Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2 SD

TENTANG

MENGUASAI DAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA

Disusun oleh :

Resi Asmi (21101685)

Dosen Pembimbing :

Dr. Junaidi Arif, M.Pd

STKIP NASIONAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

PADANG PARIAMAN

T.A . 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat dan kasihnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
disususn sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia 2 Sd dengan tema Menguasai Bahasa Indonesia Dalam
Interaksi Pembelajaran. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan
yang penyusun hadapi, namun dengan semangat ingin belajar dan terus belajar,
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada
bapak Junaidi Arif, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia 2 SD yang telah membantu mengarahkan dan memberi batasan
penyusunan materi makalah, serta terima kasih pula kepada seluruh pihak baik
yang secara langsung maupun yang tidak langsung telah memberikan kontribusi
dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat ikut andil dalam memberikan informasi bagi kita
semua. Terima kasih.

Padang, 17 juni 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan ...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendekatan Komunikatif .......................................................................3
B. Pendekatan CBSA ..................................................................................16
C. Pendekatan Terpadu ..............................................................................18
D. Pendekatan Belajar Kooperatif .............................................................19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................21
B. Saran ........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengajar merupakan salah satu tugas utama seorang guru. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, seorang guru memerlukan pedoman yang
dijadikan pegangan agar apa yang dilakukan sesuai dengan kebijakan
pemerintah, dalam hal ini kebijakan departemen kebudayaan. Dalam
kaitannya dengan pelaksanaan kegiatandi dalam proses mengajar,
pengangan guru yang utama adalaj kurikulum. Kurikulum disusun
berdasarkan suatu pendekatan yang dilandasi pandangan atau filsafat
tertentu.
Perubahan kurikulum dilakukan untuk menyesuaikan program
pendidikan dengan kebutuhan masyarakat atau pembangunan, serta
peningkatan mutu pendidikan. Dalam bebrapa dasawarsa telah terjadi
beberapa kali perubahan pendekatan dalam dunia pembelajaran, termasuk
didalamnya dunia pembelajaran bahasa. Salah satu perkembangan yang
terjadi dalam pembelajran bahasa adalah munculnya pendekatan yang
dilandasi oleh filsafat pendidikan terpadu. Dengan munculnya pendekatan
tersebut diatas, maka bertambahlah khasanah dunia pendidikan khususnya
masalah pembelajaran bahasa.
Perubahan yang terjadi termasuk didalamnya pendekatan dalam
bidang studi bahasa indonesia, sehingga kita mengenal berbagai macam
pendekatan komunikatif, pendekatan CBSA, pendekatan terpadu dan
pendekatan belajar kooperatif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dikaji
dalam makalah in adalah pengertian dari pendekatan serta macam-macam
pendekatan dalah bahasa indonesia seperti berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan Komunikatif
2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan CBSA
3. Apa yang dimaksud dengan pendekatan Terpadu

4
4. Apa yang dimaksud dengan pendekatan Belajar Kooperatif
C. Tujuan Pembahasan
Melihat rumusan masalah diatas maka tujuan makalah ini untuk
menjelaskan pengertian dari pendekatan beserta macam-macamnya pada
pembelajaran bahasa indonesia:
1. Pendekatan Komunikatif
2. Pendekatan CBSA
3. Pendekatan Terpadu
4. Pendekatan Belajar Kooperatif

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Komunikatif
1. Hakikat Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan
untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai tujuan Pembelajaran
bahasa, juga mengembangkan prosedur-prosedur bagi pembelajaran
empat keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, berbicara, dan
menulis), mengakui dan menghargai saling ketergantungan bahasa.
a. Latar Belakang Singkat Munculnya Pendekatan Komunikatif
Menurut Tarigan (1989:270), munculnya pendekatan
komunikatif dalam pembelajaran bahasa bermula dari adanya
perubahan-perubahan dalam tradisi pembelajaran bahasa di Inggris
pada tahun 1960-an, yang saat itu menggunakan pendekatan
situasional. Dalam pembelajaran bahasa secara situasional, bahasa
diajarkan dengan cara mempraktikkan/melatihkan struktur-struktur
dasar dalam berbagai kegiatan berdasarkan situasi yang bermakna.
Namun, dalam perkembangan selanjutnya, seperti halnya teori
linguistik yang mendasari audiolingualisme, ditolak di Amerika
Serikat pada pertengahan tahun 1960-an dan para pakar linguistik
terapan Inggris pun melalui permasalahkan asumsi-asumsi yang
mendasari pengajaran bahasa situasional.
Menurut mereka, tidak ada harapan/masa depan untuk
meneruskan mengajar gagasan yang tidak masuk akal terhadap
peramalan bahasa berdasarkan peristiwa-peristiwa situasional. Apa
yang dibutuhkan adalah suatu studi yang lebih cermat mengenai
bahasa itu sendiri dan kembali kepada konsep tradisional bahwa
ucapan-ucapan mengandung makna dalam dirinya dan
mengekspresikan makna serta maksud-maksud pembicara dan
penulis yang menciptakannya (Howatt, 1984:280, dalam Tarigan.
1989:270).

6
b. Ciri-ciri Utama Pendekatan Komunikatif
Ciri-ciri utama pendekatan komunikatif adalah adanya dua
kegiatan yang saling berkaitan erat, yakni adanya kegiatan-
kegiatan komunikasi fungsional (functional communication
activities) dan kegiatan-kegiatan yang sifatnya interaksi sosial
(social interaction activities). Kegiatan komunikasi fungsional
terdiri atas empat hal, yakni: mengolah informasi, berbagi dan
mengolah informasi, berbagi informasi dengan kerja sama terbatas,
berbagi informasi dengan kerja sama tak terbatas. Sedangkan
kegiatan interaksi sosial terdiri atas enam hal, yakni: improvisasi
lakon-takon pendek yang lucu, aneka simulasi, dialog, bermain
peran, sidang-sidang konversasi, diskusi serta berdebat.
Dengan kata lain, ciri-ciri yang telah diperlihatkan, di atas
telah jelas memperlihatkan beberapa perbedaan pokok antara
pendekatan komunikatif dengan pendekatan yang dilakukan secara
tradisional, yang merupakan hal terpenting.
Sementara itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia
berdasarkan Kurikulum Bahasa Indonesia 1994, baik di pendidikan
dasar (SD dan SLTP) maupun pendidikan menengah (SLTA),
dilaksanakan berdasarkan pendekatan komunikatif. Hal ini dapat
dilihat dalam GBPP Kurikulum Bahasa Indonesia 1994, baik untuk
pendidikan dasar maupun menengah. Dalam GBPP tersebut, antara
lain telah tercantum dalam butir pertama, ketujuh, dan keempat
belas. Adapun rumusannya adalah sebagai berikut.
1) Butir pertama
Pada hakikatnya. belajar bahasa adalah belajar
berkomunikasi. Oleh karena itu. pembelajaran bahasa Indonesia
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia, baik secara lisan
maupun tulis.
2) Butir Ketujuh

7
Pembelajaran bahasa diarahkan untuk mempertajam
kepekaan perasaan siswa. Siswa tidak hanya diharapkan
memahami informasi yang disampaikan secara lugas atau
langsung, melainkan juga disampaikan secara terselubung atau
secara tidak langsung.
3) Butir keempat belas
Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk berbagai
macam fungsi sesuai dengan apa yang ingin disampaikan
penutur, misalnya untuk menyatakan informasi faktual
(mengidentifikasi, melaporkan, menanyakan, mengoreksi),
menyatakan sikap intelektual (setuju-tidak setuju, menyanggah,
dan sebagainya), menyatakan sikap moral (meminta maaf,
menyatakan penyesalan, penghargaan, dan sebagainya), dan
untuk bersosialisasi (menyapa, memperkenalkan diri,
menyampaikan selamat, meminta perhatian, dan sebagainya).
Pembelajaran fungsi penggunaan tersebut disajikan di dalam
konteks, tidak dalam bentuk kalimat Icpas. Dalam
pelaksanaannya, bermacam tungsi tersebut dipadukan meelalui
berbagai macam kegiatan pembelajaran (bermain peran,
percakapan mengenai topik tertentu, dan sebagainya).
c. Aspek-aspek yang Berkaitan Erat dengan Pendekatan Komunikatif
Berikut ini akan delapan aspek yang berkaitan erat dengan
pendekatan komunikatif (David Nunan 1989 dalam Solchan T.W.,
dkk. 26001:6.6).
No. Aspek yang Kebermaknaan dalam Pendekatan
Berkaitan Komunikatif
1. Teori Bahasa Pendekatan komunikatif berdasarkan teori
bahasa menyatakan bahwa pada hakikatnya
bahasa adalah suatu sistem untuk
mengekspresikan makna, yang menekankan
pada dimensi semantik dan komunikatif pada

