1
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
A. LATAR BELAKANG
Pendekatan Whole Language (PWL) memandang pentingnya menyatukan unsur-unsur
yang selama ini di perlakukan terpisah-pisah.
Pikiran-pikiran dalam PWL ini banyak diadopsi dalam pembelajaran Bahasa dan sastra
Indonesia.PWL lahir secara tidak langsung sebagai reaksi atas kelemahan-kelemahan
pendekatan structural yang memperlakukan keterampilan berbahasa dan komponen
Bahasa secara terpisah-pisah. Dalam pendekatan structural guru mengajarkan tata Bahasa
dan keterampilan berbahasa secara terpisah-pisah sedangkan pada kenyataanya seseorang
lebih banyak menghadapi fenomena kebahasaan secara utuh, dan tidak terpotong-potong.
B. LANDASAN TEORITIS
PWL mendapat dukungan dari para ahli Bahasa dan ahli filsafat/psikologi. Rigg(1991)
berkeyakinan bahwa Bahasa merupakan satu kesatuan (whole) yang tidak dapat
dipisah-pisahkan. Sedangkan Robert (1996) menyatakan bahwa anak atau siswa
membentuk sendiri pengetahuanya melalui peran aktifnya dalam belajar secara utuh
(whole)dan terpadu (integrated). Anak akan bersedia belajar jika yang dipelajarinya
sesuai dengan kebutuhanya.
Whole Language adalah salah satu pendekatan pengajaran Bahasa yang menyajikan
pengajaran Bahasa secara utuh., tidak terpisah-pisah. Pendekatan Whole Language
(PWL) atau pendekatan Integrated whole language (PIWL) menurut Richard , platt dan
platt adalah pendekatan pengajaran Bahasa pertama (B1) dan Bahasa kedua (B2) yang
dilaksanakan untuk merefleksikan prinsip pemerolehan B1 dan B2 yang didasarkan pada
prinsip-prinsip berikut:
1. Bahasa disajikan dalam keutuhan bukan terpisah-pisah
2. Aktivitas pembelajaran lebih bergerak dari “keseluruhan” ke “bagian” daripada
“bagian” ke “keseluruhan”
3. Keempat keterampilan Bahasa dioptimalkan
4. Bahasa dipelajari melalui interaksi dengan orang lain