Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PEMBAHASAN

A. Pancasila dan Era Digital


Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara
Indonesia. Nama ini terdiri daridua kata
dari Sanskerta:  Pañca berarti lima dan
śīla berarti prinsip atau asas.Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Lima sendi utama penyusun Pancasila adal
ahKetuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuanIndonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan keadil
an sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,yang
tercantum pada alenia ke-4 Pembukaan UUD
1945. 
Sejarah telah mencatat, kendati bangsa
Indonesia pernah memiliki tiga kali pergantian
UUD, tetapi rumusan Pancasila tetap berlaku
di dalamnya. Kini, yangterpenting adalah
bagaimana rakyat, terutama kalangan elite
nasional,melaksanakan Pancasila dalam segala
sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara.Jangan lagi menjadikan Pancasila
sekadar rangkaian kata-kata indah tanpa
makna.Jika begitu, maka Pancasila tak lebih
dari rumusan beku yang tercantum
dalamPembukaan UUD 1945.
Pancasila akan kehilangan makna bila para
elite tidak mau bersikap
atau bertindak sesuai dengan nilai-nilai Pancasil
a. Bila Pancasila tidak tersentuh dengan
kehidupan nyata, Pancasila tidak akan bergema.
Maka, lambat-
laun pengertian dan kesetiaan rakyat terhadap P
ancasila akan kabur dan secara perlahan-lahan 
menghilang. Maka, guna meredam pengaruh da
ri luar perludilakukan akulturasi kebudayaan.
Artinya, budaya dari luar disaring oleh
budayanasional sehingga output yang
dikeluarkan seusai dengan nilai dan norma
bangsadan rakyat Indonesia.
Teknologi itu sendiri adalah keseluruhan
sarana untuk menyediakan
barang- barang yang diperlukan bagi kelangsun
gan dan kenyamanan hidup manusia.Penggunaa
n teknologi oleh manusia diawali dengan
pengubahan sumber dayaalam menjadi alat-alat
sederhana.

Teknologi telah mempengaruhi


masyarakat dan sekelilingnya dengan
berbagaicara. Banyak proses teknologi
menghasilkan produk sampingan yang
tidakdikehendaki, yang disebut pencemar, dan
menguras sumber daya alam,merugikan, dan
merusak bumi juga lingkungannya. Berbagai
macam penerapanteknologi telah
mempengaruhi nilai suatu masyarakat, dan
teknologi baruseringkali mencuatkan
pertanyaan-pertanyaan etika baru. Contohnya
yaitu adanyatantangan norma-norma tradisioal.
Keadaan ini membahayakan lingkungan
danmengucilkan manusia. Akan timbul paham-
paham yang memandang prosesteknologi
berkelanjutan sebagai hal yang menguntungkan
bagi masyarakat dankondisi manusia. Pada
akhirnya, manusia itu mulai ketergantungan
dengan segalakecanggihan teknologi.

A. Peranan Pancasila Menghadapi Era Digital

Terkikisnya nilai-nilai Pancasila dalam


kehidupan berbangsa dan bernegaraharus
menjadi alarm kritis bagi kita sebagai
bangsa yang menjadikan Pancasilasebagai
dasar negara. Karena bagaimana pun,
ideologi dalam hal ini, merupakanhal yang
paling sentral. Dalam momentum pekan
Pancasila ini, seharusnya semangat
Pancasila berada di garis terdepan dalam
mengatasi segala kekacauan yang terjadi
saat ini.
Tantangan yang dihadapi oleh
masyarakat Indonesia saat ini
adalah perkembangan tekonologi digital ya
ng sangat pesat. Fenomena teknologi initerj
adi dimana batasan-batasan antar negara
seakan memudar karena
terjadinya berbagai perkembangan disegala 
aspek kehidupan, khususnya dibidang ilmu 
pengetahuan dan teknologi. Dengan terjadin
ya perkembangan berbagai aspekkehidupan
khususnya dibidang IPTEK, maka manusia
dengan lebih mudah bisamendapatkan
berbagai informasi yang ada dan yang
terjadi di dunia.
 Namun fenomena teknologi ini tidak se
lalu positif, berbagai perubahan yangterjadi
akibat dari teknologi sudah sangat terasa,
baik itu dibidang Politik,Ekonomi, Sosial,
Budaya, dan Teknologi Informasi. Berbagai
dampak negative terjadi karena manusia
kurang memfilter dampak dari teknologi
sehingga lebih banyak mengambil hal-
hal negatif daripada hal-hal positif yang seb
enarnya bisalebih banyak kita dapatkan dari
fenomena teknologi.
Dalam hal ini, Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia haruslah menjadi sebuah
acuan dalam menjalankan kehidupan
berbangsa dan bernegara,
berbagaitantangan dalam menjalankan
ideologi Pancasila juga tidak mampu
untukmenggantikan Pancasila sebagai
ideologi bangsa Indonesia. Pancasila
terusdipertahankan oleh segenap bangsa
Indonesia sebagai dasar negara,
itumembuktikan bahwa Pancasila
merupakan Ideologi yang sejati untuk
bangsaIndonesia.
Oleh karena itu, tantangan di era
teknologi yang bisa mengancam
eksistensikepribadian bangsa, dan kini mau
tidak mau, suka tidak suka, bangsa
Indonesia berada di pusaran arus teknologi 
dunia. Tetapi harus diingat bahwa bangsa d
annegara Indonesia tak mesti kehilangan
jati diri, kendati hidup di tengah-
tengah pergaulan dunia. Hal itu tidak akan
terjadi karena kunci persoalan tersebut
terletak pada Pancasila sebagai pandangan
hidup dan dasar negara. 
Nilai-nilai yang datang dari luar serta
merta dinilai bagus sedangkan nilai-
nilailuhur yang telah tertanam sejak lama
dalam hati sanubari rakyat seakan-akan
telahusang. Dalam kondisi ini sekali lagi
peran Pancasila sebagai pandangan hidup
dandasar negara memegang peranan
penting. Dengan begitu, nilai-nilai baru
yang berkembang nantinya tetap berada di
atas kepribadian bangsa Indonesia. 
Pasalny asetiap bangsa di dunia sangat
memerlukan pandangan hidup agar mampu
berdirikokoh dan mengetahui dengan jelas
arah dan tujuan yang hendak
dicapai.Dengan pandangan hidup, suatu ban
gsa mempunyai suatu pedoman dalam mem
andangsetiap persoalan yang dihadapi serta
mencari solusi dari persoalan tersebut.
Dalam pandangan hidup terkandung konsep 
mengenai dasar kehidupan yang dicita-
citakan suatu bangsa.
Bangsa Indonesia tidak bisa begitu saja
mencontoh atau meniru model yang
dilakukan bangsa lain, tanpa menyesuaikan
dengan pandangan hidup dan kebutuhan
bangsa Indonesia sendiri.
B. Upaya Mempertahankan Nilai-Nilai
Pancasila di Era Digital
Atas perkembangan yang sekarang
terjadi ini orang berlomba-lomba
mencariuang sebanyak-banyaknya.
Penggunaan teknologi baru juga dilakukan
bukan karena ‘Kebutuhan‘ tetapi karena
gengsi takut disebut gaptek. Banyak orang
yang tidak terkendali Jiwanya menderita
setres, sakit jiwa maupun penyakit berat
lainnya.
Sebagai bangsa yang memiliki ideologi
Pancasila yang sangat kuat,
sebagai para pelajar harus pandai
pandai menyikapi perkembangan Teknologi 
Informasiyang sudah merabah dan
mewambah di Indonesia. Khususnya di
dunia pendidikan yang sudah terkontaminas
i dengan adanya perkembangan TeknologiI
nformasi tersebut. Oleh karena itu, maka
diperlukan sikap-sikap yang sesuaidengan
Pancasila sehingga tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan
yangmerugikan. Sikap-sikap tersebut
diantaranya sebagai berikut:

1. Menjaga Iman dan pedoman sehingga


tidak melakukan hal-hal yang dapat
merugikan orang lain.
2. Harus selektif dalam menerima
informasi-informasi dari internet yang
dapat menjerumuskan kearah yang tidak
benar.
3. Tidak menggunakan internet untuk
memperoleh hal-hal yang bersifat tidak
sesuai dengan Agama dan Pancasila.
4. Menjadikan perkembangan teknologi
informasi sebagai penunjang
dalam pembelajaran/ pendidikan,
semisal mencari referensi melalui
internet.
Salah satu usaha untuk
mencegah terkikisnya nilai-nilai luhur
pancasila adalah dengan memupuk
kembali nilai-nilai luhur tersebut dalam
diri masyarakatIndonesia, hal ini dapat
dilakukan melalui penyuluhan nilai-
nilai pancasila bagimasyarakat yang
tidak sedang berada dalam dunia
pendidikan. Untuk masyarakatyang
sedang berada dalam dunia pendidikan
seperti pelajar
danmmahasiswa, pengetahuan tentang p
ancasila
 bisa dimasukkan dalam kurikil
um pembelajaran.Kendala terbesar
adalah untuk penyuluhan kepada
masyarakat umum yang sedangtidak
berada dalam dunia pendidikan, maka
hal ini perlu mendapatkan
perhatiankhusus mengenai metode
penyuluhannya.Untuk penyuluhan
secara langsung, bertatap muka antara
penyuluh dan masyarakat
Kesuksesan penyuluhan
pancasila kepada masyarakat secara
umummemerlukan partisipasi aktif
masyarakat itu sendiri, baik dalam
bentuk pernyataanmaupun kegiatan.
Serta melalui program-
program penyuluhan pembangunan
yangefektif dan handal. Untuk itu maka
kegiatan penyuluhan perlu dan harus
ditanganioleh tenaga profesional
dilandasi komitmen yang kuat dari
berbagai pihak.
Dalam hal ini subtansi keahlian
dan kesungguhan bergerak serta
bertindak dari para pelaku penyuluhan
merupakan prasyarat. Dalam rangka
meningkatkan profesionalisme para
pelaku
penyuluhan perkembangan tekn
ologi informasi harus dapat dimanfaatk
an oleh bidang penyuluhan sebagai alat 
mencapai tujuannya. Untuk itu, perlu di
dukung oleh suatu kehendak dan etika
yang dilandasi oleh keilmuan
penyuluhan dengandukungan berbagai
pengalaman para praktisi penyuluhan di
lapangan.
Peran program pendidikan yang 
mempersiapkan tenaga ahli penyuluhan, 
seperti perguruan tinggi, Pusdiklat dan
lembaga pendidikan kemasyarakatan
lainnya yangmempersiapkan pelaku-
pelak yang mampu menyampaikan
informasi dan mampumemotivasi
masyarakat untuk melakukan tindakan
yang tepat, sehingga tujuandari
pelaksanaan penyuluhan pancasila
dapat tercapai.
Pada akhirnya, upaya
mempertahankan nilai-nilai Pancasila
seiring
dengan perkembangan teknologi inform
asi dilakukan dengan masyarakat itu se
ndiri.Masyarakat harus mulai
mengubah pola pikir konsumtif dan
ketergantungan
yang berlebihan pada teknologi,sehinga
orang akan bertindak sesuai dengankeb
utuhannya, bukan keinginannya.
Pancasila sebagai pedoman
bangsa initentunya bersifat transparan
dan bertugas memfilter segala
perkembangan yangterjadi di era digital
ini
A. Pancasila Di Era Globalisasi
Era globalisasi saat ini
merupakan tantangan sekaligus peluang
bagi masyarakat Indonesia. Dalam
berbagai aspek kehidupan, era
globalisasi menjadi tantangan yang
serius bagi Indonesia mengingat sumber
daya manusia yang dimiliki masih
menjadi kendala utama dalam
menghadapi tantangan sekaligus
peluang yang ada,
kendala tersebut datang dari
latar belakang pendidikan masyarakat
yang masih rendah. Hal ini tentu
menjadi permasalahan yang serius
karena arus globalisasi membawa
pengaruh yang sangat besar, dalam
konteks tertentu era globalisasi dapat
berdampak positif dan negatif bagi
masyarakat.
Latar belakang pendidikan
masyarakat Indonesia yang saat ini
masih dalam kategori rendah setidaknya
menjadikan masalah bagi masyarakat
itu sendiri, karena faktor pendidikan
yang rendah akan menjadi penyebab
sulitnya masyarakat beradaptasi dengan
era globalisasi. Pendidikan menjadi
bagian yang penting dalam membentuk
suatu kecakapan fundamental,
baik kecakapan intelektual
maupun emosional, sebab pendidikan
juga merupakan suatu proses
internalisasi budaya baik pada diri
sendiri ataupun pada masyarakat.
Selaras dengan pemikiran tersebut,
Muslich (2011 : 69) mengatakan bahwa
pendidikan bukan hanya sarana untuk
transfer ilmu pengetahuan saja
melainkan lebih luas lagi yaitu, sebagai
sarana pembudayaan dan penyaluran
nilai (enkulturasasi dan sosialisasi).
Lebih lanjut, nilai-nilai sosial
dan budaya yang semakin mengalami
degradasi ditengah-tengah masyarakat
disinyalir selain dampak dari arus
globalisasi juga disebabkan karena latar
belakang pendidikan masyarakat yang
sebagian besar masih rendah.
Khususnya nilai-nilai yang tertuang
dalam pancasila, masyarakat tidak lagi
menganggap bahwa nilai-nilai tersebut
merupakan fondasi dalam menjalankan
kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Hal
ini tentu menjadikan sebuah fenomena
yang sangat memprihatinkan,
mengingat Indonesia sejak merdeka
telah mencetuskan pancasila sebagai
dasar negara. Berbicara mengenai nilai,
maka nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila memiliki arti yang penting
dan mendalam baik itu secara historis
maupun pengamalannya dalam
kehidupan bermasyarakat.
Nilai-nilai pancasila
seyogyanya merupakan landasan dan
dasar negara, serta cita-cita dalam
melakukan segala sesuatu, baik dalam
kehidupan sehari-hari, kehidupan
bermasyarakat maupun
bernegara.Menurut Widjaja (1984 : 4)
mengatakan pancasila mengandung
nilai-nilai yang universal (bersifat
umum) yang dikembangkan dan
berkembang
dalam pribadi manusia sesuai
dengan kodratnya sebagai makhluk
pribadi dan sebagai makhluk sosial.
Selaras dengan pendapat tersebut,
Kaelan (2002 : 47) mengatakan bahwa
bangsa Indonesia sebagai kausa
materialis dari Pancasila. Pandangan
hidup dan filsafat hidup tersebut
merupakan kristalisasi nilai-nilai yang
di yakini
kebenarannya oleh bangsa
Indonesia yang menimbulkan tekat bagi
dirinya untuk mewujudkannya dalam
sikap tingkahlaku dan
perbuatannya.Oleh karena itu, nilai-
nilai yang tertuang dalam Pancasila
seharusnya tertanam pada seseorang
sejak seseorang tersebut mulai
berinteraksi dengan dunia luar. Jika
seseorang dapat menanamkan dan
mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila,
maka seseorang akan dapat
menjiwai Pancasila itu sendiri. Dengan
demikian implementasi nilai-nilai
Pancasila ini dapat membangkitkan
kesadaran akan dirinya atas
tanggungjawab pribadi dan masyarakat.
Salah satu contohnya, tanggung jawab
yang harus di laksanakan oleh
masyarakat adalah sadar akan hukum
yang berlaku saat ini.
Karena dengan kesadaran
hokum dapat menciptakan
keseimbangan, keselarasan dan
keserasian kehidupan masyarakat atas
dasar kesadaran hukum yang berlaku.
Pancasila bukan sekedar symbol
persatuan dan kebanggaan bangsa,
tetapi, Pancasila adalah acuan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
Pancasila tidak akan memiliki
makna tanpa pengamalan. Oleh karena
itu, setiap warga masyarakat wajib
mengamalkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari.
Mengamalkan nilai-nilai Pancasila
tidaklah melihat latar belakang
pendidikannya karena sesungguhnya
penanaman dan impelementasi nilai-
nilai pancasila dilakukan oleh seluruh
lapisan masyarakat,
baik masyarakat yang memiliki
latar belakang pendidikan yang rendah
maupun latar belakang yang tinggi.
Berdasarkan uraian diatas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang bagaimana
Implementasi Nilai-nilai Pancasila di
dalam era globalisasi

Anda mungkin juga menyukai