Anda di halaman 1dari 13

• Kelompok 3 :

MODUL 5
1. ANGGUN WULAN SARI / (837561248
Pendekatan 2. CHYNTIA AGES LINA / (837602311)
Pembelajara 3. DESSY ANJARWATI / (837603241)
n Bahasa dan 4. ERVYANA ARIE MURTI NOVA CAHYA /
Sastra (837565664)
Indonesia 5. DENIK ENGGAR PUSPITASARI /
(837602991)
Sekolah 6. RIKA PUTRI SETIYANI / (837564877)
Dasar
KB 1 : Pendekatan Whole Language dalam
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

• A. Latar Belakang
Pada awalnya, pwl lebih banyak dibahas pada tataran diskusi-diskusi. Ini
berbeda dengan “pendekatan komunikatif” atau “pendekatan
kebermaknaan” yang secara eksplisit disebut dalam kurikulum 1984 dan
kurikulum-kurikulum selanjutnya. Akan tetapi,pikiran-pikiran dalam PWL
banyak diadopsi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
PWL lahir secara tidak langsung sebagai reaksi atas kelemahan-kelemahan
pendekatan struktual yang memperlakukan keterampilan berbahasa dan
komponen bahasa secara terpisah-pisah.
• B. LANDASAN TEORETIS
PWL mendapatkan dukungan dari para ahli bahasa dan ahli filsafat atau psikologi.Dari ahli bahasa,
PWLmendapat dukungan dari ahli Whole language . Rigg (1996) misalnya, berkeyakinan bahwa bahasa
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Dari ahli filsafat atau psikologi berdasarkan
pada pandangan konstruktivisme. Robert (1996) menyatakan bahwa anak atau siswa membentuk sendiri
pengetahuannya melalui peran aktifnya dalam belajar secara utuh dan terpadu.
Whole Language adalah salah satu pendekatan pengajaran bahasa yang menyajikan pengajaran bahasa
secara utuh, tidak terpisah-pisah. Pendekatan wjole language (PWL) atau pendekatan integrated whole
language (PIWL), menurut Richard, Platt dan platt (1992:405-406), adalah pendekatan pengajaran bahasa
pertama (B1) dan bahasa kedua (B2) yang dilakukan untuk merefleksikan prinsip-prinsip pemerolehan B1
dan B2 yang didasarkan pada prinsip-prinsip berikut :
1. bahasa disajikan dalam keutuhan
2. aktivitas aktivitas pembelajaran lebih bergerak dari keseluruhan kebagian daripada dari bagian
keseluruhan
3. keempat keterampilan berbahasa dioptimalkan
4. bahasa di pelajari melalui interaksi sosial dengan orang lain
• C. KOMPONEN WHOLE LANGUAGE
Menurut routman (dalam Suratinah dan Prakos, 2009 2.4) terdapat 8 komponen WL yakni
1. membaca nyaring
2. menulis jurnal
3. membaca diam
4. membaca bersama
5. membaca terbimbing
6. menulis terbimbing
7. membaca bebas
8. menulis bebas
• D. MERANCANGPENGAJARAN BERPENDEKATAN WHOLE LANGUAGE.
PWL telah memaksa para perancang pengajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk menyesuaikan rancangannya
sesuai dengan konsep whole language. Berikut ini dipaparkan tujuan, materi pengajaran, peran siswa, guru dan
materi, teknik pengajaran, serta teknik penilaian sesuai dengan PWL.
1. Tujuan pengajaran
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah menguasai keterampilan berbahasa Bahasa secara utuh tidak
terpisah-pisah.
2. Materi pengajaran
Materi diambil dari lingkungan yang dekat dengan anak .
3. Peran siswa dan guru
Dalam PWL siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran yang bermakna.
4. Teknik mengajar
Banyak teknik mengajar yang dapat dipilih guru untuk mengembangkan pwl, antara lain tanya jawab diskusi,
demonstrasi, penugasan.
5. Teknik penilaian
Untuk memperoleh gambaran kemampuan siswa yang sifatnya menyeluruh penilaian dilaksanakan selama proses
belajar berlangsung.
KB 2 : PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA

•A. LATAR BELAKANG


Pendekatan komunikatif (PK) adalah sebuah pendekatan pengajaran
bahasa, khususnya pengajaran bahasa kedua dan pengajaran bahasa asing.
Berbahasa adalah menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, yaitu
menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain atau dari penulis
kepada pembacanya, dari pembicara kepada pendengarnya.
B. LANDASAN TEORETIS

Halliday menjabarkan pandangan Hymes melalui teorinya tentang 7 fungsi bahasa berikut :

1. fungsi instrumental (untuk mendapatkan sesuatu)

2. fungsi aturan (untuk mengendalikan tingkah laku individu lain)

3. fungsi interaksi (untuk menciptakan hubungan antar individu )

4. fungsi pribadi (untuk menyatakan perasaan dan makna)

5. fungsi penggalian pribadi ( untuk belajar)

6. fungsi imajinatif (untuk menciptakan imajinasi)

7. fungsi penggambaran (untuk menyampaikan informasi)


•C. MERANCANG PENGAJARAN BERPENDEKATAN KOMINIKATIF
Untuk merancang pengajaran bahasa dan sastra Indonesia berbagai pendekatan
komunikatif ada baiknya kita perhatikan saran Yalden berikut. Yalden (1982:235)
merumuskan bahwa Dalam pengajaran bahasa komunikatif disepakati (1)
kompetensi komunikatif merupakan tujuan yang tepat pada seluruh tingkat, (2) isi
yang dikomunikasikan merupakan masalah utama yang harus direncanakan, bukan
bentuk-bentuk bahasa, dan (3) pengajaran harus berorientasi pada siswa.
KB 3 : PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN SASTRA
INDONESIA

• A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar di mana guru
menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong Siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit dan dari proses
mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam
kehidupannya sebagai anggota masyarakat.
•B. LANDASAN TEORETIS
Terdapat dua teori atau pandangan yang melatarbelakangi munculnya pembelajaran kontekstual, yakni
(1) filsafat progresivisme, dan (2) teori kognitif pembelajaran kontekstual berakar pada filsafat
progresivisme John Dewey, seorang filsafat Amerika Serikat. Pokok-pokok pandangan progresivisme, seperti
dirangkum secara sekilas oleh Nurhayati (2003:8) adalah sebagai berikut:
1. Siswa belajar dengan baik Apabila mereka secara aktif dapat mengkonstruksi sendiri pemahaman mereka
tentang apa yang diajarkan oleh guru
2. Anak harus bebas agar dapat berkembang wajar
3. Penumbuhan minat melalui pengalaman langsung untuk merancang belajar
4. Guru sebagai pembimbing dan peneliti
5. Harus ada kerjasama antara sekolah dan masyarakat
6. Sekolah progresif merupakan laboratorium untuk melakukan eksperimen
•C. PENGERTIANPEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Pembelajaran kontekstual menurut Johnson (dalam Nurhadi 2003:12) adalah suatu proses pendidikan yang
bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara
menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari yaitu dengan konteks lingkungan pribadi,
sosial dan budayanya.
 
D. KOMPONEN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Terdapat 7 komponen utama dalam pendekatan kontekstual yakni
1. Konstruktivisme
2. Bertanya
3. Inkuiri
4. Masyarakat belajar
5. Permodelan
6. Refleksi
7. Asesmen autentik
•E. MERANCANGKELAS BAHASA DAN SASTRA DENGAN PENDEKATAN KOBTEKSTUAL
Suyanto (2002:14) terdapat 11 kata kunci dalam pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut :
1.kerjasama
2.saling menunjang
3. gembira
4. belajar dengan bergairah
5. pembelajaran terintegrasi
6. menggunakan berbagai sumber 7. siswa aktif
8. suasana kelas menyenangkan tidak membosankan
9. sering berbagi dengan teman
10. siswa kritis
11. guru kreatif
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai