak,
bermain peran, memparafrasekan puisi, mendengarkan cerita rakyat, dan membacakan cerita rakyat yang masih popular.
Tujuan pembelajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan di capai di kelas 3, 4, 5 dan 6 adalah :
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan.( kelas 3,4,5, dan 6 )
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara. ( kelas 3,4,5, dan 6 )
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca. ( kelas 3,4,5, dan 6 )
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran menulis. ( kelas 4,5, dan 6 )
KB 2
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DENGAN FOKUS SASTRA DI SD
A. MATERI, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA
Menurut Huck Pemilihan materi harus sesuai dengan kebutuhan anak, yaitu sastra untuk anak-anak harus memiliki nilai-nilai yang
mencakup nilai yang bersifat personal. Artinya bahwa materi sastra yang dipilih harus dapat :
a. memberikan kenikmatan
b. mengembangkan imajinasi
c. memperkuat daya pikir
d. memberi pengalaman mengalami
e. mengembangkan kemampuan berperilaku
f. menyajikan pengalaman yang menyeluruh
Ada beberapa metode yang dapat di manfaatkan dalam pembelajaran bahasa indonesia di SD yaitu :
Direct Method atau Metode Langsung
Adalah metode pengajaran bahasa yang didalam pelaksanaannya guru langsung menggunakan bahasa sasaran yaitu bahasa yang di ajarkan.
Misalny dalam mengajarkan bahasa Indonesia, pelajaran disajikan dalam bahasa Indonesia pula.
Natural Method yang di sebut juga Metode Murni atau Metode Alamiah
Adalah metode yang dalam pelaksanaannya penggunaan peraga yang berupa benda-benda, gambar-gambar, atau peragaan secara langsung
dalam aktivitas sehari-hari.
Reading Method atau Metode Membaca
Adalah metode yang dalam pelaksanaannya untuk member pelajar/mahasiswa kemampuan dalam memahami teks ilmiah yang mereka
perlukan dalam studi mereka.
Electic Method atau Metode Campuran
Adalah metode yang dalam pelaksanaannya bebas untuk menambah atau mengkombinasi/mencampur antara metode yang satu dengan
metode yang lainnya yang dianggap cocok, dan diperkirakan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Adapun teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa indonesia di SD yaitu :
Teknik Ceramah
Tekni ini digunakan untuk menyampaikan informasi,terutama kepada mereka yang sudah termotivasi untuk mendapatkan informasi
tertentu dan dilengkapi dengan peragaan atau gambar-gambar.
Teknik Tanya Jawab
Tujuannya ialah untuk mengecek pemahaman siswa terhadap ceramah yang baru diberikan atau bias juga pertanyaan yang diajukan guru
untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang telah mereka baca.
Teknik Diskusi Kelompok
Tujuannya ialah untuk melatih siswa mengeluarkan pendapat, dan mau menerima kritikan kalau pendapatnya memang kurang benar.
Teknik Pemberian Tugas atau Resitasi.
Diberikan kepada siswa secara individual atau kelompok dengan harapan siswa lebih mendalami materi pelajaraan yang diberikan dan
pemberiann tugas ini diikuti oleh tugas melaporkan hasil kerja siswa yang disebut resitasi.
Teknik Ramu Pendapat ( brainstorming )
Teknik ini meruppakan perpaduan dari teknik Tanya jaawaab dan diskusi.
Teknik Simulasi
Simulasi artinya tiruan ( mitasi ). Teknik in untuk melaatih ketrampilan berbicara.
B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA DI KELAS RENDAH
Guru bisa menceritakan cerita anak atau memperdengarkannya melalui audio kaset kemudian di lanjutkan dengan anak-anak diberi
kesempatan untuk menceritakan kembali secara bergiliran dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri.
Guru juga bisa mengajak anak-anak untuk memerankan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita.
Model pembelajaran diatas biaasanya diterapkan di kelas satu dan 2, yang difokuskan di kelas rendah.
C. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA DI KELAS TINGGI
Misalnya dengan memberikan sebuah puisi. Setiap anak di beri lembaran yang berisi puisi anak, kemudian guru membacaakannya. Setelah
itu anak-anak diminta untuk membaca puisi tersebut. Kegiatan ini bertujuan agar anak dapat memahami isi puisi.
Kemudian anak-anak diminta untuk membuat cerita dari puisi tersebut dengan kata-kata mereka sendiri.
Dan membacakan hasilnya di depan kelas.
Model pembelajaran diatas biaasanya diterapkan di kelas 3,4,5 dan6 , yang difokuskan di kelas tinggi.