Anda di halaman 1dari 12

RANGKUMAN MODUL 5

Materi Dan Pembelajaran Bahasa


Indonesia SD PDGK4504

OLEH
Nama : Ulum Faturohman
Nim : 836485177
Kelas : B
KB 1 Pendekatan Whole Language (PWL) dalam
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
A. Latar Belakang
PWL lahir secara tidak langsung sebagai reaksi atas kelemahan-
kelemahan pendekatan structural yang memperlakukan keterampilan
berbahasa dan komponen bahasa secara terpisah-pisah. Dengan
mengajarkan bahasasecara terpisah, sangat sulit untuk memotivasi
siswa belajar bahasa karena siswa melihat apa yang dipelajarinya tidak
ada hubungannya dengan kehidupan mereka di dalam keluarga dan
masyarakat.
B. Landasan Teoretis
PWL mendapat dukungan dari para ahli bahasa yang meyakini whole atau
bahasa sebagi satu kesatuan dan ahli filsapat/psikologi berpandangan
mengenaik konstruktivisme.
4 Dasar pemerolehan B1 dan B2 menurut Richard, Platt, & Platt (1992:405-
406) yaitu :
1. Bahasa disajikan dalam bentuk keutuhan, bukan sebagai potongan-
potongan bahasa yang terisolasi atau terpisah
2. Aktivitas pembelajarannya lebih bergerak dari keseluruhan ke bagian.
3. Keempat keterampilan bahasa dioptimalkan.
4. Bahasa dipelajari melalui interaksi sosial dengan orang lain.
C. Komponen Whole Language
8 Komponen WL menurut Routman (dalam suratinah dan prakoso, 2009:2,4)
1. Membaca nyaring (Reading Alound) yaitu kegiatan membaca yang
dilakukan guru untuk siswanya (Suratinah &Prakoso,2009)
2. Menulis Jurnal (Journal Writing)
3. Membaca Diam (Sustained Silent Reading)
4. Membaca Bersama/Berbagi (Shared Reading) yaitu guru harus bisa
menjadi model membaca yang baik.
5. Membaca Terbimbing (Guided Reading)
6. Menulis Terbimbing (Guided Writing)
7. Membaca Bebas ( Independent Reading)
8. Menulis Bebas (Independent Writing)
D. Merancang Pembelajaran berpendekatan Whole
Language
1. Tujuan Pengajaran yaitu menguasai keterampilan bahasa Indonesia
secara utuh tidak terpisah-pisah.
2. Meteri Pengajara. Materi diambil dari lingkungan yang paling dekat
dengan anak
3. Peran Siswa dan Guru, dalam PWL siswa terlibat aktip dalam
pembelajaran yang bermakna, guru harus merencanakan
pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, guru berperan
sebagai fasilitator.
4. Teknik Mengajar. diskusi, Tanya jawab, demonstrasi dan penugasan.
5. Teknik penilaian dilakukan selama proses pembelajaran.
KB2 Pendekatan Komunikatif (PK) dalam
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
A. Latar Belakang
PK adalah sebuah pendekatan pengajaran bahasa ke 2 (B2) dan
pengajaran bahasa asing. Dalam pengajaran bahasa Indonesia PK ramai
dikembangkan dan diterapkan setelah berlaku kurikulum 1984.
PK lahir dari situasi pengajaran bahasa di Inggris, Amerika Serikat dan
Kanada.
B. Landasan Teoretis
PK banyak mengadopsi pandangan Hymes yang memandang bahasa
dari sudut fungsi dan asfek sosialnya. Menurut hymes orang memiliki
kompetensi komunikatif adalah mereka yang telah memiliki
pengetahuan tentang bahasa dan kemampuan untuk menggunakan
bahasa dalam konteks komunikasi seutuhnya. Oleh karena itu seorang
penutur baru memiliki kompetensi yang komunikatif apabila ia
mempunyai kemampuan structural yang memadai dan memiliki
kepekaan kontekstual yang cukup tinggi sehingga “ketepatan” dalam
pemakaian bahasa itu tidak hanya ketepatan gramatikal saja, tetapi
juga ketepatan sosiolingual.
C. Merancang pengajaran berpendekatan
komunikatif
1. Tujuan Pengajaran => (1) mengembangkan kompetensi komunikatif, (2)
mengembangkan penguasaan performansi komunikatif, (3) pengajaran
berorientasi pada penggunaan bahasa bukan pengembangan bahasa.
2. Materi pengajaran => didasarkan pada hasil analisis kebutuhan (need
analysis) siswa.
3. peran siswa dan Guru => siswa sebagai negosiator antara dirinya, proses
belajar, dan objek yang dipelajari. Siswa sendiri yang aktif berinisiatif
untuk melakukan kegiatan komunikatif. Guru sebagai fasilitator yaitu
pengarah dan pengoordinir kegiatan.
4. Teknik mengajar => Tanya jawab, diskusi, latihan, simulasi, produksi dan
demonstrasi
5. Teknik penilaian => Tes kompetensi komunikatif (TKK ) yang menitik
beratkan pada kemampuan berkomunikasi.
KB 3 pendekatan Konstektual dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia.

A. Latar Belakang
Pendekatan ini berpusat pada anak dan guru sebagai fasilitator. CTL
(contextual teaching and learning) yaitu pembelajaran dengan konteks
yang di adaftasi dari negara maju terkhusus Amerika Serikat.
B. Landasan Teoretis
Teori yang melatar belakangi pembelajaran ini yaitu filsafat
progresivisme dan teori kognitip. Di Indonesia pendekatan konstektual
ramai di sebut dalam kurikulum 2004.
C. Pengertian pembelajaran konstektual

Pembelajaran konstektual adalah konsep belajar dimana guru


menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliknya dengan
penerapannya dengan kehidupan mereka sehari-hari
D. Komponen pendekatan Konstektual
1. Konstruktivisme (contruktivism)
2. Bertanya (Questioning)
3. Inkuiri (Inquiry)
4. Masyarakat Belajat (Learning Community)
5. Permodelan (Modeling)
6. Refleksi (Reflektion)
7. Assesment Autentik (Authentic Assesment)
E. Merancang Kelas Bahasa Dan Sastra
Dengan Pendekatan Konstektual
Suyatno (2002:14) terdapat 11kata kunci dalam pembelajaran konstektual
1. Kerjasama
2. Saling menunjang
3. Gembira
4. Belajar dengan bergairah
5. Pembelajaran integrasi
6. Menggunakan berbagai sumber
7. Siswa aktif
8. Suasana kelas menyenangkan
9. Sharing ‘berbagi’ dengan teman
10. Siswa kritis
11. Guru kreatif

Anda mungkin juga menyukai