Anda di halaman 1dari 4

Mewujudkan Pancasila sebagai Identitas Nasional di Era Digital

Nama : Chanio Chai


NIM : 1306623028
Kelas : Fisika B ’23 FMIPA

Identitas nasional adalah jati diri, kepribadian nasional atau suatu ciri khas tersendiri
yang melekat pada suatu bangsa yang membedakan antara bangsa satu dengan bangsa yang
lain. Contoh dari identitas nasional itu sendiri adalah bahasa yang digunakan, dasar negara atau
konstitusi negara, ideologi dari negara, bendara negara, dan lain-lain sebagainya.

Pada zaman sekarang, hampir semua alat yang kita gunakan atau kegiatan yang kita
lakukan merupakan atau menggunakan alat-alat digital. Perkembangan teknologi yang sangat
pesat khususnya dalam bidang informasi dan komunikasi memungkinkan kita untuk saling
terhubung lebih erat antara satu sama lain, bahkan untuk yang berjarak sangat jauh sekalipun.
Dengan saling terhubungnya bangsa-bangsa yang terdapat di berbagai penjuru dunia, budaya-
budaya yang berbeda akan saling berbaur dan bercampur satu sama lain.

Bercampurnya budaya lain ke dalam Indonesia karena proses globalisasi di era digital
ini menjadi ancaman bagi jati diri atau identitas nasional dari Indonesia itu sendiri. Masuknya
budaya-budaya asing ke dalam negeri seperti budaya barat bisa saja berdampak pada
masyarakat yang perlahan-lahan mengadopsi budaya tersebut dan meninggalkan budaya
terdahulu. Selain itu, tidak semua yang masuk ke dalam Indonesia merupakan hal-hal positif,
ada beberapa sikap dan budaya dari barat yang dianggap tidak sesuai dengan martabat dan nilai
luhur budaya di Indonesia. Apabila budaya-budaya ini masuk begitu saja ke Indonesia,
masyarakat yang memiliki pemahaman yang kurang akan identitas nasional negara kita bisa
saja mengikuti budaya buruk ini.

Salah satu contoh budaya Indonesia yang bisa dilihat mulai rusak adalah budaya kita
untuk berperilaku sopan santun terhadap orang lain, toleransi terhadap sesama, menghormati
yang lebih tua, ramah senyum, dan sebagainya mulai berkurang di lingkungan masyarakat
akibat masuknya budaya asing yang memiliki pola pikir individualistik.

Peristiwa bercampurnya budaya ini hampir tidak dapat dihindari di era globalisasi dan
digital ini, meskipun begitu banyak orang masih mengidentifikasi dirinya sendiri dengan
menggolongkan masing-masing dengan suatu etnis, ras, bahasa, maupun golongan tertentu
lainnya yang sebenarnya termasuk dalam kategori identitas nasional. Jadi identitas nasional
masih sangat lah penting meskipun kita sudah berada di era digital atau globalisasi. Karena
tanpa adanya identitas nasional, keberadaan bangsa kita tidak akan diakui oleh dunia. Oleh
sebab itu, kita wajib mempertahankan dan mewujudkan identitas nasional negara kita, dan yang
paling utama tentunya adalah ideologi negara kita sendiri yaitu Pancasila.

Lalu bagaimana kah kita dapat mewujudkan nilai-nilai serta sila Pancasila di era yang
sudah serba digital ini? Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan agar dapat terwujudnya nilai-
nilai Pancasila, yaitu meningkatkan pendidikan akan nilai-nilai Pancasila, memanfaatkan
perkembangan teknologi untuk hal yang positif, meningkatkan pemahaman akan Pancasila
pada diri masing-masing, melakukan pelestarian budaya, dan saling mengingatkan satu sama
lain akan pentingnya nilai-nilai Pancasila supaya masyarakat tersadar. Tentu saja masih banyak
cara lain yang tidak dapat disebutkan dan dijelaskan satu per satu, namun beberapa cara
tersebut sudah cukup dan mudah dilakukan oleh kita dalam upaya mempertahankan dan
mengamalkan ideologi negara kita dalam kehidupan sehari-hari walau digempur oleh budaya
asing yang belum tentu membawa dampak positif. Namun itu semua kembali lagi ke diri dan
kesadaran kita masing-masing, apakah kita mau mengamalkan nilaia-nilai Pancasila ini sebagai
warga negara Indonesia maupun tidak.

1. Meningkatkan Mutu Pendidikan Nilai-Nilai Pancasila

Salah satu upaya untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila di era digital ini adalah untuk
menguatkan dan memperbagus sistem Pendidikan Pancasila pada masyarakat. Pendidikan
Pancasila yang baik akan meningkatkan pemahaman yang lebih mendalam akan Pancasila pada
masyarakat sehingga masyarakat dapat lebih efektif dalam mengamalkan dan mewujudkan
nilai-nilai tersebut, serta dapat beradaptasi dengan cepat pada era digital ini sehingga identitas
nasional kita dapat tetap terjaga.

Kita juga dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dengan
tepat agar usaha pendidikan menjadi lebih efektif, misalnya menggunakan animasi atau visual
grafis yang menarik. Pemanfaatan teknologi seperti ini akan membuat proses pembelajaran
Pendidikan Pancasila terasa lebih menyenangkan dan mudah dimengerti, sehingga para peserta
didik dapat lebih mudah dalam memahami, mencerna, dan menyerap apa yang disampaikan,
sehingga dapat mengamalkan dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari dengan cara
mereka sendiri di era digital ini terhadap kehidupan mereka masing-masing.
2. Memanfaatkan Kemajuan Teknologi untuk Hal-Hal yang Positif.

Salah satu cara untuk memanfaatkan kemajuan teknologi untuk hal-hal positif untuk
mewujudkan nilai-nilai Pancasila adalah dengan menyebarkan konten-konten yang edukatif
tentang nilai-nilai Pancasila. Dengan cara ini masyarakat yang kini saling terhubung karena
kemajuan teknologi bisa melihat melalui konten-konten tersebut dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila. Konten-konten tersebut dapat berupa reminder, informasi singkat, dan lain
sebagainya.

3. Meningkatkan Pemahaman akan Nilai-Nilai Pancasila pada Diri Sendiri

Meski upaya-upaya di atas sudah dilakukan, namun tetap saja kunci keberhasilan ada
pada diri masing-masing. Kita semua harus memiliki pemahaman yang kuat akan nilai-nilai
Pancasila itu sendiri agar bisa mengimplementasikan atau mewujudkannya dengan baik dan
efektif. Pemahaman yang kuat pada masing-masing individual akan membuat tiap masyarakat
tahu akan pentingnya Pancasila sebagai identitas nasional yang harus dipertahankan,
mengingat bahwa Pancasila sendiri merupakan dasar atau ideologi dari negara kita. Apabila
pendidikan Pancasila baik dalam bentuk formal seperti di bangku sekolahan atau perkuliahan
maupun dalam bentuk nonformal sudah dilakukan, namun apabila pada diri kita sendiri
pemahaman akan nilai-nilai Pancasila ini masih kurang, maka perwujudan nilai-nilai Pancasila
ini tidak akan efektif dalam pelaksanaannya.

4. Mengingatkan pada Sesama untuk Selalu Mengamalkan Nilai-Nilai dan Sila-Sila


Pancasila

Agar masyarakat lebih saling memahami apa itu nilai-nilai Pancasila dan paham
mengapa kita harus tetap mengamalkannya di era digital ini sebagai warga negara Indonesia,
ada baiknya bagi masyarakat yang sudah memahami betul akan pentingnya nilai-nilai ini untuk
saling mengingatkan antara satu sama lain. Hal ini akan membantu terlaksananya nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila ini secara efektif. Dengan ajakan-ajakan terhadap sesama,
penyebaran dan penerapan nilai-nilai Pancasila tidak hanya tersalurkan lewat Pendidikan
Pancasila di bangku sekolah atau perkuliahan saja, tetapi bisa melalui mulut ke mulut di
lingkungan masyarakat.
5. Pelestarian Budaya Indonesia

Pelestarian budaya ini dapat dilakukan dengan mengadakan pameran budaya tiap
tahunnya di tiap daerah. Pameran dapat berupa pentas seni daerah yang menunjukan tari
tradisional, makanan khas tiap daerah, rumah adat tiap daerah, dan lain sebagainya. Dengan
adanya pameran budaya ini, masyarakat akan lebih mengenal budaya-budaya yang ada di tiap
daerah di Indonesia. Masyarakat bisa saja terdorong melalui pameran-pameran budaya ini
untuk melestarikannya seperti dengan mengenakan pakaian adat di hari tertentu, maupun
lainnya. Contoh bentuk nyata pelestarian budaya ini berupa permainan gamelan, pertunjukan
wayang, tari Reog Ponorogo, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai