Pendahuluan
Di tengah arus globalisasi dan transformasi digital yang melanda dunia, Indonesia
sebagai bangsa yang berlandaskan Pancasila dihadapkan pada tantangan baru dalam
mempertahankan dan mengaktualisasikan nilai-nilai luhur tersebut. Budaya sekolah, sebagai
salah satu fondasi utama dalam pembentukan karakter generasi muda, memegang peran yang
sangat penting dalam menjaga keberlangsungan dan relevansi nilai-nilai Pancasila di tengah
kemajuan teknologi digital.
Era digital membawa perubahan besar dalam cara individu belajar, berinteraksi, dan
berperilaku. Anak-anak dan remaja kini memiliki akses yang lebih mudah terhadap berbagai
informasi dan konten di internet, yang mempengaruhi persepsi dan nilai-nilai yang mereka
anut. Oleh karena itu, penting bagi pendidikan di sekolah untuk beradaptasi dengan era
digital ini, sambil tetap menjaga esensi dan keutuhan nilai-nilai Pancasila.
Metode yang digunakan dalam artikel ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan
dengan mengumpulkan berbagai macam data yang bersumber dari jurnal, buku dan dokumen
dari internet dan lain-lain kemudian dianalisis sesuai dengan topik bahasan.
Pembahasan
Teknologi merupakan sistem yang digunakan sebagai alat untuk mengembangkan dan
menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa, dan negara
(Kartini & Anggraeni Dewi, 2021). Di era digital, yang ditandai dengan perubahan mendalam
dalam cara masyarakat berinteraksi, bekerja, dan bersosialisasi berkat kemajuan teknologi,
definisi era digital mencakup transisi dari ekonomi berbasis industri menjadi ekonomi
berbasis informasi. Teknologi informasi dan komunikasi menjadi pendorong utama dalam
perkembangan ini. Era digital ini juga mengakibatkan kesenjangan dalam masyarakat dan
memiliki dampak yang beragam bagi berbagai lapisan masyarakat (Yasila & Ulfatun Najicha,
2022). Dalam era ini, teknologi tidak hanya berfungsi sebagai alat, tetapi juga membentuk
pola pikir, norma, dan nilai-nilai dalam masyarakat. Transformasi ini menciptakan dinamika
baru yang meliputi perubahan dalam pola komunikasi, peningkatan akses informasi, dan
pengembangan ekosistem digital yang kompleks. Kemampuan untuk terhubung dengan orang
lain, berbagi pandangan, dan mengakses informasi dalam waktu singkat telah memberikan
dampak yang signifikan pada cara kita berpikir, bersosialisasi, dan berpartisipasi dalam
masyarakat (Gardasvara Mistortoify, 2023). Era digital juga membawa perubahan dalam pola
komunikasi dan interaksi sosial. Media sosial dan platform digital menjadi sarana utama bagi
individu untuk berkomunikasi, berbagi informasi, dan membentuk opini. Hal ini
mempercepat sirkulasi informasi dan memungkinkan masyarakat untuk terlibat dalam dialog
global. Namun, di balik kemudahan tersebut, timbul pula isu terkait dengan keamanan
informasi, privasi, dan penyebaran informasi palsu yang menjadi perhatian kritis di
masyarakat digital.
Pancasila adalah lima nilai fundamental yang diidealisasikan sebagai konsepsi tentang
dasar (falsafah) negara, pandangan hidup dan ideologi kenegaraan bangsa Indonesia. Kelima
nilai dasar itu adalah:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu meyakini adanya tuhan dengan mengerjakan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, yakni pengakuan bahwa adanya martabat yang
dimiliki oleh manusia.
3. Persatuan Indonesia, merupakan adanya persatuan bangsa masyarakat yang berada di
wilayah Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, berarti kedaulatan berada ditangan rakyat
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan wujud keadilan sosial yang
ada dalam kehidupan seluruh rakyat Indonesia (Rahmani & Suwanda, 2014).
Pancasila bukan hanya mencakup nilai-nilai budaya bangsa, tetapi juga merupakan
landasan hukum nasional yang fundamental, serta menjadi manifestasi dari aspirasi dalam
segala aspek kehidupan nasional. Nilai-nilai Pancasila tercermin dalam pendidikan karakter
yang terdapat dalam budaya sekolah. Budaya sekolah secara tidak langsung telah menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam pembentukan karakter di lingkungan sekolah. Menurut Asrori
(2016), integrasi nilai Pancasila dalam budaya sekolah dapat mengadopsi pendekatan
fenomenologis terhadap peserta didik sebagai individu dengan potensi uniknya, dan perlu
diisi dengan materi yang sesuai agar peserta didik tidak mengalami kegagalan. Perkembangan
zaman, terutama di bidang teknologi, memberikan dampak positif dan negatif pada
masyarakat negara di seluruh dunia. Untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul
dari hal ini, penting bagi peserta didik untuk memperoleh pengetahuan tentang
kewarganegaraan digital. Kewarganegaraan digital muncul dari keprihatinan yang telah ada
sejak lama terhadap etika penggunaan komputer atau dampak sosial dari teknologi komputer
(Moor, 1985).
Implementasi nilai-nilai Pancasila melalui budaya sekolah di era digital menjadi penting
karena pendidikan memiliki peran vital dalam membentuk karakter generasi muda. Selain
mentransfer pengetahuan akademik, pendidikan juga berperan sebagai sarana untuk
menanamkan nilai-nilai moral, kebangsaan, dan kemanusiaan yang merupakan fondasi dari
Pancasila. Di tengah dominasi teknologi dalam kehidupan sehari-hari, tantangan yang
dihadapi dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila melalui budaya sekolah semakin kompleks.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, pemanfaatan teknologi sebagai alat pendukung
pendidikan nilai-nilai Pancasila menjadi penting. Selain itu, pengembangan budaya sekolah
yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, pendidikan karakter dalam konteks literasi digital,
kolaborasi antar stakeholder, dan kesadaran terhadap tantangan dan ancaman digital juga
menjadi fokus dalam upaya implementasi nilai-nilai Pancasila di era digital. Dengan
pendekatan holistik dan kerjasama lintas sektor, diharapkan implementasi nilai-nilai
Pancasila melalui budaya sekolah dapat menjadi lebih terarah dan efektif, sehingga generasi
muda Indonesia tetap kokoh dalam menghadapi tantangan zaman dan mempertahankan nilai-
nilai bangsa yang mulia.
Kesimpulan