Anda di halaman 1dari 13

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK

SEKOLAH DASAR DI ZAMAN SERBA DIGITAL

Hana Rahadatul Aisy

Pendidikan Matematika, Universitas Indraprasta PGRI

Hanaaisy028@gmail.com

Abstrak.

Proses penulisan meta-analisis digunakan untuk membuat makalah ini. metodologi


penelitian yang menggunakan analisis kualitatif. Penelitian dilakukan untuk
mengetahui signifikansi pendidikan karakter di era digital, khususnya di sekolah dasar.
Amati berapa banyak anak zaman sekarang yang memanfaatkan teknologi untuk
kesenangan dan kelangkaan kebajikan moral dan sosial di masyarakat. Akibatnya,
pendidikan karakter sangat penting untuk menciptakan generasi manusia yang baik
yang akan menggunakan teknologi secara bertanggung jawab di era digital. Selain itu,
pendidikan karakter dapat menumbuhkan anak pada tingkat perkembangan kognitif,
fisik, sosial-emosional, kreatif, dan spiritual yang optimal. Pendidikan karakter
berupaya menciptakan dan membina individu-individu penurut yang taat kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi hukum, melakukan dialog lintas budaya, dan
melaksanakannya.

Kata kunci : Pendidikan karakter, anak sekolah dasar, era digital

Abstract.

The meta-analysis writing process was used to create this paper. research methodology
that employs qualitative analysis. Research was done to determine the significance of
character education in the digital age, particularly in primary schools. Observe how
many children of today utilize technology for enjoyment and the dearth of moral and
social virtue in society. As a result, character education is essential to creating a
generation of good people who will use technology responsibly in the digital age.
Additionally, character education can foster in children the optimal levels of cognitive,
physical, social-emotional, creative, and spiritual development. Character education
seeks to create and nurture submissive individuals who obey God Almighty, uphold
the law, engage in cross-cultural dialogue, and implement

Keywords: Character education, elementary school children, digital era

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah proses mengubah perilaku, memperoleh informasi, dan memperoleh


pengalaman hidup untuk membantu peserta didik berpikir dan bertindak lebih dewasa.
Pendidikan di dunia digital bergerak sangat cepat, dan sementara orang dewasa
menikmati kemajuan teknologi, anak-anak di sekolah dasar juga dapat memperoleh
manfaat darinya. Teknologi sering digunakan di bidang pendidikan sebagai sarana dan
infrastruktur untuk komunikasi antara guru dan siswa. Ada dampak positif dan negatif
dari kemajuan teknologi. Terciptanya beberapa kejadian yang merugikan dalam
konteks nasional, seperti ketegangan antaretnis, konflik antaretnis, kasus narkoba,
tawuran pelajar, bahkan kasus bullying yang berkarakter.

Kebangsaan yang Lebih Sedikit Untuk memajukan budaya karakter bangsa yang
unggul dan untuk memperkuat bangsa, pembangunan karakter sangat penting dimulai
sejak usia muda. Pendidikan karakter berusaha untuk mengembangkan kebajikan dan
moral pada anak-anak yang diperlukan untuk membangun masyarakat yang adil yang
aman dan sukses. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional pengertian tujuan pendidikan berbunyi sebagai berikut: “Fungsi
pendidikan nasional mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Orang menggunakan teknologi saat ini dengan mudah di era globalisasi ini, baik
orang dewasa maupun anak-anak. Teknologi yang sekarang digunakan di sekolah ada
karena membuat pembelajaran dan pengembangan pengetahuan jadi lebih mudah.
Teknologi juga dapat digunakan untuk memfasilitasi komunikasi antara guru dan
siswa. Namun, teknologi memang berdampak pada pendidikan, apakah itu positif atau
merugikan. Kelemahan karakter bangsa antara lain adalah kejadian cyberbullying,
tawuran antar pelajar, dan kekerasan terhadap materi seksual eksplisit terhadap anak.
Agar masyarakat menanamkan nilai-nilai kebajikan dan nilai-nilai yang menjadikan
suatu negara besar, maka karakter bangsa yang kuat harus dibentuk dan dididik sejak
dini dan perilaku positif sejak dini untuk menentukan tingkat kriminalitas pada kasus

1. Bagaimana pendapat para ahli tentang pengertian pendidikan karakter pada


anak sekolah dasar di zaman serba digital?
2. Mengapa pentingya pendidikan karakter pada anak sekolah dasar di zaman
serba digital ?
3. Apa peran masyarakat dalam Pendidikan karakter pada anak sekolah dasar di
zaman serba digital?
4. Apa tujuan dari Pendidikan karakter pada anak sekolah dasar di zaman serba
digital?

TUJUAN PENDIDIKAN KARAKTER

Dalam rangka menghasilkan kehidupan bangsa yang adil, aman, dan berhasil,
pendidikan karakter berupaya menanamkan kepada siswa nilai-nilai kebajikan yang
akan membimbing generasi penerus bangsa (Dini, 2018). Pemerintah mencanangkan
program Penguatan Pendidikan Karakter untuk meningkatkan pendidikan karakter
(PPK). PPK adalah perusahaan. untuk membudayakan bahkan mengembangkan
pendidikan karakter di sekolah. Program PPK bertujuan untuk mendorong pendidikan
bermutu dan bermoral yang merata di seluruh penjuru bangsa. Penerbitan Peraturan
Presiden nomor 87 pasal 2 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK),
yang memiliki tujuan antara lain:

1) Membangun dan membekali mahasiswa sebagai generasi emas Indonesia 2045

dengan jiwa pancasila dan pendidikan karakter yang baik untuk menghadapi
dinamika perubahan masa depan.

2) Mengembangkan platform pendidikan nasional yang mengedepankan


pendidikan karakter

sebagai jiwa utama dalam menyelenggarakan pendidikan bagi peserta didik


dengan dukungan terhadap keterlibatan masyarakat melalui jalur formal,
nonformal, dan Pendidikan secara informal dengan memperhatikan keragaman
budaya Indonesia dan

3) Dalam rangka penyelenggaraan PPK, penting dilakukan revitalisasi dan


peningkatan kapasitas dan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, peserta
didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga.

Para ahli pendidikan karakter mendefinisikan sebagai:

1. T.Ramli

Gagasan pendidikan karakter, menurut T. Ramli, adalah pendidikan yang


mengutamakan hakikat dan makna moralitas dan akhlak dalam rangka membangun
pribadi peserta didik yang baik.

2. Thomas Lickona

Thomas Lickona mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang


disengaja untuk mendukung seseorang dalam memahami, memusatkan perhatian,
dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip dasar etika.

3. John W.Santrock
John W. Santrock mendefinisikan pendidikan karakter sebagai pengajaran yang
disampaikan langsung kepada anak didik dengan tujuan menanamkan cita-cita
moral dan menanamkan pengetahuan moral dalam upaya mencegah perilaku yang
dilarang.

KONSEP DASAR PENDIDIKAN DAN PRINSIP PENDIDIKAN KARATER

Permendikbud No. 23 Tentang Pengembangan Karakter Tahun 2015 memuat prinsip


dasar pendidikan karakter. Penanaman Karakter (PBP) berupaya mencapai tujuan
sebagai berikut:

1) Menjadikan sekolah sebagai lingkungan belajar yang menyenangkan bagi


peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan;
2) membina perilaku moral sebagai bentuk pendidikan karakter sejak kecil; dan
3) Menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan pemerintah federal,
negara bagian, lokal, dan keluarga serta masyarakat luas.
4) Mempromosikan lingkungan dan budaya belajar yang harmonis antara
keluarga, tempat kerja, dan masyarakat.

Karakter dikembangkan melalui tindakan yang diulang-ulang hingga menjadi


kebiasaan. Yang bertahan dan berkembang menjadi kepribadian seseorang adalah
kebiasaan ini. Bukankah penanaman dan pembentukan karakter dalam lingkungan
pendidikan merupakan tanggung jawab bersama hanya instruktur, tetapi juga dukungan
dari anak-anak dan keluarga orang tua.

Standar Mutu Pendidikan Karakter menyarankan sebelas pedoman berikut untuk


mengembangkan karakter yang efektif:

1) Mendukung prinsip-prinsip moral sebagai landasan karakter.


