Anda di halaman 1dari 5

Komitmen Kembali ke Indonesia, Rencana Pasca Studi, dan Rencana Kontribusi di

Indonesia

Nama saya Agung Lokananta Lutvi, putra pertama dari seorang Ayah yang Bernama Heri
Lutvi dan Ibu yang bernama Elvi. Saya lahir 24 Tahun lalu, di sebuah desa kecil yang cukup
terisolir bernama Desa Tanjung Medan di Kecamatan Rokan IV Koto, Kabupaten Rokan Hulu,
Riau. Saya dibesarkan dari keluarga yang memegang teguh prinsip bahwa pendidikan itu sangat
penting. Kakek saya adalah seorang Kepala Sekolah SD yang merupakan sekolah satu-satunya
yang ada didesa kami saat itu, dan juga berhasil mengantarkan Ibu saya menjadi seorang Sarjana,
dimana saat itu sarjana didesa kami adalah hal yang langka. Serta, Ayah saya yang berhasil
menyelesaikan studi S1 nya dengan biaya dari hasil keringatnya sendiri. Sejak usia 3 bulan,
kedua orangtua saya membawa saya pindah dan dibesarkan dikota yang lebih besar dengan
harapan agar saya mendapat pendidikan dan kehidupan yang lebih layak dan maju. Jika
berhubungan dengan pendidikan, kedua orangtua saya berusaha selalu memberi fasilitas yang
baik, bahkan disaat keadaan sedang terpuruk pun, kedua orangtua saya selalu menjadikan
pendidikan anak-anaknya sebagai prioritas utama. Dari latar belakang keluarga yang seperti
itulah saya dilatih untuk tidak pernah patah semangat dalam mencapai tujuan dan cita-cita.

Pada tahun 2016 saya tamat dari SMA Negeri 1 Ujungbatu dan memutuskan untuk kuliah
keluar dari Provinsi Riau, dan akhirnya pada tahun 2020 saya resmi menjadi lulusan S1 Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan di Kota Bandung.
Selama menjalani studi sarjana, saya aktif dibeberapa organisasi dan sempat menjadi Staf Humas
Eksternal Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAKOM) Universitas Pasundan dan Staf
Departemen Luar Negeri Badan Eksekutif (BEM) FISIP Universitas Pasundan. Serta pernah
diamanahkan sebagai Sekretaris Umum Gerakan Mahasiswa Tuah Sakato (GEMATUSA)
Universitas Pasundan, Menteri Komunikasi dan Informasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Universitas Pasundan, dan Wakil Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Rokan Hulu kota
Bandung (HIMAROHU-BDG). Aktif di berbagai organisasi tidak membuat saya lengah dan
mengabaikan perkuliahan. Saya lulus dalam waktu 3 tahun 8 bulan dengan IPK akhir 3.58
dengan predikat kelulusan Cumlaude.
Kegemaran saya berorganisasi timbul sejak SMA, dimana saya bergabung dengan
Gerakan Pramuka. Organisasi ini memberikan cara pandang baru bagi saya yang saat masih
kurang peduli terhadap kehidupan sosial masyarakat. Pada tahun 2015, saya dipercaya sebagai
Ketua Dewan Kerja Pramuka Penegak & Pandega Kwartir Ranting (DKR) Ujungbatu. Pada
tahun 2018, DKR Ujungbatu mengadakan Raimuna Ranting. Sebagai mantan ketua, saya
dipercaya untuk mengatur dan mengawasi kelancaran jalannya acara. Adapun tema yang
diimplementasikan dalam Acara ini adalah “Mewujudkan Pramuka yang Berbudaya, Kreatif, dan
Berprestasi Untuk Menciptakan Generasi Negeri yang Bermutu”, dengan mengangkat Tagline
“BERKREASI” (Berbudaya, Kreatif, dan Berprestasi). Kegiatan yang diselenggarakan pada
acara ini diantaranya perkemahan, kerja bakti guna menumbuhkan kepedulian terhadap
kebersihan lingkungan, menumbuhkan rasa cinta akan kebudayaan lokal dengan mengadakan
temu tokoh adat serta praktik memainkan alat musik tradisional, serta berbagai lomba dan
kegiatan kreatif lainnya seperti membuat teknologi tepat guna. Menjadi bagian dari kepanitiaan
Raimuna Ranting ini, memberikan saya kepuasan karena dapat memberikan sedikit kontribusi
dalam upaya pelestarian budaya tradisional daerah tersebut. Kecintaan saya terhadap budaya
tradisional saya buktikan dengan membawa budaya tradisional menjadi objek penelitian dalam
skripsi saya. Pada tahun 2021, saya dan dua orang teman lainnya juga sempat merintis sebuah
merek pakaian yang mengusung tema kebudayaan tradisional didalamnya, walaupun akhirnya
harus gagal dikarenakan kurangnya pengetahuan dan sumber daya.