8
ciri-ciri gramatikal bahasa. Oleh karena yang
perlu ditonjolkan adalah interaksi dan
komunikasi bahasa, bukan pengetahuan tentang
bahasa.
2. Teori Belajar Teori belajar yang cocok untuk pendekatan ini
adalah teori pemerolehan bahasa kedua secara
alami. Teori ini beranggapan bahwa proses
belajar lebih efektif apabila bahasa diajarkan
secara alamiah sehingga proses belajar bahasa
yang lebih efektif dilakukan melalui komunikasi
langsung dalam bahasa yang dipelajari.
3. Tujuan Kebutuhan siswa yang utama dalam belajar
bahasa berkaitan dengan kebutuhan
berkomunikasi maka tunuaj umum pembelajaran
bahasa adalah mengembangkan kemampuan
siswa untuk berkomunikasi (kompetensi dan
performansi komunikatif)
4. Silabus Silabus harus disusun searah dengan tujuan
pembelajarn dan tujuan-tujuan yang dirumuskan
dan materi-materi yang dipilih harus sesuai
dengan kebutuhan siswa.
5. Tipe Dalam pembelajaran bahasa indonesia dengan
Kegiatan pendekatan komunikatif pembelajaran
dipanjakan pada situasi komunikasi yang nyata,
seperti tukar menukar informasi, negosiasi
makna atau kegiatan lain yang sifatnya rill.
6. Peranan Guru Dalam pembelajaran ini, guru hanya berperan
sebagai fasilitator proses komunikasi partisipan
tugas dan teks, penganalisis kebutuhan,
konselor, dan manajemen proses belajar.
7. Peranan Dalam pembelajaran ini, materi harus disusun

9
Materi dan disajikan dalam peranan sebagai pendukung
usaha meningkatkan kemahiran berbahasa dalam
tindak komunitas nyata.
d. Penerapan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia.
Pendekatan komunikatif sangat tepat digunakan dalam
pembelajaran bahasa termasuk bahasa indonesia. Ketepatan ini
sangan berkaitan dengan pandanga-pandangan bahasa yang
menggarisbawahi bahwa belajar bahasa pada intinya belajar
berkomunikasi. Artinya, dalam proses tersebut pemakaian bahasa
sesuai dengan fungsinya adalah hal yang sangat esensial dalam
sebuah prosey pembelajaran bahasa.
1) Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Pendekatan
Komunikatif.
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan
komunikatif adalah membentuk kemampuan komunikatif siswa
dalam menggunakan bahasa Indonesia yang mencakup empat
keterampilan, baik menyimak, membaca. menulis, maupun
berbicara. Artinya. melalui berbagai kegiatan pembelajaran,
siswa diharapkan mampu menguasai. Kemampuan
berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, baik secara lisan-
tulisan, maupun situasi resmi-tidak resmi. Sementara itu,
kemampuan komunikatif itu sendiri memiliki beberapa
karakteristik, di antaranya adalah sebagai berikut:
a) Kompetensi komunikatif bersifat dinamis. Artinya,
kompetensi tersebut bergantung pada negosiasi makna
antara dua penutur atau lebih yang sama-sama mengetahui
kaidah pemakaian bahasa.
b) Kompetensi komunikatif meliputi pemakaian bahasa yang
bersifat lisan dan tulis.

10
c) Kompetensi komunikatif bersifat kontekstual karena
komunikasi terjadi dalam konteks tertentu.
d) Kompetensi komunikatif, meliputi kompetensi bahasa
(gramatika dan kemampuan membuat tuturan gramatika)
dan performansi bahasa (mewujudkan pengetahuan dan
kemampuan merabuat tuturan yang gramatika dalam
berbahasa).
e) Kompetensi komunikatif bersifat relatif. Bergantung pada
aspek lain yang terkait, baik internal maupun eksternal.
Berkaitan dengan kompetensi komunikatif ini, Canale dan
Solchan, T.W, dkk (2001:6.19) mengemukakan empat unsur
yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi, yakni:
a) Kemampuan gramatika: kemampuan penutur
menggunakan Kaidah gramatika.
b) Kemampuan sosiolinguistik: kemampuan penutur
memahami konteks sosial tempat terjadinya komunikasi
c) Kemampuan wacana: kemampuan penutur menyampaikan
maksud-maksud komunikasi secara koheren.
d) Kemampuan strategi: kemampuan penutur menggunakan
berbagi cara/strategi dalam berkomunikasi.
2) Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
GBPP dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah bagian
dari kurikulum pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun
kurikulum pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pelajaran bahasa Indonesia serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar
bahasa Indonesia. Dalam perumusan GBPP, perlu diperhatikan
berbagai model GBPP yang dikembangkan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan

11
komunikatif. Setidaknya, terdapat delapan model GBPP yang
dapat dikembangkan, yakni:
a) GBPP yang menekankan struktur dan ditambah fungsi-
fungsi bahasa.
b) GBPP dengan butir-butir struktur yang digunakan sebagai
inti untuk mengembangkan fungsi-fungsi bahasa dengan
cara pengembangan secara spiral.
c) GBPP yang menyajikan struktur, fungsi, dan instrumental.
d) GBPP yang berpusat pada fungsi-fungsi bahasa.
e) GBPP yang menekankan pada makna, yang meliputi makna
gramatikal dan makna fungsi komunikasi.
f) GBPP yang menyajikan tipe-tipc interaksional.
g) GBPP yang menekankan pada penyajian tugas dalam
melaksanakan kegiatan berbahasa.
2. Hakikat Pendekatan komunikarif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2001:742),
dijelaskan bahwa prosedur merupakan tahap-tahap kegiatan untuk
menyelesaikan suatu aktivitas, sedangkan strategi merupakan rencana
yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Finocchiaro dan Brumti: (dalam Tarigan, 1989:294)
mengemukakan suatu bagan/skema pelajaran bagi fungsi “pembuatan
suatu sugesti” bagi para pembelajar pada tingkat permulaan program
sekolah menengah, tetapi juga dapat digunakan untuk jenjang
pendidikan dasar, bahwa prosedur-prosedur pembelajaran berdasarkan
pendekatan komunikatif lebih bersifat evolusioner daripada
revolusioner. Adapun garis besar kegiatan pembelajaran vang
ditawarkan mereka, secara garis besar, adalah sebagai berikut.
a. Penyajian Dialog Singkat
Kegiatan ini merupakan suatu 'proses . yang memungkinkan
guru memberikan motivasi kepada siswa, misalnya

12
menghubungkan materi yang akan dibahas dengan kondisi yang
sering ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pelatihan Lisan Dialog yang Disajikan
Kegiatan ini biasanya dapat diawali dengan contoh yang
diberikan guru. yang tentu saja dilakukan secara lisan. Para siswa.
kemudian mengulang apa yang dilisankan guru, baik secara lisan
maupun tulis.
c. Penyajian Tanya-Jawab
Kegiatan ini dapat dilakukan dalam dua tahap, yakni tanya
jawab berdasarkan topik dan situasi dialog serta tanya-jawab
berdasarkan topik yang dikaitkan dengan pengalaman pribadi para
siswa.
d. Penelaah dan Pengkajian
Kegiatan ini dilakukan dengan mengajak para siswa untuk
mengkaji salah satu ungkapan yang terdapat dalam sebuah dialog.
Setelah itu, para siswa diberi tugas untuk memberikan contoh
ungkapan lain yang fungsi kekomunikatifannya sama.
e. Penarikan Simpulan
Kegiatan ini diharapkan mampu mengarahkan siswa untuk
membuat simpulan tentang kaidah tata bahasa dalam sebuah dialog
yang ditampilkan dalam pembelajaran tersebut.
f. Aktivitas Interpretatif
Kegiatan ini merupakan suatu aktivitas yang mengarahkan
siswa agar dapat menginterpretasikan beberapa dialog yang
dilisankan.
g. Aktivitas Produksi Lisan
Kegiiatan ini merupakan kegiatan aktivitas produksi lisan yang
dimulai dari aktivitas komunikasi terbimbing sampai dengan
aktivitas yang bebas.

13
h. Pemberian Tugas Kegiatan ini merupakan kegiatan yang
mengharuskan para siswa mengerjakan tugas tertulis sebagai
pekerjaan rumah.
i. Pelaksanaan Evaluasi
Kegiatan ini merupakan kegiatan evaluasi yang dilakukan
secara lisan sehingga kompetensi penguasaan bahasa sccara
komunikatif dapa: diukur. Namun demikian, terdapat beberapa
masalah pokok yang harus dipecahkan bersama kaitannya dengan
pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan pendekatan
kemunikatif. Beberapa masalah pokok tersebut di antaranya adalah
sebagai berikut.
1) Bagaimana cara membatasi tingkatan kegiatan-kegiatan dan
prosedurprosedur kekomunikatifan sebuah pembelajaran barasa
2) Bagaimana cara guru menentukan gabungan dan pengaturan
waktu kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan
pembelajar atau kclompok pembelajar?
Menurut Richards dan Rodgers (dalam Tarigan, 1989:297),
masalah, masalah tersebut di atas merupakan permasalahan yang
tidak dapat dijawah atau dipecahkan dcngan sekadar mengusulkan
taksonomi-taksonomi dan beberapa klasifikasi yang lebih lanjut
dan terperinci, tetapi justru membutuhkan investigasi sistematik
mengenai penggunaan/pelaksanaan berbagai ragam kegiatan dan
prosedur dalam pembelajaran kelas bahasa kedua (bahasa
Indonesia).
3. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Pendekatan
Komunikatif
Strategi merupakan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus. Dalam kaitannya dengan pembelajaran
bahasa Indonesia berdasarkan pendekatan komunikatif, di dalamnya
mencakup beberapa komponen, seperti tujuan, materi, metode. teknik,
media, dan evaluasi.

14
a. Tujuan
Tujuan pembelajaran bahasa, seperi diungkapkan dalam
pembahasan di muka, berdasarkan pendekatan komunikatif adalah
mengembangkan kompetensi komunikatif para pembelajar bahasa
yang mencakup kemampuan menafsirkan bentuk-bentuk linguistik,
baik yang dinyatakan secara eksplisit. seperti apa yang dinyatakan
dalam cmpat kompetensi keterampilan berbahasa, maupun yang
dinyatakan secara eksplisit. Dan tentang hal ini, Widdowson
(dalam Solchan, 2001:6.39) mengemukakan bahwa analisis
keterampilan bahasa atas kecmpat keterampilan berbahasa tersebut
tidak dapat menggambarkan kompetensi komunikatif dengan jelas
schingga dapat menimbulkan salah tafsir. Lebih lanjut Widdowson
menggolongkan keterampilan bahasa atas tiga kriteria, yakni
medium, modus, dan cara.
Berdasarkan mediumnya, yakni perangkat fisik untuk
memanifestasikan sistem bahasa, dapat dikategorikan dalam dua
kelompok. yakni berbicara dan menulis sebagai keterampilan
produktif serta menyimak dan membaca sebaga keterampilan
reseptif. Berdasarkan modusnya, yaitu cara-cara yang dipakai
untuk menyatakan sistem bahasa dalam kegiatan berkomusikasi,
dapat dibedakan antara modus tulis dan modus lisan. Keterampilan
membaca dan menulis termasuk keterampilan tulis. sedangkan
keterampilan menyimak dan berbicara tergolong keterampilan
lisan. Berdasarkan caranya. yaitu jenis kegiatan sosial yang
termasuk dalam komunikasi, dibedakan antara keterampilan
resiprokal dan nonresiprokal. Yang tergolong keterampilan
resiprokal misalnya bercakap-cakap dan surat-menyurat scdangkan
yang tergolong nonresiprokal adalah menyimak dan membaca.
b. Materi
Menurut Solchan, dkk. (2001:6.41), pendekatan komunikatif
dalam pembelajaran bahasa sering diasosiasikan dengan silabus.

15
Pemilihan materi silabus itu sendiri tidak didasarkan pada tingkat
kesukaran dan kerumitan butir struktur, tetapi didasarkan pada
kcbutuhan pembelajar. Oleh karcna itu, analisis kebutuhan
merupakan hal yang mutlak dan perlu dilakukan sebelum program
pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan pendekatan
komunikatif dilakukan.
Menurut Tarigan (dalam Solchus, dkk. 2001:6.42). ada
tiga jenis materi yang dipakai dalam pembelajaran bahasa dengan
pendekatan komunikatif, yakni materi yang berdasarkan teks,
seperti teks yang disusun berdasarkan tema: materi berdasarkan
lugas, seperti buklet yang berisi pelatihan interaksi antarsiswa: dan
materi berdasarkan realita, seperti peta, gambar, majalah, dan
model tiruan. Selain itu, ada beberapa prinsip yang harus kita
ketahui, seperti (a) materi harus menunjang tujuan yang
dirumuskan dalam kurikulum, (b) materi harus autentik, (c) materi
harus mampu menstimulasi : terjadinya interaksi antara guru
dengan siswa atau siswa satu dengan siswa lainnya, (d) materi
memberikan kesempatan siswa untuk memperhatikan bentuk-
bentuk bahasa, (e) materi harus mampu mendorong siswa
mengembangkan keterampilan belajar yang lain, dan (f) materi
harus mampu mendorong pembelajar menerapkan keterampilan
berbahasa.
c. Metode
Metode yang paling relevan dapat digunakan untuk
menjembatani guru dengan siswa adalah metode komunikatif itu
sendiri. Padahal seperti diketahui bersama, dalam metode
pembelajaran bahasa kita mengenal metode tata bahasa terjemahan,
metode langsung, dan metode audiolingual.
d. Teknik
Secara umum tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dengan
pendekatan komunikatif adalah kemahiran berkomunikasi. Dalam

16
prakteknya, kemahiran tersebut dimanifestasikan ke dalam
kemahiran menyimak, menulis, berbicara, dan membaca.
Berdasarkan asumsi tersebut, dalari pembelajaran bahasa Indonesia
dengan pendekatan komunikatif, kita mengenal empat teknik
pembelajaran yang berkaitan dengan keterampilan berbahasa. Oleh
karena itu, untuk menambah khasanah kemampuan berikut ini akan
penulis sampaikan aneka teknik tersebut yang disarikan dari
Tarigan yang dikutip Solchan, dkk. (2001:6.46).
1) Teknik pembelajaran menyimak
Dalam pembelajaran menyimak terdapat beberapa teknik
yang dapat Anda gunakan, seperti teknik dengar-ulang ucap,
dengar-tulis, dengar-kerjakan, dengar-terka, memperluas
kalimat, menemukan benda, simak bilang, bisik-berantai,
menyelesaikan cerita, identifikasi kata kunci, identitas kalimat
topik. merangkum, memparafrase, dan menjawab pertanyaan.
2) Teknik Pembelajaran Berbicara
Dalam pembelajaran berbicara terdapat beberapa teknik
yang dapat digunakan, seperti ulang-ucap, lihat-ucapkan,
mendeskripsikan, substitusi, melengkapi kalimat, menjawab
pertanyaan, melanjutkan cerita, cerita berantai, memberi
petunjuk, bermain peran, wawancara, dan diskusi.
3) Teknik pembelajaran membaca
Dalam pembelajaran membaca terdapat beberapa teknik
yang dapat digunakan, seperti lihat-baca, menyusun kalimat,
menyempurnakan paragraf, mencari kalimat topik,
menceritakan kembali, parafrase, melanjutkan cerita:
mempraktekkan petunjuk. membaca sekilas. dan membaca
sepintas, serta membaca SO3R
4) Teknik pembelajaran menulis
Dalam pembelajaran menulis terdapat beberapa teknik
yang dapat digunakan, seperti menyusun kalimat.

17
memperkenalkan karangan, meniru model, karangan bersama,
menyusun kembali, menyelesaikan cerita, memberikan,
mengembangkan kata kunci, mengembangkan kalimat topik,
mengembangkan judul, menulis surat, menyusun dialog, dan
menyusun wacana.
e. Media
Jenis dan macamnya sangat beraneka ragam. Jelasnya, apa pun
media yang digunakan pemilihannya harus didasarkan pada
tuntutan pembelajaran yang ingin dicapai. Beberapa media
pembelajaran yang sering kita kenal adalah replika, gambar,
duplikat, planel, kertas karton, radio, video, dan masih banyak
yang lain. Pemilihan teknik tertentu, sebenarnya juga
mengisyaratkan media yang akan digunakan. Misalnya, pemilihan
teknik mengarang berseri menuntut penyediaan gambar berseri.
f. Evaluasi
Berkenaan dengan evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran
bahasa, sebenarnya ada tiga tes yang dapat digunakan, yakni tes
diskrit, tes integratif, dan tes pragmatik. Namun, tes yang cocok
untuk pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan
komunikatif hanya tes integratif dan tes pragmatik. Tes diskrit
karena sifatnya yang hanya mengukur kemampuan salah satu aspek
bahasa saja dan dalam satu kurun waktu tertentu, d'anggap tidak
tepat untuk digunakan.
Dalam tes integratif, siswa dites kemampuannya dalam
menggunakan berbagai aspek kebahasaan atau keterampilan
berbahasa pada satu waktu secara sekaligus. Yang termasuk dalam
tes integratif, antara lain menyusun kalimat, menafsirkan wacana
yang dibaca atau didengar, memahami bacaan yang didengar atau
dibaca, dan menyusun sebuah alinea berdasarkan kalimatkalimat
yang disediakan. Sementara itu, dalam tes pragmatik, kemampuan
siswa dalam menggunakan elemen-elemen kebahasaan dalam

18
konteks situasi tertentu, menjadi tolok ukurnya. Beberapa jenis tes
pragmatik, antara lair: dikte, berbicara, parafrase. menjawab
pertanyaan, dan teknik rumpang
B. Pendekatan CBSA
1. Pengertian Pendekatan CBSA
Pengertian CBSA dapat diartikan sebagai panutan pembelajaran
yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual-
emosional siswa daalm proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik
siswa apabila diperlukan.
Pelibatan intektual-emosional/fisik siswa optimalisasi daalm
pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan siswa bagaimana
belajar memperoleh dan memproses pemerolehan belajarnya tentang
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. Keaktifan dalam
pendekatan CBSA menunjuk pada keaktifan mental, baik intelektual
maupun emosional, meskipun untuk merealisasikan dalam banyak hal
dipersyaratkan atau dibutuhkan keterlibatan langsung dalam berbagai
bentuk keaktifan fisik.
2. Konsep dan Prinsip Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
CBSA adalah salah satu strategi pembelajaran yang menuntut
aktifitas atau partisipasi peserta didik secara optimal mungkin,
sehingga mereka mampu mengubah tingkah lakunya dalam proses
internalisasi secara lebih efektif dan efisien.
Adabeberapa prinsip belajar yang dapat digunakan dalam
menunjang tumbuhnya CBSA didalam pembelajara (Ahmadi, 1991),
yaitu:
a. Motivasi Belajar.
Motifasi belajar merupakan prinsip utama dalam CBSA.
Tanpa adanya motovasi, hasil belajra yang dicapai siswa tidak akan
optimal. Oleh karena itu peranan guru dalam mengembangkan
motivasi belajar sangat penting dan sangat diperlukan sekali. Ada

19
beberapa cara yang dilakukan guru untuk menunbuhkan mitovasi
belajar siswa dalam CBSA anatara lain:
1) Melakukan pengkodean atau cara belajar yang bervariasi.
2) Mengadakan pengulangan informasi.
3) Menggunakan media dan alat bantu yang bervariasi.
4) Memberikan pertanyaan-pertanyaan pengiring atau pengantar.
b. Pengetahuan Persyaratan.
Bahasa indonesia bersifar hierarkis. Untuk menguasai suatu
materi atau topik bahasa indonesia peserta diidk harus menguasai
terlebih dahulu materi-materi sebelumnya yang terkait baik
langsung maupun tidak langsung dengan materi yang pelajari
tersebut. Oleh karena itu guru adalah penyelidik pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa untuk
mempelajari suatu materi. Dengan cara demikian, siswa akn lebih
siap untuk memahami materi yang dipelajari.
c. Tujuan yang akan dicapai.
Pembelajaran yang terenvana dengan baikakan memberikan
hasil yang baik pula. Perencanaa pembelajaran ini biasanya
diwujudkan pula dalamperumusan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Tujuan inilah yang akan menjadi pedoman bagi guru untuk
menentukan keluasan dan kedalam materi.
d. Hubungan Sosial.
Dalam belajar siswa perlu dilatih untuk bekerja sama dengan
teman-temanya agar konsep-konsep yang sulit dipahami oleh siswa
secara amndiri akan lebih judah jika dipelajari secara berkelompok.
Latihan bekerja sama ini juga diperlukan dalam proses
pembentukan kepribadian siswa terutama sikap sosialnya.
e. Belajar Sambil Bekerja.
Pada hakikatnya anak belajar sambil bekerja. Semakin banyak
aktivitas fisik siswa, akan semakin berkembang pula kemampuan
berpikir siswa. Apa yang peroleh siswa dalam pembelajaran yang

20
banyak melibatkan aktivitas fisiknya, akan lebih lama mengendap
dalam memori siswa. Ssiwa akan gembira dalam belajar apabila
diberi kesempatan yang sebanyak-banyaknya daalm bekerja. Oleh
karena itu prinsip belaar sambil bekerja ini merupakan prinsip yang
paling banyak mewarnai CBSA.
f. Perbedaan Individu
Setiap ank memiliki karakteristik tersendiri, misalnya dalam
kemampuan, kebiasaan, minat, latar belakang keluarga, dan lain-
lain. dalam pembelajaran guru sebaiknya dapat memperhatikan
perbedaan individu pada anak didiknya. Guru tidak boleh
memperlakukan semua anak dengan cara yang sama,
walaupuntidak semua perbedaan dapat diakomodasi.
g. Menemukan
Menemukan merupakan prinsip yang harus abnyak mewarnai
CBSA siswa harus diberikan kesempatan yang seluas-luasnya
untuk mencari dan menumukan sendiri informasi-informasi yang
ada dalam pembelajaran. Dengan cara demikian siswa akan merasa
lebih semangat dalam belajar dan belajar menjadi pekerjaan yang
tidak mebosankan bagi siswa.
h. Pemecahan Masalah
Pembelajaran akan lebih rerarah apabila dimulai dengan
permasalahan yang haris dipecahkan siswa. Situasi yang
menghendaki siswa harus memecahkan masalah ini akan
mendorong siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan
berpikirnya secara maksimal.
C. Pendekatan Terpadu
Pendekatan terpadu merupakan pendekatan yang dilandasi oleh
pemikiran bahwa dalam penggunaannya, bahasa tidak pernah dipisah-
pisahkan atas aspek-aspeknya. Aspek-aspek bahasa itu dalam praktik
berbahasa selalu digunakan secara bersamaa atau terpadu, baik aspek-
aspek kebahasaan maupun aspek-aspek keterampilan berbahasa. Bahkan

21
dengan bidang-bidang yang lain, bahasa selalu menyatu di dalam
pemakaian.
1. Karakteristik Pendekatan Terpadu
Beberapa karakteristk yang perlu di pahami dari pembelajaran
terpadu.
a. Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa (student sentered)
b. Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa (direct experiences).
c. Pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai
mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian
siswa daapt emmahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini
diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
d. Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel), sebab guur dapat
mengaitkan bahan ajar dalam suatu pelajaran dengan mata
pelajaran yang lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan
keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
e. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa.
D. Pendekatan Belajar Kooperatif
Cooperatif learning juga merupakan modell pelajaran yang
menekankan akvitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentu
kelompok, mempelajari amteri pelajaran, dan memecahkan masalah secara
kolektif kooperatif.
Pendekatan kooperatif menuntut adanya modifikasi tujuan
pembelajaran dari sekedar penyampaian informasi (Transfer of
information) menjadi konstruktif pengetahuan (contruction of knowledge)
oleh individu melalui belajar kelompok. Meskipun demikian prinsip ini
tidak dan sering kali tidak anmpak jelas, karena dari berbagai literatur
tetangbelajar kooperatif dan kolaboratif, informasi petunjuk dan
pelaksanaan belajar kooperatif pada umumnya menitik beratkan pada

22
stuktur dan amnajemen pembelajaran. Hal ini bisa dilihat dalam hal
distribusi gender, jumlah siswa dalam kelas, serta strategi pembagian tugas
sehingga semua siswa aktif mengerjakan tugas.
Dalam pendekatan belajar kooperatif ini terdapat beberapa model-
model yaitu:
1. Model STADS (Student Team Achievement Division) dengan
prosedur sebagi berikut:
2. Model jigsaw II, dengan prosedur sebagai berikut:
a. Siswa secar individu maupun kelompok (heterogen) mengkaji
bahan ajar.
b. Dibentuk kelompok ahli (homogen) untuk diskusi pendalaman
materi bahan ajar yang dibaca.
c. Kembali kekelompok asal (heterogen), siswa menjadi peer-tutor
terhadap satu sama lain. terjadi pembentukan pengetahuan secara
berkelompok (social construction of knowledge)
d. Tes/kuis untuk mengukur kemampuan siswa secara individual.
e. Diskusi, semetara guru memberi penguatan.
3. Model TGT (Teams Games Tournament), dengan prosedur sebagi
berikut:
a. Dalam identifikasi masalah siswa dan guru mencoba menjagukan
masalah atau kasus yang berkaitan dengan materi atau konsep yang
sudah dipelajari dalam pertemuan sebelumnya, atau melalui tugas
membaca dirumah.
b. Masalah dipecahkan bersama dalam kelompok.
c. Hasil pemecahan masalah disajikan dalam bentuk turnamen,
kelompok kompetisi untuk menyajikan pemacahan masalah yang
terbaik. Guru dan beberapa siswa berperan sebagi penilai/juri.
d. Untuk mengukur kemampuan siswa dilakukan kuis.

23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan adalah seperangkat asumsi-asumsi yang antara satu dan
yang lainnya saling terkait. Asumsi-asumsi ini sangat berhubungan dengan
karakter bahasa dan karakter proses pengajaran serta pembelajarannya.
Metode pembelajaran bahasa adalah rencana pembelelajaran bahasa
yang mencaku p pemilihan dan penentuan, penyususnan secara sistematis,
bahan yang akan diajarkan serta kemungkinan berhasilnya.
Teknik merupakana cara seorang guru menyampaikan bahan ajar yang
telah disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Dapat dikatakan bahwa
teknik pembelajaran adalah siasat guru dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Beberapa pendekatan yang digunakan oleh guru dalam mengajar yaitu
pendekatan kooperatif, pendektan CBSA, pendekatan terpadu dan
pendekatan belajar kooperatif yang masing-masing mempunyai caranya
tersendiri dalam mengajar.
B. Saran
Agar implementasi pendekatan bahasa dapat tercapai guru hendaknya
menguasai perencanaan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah
pendekatan tersebut. Dukungan media pembelajaran sangat dibutuhkan
guna tercapai tujuan pembelajaran. Didalam kegiatan pembelajaran harus
berpusat kepada siswa dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada siswa.

24
DAFTAR PURTAKA
Arief Junaidi.2019. Modul Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Semester II.Padang Pariaman: STKIP NASIONAL.

Anda mungkin juga menyukai