2) Mendeskripsikan karakter secara lengkap, termasuk pikiran, perasaan, dan
tindakan.
3) Melakukan pendekatan pengembangan karakter yang cerdas, proaktif, dan
sukses.
4) Membina lingkungan sekolah yang mendukung.
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperilaku baik.
6) Memiliki kurikulum yang kaya dan menuntut yang menghargai setiap siswa,
mengembangkan karakter mereka, dan mendorong kesuksesan.
7) Melakukan upaya untuk meningkatkan motivasi siswa.
8) Membantu tenaga sekolah dalam pendidikan karakter dengan
mengikutsertakan mereka sebagai komunitas belajar dan bermoral yang
menjunjung tinggi nilai-nilai yang sama.
9) Mendorong kerjasama dalam kepemimpinan moral dan dukungan
berkelanjutan untuk program pendidikan karakter.
10) Libatkan keluarga, teman, dan tetangga sebagai mitra dalam upaya
menciptakan karakter.
11) Menilai karakter sekolah, peran staf sebagai instruktur karakter, dan sejauh
mana siswa menunjukkan kebajikan.

PERAN PENDIDIKAN DALAM PENANAMAN KARAKTER

Guru saat ini didorong untuk menciptakan siswa yang akan tumbuh di negara yang
dapat beradaptasi dengan perubahan yang sangat cepat.

Karakter yang penting dalam lingkup pendidikan dapat dikembangkan dengan cara:

1) Tujuan utama pendidikan adalah mengembangkan karakter yang baik


(kejujuran, kecerdasan, kasih sayang, dan ketangguhan).
2) Mengubah kebiasaan buruk secara bertahap sehingga menjadi bak. bisa
mengubah kebiasaan indah namun bahagia yang akhirnya berubah menjadi
kebencian namun akhirnya menjadi luar biasa.
3) Karakter adalah kualitas yang tertanam dalam jiwa, dan seseorang yang
memilikinya secara alami memancarkan sikap, perilaku, dan perbuatan.
4) Kapasitas untuk menginspirasi orang lain di dalam kelas untuk menunjukkan
karakter adalah sifat baik di dalam kelas mereka.

Penanaman ciri-ciri karakter tersebut dapat diintegrasikan dan diintegrasikan ke dalam


budaya sekolah. Dengan melibatkan dan mengajak semua pihak atau pemangku
kepentingan untuk bersama-sama membuat komitmen, Anda dapat mengembangkan
budaya sekolah secara efektif. Banyak nilai, termasuk yang mendorong kebaikan dan
kreativitas, kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin, serta kesehatan dan kebersihan
yang baik, dapat dan harus ditanamkan di sekolah.

PENDIDIKAN KARAKTER DI ERA DIGITAL

Anak-anak di zaman yang serba teknologi ini tampak kurang aktif, jarang terlibat
dalam interaksi sosial di dalam rumah atau bahkan di masyarakat. Jarang melihat anak-
anak bermain game klasik akhir-akhir ini karena kebanyakan dari mereka lebih fokus
pada layar di depan mereka daripada bermain dengan teman sebayanya. Sambil
memainkan permainan klasik ini sebagai kebiasaan dapat membantu teman sebaya
mengembangkan rasa persaudaraan, memperdalam hubungan mereka, dan
memunculkan ide-ide baru. Akibat kejadian ini, anak-anak akan kehilangan waktu
krusial yang dihabiskan bersama keluarga, belajar, mengasah keterampilan, atau
bermain bersama teman-temannya karena disibukkan oleh ponsel atau teknologi
lainnya. Alhasil, orang tua memiliki peran krusial dalam mengarahkan, mengawasi,
dan mengatur berapa banyak waktu yang dihabiskan anak untuk menggunakan gadget
digital. Mengenai apa yang harus diajarkan orang tua kepada anak-anak mereka tentang
pengasuhan digital, pertimbangkan hal berikut:

1) Meningkatkan dan memodernisasi pengetahuan tentang teknologi dan internet.


Jika orang tua gagap teknologi, mereka tidak dapat mengawasi anak-anak
mereka.
2) Jika rumah Anda memiliki konektivitas internet, letakkan di ruang tamu agar
orang lain dapat melihat apa yang dilakukan anak-anak saat online.
3) Menetapkan batasan waktu bagi anak untuk menggunakan teknologi dan
internet.
4) Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kekurangan teknologi dan
internet.
5) Jika ada sesuatu yang tidak pantas untuk ditonton, segera larang dengan keras.

Untuk membentuk kepribadian dan bahkan karakter anak dengan baik, Anda harus
lebih mampu menjadi teladan bagi anak-anak sebagai pendidik dan bahkan sebagai
orang tua. Saat ini, sangat mudah untuk menemukan informasi secara online dan
bahkan mendapatkannya. Mengingat usia anak-anak dan ketidakmampuan mereka
untuk membedakan atau bahkan menyaring apa yang baik dan tidak baik di era digital
ini, pendidik dan orang tua harus bertindak sebagai pemandu dan mentor yang efektif
untuk anak-anak saat mereka mengumpulkan informasi. Ketersediaan teknologi telah
menimbulkan kekhawatiran bahwa anak-anak akan melakukannya

memiliki efek yang merugikan sebagai akibat dari kurangnya pengawasan orang tua
dan pendidik. Menurut Putri, D.P. (2018), dampak positif dan negatif dari teknologi
antara lain:

DAMPAK POSITIF

1) Metode penyampaian informasi tentang suatu kejadian secara cepat, tepat, dan
akurat
2) Memudahkan mendapatkan informasi baru dan mendapatkan informasi kapan
pun dan di mana pun Anda membutuhkannya.
3) Media sosial, yang menghubungkan orang dengan kenalan baru dan
mempertemukan kembali dengan teman lama, serta bimbingan bisnis.
4) Membantu siswa memperoleh informasi tentang sumber belajar.
5) Media hiburan.
6) Sebagai kehadiran individu di media sosial.
7) Membuat komunikasi mungkin bahkan dalam situasi terisolasi.
DAMPAK NEGATIF
1) Anak-anak memiliki lebih sedikit interaksi satu lawan satu atau pertemuan
langsung dengan orang lain.
2) Temperamen, praktik berinteraksi dengan orang lain melalui media sosial, anak
akan menganggap dunia luar sebagai bahaya.
3) Berita bohong, perundungan, dan pemberitaan yang ceroboh.
4) Masalah kesehatan mata, terutama rabun dekat atau jauh.
5) Tidak bisa menghargai hidup. Kami bahkan menganggap mengambil foto di
pesta saat kami tidak bersenang-senang atau mendengarkan musik adalah hal
yang keren.
6) Kesehatan otak anak terancam akibat radiasi dari perangkat teknologi.
7) Meningkatnya kasus penipuan internet, telepon, dan SMS.
8) Akses mudah ke konten dewasa
9) Siswa lupa mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru dan melakukan
kegiatan ibadah seperti sholat dan tajwid.
10) Kejahatan terhadap anak termasuk pemerkosaan anak dan penculikan anak.

Bullying adalah salah satu kejadian yang paling sering dan meluas, dan efeknya
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap korban. Efeknya tidak hanya langsung;
mereka juga dapat bertahan dari waktu ke waktu, memungkinkan korban untuk
melanjutkan studinya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Efek bullying
menyebabkan korban merasa rendah diri, tidak percaya diri, memiliki kecenderungan
untuk menarik diri dari situasi sosial, terlibat dalam menyakiti diri sendiri, atau, yang
terburuk, memiliki pikiran untuk bunuh diri. Website porno, selain bullying,
merupakan salah satu dampak buruk dari teknologi. Terlepas dari betapa mudahnya
mendapatkan dan mendistribusikan video digital, banyak orang terus disalahgunakan.
Selain itu, pemerintah tidak akan menyensor akses ke situs-situs yang berbau
pornografi di internet. Perilaku seperti ini meningkatkan proporsi anak muda di negeri
ini yang karakternya masih banyak yang negatif. Untuk membentuk karakter anak
dengan baik, pengawasan orang tua dan pendidik harus benar-benar mengawasi apa
yang anak lakukan dengan gadgetnya. Anak yang sudah cukup umur untuk bersekolah
Intinya, Anda harus menghabiskan waktu Anda bermain dengan teman dan keluarga,
bersosialisasi untuk meningkatkan keterampilan sosialnya, bukan menghabiskan waktu
dengan gadgetnya hanya untuk bermain video game dan aktivitas serupa.

METODE PENELITIAN

Proses penulisan meta-analisis digunakan untuk membuat makalah ini. Penelitian


kualitatif digunakan dalam jenis penelitian ini. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui nilai pendidikan karakter khususnya di sekolah dasar di era digital. Dengan
cara yang terjadi akhir-akhir ini, banyak anak menggunakan komputer untuk hiburan
sambil menunjukkan perilaku sosial yang tidak bermoral dan buruk. Oleh karena itu,
pendidikan karakter diperlukan untuk menciptakan generasi yang baik dengan
menanamkan rasa tanggung jawab dalam pemanfaatan teknologi modern di era digital.
Perkembangan kognitif, fisik, sosial-emosional, seni, dan spiritual anak dapat
ditingkatkan dengan pendidikan karakter.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian Pendidikan Karakter Kata “karakter” berasal dari kata Yunani “Charassian”
yang berarti menandai dan memusatkan perhatian pada bagaimana menerapkan nilai
kebaikan dalam bentuk tindakan atau perilaku. Orang yang menunjukkan
ketidakjujuran, kekejaman, keserakahan, dan perilaku negatif lainnya dikatakan
berakhlak buruk, sedangkan orang yang berakhlak mulia disebut berakhlak mulia.

Lickona (1992) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai "upaya sadar untuk


membantu individu memahami, peduli, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika
yang penting." Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya
sengaja untuk mendukung manusia dalam memahami, peduli, dan bahkan bertindak
berdasarkan cita-cita etis. Dalam arti tertentu, pendidikan karakter Sederhana dapat
diartikan sebagai segala hal positif yang dilakukan guru dan berpengaruh dengan
karakter siswa yang diajar (Samani & Hariyanto, 2013).

KESIMPULAN

Berdasarkan penelusuran, ditemukan berbagai artikel jurnal terkait dan referensi


lainnya sesuai dengan judul yang akan diulas, yang mengarah pada kesimpulan bahwa
jika tindakan tersebut dilakukan secara rutin hingga menjadi kebiasaan, akan terbentuk
karakter orang tersebut. perilaku yang pada akhirnya tidak hanya berkembang menjadi
perilaku tetapi juga menjadi karakter. Oleh karena itu, pendidikan karakter perlu
dimulai sedini mungkin agar anak dapat belajar menjadi manusia yang baik dan
meneruskan nilai-nilai tersebut hingga dewasa. Semua mata dapat dijadikan pelajaran
dalam pendidikan karakter. Setiap topik yang berkaitan dengan norma perlu
dikembangkan dan dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Di era digital ini, orang
tua bahkan pendidik memiliki peran penting dalam membentuk karakter calon
pemimpin bangsa. Siswa menjalani kehidupan mereka terutama dan pertama dengan
orang tua mereka. Di kelas, tugas guru adalah mengajar dan mendidik.
DAFTAR PUSTAKA

Chairiyah, (2014). Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini

Nayif, (2022). Pentingnya Pendidikan Karakter Pada Anak Sekolah Dasar


Di Zaman Serba Digital
Daryanto, darmiatun suryatri. 2013. Implementasi Pendidikan karakteristik disekolah,
Yogyakarta: gava media
Koesoma A.D (2007). Pendidikan karakter: strategi mendidik anak di
zamanModern.(A.A Nusantara (ed)). Grasindo
Annisa, M. N., Wiliah, A., & Rahmawati, N. (2020). Pentingnya pendidikan karakter pada anak
sekolah dasar di zaman serba digital. BINTANG, 2(1), 35-48.
Arissah, E. PERAN BUDAYA SEKOLAH DALAM MEMBENTUK KARAKTER SIKAP DISIPLIN ANAK
SEKOLAH DASAR DI ERA DIGITAL. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas.
Halwa, H. (2021). Pentingnya pendidikan karakter pada siswa tingkat sekolah dasar di zaman
serba digital.
Hariyanto, M. S. (2013). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Fauziddin, M., Mayasari, D., & Rizki, L. (2021). Effective Learning for Early Childhood during
Global Pandemic. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 13(1), 515-522.
doi:https://doi.org/10.35445/alishlah.v13i1.458
Putri, D. P. (2018). Pendidikan karakter pada anak sekolah dasar di era digital. AR- RIAYAH:
Jurnal Pendidikan Dasar, 2(1), 37-50.
Risna, I. PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERMAIN DI ERA DIGITAL.
“Peran Pendidikan Berkebudayaan dalam Meningkatkan Karakter Anak Bangsa di Era Digital”
ISBN: 978-623-90942-0-1, 1.
Sahronih, S. (2018). Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Mengatasi Degradasi
Moral Anak Sekolah Dasar Di Era Digital. In PROSIDING SEMINAR DAN DISKUSI PENDIDIKAN
DASAR.
Samani, M. (2013). Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Cet. 3.
Trimantara, H. (2020, February). URGENSI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA
SEKOLAH DASAR PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0. In Prosiding Seminar Nasional STKIP PGRI
Bandar Lampung (pp. 409-420).
Zidniyati, Z. (2019). Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar di Era Revolusi Industri
4.0. Tarbiyatuna: Kajian Pendidikan Islam, 3(1), 41-58.

Anda mungkin juga menyukai