Anda di halaman 1dari 9

PANCASILA SEBAGAI

PENGEMBAN ILMU
PENGEMBANGAN IPTEK YANG TIDAK
SESUAI DENGAN PANCASILA
Miranda Yola 202223201003
Nabilla Citra Fatimah 202223201004
Adella Putri Sedhah Girindrawardani 202223201006
IPTEK
Kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan peradaban manusia mengalami
perubahan yang sangat signifikan. Pengembangan IPTEK tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya,
hal ini berarti bahwa IPTEK selalu berkembang dalam suatu ruang budaya. Pada gilirannya, perkembangan
IPTEK akan bersentuhan dengan nilai-nilai ideologi bangsa, yang didalamnya termasuk nilai agama dan budaya.
Sehingga IPTEK perlu mempertimbangkan nilai-nilai ideologi bangsa dalam pengembangannya agar tidak
merugikan umat manusia, selain memberikan dampak positif seperti memberi kemudahan dalam kehidupan
manusia dan masyarakat, juga akan menyumbangkan hal-hal negatif yang diperkirakan dapat merusak sendi-
sendi kehidupan bangsa Indonesia. Penyalahgunaan IPTEK akan mengancam eksistensi hidup manusia di masa
yang akan datang.
Mengapa Pancasila?
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya dan agama dari bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia mengakomodir seluruh aktivitas kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, demikian pula halnya dalam aktivitas ilmiah. Hal ini
dikarenakan pengembangan IPTEK yang terlepas dari nilai ideologi bangsa, justru dapat
mengakibatkan hal-hal negatif. Bangsa Indonesia memiliki akar budaya dan religi yang kuat dan
tumbuh sejak lama dalam kehidupan masyarakat sehingga apabila pengembangan ilmu tidak berakar
pada ideologi bangsa, sama halnya dengan membiarkan ilmu berkembang tanpa arah dan orientasi
yang jelas. Oleh karena itu, ideologi Pancasila berperan sebagai pedoman dalam kehidupan ilmiah
bangsa Indonesia.
Pengembangan Iptek yang tidak selaras dengan Pancasila dapat menimbulkan masalah baru.
Beberapa contoh perkembangan IPTEK yang mana tidak sesuai dengan sesuai urutan sila
Pancasila:

1. Munculnya berbagai agama seperti Googlisme yang mana tidak masuk akal dan sesat.
Hal ini menimbulkan presepsi buruk akannya kemajuan teknologi yang mana bisa berdampak
pada gangguan kepercayaan bagi orang banyak

2. Perkembangan nuklir yang mana bisa mengancam hingga menghancurkan negara lain.
Nuklir berdampak besar terhadap pembunuhan massal masyarakat di suatu negara, hal tersebut
pernah terjadi dari Amerika yang mana mengebom dua kota besar Jepang yang mana membuat
korban jiwa sangat besar. Selain korban jiwa kota yang terkena akan terkena radiasi dalam
jangka relatif lama sekali sehingga sulit untuk dihilangkan.
3. Berbagai perkembangan informasi budaya negara lain melalui kemajuan internet
membuat ancaman besar terhadap hilangnya budaya lokal.

Perkembangan IPTEK membuat ancaman besar terhadap hilangnya budaya lokal, hal tersebut
dapat terjadi karena adanya pertukaran informasi antar negara yang membuat banyak orang
tertarik terhadap hal baru.

4. Ada beberapa website atau aplikasi yang mana sulit untuk menerima kritikan meskipun
memiliki dampak besar buruk terhadap masyarakat.

Banyak aplikasi maupun website yang memiliki dampak buruk namun kebal kritik sehingga
berdampak pada kesejahteraan masyarakat secara umum.
5. Menimbulkan orang-orang yang mencari konten
dengan merendahkan orang miskin.
Banyak orang-orang mencari konten dengan
memanfaatkan kemiskinan orang melalui solusi
sementara sehingga orang yang membuat konten
mendapatkan kekayaan lebih dan berkembang dari
kontennya.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, terdapat beberapa
penyebab lunturnya nilai–nilai Pancasila antara lain:
a) kurangnya peranan pendidikan agama dalam
pembentukan sikap remaja,
b) kurangnya pendidikan Pancasila,
c) kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan
oleh lingkungan (orangtua, sekolah maupun
masyarakat,
d) penyimpangan nilai–nilai Pancasila, dan
e) efek globalisasi. Hal-hal tersebut mengakibatkan krisis
moral yang terjadi pada bangsa Indonesia, terutama
pada generasi muda.
Oleh karena itu Pancasila sebagai dasar falsafah bangsa dan negara, perlu untuk
dipahami, dihayati, dan diamalkan, serta diamankan oleh seluruh bangsa Indonesia
tanpa kecuali, tidak dapat ditawar lagi. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
mengantisipasinya antara lain dengan
(1) Menanamkan Pendidikan Agama sejak dini untuk membentuk ketakwaan dan
karakter yang baik pada diri generasi muda Indonesia,
(2) Mengajarkan pendidikan moral pada anak sedini mungkin agar membentuk
generasi muda yang bermoral dan taat kepada norma aturan,
(3) Memberikan Pendidikan Pancasila yang harus ditanamkan sehingga dapat
menjadi pedoman dan landasan bagi generasi muda,
(4) Menumbuhkan kesadaran dalam diri generasi muda Indonesia untuk
membangkitkan semangat Pancasila,
(5) Menumbuhkan semangat nasionalisme, misalnya mencintai produk dalam
negeri,
(6) Lebih selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ekonomi,
maupun budaya bangsa.
Dengan demikian jika beberapa upaya tersebut sudah dapat terlaksana dengan baik, secara otomatis
nilai-nilai luhur Pancasila tentunya dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Sehingga nilai-nilai
luhur Pancasila dapat menyatu dalam diri masyarakat kita. Kita sebagai rakyat harus menjaga,
merawat, memberdayakan sarana teknologi informasi berbasis etika Pancasila, serta dapat
memanfaatkannya dengan sebaik baiknya agar bermanfaat untuk setiap orang Indonesia. Karena
segala suatu yang kita lakukan sekarang pasti akan berdampak besar di masa depan, begitu juga
dengan teknologi di era globalisasi sekarang.

Anda mungkin juga menyukai