Berangkat dari minat terhadap media dan industri keratif, semasa kuliah, saya juga
pernah ikut serta dalam produksi beberapa film pendek, mulai dari pengambilan gambar, editor,
sampai kepada sutradara. Pada pertengahan tahun 2019, saya diterima pada program magang
yang diadakan oleh salah satu stasiun televisi nasional yaitu TRANS 7. Selama menjalani
program magang, saya ditempatkan di program acara Laptop Si Unyil sebagai Production
Assistant (PA) yang bertanggung jawab untuk mengurus segala keperluan pasca-produksi dari
program tersebut. Selain bertanggung jawab sebagai PA, saya diberi kesempatan untuk belajar
dan merasakan pekerjaan hampir diseluruh divisi yang ada pada program tersebut. Saya dituntut
untuk dapat memproduksi minimal satu segmen secara utuh, mulai dari mencari materi,
penulisan naskah, hingga pengambilan gambar. Pada tahun 2021, saya direkrut sebagai Content
Creator Marketing disebuah startup F&B bernama Dimsuming Express. Saya bertugas untuk
merencanakan, membuat, mengatur, dan mengevaluasi konten, campaign promosi dan iklan serta
mengelola media promosi yang perusahaan gunakan.

Keterlibatan saya di berbagai kegiatan selama kuliah, pengalaman magang, pengalaman


kerja, ketertarikan saya pada industri kreatif dan media, serta kepedulian terhadap kebudayaan,
membuat saya menyadari bahwa saat ini terjadi ketimpangan dalam pertukaran budaya yang
mengakibatkan tenggelam dan redupnya kebudayaan asli Indonesia. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi membuat pertukaran budaya terjadi dengan cepat dan pesat. Namun,
yang terjadi saat ini, kebudayaan Indonesia tidak dapat eksis dan kalah saing dengan budaya luar.
Salah satu faktor penyebab terjadinya hal tersebut adalah kurangnya perhatian dan kepedulian
terhadap kebudayaan. Berdasarkan pengalaman dibeberapa bidang, saya menemukan beberapa
permasalahan dalam pemajuan kebudayaan. Yaitu, kurangnya literasi budaya yang berkembang
dan diwariskan kepada generasi muda sehingga menimbulkan ketidaktahuan serta rasa tidak
peduli akan budaya lokal itu sendiri. Masalah lain adalah, kurangnya industri yang memfasilitasi
komodifikasi kebudayaan yang mengakibatkan terjadinya perlambatan dalam pemajuan
kebudayaan. Serta, banyaknya kebudayaan luar yang dengan sendirinya masuk dan terpublikasi
oleh media hingga mendapatkan pasar dan atensi yang besar dari generasi muda Indonesia. Hal
ini berbanding terbalik dengan kebudayaan lokal yang jarang terpublikasi atau terfasilitasi oleh
media, baik konvensional maupun media baru.

Fakta yang saya temui ini ternyata merupakan masalah yang terjadi di Indonesia. Dalam
Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) tahun 2018, terdapat tujuh isu pokok pemajuan
kebudayaan yang berhasil diidentifikasi. Ketujuh isu tersebut diantaranya, yang pertama adalah
pengerasan identitas primodial dan sentimen sektarian yang menghancurkan sendi-sendi budaya
masyarakat. Isu kedua adalah meredupnya khazanah tradisi dalam gelombang modernitas.
Ketiga, disrupsi teknologi informatika yang belum berhasil dipimpin oleh kepentingan
konsolidasi kebudayaan nasional. Isu selanjutnya adalah pertukaran budaya yang timpang dalam
tatanan global menjadikan Indonesia hanya sebagai konsumen budaya dunia. Isu pokok lainnya
adalah belum terwujud pembangunan berbasis kebudayaan. Selanjutnya, belum optimalnya tata
kelembagaan bidang kebudayaan. Isu yang terakhir adalah desain kebijakan budaya belum
memudahkan masyarakat untuk memajukan kebudayaannya. Hal ini membuktikan bahwa
Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan budaya masih memiliki tantangan besar dalam
memajukan dan mengkomodifikasi kebudayaannya.

Sebagai generasi penerus, saya meyakini bahwa salah satu indikator kemajuan suatu
bangsa dapat dilihat dari kemajuan kebudayaannya, dimana kebudayaan dijadikan hulu
pembangunan. Dalam mengahadapi tantangan tersebut, saya merasa perlu dan termotivasi untuk
menjadi bagian dari pemajuan bangsa yang kaya ini. Saya percaya salah satu faktor pemajuan
kebudayaan adalah dengan meningkatkan kapasitas sumberdaya manusianya. Oleh sebab itu,
saya berkewajiban untuk meningkatkan kapasitas diri saya, agar dapat lebih berkontribusi dalam
pemajuan kebudayaan bangsa. Berbekal latar belakang pendidikan S1 Ilmu Komunikasi dengan
konsentrasi Jurnalistik, serta beberapa pengalaman di industri kreatif dan media, saya ingin lebih
mendalami ilmu kebudayaan dan media yang merupakan salah satu turunan dari ilmu
komunikasi. Saya berniat melanjutkan studi magister di Program Studi Kajian Budaya dan
Media (KBM), Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada (UGM), dengan pertimbangan
bahwasanya UGM merupakan salah satu Perguruan Tinggi terbaik yang bangsa ini miliki
khususnya dibidang ilmu sosial. Program Studi ini bertujuan untuk merespons dan
mengantisipasi perkembangan budaya yang semakin termediasi dan terkomodifikasi dalam
konteks ekonomi dan teknologi global. Untuk itu, Program studi KBM mengembangkan
kepekaan dalam memahami dan menjelaskan implikasi-implikasi produk-produk budaya yang
termediasi dan terkomodifikasi. Program Magister KBM ini terakreditasi A dan memiliki
fasilitas lengkap serta dosen-dosen yang berkualitas diberbagai bidang keahlian. Tentunya,
dengan fasilitas dan dosen-dosen yang mumpuni menjadikan Program Magister KBM sangat
ideal untuk saya. Dimana saya dapat mempelajari industri budaya hingga cyberculture dan
digitalisasi masyarakat dengan spesifik yang akan membantu saya semakin berkembang dalam
meniti karir kedepannya. Saya berharap dengan ilmu yang saya pelajari nanti, saya dapat
berkontribusi lebih besar dalam upaya pemajuan kebudayaan guna mengantarkan Indonesia
sebagai negara dan bangsa yang maju.

Dimasa mendatang, saya memimpikan Indonesia menjadi bangsa yang maju dan unggul
di berbagai bidang, sehingga menjadi teladan di dunia internasional. Sejalan dengan cita-cita
Indonesia menjadi negara maju dan mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045, saya juga
memimpikan Indonesia kedepan dapat berdiri sebagai negara yang mampu memanfaatkan dan
mengoptimalkan bonus demografi dengan kapasitas SDM yang memadai. Selain itu, saya juga
ingin melihat Indonesia yang memiliki identitas kebudayaan yang maju dan kuat hingga dapat
menjadi trendsetter budaya dunia, serta dapat mengapitalisasi budaya agar menjadi komoditas
diberbagai sektor industri.

Salah satu upaya yang akan saya lakukan untuk mewujudkan mimpi tersebut adalah
dengan berpartisipasi aktif dalam bidang keilmuan saya di ilmu sosial, khususnya kajian budaya
dan media. Melalui pengalaman studi yang akan saya ambil, saya akan kembali mencoba terlibat
pada dunia industri kreatif, media dan wirausaha guna mengimplementasikan pengalaman dan
ilmu yang saya dapatkan. Dengan mencari dan memanfaatkan berbagai peluang usaha yang
dapat memfasilitasi dan menunjang proses komodifikasi kebudayaan, sehingga budaya dapat
menjadi komoditas yang menghasilkan diberbagai sektor industri. Tentunya, ilmu yang saya
dapatkan selama menempuh studi magister di perguruan tinggi akan memberikan kontribusi
lebih dalam upaya yang akan saya lakukan. Selain itu, saya juga akan mengambil peran dalam
upaya peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dengan menjadi tenaga pendidik atau dosen.
Dengan menjadi tenaga pendidik atau dosen saya dapat mentranfer ilmu dan pengetahuan yang
saya punya kepada generasi penerus bangsa. Kemudian, saya ingin melanjutkan pendidikan saya
ke tingkat yang lebih tinggi, serta melakukan riset dan penelitian terkait kajian budaya dan media
khususnya dibidang industri budaya guna pengembangan ilmu kajian budaya dan media.

Untuk mewujudkan semua itu, maka penting bagi saya untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang magister agar memperoleh bekal ilmu, pengetahuan, keterampilan dan wawasan yang
lebih luas dan maju sehingga kelak saya siap mewujudkan mimpi saya dan Indonesia. Saya
menyadari bahwa masalah pemajuan kebudayaan bukanlah masalah yang dapat dengan mudah
diselesaikan. Namun karena itulah, saya sebagai generasi penerus bangsa, sekali lagi merasa
perlu dan termotivasi untuk mengambil peran penting dalam perbaikan masalah tersebut dimasa
mendatang. Untuk memulai semua itu, saya mendaftarkan diri di LPDP dan berharap diberikan
kesempatan untuk mendapatkan beasiswa ini. Melalui beasiswa ini, saya akan sangat terbantu
dalam menjalani masa studi yang akan saya jalani kedepannya. Saya meyakini, dengan
memperkaya ilmu dan pengalaman pribadi dapat membantu keinginan saya dalam mewujudkan
cita-cita serta dapat selalu berkontribusi bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai