Abstract
The increasingly advanced era has resulted in the erosion of student behavior to be
arrogant, damaged morale, and lack of tolerance. Their behavior is getting farther and
farther away from religious values. There are many influencing factors, such as
environmental influences and misuse of advanced technology. The purpose of this study
is to awaken and shape character and moral through Pancasila Education among IT
Telkom Surabaya students. The research method uses qualitative with data collection
techniques in the form of interviews with my friends (active students) ITTS. The results of
this study show that Pancasila Education has an important role in solving all problems,
especially in this religious character education. The hope of the researcher is that the
next one can describe the religious character as a formula to unite Indonesian society,
especially ITTS students who are multicultural.
Keywords: Pancasila Education, Moral, student
I. PENDAHULUAN
Pendidikan Pancasila merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang selalu
disertakan Universitas Ketentuan ini berdasarkan Pasal 35(5) UU No. 12 Tahun
2012pendidikan tinggi. Pasal tersebut menyatakan bahwa kurikulum universitas adalah
wajib meliputi pendidikan agama, pendidikan pancasila, kewarganegaraan, dan Bahasa
Indonesia. Dengan kata lain, Pendidikan Pancasila adalah pendidikan ideologis
Indonesia. Tujuan Pendidikan Tinggi Pancasila adalah: 1) MengonfirmasiPancasila
sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui kebangkitan nilai-nilai
intiPancasila sebagai standar dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2) Agar Mahasiswa dapat mengembangkan sifat manusia Pancasilian dalam pemikiran,
sikap dan keterampilannya. 3) Mendorong pemahaman dan penghayatan jiwa dan nilai-
nilai inti Pancasila peserta didik untuk menjadi warga negara Republik Indonesia dan
mampu membimbingnya mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Pengaruh globalisasi dunia telah membawa warna dan tatanan
[64]
ISSN: 2746-7074
[65]
ISSN: 2746-7074
[66]
ISSN: 2746-7074
[67]
ISSN: 2746-7074
III. PEMBAHASAN
Mata pelajaran Pedagogik Pancasila sangat erat kaitannya dengan pendidikan nilai
dan moral. Salah satu keterampilan dasar mata pelajaran ini adalah mengikuti ajaran
agama sesuai dengan keyakinan seseorang. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter
mahasiswa yang religius. Banyak orang beranggapan bahwa karakter religius hanya bisa
diterapkan di sekolah-sekolah agama seperti madrasah atau pondok pesantren, padahal
paradigma tersebut sangat keliru karena mahasiswa di sekolah umum juga bisa memiliki
karakter religius. Salah satu isi kurikulum kelas X adalah tentang penerapan nilai – nilai
pancasila. Nilai pertama adalah nilai ketuhanan, yang erat kaitannya dengan karakter
religius. Nilai ketuhanan adalah nilai universal perilaku manusia yang meliputi seluruh
aktivitas kehidupan, baik dalam hubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan
sesama dan dengan lingkungan (Widiatmaka, 2016). Hubungannya dengan Tuhan
memandu proses ibadah atau doa. Hubungannya dengan dirinya sendiri dan orang lain
menentukan semua perilaku manusia yang membedakan manusia dengan makhluk hidup
lainnya. Karakter religius meliputi sikap dan perilaku taat dalam menjalankan ajaran
masing-masing agama (Sulistiyorini & Nurfalah, 2019). Sifat religius juga menekankan
toleransi terhadap perbedaan agama. Sifat religius berarti menjadi orang yang saleh
dalam beribadah, memiliki sikap toleran terhadap perbedaan keyakinan dan berusaha
hidup rukun dengan perbedaan agama (Nurgiansah et al., 2020). Perkembangan zaman
yang dinamis membawa perubahan yang radikal dalam segala aspek kehidupan. Era
globalisasi telah mendistorsi semua pertanyaan antara yang baik dan yang jahat atas dasar
kebebasan. Globalisasi memberikan dampak positif dan negatif bagi setiap warga negara
Indonesia (Kurniawan, 2015). Dalam banyak hal, dampak positif dari globalisasi adalah
kemudahan, karena dibantu dengan meningkatnya perkembangan teknologi yang
menghubungkan setiap sudut dunia. Globalisasi juga telah melintasi batas-batas wilayah
negara melalui akulturasi budaya yang menimbulkan kesan negatif terhadap budaya
asing yang tidak sesuai dengan budaya timur negara kita. Globalisasi juga
mempengaruhi semua bidang kehidupan, termasuk pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, paradigma pembelajaran tradisional telah digantikan
dengan paradigma yang lebih modern. Pembelajaran saat ini tidak lagi membutuhkan
pertemuan tatap muka di ruangan yang sama, melainkan pembelajaran jarak jauh dengan
bantuan internet. Ini menjadi tantangan bagi para peneliti. Di satu sisi terkesan sangat
[68]
ISSN: 2746-7074
bermanfaat karena lebih luwes, di sisi lain mengkhawatirkan karena perilaku mahasiswa
tidak dikontrol secara langsung. Dengan demikian, kegiatan yang bernuansa religi juga
harus dikembangkan dalam pendidikan agar perilaku mahasiswa tetap terkendali di
tengah arus globalisasi (Novitasari et al., 2019)
Untuk mengontrol perilaku mahasiswa tidak hanya melalui kegiatan keagamaan,
tetapi juga sebagai tugas bersama semua pihak. Pendidikan merupakan tanggung jawab
orang tua, sekolah, lembaga keagamaan, masyarakat dan negara (Nafisah, 2016).
Tanggung jawab atas tingkah laku anak didik di lingkungan keluarga terletak pada orang
tua dan masyarakat yang berperan sebagai otoritas pengendali di lingkungan tersebut.
Lembaga keagamaan kurang penting sebagai kerangka bagi mahasiswa untuk
berperilaku sesuai dengan norma agama. Selama adanya negara adalah terciptanya
peraturan-peraturan berupa peraturan perundang undangan yang harus dipatuhi.
Berdasarkan observasi lapangan, setelah mengamati perilaku mahasiswa, dapat
dirumuskan gambaran nilai karakter dan indikatornya sebagai berikut:
Deskripsi dan Indikator Karakter Religius No. Karakter Religius Deskripsi Indikator 1
Mengikuti ajaran agama Mengucapkan salam, membaca doa sebelum dan sesudah
belajar, membaca kitab suci, melaksanakan sholat Dzuhur, 23 Menoleransi praktik
keagamaan lain Hidup rukun dengan pemeluk agama lain Dilarang membiarkan orang
lain melakukan ibadah agama, menerima perbedaan agama lain, mengolok olok agama
lain, berurusan dengan peneliti tahun 2020. Berdasarkan hasil di atas, Pendidikan
Pancasila dapat mempengaruhi perilaku mahasiswa dalam kehidupan sekolah sehari-hari
dalam interaksi dengan teman.
Pertama adalah bahwa sifat religius adalah taat menjalankan agama sesuai dengan
keyakinannya. Kemudian perilaku mahasiswa dapat diamati melalui tindakan mereka,
misalnya. Salam saat bertemu rekan atau guru, mengawali dan mengakhiri kegiatan
belajar dengan doa agar berkah dan ilmu yang diterima bermanfaat, membaca ayat ayat
Al-Qur'an, menunaikan sunnah dan fardhu. berdoa bersama Gambaran lain tentang
karakter religius menyatakan bahwa karakter religius berarti toleransi terhadap praktik
keagamaan lainnya. Indikatornya adalah santri beribadah sesuai dengan ajarannya dan
tidak memaksakan kehendaknya kepada santri lain. Ketiga adalah hidup rukun dengan
mahasiswa yang berbeda keyakinan, sehingga indikatornya tidak saling menghina,
mengejek dan menganggap yang terbaik adalah keyakinan yang lain. Pendidikan
[69]
ISSN: 2746-7074
[70]
ISSN: 2746-7074
IV. KESIMPULAN
Pendidikan Pancasila merupakan mata pelajaran yang cocok untuk membentuk
karakter religius mahasiswa ITTelkom Surabaya. Salah satu muatan materi mata kuliah
ini menyangkut nilai-nilai pancasila yang terdiri dari nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan,
nilai persatuan, nilai sosial dan nilai keadilan, yang menuntut peserta didik untuk
berperilaku religius, diantaranya adalah indikator; Mengawali dan mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan membacakan doa sesuai dengan ajaran agama masing-masing,
membaca Al-Qur'an sebelum belajar, melaksanakan sholat sunnah dhuha dan fardu
dhuhur berjamaah dan bersikap toleran. Dengan Pendidikan Pancasila diharapkan
mahasiswa tidak hanya memiliki karakter religius, tetapi juga nilai-nilai karakter lainnya
[71]
ISSN: 2746-7074
seperti kejujuran, membaca dan kepedulian terhadap lingkungan. Oleh karena itu,
penelitian ini diharapkan menjadi tonggak awal bagi peneliti lain untuk memajukan
konsep-konsep terkait nilai-nilai karakter melalui Pendidikan Pancasila. Harapan saya
dengan adanya artikel ini, pembaca mampu mengubah sikap dan perilakunya dan juga
dapat membedakan perilaku terhadap orang yang lebih muda, dengan teman sebaya
maupun dengan orang yang lebih tua. Perlunya perencanaan terstrukturdari studi yang
dilakukan di Kampus. Tujuan pelatihan kewarganegaraan sendiri dimaksud mahasiswa
cerdas, kritis, kreatif dan aktif dalam mengejar sesuatuUrusan. Harus ada sistemterobosan
dalam mengajardan bukan tentang isi materi menjadi basismencapai tujuan dari pelatihan
tersebutkewarganegaraan sendiri.Setelah sistem dirancang efektif, maka implementasiIsi
materi yang dibawakan oleh guru diterima dengan baik oleh mahasiswa.Selain
pembentukan karakter moral Mahasiswa tidak hanya menemukan diri mereka tercermin
dalam materiuntuk belajar, tetapi juga untuk mendukunglingkungan dan bantuan unsur
sekolah. Unsur-unsur yangapa artinya ini guru, isi materi, dan mahasiswa. Jika semua
item Bersama-sama mereka saling membangundan dukungan dan itu akan
terjadiperubahan penting dalam karakter mahasiswa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Istianah, A., Rini, ), Susanti, P., Pengajar, S., & Purwokerto, U. M. (n.d.).
PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA MEMBENTUK KARAKTER
PELAJAR PANCASILA Staf Pengajar pada Universitas Nusa Cendana 2).
Nurgiansah, T. H. (2022). Pendidikan Pancasila sebagai Upaya Membentuk Karakter
Religius. Jurnal Basicedu, 6(4), 7310–7316.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3481
Fikri, A. (2019). Pengaruh Globalisasi dan Era Disrupsi terhadap Pendidikan dan Nilai-
Nilai Keislaman. Sukma: Jurnal Pendidikan, 3(1), 117-136.
[72]
ISSN: 2746-7074
[73]