Anda di halaman 1dari 13

FANTASY 2022

FAMILY AND CONTUMER SCIENCES NATIONAL


COMPETITION AND SYMPOSIUM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN KARAKTER DALAM


MELAHIRKAN GENERASI EMAS 2045

Diusulkan oleh:

ERNAWATI PURNAMA ZEBUA 21101696/2021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP NASIONAL
PADANG PARIAMAN
2022
LEMBAR PERNYATAAN ORISIONALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ernawati Purnama Zebua


Tempat, Tanggal Lahir : Hilionozega, 15 Maret 2022
Institusi : STKIP NASIONAL

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis saya dengan judul: TANGGUNG JAWAB
PENDIDKAN DALAM MELAHIRKAN GENERASI EMAS 2024. Bersifat orisinil
dan belum pernah menjuarai dan diikut sertakan dalam perlombaan serupa.
Bila mana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka
saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
didiskualifikasi dalam perlombaan FAMILY AND CONSUMER SCIENCES
NATIONAL COMPETITION AND SYMPOSIUM 2022 (FANTASY 2022) IPB
University. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan
sebenar-benarnya.

Padang Pariaman,14 juli 2022


Yang menyatakan

(Ernawati purnama zebua)


Nim. 21101696
i
SURAT PENGALIHAN HAL CIPTA

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ernawati Purnama zebua


Alamat : Hilionozega

Selaku pihak I sebagai pencipta, dengan ini menyatakan karya cipta saya kepada:

Nama : Panitia Fantasy 2022


Alamat : IPB University, Bogor

Selaku pihak II sebagai pemegang Hak Cipta berupa karya tulis ilmiah yang berjudul
INTEGRITAS PEMBENTUK GENERASI BERKUALITAS UNTUK INDONESIA
EMAS 2045 untuk digunakan dalam hal pengembangan penelitian dan keilmuan
lebih lanjut serta publikasi hasil karya tulis oleh Fantasy 2022
Dengan demikian surat pengalihan hak ini saya buat, agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

14, Juli 2022


Pemegang Hak Cipta Pencipta

( IPB University ) (Ernawati purnama zebua)


Nim: 21101696

ii
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha dalam membimbing manusia yang belum dewasa


menuju kedewasaan. Pendidikan merupakan suatu bentuk pertolongan yang diberikan
oleh seseorang yang telah mampu, memiliki ilmu terhadap perkembangan orang lain
untuk mencapai kedewaasaan dengan tujuan agar pribadi yang dididik memiliki
kecakapan dalam memenihi kebutuhan hidupnya secara mandiri.
Pendidikan bukan hanya sebuah kewajiban, lebih dari itu pendidikan merupakan
sebuah kebutuhan yang sangat amat penting dalam mendidik seseorang.yang akan
lebih berkembang dengan adanya pendidikan. Tujuan dari sebuah pendidikan itupun
banyak ragamnya tergantung dari pribadi tiap individu memandang pendidikan itu
sendiri seperti apa, ada yang memandang pendidikan yang baik dapat memperbaiki
pekerjaannya, adapula yang memandang pendidikan sebagai alat untuk menuju
jenjang kesuksesan.
Terlepas dari hal itu semua sebuah pendidikan yang sebenarnya merupakan suatu
hal yang luhur, suatu pendidikan yang tak terbatas dalam lembaga formal saja tetapi
pendidikan juga ada di semua jenjang lingkungan baik informal maupun non formal
karena pada hakikatnya kita lahir sampai akhir hayat. Belajar adalah bagaimana kita
berkembang untuk terus menjadi baik menjadi pemimpin dibumi ini.
Karena pengertian pendidikan merupakan proses pendewasaan manusia menuju
hal yang lebih baik, hal ini tanpa kita sadari sangat berkaitan erat dengan bentukan
dari sebuah karakter. Dalam proses pendidikan mendewasakan, terdapat disana
pendidikan karakter yang tujuannya juga mendewasakan manusia ke arah yang lebih
sempurna agar hidup manusia lebih baik. Tanggung jawab dari pendidikan ini
diberikan kepada orang yang sudah dewasa dan mampu mendewasakan orang lain,
tak terlepas dari hal itu yaitu si pemberi pendidikan tersebut seprti guru, orang tua dan
juga masyarakat.

1
PEMBAHASAN
Akhir akhir ini kita tak terlepas dari perbincangan generasi muda atau sekarang
sering di sebut generasi Gen-Z. Dalam masa ke masa dunia semakin berkembang tak
kalanya pula kita ikut berkembang sebagai bagian dari dunia itu. Kita sering di
degung-degungkan sebagai generasi pembawa perubahan. Indonesia saat ini memiliki
cita-cita besar terhadap generasinya yaitu generasi emas 2045. Tak hanya sekedar
kata belaka ada banya usaha yang perlukan dalam mencapai cita-cita bangsa itu. Kita
sabagai generasi itu di pundak kitalah di taruh harapan tersebut. Lalu bagaimana cara
kita dalam mewujudkannya. Seperti kita ketahui bersama para generasi sekarang
semakin apatis dengan hal-hal yang berbau pendidikan lebih senang dan lebih banyak
meluangkan waktunya untuk hal-hal yang tidak penting, pendidikan sering diabaikan
di jadikan nomor sekian.
Untuk menjadi generasi emas 2045 ada banyak tanggung jawab yang kita pikul
bersama sebagi masyarakat dan pemuda terutama sebagai generasi 2045 itu. Dalam
menwujudkannya tak lepas pula dari dukungan utama yanitu pendidikan yang
berkualitas terutama pendidikan karakter. Dalam perkembanganya pendidikan terus
mengalami kemajuan dari abad yunani kuno hingga sampai sekarang ini.
Pendidikan pada masa kuno tidak sebatas pada proses penerusan harta warisan
budaya melalui tradisi lisan dan tulisan. Berbagai macam model pendidikan mulai
dipergunakan untuk mempercepat proses pembelajaran generasi mudanya agar
semakin cepat terintegrasi dengan kultur orang dewasa. Paling tidak ada tiga cara
pembelajaran dalam masyarakat tribal, pertama melalui imitasi spontan perilaku
orang-orang dewasa di dalam masyarakat. Kedua melalui permainan dimana anak-
anak belajar menirukan peranan orang dewasa dalam melaksanakan tugas-tugas
penting yang ada didalam masyarakat seperti permainan perang-perangan, dll.
Pendidikan terutama terjadi melalui pengalaman langsung dengan cara mencontoh
dari pengamatan langsung dari berbagai macam norma dan perilaku yang ada didalam
masyarakat. Ketiga memalui pengenalan dunia simbolik dalam masyarakat di mana
mereka akan meleburkan dirinya sehingga mereka dapat memahami cara-cara mereka
memandang dunia dan bagaimana mengekspresikan pandangan dunia dan keyakinan
tersebut.
Pendidikan adalah hal terpenting bagi setiap negara untuk dapat berkembang
pesat. Negara hebat akan menempatkan pendidikan sebagai prioritas pertamanya,
karena dalam pendidikan, kemiskinan pada rakyat tersebut akan tersingkirkan.
Kualitas pendidikan diindonesia sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain
data UNESCO (200) tentang peringkat indeks pengembangan manusia (Human
Depoloment Index, yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pedidikan, kesehatan
2
dan penghasilan perkepala yang menunjukan, bahwa indeks pengembangan manusia
indonesia akan menurun. Diantara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan
ke-120 (1996), ke-105(1998), dan ke-(1999). Menutur servei Political dan Economic
Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12
dari 12 negara Asia. Posisi Indonesia berada dibawah Vietnam. Data yang dilaporkan
The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang
rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang diservei di dunia.
Dan masih menurut survei dari lembaga yang sama indonesia hanya berpredikat
sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia sangat mempengaruhi bentukan
masyarakat terutama pemuda didalamnya terutama dalam bentukan karakter. Seperti
kita ketahui bahwa pendidikan merupakan proses pendewasaan manusia menjadi
lebih baik, hal ini tak terlepas dari nilai-nilai yang dia pegang untuk menjadi manusia
dewasa. Dalam hal ini karakter yang terbentuk dalam diri seseorang juga ikut
menetukan kedewasaanya sebagai manusia yang telah berpendidikan dan berkualitas.
Karakter merupakan gambaran utama dari manusia berkualitas. Jika kekayaan sirna,
sesunguhnya tidak ada yang hilang, karakter mengutamakan kekayaan budi pekerti.
Jika kesehatan hilang, sesuatu telah hilang karena karakter memerlukan kesehatan
jiwa dan raga. Jika karakter hilang segalanya telah hilang, karan karakter adalah roh
kehidupan. Manusia berkualitas baik adalah manusia berkarakter yang dalam filsafat
pendidikan mencakup dimensi ideografis dan dimensi nomotetis.
Pendidikan di Indonesia belum berhasil menghasilka SDM untuk mengabdi
bahkan berkorban untuk membangun bangsa yang besar, maju, jaya dan bermartabat.
Orientasi pendidikan bermutu do Indonesia di ukur dari keberhasil membangun
dirinya dnediri, keluarga tau kelompoknya. Keberhasilan individu atau kelompok
tidak otomatis menjadi keberhasilan bangsa . pendidikan harus mampu membangun
karakter bahwa kepentingan bangsa lebih utama dibandingkan dengan kepentingan
pribadi atau kelompok.
Karakter merupakan pendukung utama dalam pembangunan suatu bangsa, kata
Bung Karno. Beliau (Soedarsono, 2009:46) mengatakan bahwa “Bangsa ini harus di
bangun dengan mendahulukan pembangunan karakter (character building)”. Karena
character building inilah yan g akan membentuk Indonesia menjadi bangsa yang
besar, maju dan jaya serta bermartabat. Jika character building tidak dilakukan maka
negara Indonesia akan menjadi negara kuli. Dalam perpektif fisiologis dikatakan
bahwa education without character, this is sins the basis formisery in the wordl, the
essence of education is to recognize truth, let your seculat education go hand inhand
with spiritual education (Satjaya, 2002:83)
Kondisi karakter dan situasi masyarakat indonesia saat ini berada dalam kondisi
3
yang menghawatirkan, terutama hal mental dan karakter. Ada naya pihak prihatin
dengan kondisi pendidikan sehingga kini dianggap belum mampu melahirkan
individu berkarakter khas indonesia. Padahal pendidikan karakter sudah
diselenggarakan di Indonesia sejak lama dan menjadi bagian integral dalam
kurikulum nasional negara kira. Teringan kembali pidato Mochar Lubis di Taman
Ismail Marzuki yang kemudian dibukukan menjadi Manusia Indonesia,
mengemukakan 6 ciri utama manusia indonesia:
a. Munafik atau hipokrit
b. Enggan dan segan berttanggung jawab atas perbuatannya
c. Bersikap dan berperilaku feodal
d. Percaya takhayul
e. Artistik, berbakat seni
f. Lemah watak dan karakternya
Jika kita tilik dari pengalama sejarah bangsa, pendidikan karakter sesungguhnya
bukan hal yang baru dalam tradisi pendidikan di Indonesia beberapa pendidik modern
yang kita kenal seperti R.A Kartini, Ki Hajar Dewantara, Soekarno Hatta, Tan
Malaka. Moh. Natsir, dll telah mencoba menerapkan semangat pendidikan karakter
sebagai bentuk kepribadian dan identitas bangsa. Tetapi nyatanya pendidikan karakter
di Indonesia saat ini sangatlah rendah. Apa dan bagaimana sebenarnya pendidikan
karakter itu dan bagaimana hubungannya dengan para generasi kita dan apa dampak
bagi negara. Lalu bagaimana bentukan karakter pemuda Indonesia?
Contohnya di berbagai daerah masih saja terdapat tawuran dimana-mana.
Adaupun hasil riset dari KPAI wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan
Bekasi (Jabodetabek) mengenai terjadinya angka tawuranjumlah tawuran pada tahun
2012 sudah mencapai 103 kasus dengan jumlah korban meninggal sebangayak 17
anak. Data terbaru tahun 2018, KPAI menyebutkan bahwa kasus tawuran di
Indonesia meningkat sebanyak 1,1% sepanjang 2018. Komisioner Bidang Pendidikan
KPAI Retno Ustiyanti mengatakan bahwa pada tahun 2017, angka kasus tawuran
hanya sebanyak 12,9%, tetapi meningkat menjadi 14% pada tahun 2018.
Seringkali kita menemukan banyak perilaku yang tidak sesuai dengan nilai
moral, mulai dari tindakan pencurian, kenakalan remaja, pergaulan bebas, adab
kesopanan yang mulai luntur. Salah satu contoh kasus rendahnya pendidikan karakter
di Indonesia kasus murid yang salah satu SMP di kabupaten Gresik yang menantang
gurunya saat diingatkan oleh gurunya untuk tidak boleh merokok. Pada kasus itu
siswa memegang kerah guru dan merokok sambil melemparkan kata-kata yang tidak
sopan. Hal inilah yang menjadi sebuah pekerjaan rumah bagi kita yang bertanggu
jawab terhadap pendidikan karakter itu. Pendidikan karakter yang dimaksudkan
adalah penguatan budi pekerti dan nilai-nilai moral yang menyertai proses belajar.
4
Siapakah yang bertanggung jawab terhadap kasus pendidikan tersebut? Hal ini
sudah seyoyagianya tugas kita bersama baik sebagai masyarakat, pendidik dan
terutama sebagai orang tua dan terlebih sebagai manusia yang berakal budi.
Rendahnya pendidikan karakter tersebut membawa dampak buruk bagi orang-orang
disekitar, sangat meresahkan dan mengganggu ketenangan warga. Tulisan ini
dimaksudkan untuk merefleksi kondisi dekadensi moral generasi muda pada saat ini
yang sudah terseret jauh dari akar nilai.
Melihat berbagai macam kasus tersebut, pendidikan karakter ini sudah menjadi
program pemerintah yang pelaksanaannya diterapkan melalui level rendah (PAUD)
sampai ketingkat perguruan tinggi, hal ini dimaksudkan agar memudahkan
pemerintah dalam membangun karakter bangsa yang diinginkan sesuai harapan
bangsa, sehingga melalui peserta didik karakter yang baik akan tumbuh karena
terbiasa dilaksanakan dan dilakukan baik didalam lingkungan sekolah keluarga
maupun masyarakat.
Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003 yang menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana agar
terwujud suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif dimana peserta didik
bisa mengembangkan potensi dirinya supaya mempunyai kekuatan spiritual
keagaamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, kecerdasan, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bagsa dan negara. Hal ini berkaitan
dengan apa yang dikatakan Agus Wibowo tentang pendidikan karakter yang
merupakan salah satu peran lembaga pendidikan dalam membina para penerus bangsa
supaya berperilaku baik dan sopan sesuai dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat, sehingga akan menghasilkan penerus bangsa yang berkarakter yang
telah menjadi cita-cita bersama, maka peran pendidkan untuk anak sanagt penting
sebagai dasar penbentukan sejak dini.
Pendidikan karakter di Indonesia merupakan permasalah yang paling besar dan
terbilang tragis. Di mana seperti kita ketahui hapir semua kasus yang terjadi di negara
kita berkaitan dengan dekadensi moral akibat kegagalan pendidikan karakter yang
diberikan oleh lembaga pendidikan. Diakui atau pun tidak karakter generasi muda
akhir ini banyak mengalami kemunduran. Generasi di desa maupun di kota lebih
sering menghabiskan waktunya untuk sesuatu hal yang bukan menjadi kebutuhan
utama seperti bermain gadget, game online dan sejenisnya dan mulupakan nila-nilai
luhur, budi pekerti, adab, gotong royong, dan nilai-nilai lainnya. Hal ini menunjukan
kegagalan dalam pendidikan dalam menyingkapi perubahan zaman yang melupakan
pembentukan karakter. Seakan dalam dunia pendidikan di indonesia pendidikan
karakter merupakan sebuah barang langkah. Contoh lainnya video baru baru ini yang
lagi viral guru di bully murid-muridnya di Kendal berdurasi 24 detik. Dari jumlah
5
komentar divideo di ketahui lokasi tersebut di SMK NU 03 Kaliwungu, Kabupaten
Kendal. Dalam video itulah terlihat seorang siswa mendorong kemudia di susul siswa
lain. Sang guru terlihat berusaha menghalau murid dengan gerakan tendangan dan
mengibaskan buku yang di peganggnya. Gerakan sang guru di sambut siswa dan
terlihat seolah salaing tendang bahkan sepatu guru tersebut melayang sebelah. Video
ini berakhir dengan tawa-tawa siswa dan gurunya mengambil kembali sepatunya
yang lepas.
Dari hal diatas terdapat keprihatihan yang luar biasa dari masyarakat. Dimanakah
sumber kesalahan tersebut, siapakah yang patut disalahkan dalam hal ini? Menjadi
tanda tanya besar bagi kita sendiri. Lalu mau jadi negara kita kedepannya?. Betapa
sedihnya para pahlawa kita melihat kita sekarang, rasa sakit karena perjuanga yang
mereka berikan tidak mapu kita balas, kira seperti orang yang tidak tahu diri, tidak
tahu berterima kasih. Dalam perkembangan zaman ini kita hanya akan menjadi budak
dari teknologi, bidak dari perkembangan zaman, kita hanya akan menjadi follower
negara-negara maju di dunia. Kebodohan merebab kemana-mana. Kepada siapakah
kita mengadu?. Hanya satu tempat, tempatnya untuk memperbaiki semuanya yaitu
pendidikan, terutama pendidikan karakter. Tak hanya satu pihak yang bertanggung
jawab disini tetapi semua pihak ikut ambil andil dalam hal ini. Baik pendidikan yang
terdapat dalam keluarga, masyarakat dan juga sekolah untuk mewujudkan cita-cita
bangsa menjadi generasi pancasila yang saat ini berusaha menjadi menciptakan
generasi emas 2045.
Lalu apakah saja yang perlu kita lakukan untuk menciptakan karakter generasi
muda yang mampu melahirkan generasi emas 2045 ini? Sebagai bentuk upaya yang
dilakukan perlunya pendekatan yang memungkinkan para generasi terutama peserta
didik dalam hal ini, untuk dapat membuat keputusan secara indenpenden, dalam
memilih nilai-nilai yang ditawarkan, idealnya pendidikan karakter saat ini tidak dapat
berlangsung dengan menggunakan strategi tunggal. Tetapi perlu beberapa pendekatan
yang sering disebut sebagi pendekatan komprehensif oleh Kirschenbaum. Itulah
istilah yang komprehensif yang digunakan dalam pendidikan karakter, termasuk
berbagai aspek. Pertama, konten harus lengkap terutama masalah yang berkaitan
dengan pemilihan nilai-nilai pribadi dan diperluas untuk pertanyaan umum etika.
Kedua metode harus lengkap. Termasuk nilai menanamkan, menyediakan teladan dan
mempersiapkan generasi muda untuk menjadi mandiri dengan mengajar dan
memfasilitasitanggung jawab moral dalam memfasilitasi hidup. Ketiga pendidikan
karakter harus dilakukan dalam proses pendidikan secara keseluruhan dalam kegiatan
apapun yang terjadi di lingkungan sekolah. Keempat pendidikan karakter juga harus
terjadi dalam lingkup masyarakat, orang tua, tokoh agama, petugas keadilan penegak
hukum dan organisasi kemasyarakatan. Semua pihak diminta mengambil bagian
6
dalam pendidikan karakter.
Selain hal diatas pendidikan karakter dapat juga dilakukan dengan dua
pemdekatan yakni pendekatan praktis dan pendekatan esensial. Pendekatan praktis
melalui sifat-sifat yang diharapkan menjadi perilaku generasi. Pendekatan esensi
menyiapkan kepribadian sebagi rumahnya karakter. Kemedikbud membuat desain
pendidkan karakter dengan membuat daftar sifat sifat yang harus diimplementasikan
oleh para generasi muda. Ada 18 sifat untuk pendidkan karakter dan 9 sifat
pendidikan anti korupsi.
No Pendidikan karakter Pendidikan anti korupsi
1 Religius Jujur
2 Jujur Disiplin
3 Toleransi Tanggung jawab
4 Disiplin Kerja keras
5 Bekerja keras Sederhana
6 Kreaktif Mandiri
7 Demokratis Adil
8 Mandiri Berani
9 Rasa ingin tahu Peduli
10 Semangat kebangsaan
11 Cinta tanah air
12 Menghargai prestasi
13 Bersahabat/Komunikatif
14 Cinta damai
15 Gemar membaca
16 Peduli lingkungan
17 Peduli sosial
18 Tanggung jawab
Sudiki (2005:4) mengatakan bahwa fenomena krisis hidup tidak hanya semata-
mata krisis intelektual dan moral, namun sedikit lebih dalam ke jantung persoalan
bahwa krisis moral yanh hampir merambah seluruh lini kehidupan kita. Sebenarnya
berasa; dari uara krisis spiritual . artinya krisis karakter tidak hanya sekedar
kehilangan 18 sifat dan kehilangan 9 sifat seseorang menjadi koruptor, pendidikan
karakter jauh lebih mendasar yakni memfungsikan kecerdasan nurani (SQ). karakter
mewarnai seluruh perilaku.
Ketika seseorang ada di rumah ia membawa kebaikan. Ketika ia melakukan
aktifitas bisnis, ia menunjukan kejujuran. Ketika ia bergaul ditengah masyarakat, ia
menampakkan kesopanan. Ketika ia bekerja, ia bekerja dengan cermat. Ketika ia
bergabung dalam sebuah permainan, ia menunukan sportivitas. Melihat orang yang
beruntung ia memberi selamat dengan tulus. Ketika ia berhadapan dengan orang yang
menyesal ia memaafkan dengan sungguh-sungguh, dan terhadap Tuhan ia selalu
7
memuliakan dan mengasihi dengan tulus. Artinya karakter tidak hanya sebatas sifat-
sifat yang dipilah-pilah, melainkan terintegrasi menjadi sebuah kepribadian. Apabila
karakter hanya sebatas menanmkan sifat-sifat tertentu, akan banyak muncul karakter
tiruan, sehingga perbuatan muncul dalam kepura-puraan.
Konsep pendidikan karakter telah dirancang olah kemendikbud dapat
dikategorikan sebagi pendekatan praktis yang cenderung menghasilkan karakter
tiruan (pura-pura), sehingga kurang efektif membangun bangsa . karakter generasi
emas 2045 akan sangat efektif membangun bangsa yang besar, maju jaya dan
bermartabat. Pendidikan yang harus diperkirakan paling efektif adalah pendekatan
esensial seperti gambar berikut.

sikap
Karakter
IESQ mindset kompetisi
generasi emas
2045
komitmen

Dalam menwujudkan semua mimpi-mimpi itu kita berlandaskan pada pendidikan


karakter itu. Baik lingkungan pendidikan sekolah, keluarga dan masyarakat harus ikut
andil dalam membentuk generasi emas 2045. Teruta pemuda sebagi generasi terkait
kita harus sadar akan peran-peran kita dan cita-kita kita. Kita harus mampu membawa
perubahan dan mewujudkan cita-cita bangsa kita.

8
PENUTUP
Cita-cita melahirkan generasi emas bukanlah sebuah perhitungan. Indonesia di
dukung dengan bonus demografi karena dalam rentan 2012-2035 jumlah penduduk
produktif paling tinggi di antara usia anak-anak dan orang tua. Dalam menciptakan
para generasi emas ini tak lepas pula dari campur tanggan pendidikan baik
pendidikan dalam sekolah, keluarga dan lingkung.
Negara indonesia dalam menciptakan para generasi unggul itu tak terlepas pula dari
sebuah pendidikan berkarakter. Jika hanya sebuah ilmu yang tinggi tetapi moralnya
rendah sangat tidak mampu menciptakan generasi emas itu yang mampu bersaing
dengan baik. Sehingga dalam hal ini sudah kewajiban kita negara Indosia mendidik
para generasi mudah sehingga cita-cita kita menciptakan generasi emas 2045 dapat
terwujud. Tak terlepa pula dari kesadaran para generasi sekarang untuk mengambil
perannya masing-masing sehingga cita-cita bangsa dapat terwujud.

9
DAFTAR PUSTAKA
Koesoema, A. 2007a. Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak Di Zaman
Global’. Jakarta; PT Grasindo.
Jawi, Al 2006b.’Pendidikan Di Indonesia:Masalah Dan Solusinya.
Fadilah, dkk. 2021c. ‘Pendidikan Karakter’. Jawa Timur; CV. Agrapana Media.
Rif’an, 2019d. ‘Generasi emas’.Jakarta; PT Alex.
Santosa, 2018e. ‘Palmistir Untuk Generasi Emas 2045’. Yogyakarta; CV. Budi
Utama
Hidayat, 2021f. ‘Urgensi Penguatan Pendidikan Karakter Dalam Menyiapkan
Generasi Emas 2045’. Jawa Barat; Universitas Nusa Putra.
Hasnawati. 2016g. ‘Membangun Generasi Emas Melalui Perspektif Pendidikan
Karakter’.

10

Anda mungkin juga menyukai