Anda di halaman 1dari 11

Modul 5

Pendekatan Pembelajaran Bahasa Dan


Sastra Indonesia SD
KELOMPOK 4
Disusun oleh :
RINI (858273315)
RINI (858273243)
SRI WIDAYANTI (858272449)
ELISABET BARA SANGGO (858273419)
 
PETA KONSEP MODUL 5
PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH DASAR

Kegiatan Belajar 1
Pendekatan Whole Language dalam Pembelajaran Kegaiatan Belajar 3
Bahasa dan Sastra Indonesia. Pendekatan Kontekstul dalam
A. Latar Belakang pembelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra
B. Landasan Teoretis Indonesia.
C. Komponen Whole Language Kegiatan Belajar 2 A. Latar Belakang
1. Membaca Nyaring ( Reading Aloud) Pendekatan Komunikatif dalam B. Landasan Toeritis
2. Menulis jurnal ( Journal Writing) Pembelajaran Bahasa dan Sastra C. Pengertian Pembelajaran Kontekstual
3. Membaca diam ( Sustained silent Reading) Indonesia.
4. Membaca bersama/berbagi ( Shared Reading) A. Latar Belakang D. Komponen pendekatan Kontekstual
5. Membaca Terbimbing (Guided Writing) B. Landasan Teorites Konstruktivisme (contructivision)
6. Menulis Terbimbing ( Guided Reading ) C. Merancang Pengajaran Berpendekatan 1. Bertanya (Questionning)
7. Membaca Bebas (Independent Reading) Komunikatif 2. Inkuiri (inquiry)
8. Menulis Bebas (Independent Wiriting) 1. Tujan Pengajaran 3. Masyarakat Belajar ( Learning
2. Materi Pengajaran Community)
D. Merancang Pengajaran Berpendekatan Whole 3. Peran siswa dan Guru 4. Permodelan (Modelling)
Language 4. Teknik Mengajar 5. Refleksi (Reflection)
9. Tujuan Pengajaran 5. Teknik Penilaian 6. Asesmen Autentik (Authentic
10.Materi Penagajaran Assesment)
11.Peran siswa dan Guru
12.Teknik Mengajar E. Merancang Kelas Bahasa Dan Sastra
13.Teknik Penilaian dengan Pendekatan Kontekstul
KEGIATAN BELAJAR 1
Pendekatan Whole Languange Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra
Indonesia
A. Latar Belakang
Whole Language adalah salah satu pendekatan pengajaran bahasa yang menyajikan
pengajaran bahasa secara utuh, tidak terpisah-pisah. Nama lain dari pendekatan whole
language (PWL) adalah pendekatan integrated whole language (PIWL).

B. Landasan Teoretis
Adalah pendekatan pengajaran bahasa pertama (b1) dan bahasa kedua (b2) yang
dilaksanakan untuk merefleksikan prinsip-prinsip :
1). Bahasa disajikan dalam keutuhan, bukan sebagai potongan-potongan bahasa yang
terisolasi atau terpisah-pisah.
2). Aktivitas-aktivas pembelajaran lebih bergerak dari keseluruhan ke bagian dari pada
bagian ke keseluruhan.
3). Keempat keterampilan berbahasa dioptimalkan
4). Bahasa dipelajari melalui interaksi sosial dengan orang lain.
C. Komponen Whole Language
Terdapat 8 komponen WL
1. Membaca Nyaring ( Reading Aloud)
2. Menulis jurnal ( Journal Writing)
3. Membaca diam ( Sustained silent Reading)
4. Membaca bersama/berbagi ( Shared Reading)
5. Membaca Terbimbing (Guided Writing)
6. Menulis Terbimbing ( Guided Reading )
7. Membaca Bebas (Independent Reading)
8. Menulis Bebas (Independent Wiriting)

D. Merancang Pengajaran Berpendekatan Whole Language


9. Tujuan Pengajaran
10.Materi Penagajaran
11.Peran siswa dan Guru
12.Teknik Mengajar
13.Teknik Penilaian
Kegiatan Belajar 2
Pendekatan Komunikatif Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra
Indonesia

A. Latar Belakang
Pendekatan komunikatif (PK) adalah sebuah pendekatan pengajaran bahasa, khususnya pengajaran
bahasa kedua(B2) dan pengajaran bahasa asing. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia, PK
ramai dikembangkandan diterapkan setelah pemberlakuan kurikulum 1984.
B. Landasan Teoretis
Dukungan bagi pengembangan pendekatan komunikatid juga datang dari deretan Inggris. Dua
linguis aliran London, Firth dan Halliday, memberi perhatian pada aspek semantik dan sosial bahasa.
Halliday menjabarkan pandangan Hymes melalui teorinya tentang 7 fungsi bahasa berikut:
1. Fungsi instrumental (untuk mendapatkan sesuatu)
2. Fungsi aturan ( untuk mengendalikan tingkah laku individu lain)
3. Fungsi interaksi ( untuk menciptakan hubungan antar individu)
4. Fungsi pribadi ( untuk menyatakan perasaan dan makna)
5. Fungsi penggalingan pribadi (untuk belajar)
6. Fungsi imajinatif(untuk menciptakan imajinatif)
7. Fungsi penggambaran(untuk menyampaikan informasi)
C. Merancang pengajaran berpendekatan Komunikatif
Untuk merancang pengajaran bahasa dan sastra indonesia berpendekatan
komunikatif ada baiknya kita perhatikan saran Yalden berikut. Yalden (1982:32)
merumuskan bahwa dalam pengajaran bahasa komunikatif disepakati (1)
kompetensi merupakan tujuan yang tepat pada seluruh tingkat, (2) isi yang
dikomunikasikan merupakan masalah utama yang harus direncanakan, bukan
bentuk-bentuk bahasa, dan (3) pengajaran harus berorentasi pada siswa.
Pengajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif lebih bersifat humanistik.
Siswa ditempatkan pada posisi aktif sebagai pusat kegiatan pengajaran, dan guru
sebagai fasilitator dalam proses itu. Hal itu tampak pada beberapa hal berikut:
1. Tujuan pengajaran
2. Materi pengajaran
3. Peran siswa dan guru
4. Teknik mengajar
5. Teknik penilaian
Kegiatan Belajar 3
Pendekatan Kontekstual dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia dan Sastra Indonesia
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan pembaharuan selalu terjadi dan beberapa konep kunci
dielaborasi (kembali). Beberapa konsep kunci itu antara lain memiliki link and
match. Pendidikan harus mengembangkan prinsip relevansi, pendidikan harus
menyenangkan, tidak membosankan. Dalam pendidikan siswa harus aktif dan
guru sebagai fasilator yang pembelajarannya teepusat pada anak. Salah satu
pembaharuan dalam pendidikan, khusunya dalam pembelajaran bahasa adalah
dikenalkannya konsep pembelajaran kontekstual.
B. Landasan Teoritis
Terdapat 2 teori atau pandangan yang melatarbelakangi munculnya
pembelajaran kontekstual, filsafat Progsivisme dan teori kognitif. Pembelajaran
kontekstual berakar pada filsafat progresivisme john Dewey sesorang filsuf
Amerika Serikat. Bedasarkan pokok pikiran yang dirangkum seklias oleh Nurhadi
(2003;8).
Pendekatan kontekstual bukanlah khas pembelajaran bahasa dan satra
karena tidak bersumber pada pembelajaran teori bahasa tertentu. meskipun
begitu pokok pikiran tersebut sangat cocok juga diterapkan dalam pembelajaran
bahasa. Teori kognitif (Nurhadi, 2003:8) siswa akan belajar dengan baik apabila
mereka terlibat aktif dalam segala kegiatan di kelas dan berkesempatan untuk
menemukan sendiri.
C. Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual menurut Johnson ( dalam Nurhadi, 2003 :12) adalah
suatu proses pendidikan yang bertujun membantu siswa melihat makna dalam bahan
pembelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks
kehidupan mereka sehari-hari, konteks kehidupan sehari-hari, yaitu lingkungan
pribadi, sosial dan budayanya.

D. Komponen Pembelajaran Kontekstual 


1. Terdapat tujuah komponen utama dalam pendekatan kontekstual yakni:
2. Konstruktivisme (constructivism)
3. Bertanya (Questioning)
4. Inkuiri (Inquiry)
5. Masarakat belajar (Lerning Community)
6. Permodelan(Modelling)
7. Refleksi (Reflectioan)
8. Asesmen Autentik (Authentic Assesment)

 
E. Merancang Kelas Bahasa dan Sastra dengan Pendekatan Kontekstual
1. Menurut Suyanto (2002:14) terdapat 11 kata kunci dalam pembelajaran
kontekstual:
2. Kerja Sama
3. Saling menunjang
4. Gembira
5. Belajar dengan bergairah
6. Pembelajaran terintegrasi
7. Menggunkan berbagai sumber
8. Siswa aktif
9. Suasana kelas menyenangkan, tidak membosankan
10. Sharing ‘berbagi’ dengan teman
11. Siswa kritis
12. Guru kreatif.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai