Anda di halaman 1dari 16

PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Pembelajaran Bahasa Indonesia”

Oleh:
1. Achmad Fawwazi Falah (D07218001)
2. Ade Mei Nurul Mawaddah (D07218002)
3. Nailatul Adibah (D07218017)

Dosen Pengampuh:
Abdul Malik Dachlan, M.Pd.I

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan judul “ Pendekatan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pengampuh mata kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia yang telah membimbing kami
dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima
kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, 07 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang 2
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan 4
B. Macam-Macam Pendekatan 5
1. Pendekatan Whole Language 5
Komponen Whole Language 6
Ciri-Ciri Pendekatan Whole Language 8
2. Pendekatan Komunikatif 8
Ciri-Ciri Pendekatan Komunikatif 9
Manfaat Pendekatan Komunikatif 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada dua pendapat yang bertentangan di tengah pengajaran bahasa Indonesia. Di
satu sisi, banyak keluhan yang dilontarkan oleh masyarakat terhadap penguasaan
bahasa Indonesia si anak didik. Keluhan itu terutama karena si anak didik dianggap
kurang mampu menggunakan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun secara
tertulis. Di sisi lain, di sebagian siswa / mahasiswa mengatakan pembelajaran bahasa
Indonesia sangat membosankan karena mereka sudah merasa bisa dan penyampaian
materi yang kurang menarik sehingga secara tidak langsung siswa/ mahasiswa menjadi
lemah dalam penangkapan materi (Haris, 2008).
Salah satu keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan oleh pendekatan yang
digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Banyak pendekatan
pembelajaran yang dapat digunakan dan guru harus cermat dalam memilih pendekatan
mana yang cocok digunakan untuk lingkungannya.
Anthony (dalam Ramelan, 1982) mengatakan bahwa pendekatan mengacu pada
seperangkat asumsi yang saling berkaitan dengan sifat bahasa, serta pengajaran bahasa.
Pendekatan merupakan dasar teoritis untuk suatu metode. Asumsi tentang bahasa
bermacam-macam, antara lain asumsi menganggap bahasa sebagai kebiasaan, ada pula
yang menganggap bahasa sebagai suatu sistem komunikasi yang pada dasarnya
dilisankan, dan ada lagi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah.
Pendekatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dipandang sesuai dengan
seperangkat asumsi yang saling berkaitan, yakni pendekatan kontekstual, pendekatan
komunikatif, pendekatan terpadu, dan pendekatan proses. Menurut Aminuddin (1996)
pendekatan merupakan seperangkat wawasan yang secara sistematis digunakan sebagai
landasan berpikir dalam menentukan metode, strategi, dan prosedur dalam mencapai
target hasil tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari pendekatan pembelajaran itu?
2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan whole language?
3. Apa yang dimaksud dengan pendekatan komunikatif?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari pendekatan
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pendekatan whole language
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pendekatan komunikatif

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan
Pendekatan menurut Edwar M.Anthoni, 1963 adalah seperangkat asumsi korelatif
yang menangani hakikat bahasa, pengajaran bahasa dan pembelajaran bahasa. Pendekatan
bersifat aksiomatik. Metode merupakan rencana keseluruhan penyajian bahasa secara rapi,
tertib, yang tidak ada bagian-bagiannya yang berkontradiksi dan kesemuanya itu
didasarkan pada pendekatan terpilih. Metode bersifat prosedural. Di dalam satu pendekatan
mungkin terdapat banyak metode. Teknik merupakan suatu muslihat, tipu daya dalam
menyajikan bahan. Teknik harus sejalan dengan metode dan serasi dengan pendekatan.
Teknik bersifat implementasi.
Richards & Rodgers, 1986 menyempurnakan pendapat Anthoni. Mereka
menambahkan peran guru, siswa, bahan, tujuan, silabus&tipe kegiatan, serta pengajaran
pada segi metode, sehingga muncul istilah desain atau rancang-bangun.istilah teknik
diganti dengan istilah prosedur. Pendekatan menurut Kosadi, dkk (1979) adalah
seperangakat asumsi mengenai hakikat bahasa, pengajaran dan proses belajar-mengajar
bahasa. Menurut Tarigan (1989) Pendekatan adalah seperangkat korelatif yang menangani
teori bahasa dan teori pemerolehan bahasa. Sedangkan menurut Djunaidi (1989)
Pendekatan merupakan serangkaian asumsi yang bersifat hakikat bahasa, pengajaran
bahasa dan belajar bahasa.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat
dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan
(2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach).

6
B. Macam-Macam Pendekatan
Pendekatan adalah cara memulai sesuatu. Pendekatan dalam pembelajaran bahasa
adalah seperangkat asumsi tentang hakikat bahasa, pengajaran bahasa dan proses belajar
bahasa. Pendekatan dalam pembelajaran bahasa antara lain:
1. Pendekatan Tujuan
2. Pendekatan Struktural
3. Pendekatan Keterampilan Proses
4. Pendekatan Kontekstual
5. Pendekatan CBSA
6. Pendekatan Whole Language
Whole language diciptakan pada tahun 1980-an oleh para pendidik yang peduli seni
membaca dan menulis di Amerika Serikat. Pendekatan whole language merupakan
pendekatan holistik bahasa. Termasuk juga bagian dari whole to parts yang cocok bagi
anak-anak ynag mempelajari bahasa lain selain bahasa ibunya.
Pendekatan whole language adalah suatu cara dimana guru mengajarkan membaca
anak dengan cara memandang kata sebagai satu kesatuan utuh dari bahasa. Brown (1990)
whole language adalah pembelajaran bahasa secara kontekstual, logis, kronologis, dan
komunikatif. Whole language adalah satu pendekatan pengajaran bahasa yang menyajikan
pengajaran bahasa secara utuh, tidak terpisah-pisah (Edelsky, 1991; Froese,1990;
Goodman,1986; Weaver,1992). Bahasa merupakan sistem lengkap makna di mana kata
berhubungan satu dengan yang lain dalam konteks yang digunakan. Pendekatan whole
language bukanlah sebuah metode, namun seperangkat keyakinan ynag berhubungan
dengan bahasa, kurikulum, pengajaran, dan komunitas1.
Whole language adalah cara untuk menyatukan pandangan tentang bahasa, tentang
pembelajaran, dan tentang orang-orang yang terlibat dalam pembelajaran. Whole language
dimulai dengan menumbuhkan lingkungan dimana bahasa diajarkan secara utuh dan

1
Tadkiroatun Musfiroh, Menumbuhkembangkan Baca-Tulis Anak Usia Dini, (Jakarta: Grasindo), 2009, hlm
20.

7
keterampilan bahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) diajarkan secara
terpadu.
1. Menurut Routman (1991) dan Froese (1991) ada 7 komponen yaitu;
a. Reading aloud yakni membaca nyaring. Membaca nyaring yang teratur kepada
anak akan berdampak pada penambahan kosa kata, menambah pengetahuan
makna kata, dan pemahaman bacaan. Hal tersebut bisa didapatkan melalui dua
hal, yaitu: keteraturan dalam membaca dan durasi membaca. Manfaat yang
didapat dari reading aloud antara lain meningkatkan keterampilan
menyimak, memperkaya kosakata, membantu meningkatkan membaca
pemahaman, dan menumbuhkan minat baca pada siswa.
b. Journal writing (menulis jurnal), dengan menulis jurnal anak bisa
mengungkapkan pengalaman di sekitar mereka, kejadian menarik,
mengutarakan apa yang baru saja mereka pelajari dan lainnya menggunakan
bahasa dalam bentuk tulisan mereka sendiri. Banyak manfaat yang diperoleh
dari menulis jurnal antara lain: meningkatkan kemampuan menulis,
meningkatkan kemampuan membaca, menumbuhkan keberanian menghadap
risiko, memberi kesempatan untuk membuat refleksi, memvalidasi pengalaman
dan perasaan pribadi, memberikan tempat yang aman dan rahasia untuk menulis,
meningkatkan kemampuan berpikir, meningkatkan kesadaran akan peraturan
menulis, menjadi alat evaluasi, menjadi dokumen tertulis.
c. Sustained Silent Reading adalah kegiatan membaca dalam hati yang dilakukan
siswa. Siswa dibiarkan untuk memilih bacaan yang sesuai dengan
kemampuannya sehingga mereka dapat menyelesaikan bacaan tersebut. Oleh
karena itu, guru sedapat mungkin menyediakan bahan bacaan yang menarik dari
berbagai buku atau sumber sehingga memungkinkan siswa memilih materi
bacaan. Pesan yang ingin disampaikan kepada siswa melalui kegiatan ini adalah:
1) Membaca adalah kegiatan penting yang menyenangkan
2) Membaca dapat dilakukan oleh siapapun
3) Membaca berarti kita berkomunikasi dengan pengarang buku tersebut

8
4) Siswa dapat membaca dan berkonsentrasi pada bacaannya dalam waktu
yang cukup lama
5) Guru percaya bahwa siswa memahami apa yang mereka baca
6) Siswa dapat berbagi pengetahuan yang menarik dari materi yang dibacanya
setelah kegiatan SSR berakhir
d. Shared reading yang maksudnya anak-anak, teman, guru, atau orang tua
menghabiskan waktu dengan membaca bersama-sama. Contohnya bisa
diaplikasikan juga dengan membaca saling bergiliran antara siswa satu dengan
yang lain dan saling menyimak bacaan yang dibaca oleh guru oleh siswa
ataupun sebaliknya dan siswa oleh siswa.
e. Guided reading yang berarti membaca terbimbing, guru atau orang tua menjadi
fasilitator. Dalam hal ini menekankan pemahaman dan diskusi.
f. Guided writing yang berarti menulis terbimbing, guru atau orang tua menjadi
fasilitator yang membimbing anak untuk membantu menemukan apa yang ingin
ditulis secara menarik, sistematis, dan jelas.
g. Independent reading yakni memberikan kesempatan anak untuk memilih materi
apa yang akan dibaca. Anak harus bertanggung jawab atas apa yang dibaca,
orang tua/guru yang awalnya menjadi pemrakarsa menjadi pengamat, fasilitator,
dan pemberi respon.

2. Pemahaman Guru/Orang Tua Terhadap Whole Language adalah:


a. Orang tua/guru harus menciptakan suasana yang tenang dan nyaman dalam
membaca
b. Orang tua/guru paham akan kemampuan anak yang harus disesuaikan dengan
perkembangan anak
c. Anak diberikan fasilitas untuk mengekspresikan diri atas apa yang mereka
pelajari
d. Ada komunikasi terbuka dengan anak dalam kegiatan whole language

3. Penilaian dalam kelas whole language

9
Di dalam kelas whole language, guru senantiasa memperhatikan kegiatan
yang dilakukan siswa. Secara informal selama pembelajaran berlangsung guru
memperhatikan siswa menulis, mendengarkan, berdiskusi baik dalam kelompok
ataupun diskusi kelas. Penilaian juga berlangsung ketika siswa dan guru
mengadakan konferensi, alat penilaiannya seperti observasi dan catatan anecdote.
Selain penilaian informal, penilaian dilakukan dengan portofolio. Portofolio adalah
kumpulan hasil kerja siswa selama kegiatan pembelajaran. Dengan portofolio
perkembangan siswa dapat terlihat secara otentik.

4. Adapun ciri-ciri kelas whole language ada tujuh yaitu:


a. Kelas yang menerapkan whole language penuh dengan barang cetakan (dinding,
pintu, dan furniture).
b. Siswa belajar melalui model atau contoh. Disini guru berperan sebagai model,
guru menjadi contoh perwujudan bentuk aktivitas berbahasa yang ideal.
c. Siswa bekerja dan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
d. Siswa berbagi tanggung jawab dalam pembelajaran.
e. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran bermakna.
f. Siswa berani mengambil risiko dan bebas bereksperimen
g. Siswa mendapat balikan (feedback) positif baik dari guru maupun temannya.

7. Pendekatan komunikatif
Pendekatan komunikatif adalah sistem pembelajaran yang menekankan pada
aspek komunikasi, interaksi, dan mengembangkan kompetensi kebahasaan, serta
keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, menulis, dan berbicara) sebagai
tujuan pembelajaran bahasa dan mengakui bahwa ada kaitannya dengan kegiatan
komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.2 Pendekatan komunikatif diartikan
sebagai orientasi belajar mengajar bahasa yang berdasarkan pada tugas dan fungsi
bahasa untuk berkomunikasi. Selanjutnya, bentuk bahasa yang dipakai dalam

