Anda di halaman 1dari 3

Nama : Komang Yudi Suprapta

NIM : 2115313029
Kelas : 5A TL
TUGAS 1

1. Kondisi saat ini (gambaran keadaan saat ini)


Pada era digital perilaku generasi Muda dalam kehidupan sosial sudah banyak
menyimpang dari nilai-nilai Pancasila, diantaranya penghormatan terhadap harkat dan
martabat manusia seolah diabaikan dalam pergaulan hidup masyarakat. Berbagai persoalan
terus menerus mucul, diantaranya isu sara, ujaran kebencian, pelecehan, penipuan,
pembunuhan, persoalan hukum, kesopanan, bahkan keagamaan dan masalah nasionalisme
terjadi sebagai dampak dari degradasi nilainilai Pancasila. Degradasi nilai-nilai Pancasila
pada generasi Muda sangat mengkhawatirkan jika tidak ditindak lanjuti karena hal ini dapat
menghilangkan rasa nasionalis generasi Muda dan akan menjadi ancaman untuk ideologi
Pancasila. Padahal, Pancasila merupakan Philosofische grosnlag atau dasar negara dan
falsafah bangsa. Artinya, sudah seharusnya Bangsa Indonesia menjaga, menghormati,
mengaktualisasikan dan membumikan nilai-nilai Pancasila termasuk generasi Muda.
Generasi Muda adalah generasi yang dari lahir berinteraksi dengan kemajuan teknologi.
Pengasuhan mereka bahkan banyak dibantu oleh teknologi dan internet. Terlahir antara tahun
1995 sampai 2012 (Lasti, ddk :2000). Adapun Berkup (dalam Lasti, dkk: 2000) menjelaskan
beberapa ciri generasi Muda teknologi di tangan mereka cenderung efisien dan inovatif,
menyukai permainan yang menantang kreativitas. Tapi disisi lain, perkembangan teknologi
komunikasi dan informasi berbasis digital juga memberikan tantangan dan pengaruh bagi
generasi Muda. Menurut Lasti, dkk (2000) generasi Muda memiliki reaksi yang cepat
terhadap apapun, hidup untuk saat ini, kurang berpikir panjang, mencari kesenangan sehingga
terjadi tumpang tindih batas antara pekerjaan dan hiburan, terbaginya perhatian, tidak ada
keinginan untuk memehami sesuatu, kurang berpikir konsekuen.

Hal tersebut menunjukkan bahwa perkembangan teknologi komunikasi dan informasi


memberikan dua pengaruh, pertama memberikan kemudahan bagi generasi Muda dalam
mencari informasi dan melakukan interaksi, sedangkan yang kedua teknologi digital
membuat semuanya serba instan sehingga akan memicu sikap egois dan individualis generasi
Muda yang akan memberikan pengaruh buruk pada lingkungan, adapun contoh yang
mendominasi dari perubahan karakter bangsa Indonesia adalah perkembangan IPTEK yang
semakin canggih di Indonesia, dimana itu dapat menyebabkan turunnya moral bangsa
Indonesia (Anggraini, dkk: 2020). Artinya perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi yang semakin canggih di era global memberikan pengaruh terutama turunnya
moral bangsa, dan yang paling dikhawatirkan adalah generasi Muda. Turunnya moral bangsa
diakibatkan pengaruh buruk paham-paham asing yang berakibat mengaburkan nilai-nilai
Pancasila yang sebenarnya merupakan pedoman bangsa dan negara Indonesia. Sebagaimana
menurut Handitya (2019), perilaku generasi muda saat ini sangat mengkhawatirkan untuk
masa depan bangsa dan hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus yang terjadi pada generasi
muda, seperti pergaulan bebas, narkoba, dan masih banyak lagi.
2. Kondisi yang diharapkan
Adapun kondisi yang saya inginkan dalam mengiternalisassi nilai-nilai Pancasila pada
generasi muda dengan cara untuk membentuk karakter generasi muda berlandasan pancasila
yaitu bangga terhadap NKRI, tidak mudah terpengaruh berita hoaks dan aksi radikal,
tanamkan sikap toleransi dan saling menghargai, bijak bermedia sosial untuk sebarkan konten
positif, kembangkan kreativitas dan terus berinovasi. Mengiternalisassi nilai-nilai Pancasila
pada generasi muda dapat dilakukan sedini mungkin yaitu mulai mengamalkan sila pertama
di lingkungan sekolah yaitu guru melalui doa bersama sebelum dan sesudah pembelajaran,
peringatan hari-hari besar keagamaan, dan melakukan ibadah di sekolah. Pengamalan sila
kedua, yaitu guru secara bimbingan bertahap pentingnya memberikan memberikan contoh-
contoh perilaku yang sopan, tidak membeda-bedakan teman, mencium tangan guru, tidak
mengolok temannya, kebiasaan memberi salam,dan menengok temannya yang sakit. Sila
ketiga, melalui penghijauan sekolah, pecinta alam, upacara bendera, kerja bakti dilingkungan
sekolah sebagai salah satu bukti siswa mencintai tanah air. Sila keempat, melalui bermain
peran pemilihan ketua kelas, pemilu ketua osis, dan diskusi kelas. Sila kelima, melalui
mengumpulkan bantuan dana untuk korban bencana alam.
Sebagai mahasiswa saya harapkan mahasiswa dapat mengamalkan dan
mengiternalisassi nilai-nilai Pancasila dengan harus mampu menunjukkan peran yang positif
sebagai pemuda yang memiliki tanggung jawab moral untuk kejayaan bangsa pada masa
depan. Mahasiswa sebagai garda terdepan dalam proses perjuangan, pembaharuan dan
pembangunan bangsa, diharapkan mampu mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang
telah diraih oleh bangsa Indonesia selama ini. Mahasiswa harus bersungguh-sungguh
memanfaatkan kesempatan untuk menempa diri, terlebih bersungguh-sungguh dalam
menuntut ilmu di perguruan tinggi agar dapat menjadi pribadi-pribadi yang memiliki
kematangan intelektual, kreatif, percaya diri, inovatif, dan memiliki kesetiakawanan sosial
dan semangat pengabdian terhadap masyarakat, bangsa dan negara yang tinggi.

3. Proses (Langkah-langkah untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila bagi generasi


muda)
Upaya yang saya maksud adalah bagaimana menginternalisasi ideologi Pancasila
kepada masyarakat, khususnya generasi muda, dengan cara yang efektif dari cara-cara yang
dilakukan pada masa pemerintahan Orde Baru yang bersifat indkontriner. Hal ini penting
untuk dilakukan. Jika tidak, keutuhan bangsa di masa depan akan mengalami ancaman yang
serius. Hanya Pancasila yang masih relevan sebagai ideologi negara dan tepat untuk
kehidupan berbangsa dan bernegara baik di masa kini ataupun di masa depan. Strategi
menyelamatkan Pancasila Upaya menjaga dan menguatkan nilai-nilai Pancasila di
masyarakat dapat dilakukan dengan tiga hal yaitu melalui pendekatan budaya, internalisasi di
semua level pendidikan, dan penegakan hukum terhadap hal-hal yang tidak sejalan dengan
nilai-nilai Pancasila. Pertama, nilai-nilai Pancasila perlu dikuatkan dengan pendekatan
budaya. Pemerintah melalui Kemdikbud harus menyusun strategi yang tepat, efektif, dan
partisipatif tanpa paksaan. Hal ini bisa dilakukan dengan membangun fasilitas atau pos-pos
budaya di semua wilayah dalam rangka melestarikan sekaligus mengembangkan kebudayaan
lokal yang ada di masyarakat. Kedua, penguatan nilai-nilai Pancasila di sektor pendidikan.
Generasi muda adalah masa depan bagi ideologi Pancasila. Saat ini paparan ideologi radikal
mulai mengancam generasi-generasi muda kita. Pemerintah perlu memikirkan strategi yang
efektif agar nilai-nilai Pancasila terinternalisasi dengan baik dalam kurikulum pendidikan
nasional. Jika perlu, pemerintah bisa mengintervensi kurikulum yang digunakan di sekolah-
sekolah dan lembaga pendidikan tinggi. Tidak sedikit sekolah-sekolah yang mengabaikan
kurikulum berbasis nasional khususnya yang terkait dengan pengetahuan kebangsaan dan
kebudayaan. Ketiga, penegakan hukum. Nilai-nilai Pancasila yang ada dalam konstitusi telah
tercermin dalam sejumlah peraturan dan instrumen internasional yang telah diratifikasi untuk
melindungi hak-hak warga negara. Pemerintah tak boleh segan-segan untuk menegakkan
aturan hukum demi menjaga persatuan dan keutuhan bangsa.

4. Peluang dan Kendala (Faktor yang mendukung dan menghambat langkah2 yang
dilakukan)
a. Peluang
Peluang internalisasi Pancasila untuk genarasi muda yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Di era globalisasi dan digital seperti
sekarang, peluang penerapan Pancasila bisa dilakukan menggunakan teknologi
informasi. Dengan teknologi informasi kita bisa mengampanyekan nilai-nilai
Pancasila ke seluruh dunia dengan mudah dan cepat.Sehingga, praktik
kehidupan sehari-hari yang berpedoman pada Pancasila bisa menjadi insipirasi
negara-negara lain di dunia.
Contohnya bahan kampanye Indonesia kepada negara-negara lain di
dunia seperti kerukunan dalam keberagaman di Indonesia yang disebarluaskan
melalui teknologi indformasi.Selain itu, Pancasila sebagai ideologi negara
yang terbuka juga dapat menyerap nilai-nilai baru yang bermanfaat dan tidak
menyimpang dengan nilai-nilai sebelumnya bagi masyarakat dan bangsa
Indonesia.
b. Kendala
Internalisasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari juga memunculkan
tantangan tersendiri.Berikut tantangan penerapan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
➢ Munculnya paham atau pemikiran baru yang bertentangan dengan nilai-
nilai dan ideologi Pancasila.
➢ Masuknya budaya asing yang mengikis budaya asli Indonesia.
➢ Masuknya kebiasaan dan informasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai