Hanaaisy028@gmail.com
Abstrak.
Abstract.
The meta-analysis writing process was used to create this paper. research methodology
that employs qualitative analysis. Research was done to determine the significance of
character education in the digital age, particularly in primary schools. Observe how
many children of today utilize technology for enjoyment and the dearth of moral and
social virtue in society. As a result, character education is essential to creating a
generation of good people who will use technology responsibly in the digital age.
Additionally, character education can foster in children the optimal levels of cognitive,
physical, social-emotional, creative, and spiritual development. Character education
seeks to create and nurture submissive individuals who obey God Almighty, uphold
the law, engage in cross-cultural dialogue, and implement
PENDAHULUAN
Kebangsaan yang Lebih Sedikit Untuk memajukan budaya karakter bangsa yang
unggul dan untuk memperkuat bangsa, pembangunan karakter sangat penting dimulai
sejak usia muda. Pendidikan karakter berusaha untuk mengembangkan kebajikan dan
moral pada anak-anak yang diperlukan untuk membangun masyarakat yang adil yang
aman dan sukses. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional pengertian tujuan pendidikan berbunyi sebagai berikut: “Fungsi
pendidikan nasional mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Orang menggunakan teknologi saat ini dengan mudah di era globalisasi ini, baik
orang dewasa maupun anak-anak. Teknologi yang sekarang digunakan di sekolah ada
karena membuat pembelajaran dan pengembangan pengetahuan jadi lebih mudah.
Teknologi juga dapat digunakan untuk memfasilitasi komunikasi antara guru dan
siswa. Namun, teknologi memang berdampak pada pendidikan, apakah itu positif atau
merugikan. Kelemahan karakter bangsa antara lain adalah kejadian cyberbullying,
tawuran antar pelajar, dan kekerasan terhadap materi seksual eksplisit terhadap anak.
Agar masyarakat menanamkan nilai-nilai kebajikan dan nilai-nilai yang menjadikan
suatu negara besar, maka karakter bangsa yang kuat harus dibentuk dan dididik sejak
dini dan perilaku positif sejak dini untuk menentukan tingkat kriminalitas pada kasus
Dalam rangka menghasilkan kehidupan bangsa yang adil, aman, dan berhasil,
pendidikan karakter berupaya menanamkan kepada siswa nilai-nilai kebajikan yang
akan membimbing generasi penerus bangsa (Dini, 2018). Pemerintah mencanangkan
program Penguatan Pendidikan Karakter untuk meningkatkan pendidikan karakter
(PPK). PPK adalah perusahaan. untuk membudayakan bahkan mengembangkan
pendidikan karakter di sekolah. Program PPK bertujuan untuk mendorong pendidikan
bermutu dan bermoral yang merata di seluruh penjuru bangsa. Penerbitan Peraturan
Presiden nomor 87 pasal 2 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK),
yang memiliki tujuan antara lain:
dengan jiwa pancasila dan pendidikan karakter yang baik untuk menghadapi
dinamika perubahan masa depan.
1. T.Ramli
2. Thomas Lickona
3. John W.Santrock
John W. Santrock mendefinisikan pendidikan karakter sebagai pengajaran yang
disampaikan langsung kepada anak didik dengan tujuan menanamkan cita-cita
moral dan menanamkan pengetahuan moral dalam upaya mencegah perilaku yang
dilarang.
Guru saat ini didorong untuk menciptakan siswa yang akan tumbuh di negara yang
dapat beradaptasi dengan perubahan yang sangat cepat.
Karakter yang penting dalam lingkup pendidikan dapat dikembangkan dengan cara:
Anak-anak di zaman yang serba teknologi ini tampak kurang aktif, jarang terlibat
dalam interaksi sosial di dalam rumah atau bahkan di masyarakat. Jarang melihat anak-
anak bermain game klasik akhir-akhir ini karena kebanyakan dari mereka lebih fokus
pada layar di depan mereka daripada bermain dengan teman sebayanya. Sambil
memainkan permainan klasik ini sebagai kebiasaan dapat membantu teman sebaya
mengembangkan rasa persaudaraan, memperdalam hubungan mereka, dan
memunculkan ide-ide baru. Akibat kejadian ini, anak-anak akan kehilangan waktu
krusial yang dihabiskan bersama keluarga, belajar, mengasah keterampilan, atau
bermain bersama teman-temannya karena disibukkan oleh ponsel atau teknologi
lainnya. Alhasil, orang tua memiliki peran krusial dalam mengarahkan, mengawasi,
dan mengatur berapa banyak waktu yang dihabiskan anak untuk menggunakan gadget
digital. Mengenai apa yang harus diajarkan orang tua kepada anak-anak mereka tentang
pengasuhan digital, pertimbangkan hal berikut:
Untuk membentuk kepribadian dan bahkan karakter anak dengan baik, Anda harus
lebih mampu menjadi teladan bagi anak-anak sebagai pendidik dan bahkan sebagai
orang tua. Saat ini, sangat mudah untuk menemukan informasi secara online dan
bahkan mendapatkannya. Mengingat usia anak-anak dan ketidakmampuan mereka
untuk membedakan atau bahkan menyaring apa yang baik dan tidak baik di era digital
ini, pendidik dan orang tua harus bertindak sebagai pemandu dan mentor yang efektif
untuk anak-anak saat mereka mengumpulkan informasi. Ketersediaan teknologi telah
menimbulkan kekhawatiran bahwa anak-anak akan melakukannya
memiliki efek yang merugikan sebagai akibat dari kurangnya pengawasan orang tua
dan pendidik. Menurut Putri, D.P. (2018), dampak positif dan negatif dari teknologi
antara lain:
DAMPAK POSITIF
1) Metode penyampaian informasi tentang suatu kejadian secara cepat, tepat, dan
akurat
2) Memudahkan mendapatkan informasi baru dan mendapatkan informasi kapan
pun dan di mana pun Anda membutuhkannya.
3) Media sosial, yang menghubungkan orang dengan kenalan baru dan
mempertemukan kembali dengan teman lama, serta bimbingan bisnis.
4) Membantu siswa memperoleh informasi tentang sumber belajar.
5) Media hiburan.
6) Sebagai kehadiran individu di media sosial.
7) Membuat komunikasi mungkin bahkan dalam situasi terisolasi.
DAMPAK NEGATIF
1) Anak-anak memiliki lebih sedikit interaksi satu lawan satu atau pertemuan
langsung dengan orang lain.
2) Temperamen, praktik berinteraksi dengan orang lain melalui media sosial, anak
akan menganggap dunia luar sebagai bahaya.
3) Berita bohong, perundungan, dan pemberitaan yang ceroboh.
4) Masalah kesehatan mata, terutama rabun dekat atau jauh.
5) Tidak bisa menghargai hidup. Kami bahkan menganggap mengambil foto di
pesta saat kami tidak bersenang-senang atau mendengarkan musik adalah hal
yang keren.
6) Kesehatan otak anak terancam akibat radiasi dari perangkat teknologi.
7) Meningkatnya kasus penipuan internet, telepon, dan SMS.
8) Akses mudah ke konten dewasa
9) Siswa lupa mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru dan melakukan
kegiatan ibadah seperti sholat dan tajwid.
10) Kejahatan terhadap anak termasuk pemerkosaan anak dan penculikan anak.
Bullying adalah salah satu kejadian yang paling sering dan meluas, dan efeknya
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap korban. Efeknya tidak hanya langsung;
mereka juga dapat bertahan dari waktu ke waktu, memungkinkan korban untuk
melanjutkan studinya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Efek bullying
menyebabkan korban merasa rendah diri, tidak percaya diri, memiliki kecenderungan
untuk menarik diri dari situasi sosial, terlibat dalam menyakiti diri sendiri, atau, yang
terburuk, memiliki pikiran untuk bunuh diri. Website porno, selain bullying,
merupakan salah satu dampak buruk dari teknologi. Terlepas dari betapa mudahnya
mendapatkan dan mendistribusikan video digital, banyak orang terus disalahgunakan.
Selain itu, pemerintah tidak akan menyensor akses ke situs-situs yang berbau
pornografi di internet. Perilaku seperti ini meningkatkan proporsi anak muda di negeri
ini yang karakternya masih banyak yang negatif. Untuk membentuk karakter anak
dengan baik, pengawasan orang tua dan pendidik harus benar-benar mengawasi apa
yang anak lakukan dengan gadgetnya. Anak yang sudah cukup umur untuk bersekolah
Intinya, Anda harus menghabiskan waktu Anda bermain dengan teman dan keluarga,
bersosialisasi untuk meningkatkan keterampilan sosialnya, bukan menghabiskan waktu
dengan gadgetnya hanya untuk bermain video game dan aktivitas serupa.
METODE PENELITIAN
Pengertian Pendidikan Karakter Kata “karakter” berasal dari kata Yunani “Charassian”
yang berarti menandai dan memusatkan perhatian pada bagaimana menerapkan nilai
kebaikan dalam bentuk tindakan atau perilaku. Orang yang menunjukkan
ketidakjujuran, kekejaman, keserakahan, dan perilaku negatif lainnya dikatakan
berakhlak buruk, sedangkan orang yang berakhlak mulia disebut berakhlak mulia.
KESIMPULAN