2
Djuanda, Dadan. 2008. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. (Bandung:
Pustaka Latifah).

10
berkomunikasi selalu dikaitkan dengan faktor-faktor penentu dalam berkomunikasi.
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang berlandaskan pada
pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi
merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa. Jadi
pembelajaran yang komunikatif adalah pembelajaran bahasa yang memungkinkan
peserta didik memiliki kesempatan yang memadai untuk mengembangkan
kebahasaan dan menunjukkan dalam kegiatan berbahasa baik kegiatan produktif
maupun reseptif sesuai dengan situasi nyata, bukan situasi buatan yang terlepas dari
konteks. .
a. Ciri-ciri pendekatan Komunikatif3:
1) Mengutamakan makna sebenarnya daripada tata gramatikalnya
2) Adanya kegiatan komunikasi fungsional dan interaksi sosial yang saling
berkaitan
3) Pembelajaran berorientasi pada pemerolehan kompetensi komunikatif,
bukan ketepatan gramatikal (pemahaman untuk dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari)
4) Pembelajaran diarahkan pada modifikasi dan peningkatan murid dalam
menemukan kaidah bahasa lewat kegiatan berbahasa (learning by doing)
5) Materi pembelajaran berangkat dari analisis kebutuhan berbahasa
pembelajaran4
Pendekatan komunikatif berorientasi pada proses belajar-mengajar bahasa
berdasarkan tugas dan fungsi berkomunikasi. Prinsip dasar pendekatan
komunikatif ialah: a) materi harus terdiri dari bahasa sebagai alat
komunikasi, b) desain materi harus menekankan proses belajar-mengajar
dan bukan pokok bahasan, dan c) materi harus memberi dorongan kepada
pelajar untuk berkomunikasi secara wajar 5.

3ibid
4 Kusuma, Hendra. 2008. Mempengaruhi dengan Kekuatan Bicara. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.
5 ibid

11
Dalam pendekatan komunikatif, yang menjadi acuan adalah kebutuhan si
terdidik dan fungsi bahasa. Pendekatan komunikatif berusaha membuat si terdidik
memiliki kecakapan berbahasa. Dengan sendirinya, acuan pokok setiap unit
pelajaran ialah fungsi bahasa dan bukan tata bahasa. Dengan kata lain, tata bahasa
disajikan bukan sebagai tujuan akhir, tetapi sarana untuk melaksanakan maksud
komunikasi.
b. Manfaat dan kekurangan pendekatan komunikatif6
1) Siswa termotivasi untuk mengembangkan keterampilan berbahasanya
setelah mengetahui bahwa ada kaitannya dengan penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari
2) Siswa akan lebih mudah untuk berkomunikasi dan berinteraksi dalam
kehidupan sosialnya
3) Siswa tidak hanya memiliki pengetahuan tentang kebahasaan, tetapi juga
memiliki kompetensi untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
c. Kekurangan pendekatan komunikatif
1) Guru harus kreatif menciptakan suasana belajar yang mampu membuat
siswa untuk aktif dan interaktif. Bila guru tidak kreatif, maka pembelajaran
akan tidak menarik
2) Bila siswa tidak memiliki pengatahuan interaksi dan komunikasi yang cukup
baik atau siswa cenderung pasif, maka siswa akan kesulitan dalam
melaksanakan pembelajaran
d. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan komunikatif
1) Tahap persiapan, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran dan
menyiapkan berbagai strategi yang berhubungan dengan pokok bahasan
yang diajarkan.
2) Tahap pelaksanaan, guru menyajikan materi pelajaran dengan
memanfaatkan pendekatan komunikatif, sehingga menarik perhatian siswa
dalam proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran berlangsung efektif
dan efesien.

6 Haryadi dan Zamzami. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud-Dikti

12
3) Tahap evaluasi, guru mengadakan evaluasi materi pelajaran
e. Implementasi pendekatan komunikatif
1) Konteks dan tema digunakan untuk mengembangkan perbendaharaan kata
siswa. Tujuannya adalah agar pembelajaran bahasa berlangsung dalam
suasana kebahasaan yang wajar, tidak disajikan dalam kalimat-kalimat yang
sulit dimengerti siswa, misalnya penggambaran kegiatan di rumah, di dapur,
di jalan, di desa, di sekolah, dan sebagainya.
2) Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk bermacam-macam fungsi
sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh penutur, misalnya :
a) Untuk menyatakan informasi faktual (melaporkan, menanyakan,
mengoreksi, dan mengidentifikasi)
b) Menyatakan sikap intelektual (menyatakan setuju atau tidak setuju,
menyanggah, dan sebagainya)
c) Menyatakan sikap emosional (senang, tidak senang, harapan,
kepuasan, dan sebagainya)
d) Menyatakan sikap moral (meminta maaf, menyatakan penyasalan,
penghargaan, dan sebagainya)
e) Menyatakan perintah (mengajak, mengundang, memperingatkan,
dan sebagainya). Pengajian fungsi itu sebaiknya disajikan di dalam
konteks, tidak dalam bentuk kalimat-kalimat yang lepas.
Pembelajaran menekankan pada pengembangan kompetensi bahasanya, bukan
pada pengetahuan bahasanya saja, sehingga siswa dapat menggunakannya
dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam
merancang materi pengajaran yang mengacu pada pendekatan komunikatif
menurut Brown7, yaitu:
a. Tujuan pembelajaran di dalam kelas difokuskan pada semua komponen dari
kemampuan berkomunikasi
b. Teknik dalam pembelajaran bahasa dirancang untuk melibatkan siswa dalam
penggunaan bahasa yang pragmatis, autentik, fungsional dan bermakna

7
Santoso, Puji, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. (Jakarta: Universitas Terbuka).

13
c. Kelancaran dan ketepatan berbahasa yang dapat melandasi teknik-teknik
komunikatif
d. Siswa pada akhirnya harus menggunakan bahasa, baik secara produktif
maupun reseptif.
e. Contoh pembelajran dengan pendekatan komunikatif
1) Ketika Tanya jawab antara siswa dengan guru, maka akan terjadi
interaksi dan pertukaran informasi
2) Ketika siswa menggunakan keterampilan berbahasanya (menyimak,
membaca, menulis, dan berbicara), maka secara langsung maupun
tidak, telah terjadi pembelajaran dengan pendekatan komunikatif.
3) Simulasi dan bermain peran. Contoh :8 Siswa diminta
membayangkan dirinya ada dalam situasi yang dapat terjadi di luar
kelas. Ini dapat saja berupa kejadian yang sederhana, misalnya
bertemu seorang teman di jalan, tetapi dapat pula kejadian yang
bersifat kompleks, negosiasi di dalam bisnis. Siswa diminta memilih
peran tertentu dalam suatu situasi. Dalam beberapa kasus, mungkin
mereka berlaku sebagai dirinya sendiri, tetapi dalam beberapa kasus-
kasus lain mungkin mereka memperagakan sesuatu, di dalam
simulasi. Mereka diminta berbuat seperti kalau situasi ini benar-
benar terjadi, sesuai dengan peran mereka masing-masing.
Permainan peran tidak selalu dalam bentuk akting, tetapi dapat juga
dalam bentuk debat, atau improvisasi.
·

8
Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Bumi Aksara)

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan merupakan seperangkat
asumsi yang aksiomatik tentang hakikat bahasa, pengajaran dan belajar bahasa yang
dipergunakan sebagai landasan dalam merancang, melaksanakan dan menilai proses
belajar-mengajar bahasa.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas rendah terdapat berbagai jenis
pendekatan. Pendekatan itu diantaranya pendekatan tujuan, pendekatan komunikatif,
pendekatan ketrampilan proses, pendekatan struktural, pendekatan whole language,
pendekatan kontekstual, pendekatan pragmatif, pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa
Aktif), pendekatan spiral, pendekatan lintas materi. Tujuan seorang guru dalam
mengajar menggunakan pendekatan adalah, agar siswa aktif dan kreatif dalam kegiatan
belajar. Dengan menggunakan pendekatan diharapkan mampu memberikan
pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan dalam memperoleh serta
mengembangkan kompetensi bahasa yang dipelajari, hal ini adalah bahasa Indonesia.

B. Saran
Pendekatan yang diterapkan yang sesuai dengan pembelajaran akan mempermudah
guru maupan siswa dalam memberi materi serta menangkap atau menerima meteri yang
telah disampaikan, sehingga akan memperlancar proses belajar mengajar di sekolah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Apri Damai Sagita Krissandi, B. W. (2017). Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SD


(Pendekatan dan Teknis). Jakarta: Penerbit Media Maxima .
Dimyati&Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneke Cipta.
Dimyati, M. d. (Strategi Belajar Mengajar). 1992/ 1993. Jakarta: DEPDIKBUD.
Hamalik, O. (2003). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hs., W. (2005). Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Jakarta: Grasindo.
Pannen, P. d. (2001. ). Mengajar di Perguruan Tinggi: Konstrukktivisme dalam Pembelajaran. .
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Santoso, P. d. (2008). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. . Jakarta: Universitas
Terbuka.
Solehan, T. d. (2001.). Hakikat Pendekatan, Prosedur, dan Strategi Pembelajaran Bahasa
Indonesia Berdasarkan Pendekatan Komunikatif- Sistem Pembelajaran Bahasa Indonesia
(Modul UT). Jakarta: Pusat Penerbitan UT.
Sumantri, M. d. (1998/ 1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DEPDIKBUD.
Tarigan, D. d. ( 2003. ). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: .:
Universitas Terbuka.
Zamzami, H. d. (1996). Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud-
Dikti.

16

Anda mungkin juga menyukai