Anda di halaman 1dari 6

RESUME MODUL 5

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA SEKOLAH DASAR

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

1. NI WAYAN YULIA DAMAYANTI (837748153)


2. NOVI SAPUTRI (837749954)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ-UT

BANDAR LAMPUNG

2022.1
Kegiatan Belajar 1

Pendekatan Whole Language Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Satra Indonesia

A. LATAR BELAKANG
 Pikiran-pikiran dalam pendekatan Whole Language banyak diadopsi dalam Pembelajaran
Bahasa dan sastra Indonesia
 Pendekatan Whole Language lahir sebagai reaksi atas kelemahan pendekatan struktural
yang memperlakukan keterampilan berbahasa dan komponen Bahasa secara terpisah-
pisah
 Pendekatan Whole Language mulai diterapkan di Inggris, Australia, New Zealand,
Kanada, dan Amerika Serikat sekitar 1980- an untuk memperbaiki pengajaran Bahasa
 Sehingga ada sesuatu yang terpisah antara yang sedang dipelajari dengan lingkungan
siswa
B. LANDASAN TEORETIS
 Rigg (1991) berkeyakinan bahwa Bahasa merupakan satu kesatuan (whole) yang tidak
dapat dipisah- pisahkan
 Roberts (1996) menyatakan bahwa anak atau siswa membentuk sendiri pengetahuan
melalui peran aktifnya dalam belajar secara utuh (whole) dan terpadu (integrated)
Sehingga whole Language adalah salah satu pendekatan pengajaran Bahasa yang
menyajikan pengajaran Bahasa secara utuh, tidak terpisah-pisah
 Pendekatan whole language atau pendekatan integrated whole language adalah
pendekatan pengajaran Bahasa pertama (B1) dan Bahasa kedua (B2) yang dilaksanakan
untuk merefleksikan prinsip
 Pemerolehan B1 dan B2 didasarkan pada prinsip: Bahasa disajikan dalam keutuhan,
bukan sebagai potongan Bahasa terisolasi atau terpisah Aktivitas Pembelajaran lebih
bergerak dari ‘keseluruhan’ ke ‘bagian’, daripada dari ‘bagian’ ke ‘keseluruhan’
Keempat keterampilan berbahasa dioptimalkan Bahasa dipelajari melalui interaksi sosial
dengan orang lain.

C. KOMPONEN WHOLE LANGUAGE


8 komponen Whole Language
1. Menulis jurnal
2. Membaca nyaring
3. Membaca diam
4. Membaca bersama
5. Menulis terbimbing
6. Menulis terbimbing
7. Membaca bebas
8. Menulis bebas
D. MERANCANG PENGAJARAN BERPENDEKATAN WHOLE LANGUAGE
1. Tujuan Pengajaran
Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah menguasai keterampilan berbahasa
secara utuh, tidak terpisah- pisah
2. Materi Pengajaran
Materi diambil dari lingkungan yang dekat dengan anak
3. Peran Siswa Dan Guru

Siswa terlibat aktif dalam Pembelajaran yang bermakna. Guru harus membuat
perencanaan mengaktifkan siswa sekalian berperan sebagai fasilisator pembelajaran

4. Teknik Mengajar
Banyak teknik mengajar seperti tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan
5. Teknik Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses belajar berlangsung

Kegiatan Belajar 2

Pendekatan Komunikatif Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia

A. LATAR BELAKANG

Pendekatan komunikatif (PK) adalah sebuah pendekatan pengajaran bahasa, khususnya


pengajaran bahasa kedua (B2) dan bahasa asing. Dalam pengajaran bahasa dan sastra
indonesia,PK ramai dikembangkan dan diterapkan setelah pemberlakuan kurikulum 1984.

PK lahir dari situasi pengajaran bahasa diingris, amerika serikat, dan kanada. Sebelumnya di
negara-negara itu pengembangan pandangan struktural mulai surut. Pengajaran bahasa
sebelumnnya lebih mementingkan aspek struktural dengan memisahkan dari penggunaan
bahasa yang nyata, mengabaikan aspek komunikasi. Setelah itu mulai timbul kesadaran
bahwa tidak mungkin mengajarkan bahasa dengan mengabaikan aspek komunikasi
berbahasa.
B. LANDASAN TEORITIS

Pandangan Komunikatif mendapatkan dukungan dari dua kelompok ahli linguistik, yakni
(1) Ahli sosiolinguistik yang dipelopori oleh Dell Hymes (diAmerika) dan (2) ahli linguistik
sosial yang diperoleh oleh fith dan halliday (diInggris). Kedua kelompok memiliki pandangan
yang sama tentang hakikat bahasa, yakni “bahasa sebagai alat komunikasi yang tidak dapat
dipisahkan dari aspek sosial budaya”. Bahasa haruslah dipandang dari sudut fungsi dan aspek
sosial.

C. MERANCANG PENGAJARAN BERPENDEKATAN KOMUNIKATIF


1. Tujuan pengajaran
Terbina dan terkembangnya kemampuan komunikatif atau kompetensi komunikatif
siswa.
2. Materi pengajaran
Menekankan pada sistem gramatikal disusun berdasarkan kontras.
3. Peran siswa dan guru
Peran siswa adalah sebagai “negosiator” antara diri sendiri, proses belajar, dan objek
yang dipelajari. Guhu hanya berperan sebagai “fasilator” dalam proses belajar
mengajar, sebagai pengarah dan pengoordinasi kegiatan. Yang beraktivitas tetap berada
dipihak siswa.
4. Teknik mengajar
Tanya jawab,diskusi, latihan, simulasi, dan demonstrasi.
5. Teknik penilaian
Tes kompetensi komunikatif (TKK)

Kegiatan Belajar 3
Pendekatan Konstektual Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia
A. LATAR BELAKANG

Pembelajaran konstektual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan


konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan fakta
dalam kehidupan siswa. CTL lebih menekankan pada rencana kegiatan kelas yang
dirancang guru. Rencana kegiatan tersebut berisi skenario tahap demi tahap tentang apa
yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajari.
Pembelajaran kontekstual lebih mementingkan strategi belajar bukan hasil belajar.
Pembelajaran kontekstual mengharapkan siswa untuk memperoleh materi pelajaran
meskipun sedikit tetapi mendalam bukan banyak tetapi dangkal. Penggunaan CTL dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas dapat menarik perhatian siswa karena
CTL memiliki berbagai komponen sehingga pembelajaran tidak membosankan.

B. LANDASAN TEORI

Terdapat dua teori atau pandangan yang melatarbelakangi munculnya pembelajaran


konstektual, yakni (1) filsafat progresivisme, dan (2) teori kognitif.

C. PENGERTIAN PEMBELAJARAN KONSTEKTUAL

Pembelajaran konstektual adalah konsep dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam
kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sementara siswa memperoleh
pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit dan dari
proses mengkontruksi sendiri, sebagi bekal untuk memecahkan masalah dalam
kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

D. KOMPONEN PENDEKATAN KONSTEKTUAL

Ada tujuh komponen utama dalam pendekatan konstektual,yakni:

1. Konstruktivisme (Constructivism)
2. Bertanya (Questioning)
3. Inkuiri (Inquiry)
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
5. Permodelan ( Modelling)
6. Refleksi ( Reflecsion
7. Asesmen Autentik ( Authentic Assesment)
E.MERANCANG KELAS BAHASA DAN SASTRA DENGAN PENDEKATAN
KONSTEKTUAL

Menurut Suyanto (2002:14) terdapat sebelas kata kunci dalam pembelajaran konstektual
adalah sebagai belikut.

1. Kerja sama
2. Saling menunjang
3. Gembira
4. Belajar dengan bergairah
5. Pembelajaran terintegritas
6. Menggunakan berbagai sumber
7. Siswa aktif
8. Suasana kelas menyenangkan, tidak membosankan
9. Sharing ‘berbagi’ dengan teman
10. Siswa kritis
11. Guru kreatif.

Anda mungkin juga menyukai