Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN KARAKTER

Disusun Oleh :
Fisi Ren Y

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Jurusan Pendidikan Dasar Sekolah Dasar
Tahun Ajaran 2021/2022
PENDAHULUAN

Mengutip dari Ki Hadjar Dewantara, pendidikan karakter adalah suatu


usaha yang direncanakan secara bersama yang bertujuan menciptakan generasi
bangsa yang memiliki dasar-dasar pribadi yang baik, baik dalam pengetahuan
( cognitive ), perasaan ( feeling ), dan tindakan ( action ).
Pendidikan karakter adalah penanaman nilai-nilai karakter kepada
seseorang sehingga memiliki kepribadian yang baik. Pada dasarnya pendidikan
karakter yang dialami oleh anak zaman milenial dan zaman terdahulu memiliki
perbandingan yang cukup signifikat. Contoh yang dapat dilihat secara fisik pada
zaman milenial yaitu maraknya penggunaan narkoba, obat-obatan, kekerasan yang
terjadi dimana-mana dan yang paling parah hilangnya rasa hormat terhadap orang
yang lebih tua.

Masalah yang ditimbulkan bukan itu saja tapi juga di dukung oleh
penyalahgunaan teknologi yang semakin canggih. Kebebasan anak-anak dalam
mengakses internet menimbulkan rasa keingin tahuan yang tinggi serta meniru
apa yang dilihatnya. Hal ini dapat di minimalisir dengan cara memperkuat
pengawasan serta pemahaman akan pendiidkan karakter dari orangtua, lingkungan
yang peduli akan masa depan seseorang serta tempatnya menuntut ilmu.

Anak sekolah dasar adalah anak usia dini yang memiliki rasa keingin
tahuan yang tinggi dan mudah terpengaruh akan hal-hal yang bersifat negatif.
Oleh karena itu Orangtua dan Guru memiliki peran yang sangat penting dalam
pembentukan karakter. Melalui konsep Trilogi pendidikan yang dikemukakan Ki
Hadjar Dewantara yang berisikan 3 semboyan yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha ( di
depan memberi teladan ), Ing Madya Mangun Karsa ( ditengah murid guru
mampu menciptakan prakarsa dan ide ), dan Tut Wuri Handayani ( di belakang
guru mampu memberikan dorongan dan arahan ). Guru bukan hanya mengajar
tetapi juga mendidik siswa menjadi orang yang memiliki karakter yang baik.

Pendidikan karakter sangat penting karena meningkatkan mutu dan hasil


pendidikan di sekolah yang bertolak ukur pada pencapaian pembentukan karakter
dan akhlak yang mulia pada anak sekolah dasar. Apabila pendidikan karakter
sudah baik, maka akan terwujud generasi penerus bangsa yang berkarakter dan
tidak diragukan lagi dalam memimpin negara di masa yang akan datang.
PEMBAHASAN

1. Perbedaan budaya dan perilaku peserta didik di Sekolah Dasar

Pada sekolah-sekolah di daerah apalagi kota besar memiliki pelajar dari


berbagai daerah yang berbeda. Hal ini tentu saja menimbulkan suatu perbedaan
budaya tiap pelajar. Perbedaan yang ada menjadikan pelajar susah untuk
berinteraksi antar sesama baik itu dari penggunaan Bahasa, etika dalam berbicara,
serta perilaku dalam berinteraksi. Konflik ini menjadikan adanya jarak antar
siswa, sehingga lahirlah pendidikan multikultural yang bertujuan memuliakan
manusia dengan memandang semua manusia setara, dapat bekerja sama serta
saling menghormati.

James A.Banks ( 2001 ) mendeskripsikan pendidikan multikultural sebagai


suatu rangkaian kepercayaan ( set of beliefes ) dan penjelasan mengakui dan
menilai ada tidaknya keragaman budaya dan etnis di dalam bentuk gaya hidup,
pengalaman sosial, identitas pribadi, kesempatan pendidikan dari individu,
kelompok maupun negara , hal ini menjadikan sebagai peran yang sangat penting.

Peran guru disini sangatlah penting dengan mengajarkan kepada siswa sikap
saling menghargai , sikap toleran, sopan santun terhadap sesama. Guru juga dapat
mengaitkan materi pendidikan multikultural ke dalam mata pelajaran. Contonya
guru bisa meminta siswa untuk menyebutkan keberagaman apa saja yang terdapat
di sekeliling. Dengan cara ini siswa akan menghargai serta mempelajari budaya
antar daerah dan membangkitkan rasa persaudaran yang tinggi akan adanya latar
belakang perbedaan budaya tersebut.

2. Dampak perbedaan budaya terhadap karakter tersebut

● Dampak positif yang di timbulkan antara lain :


1. Timbulnya sikap saling menghormati antar sesama siswa
2. Siswa dapat mengenal dan mempelajari budaya antar sesama siswa
3. Siswa dapat membangun rasa persaudaraan yang tinggi
4. Siswa dapat mengetahui adanya perbedaan menjadikan hidup lebih
berwarna dan bermakna.
5. Timbulnya sikap saling menghargai akibat latar belakang pekerjaaan
orangtua berbeda-beda.

● Dampak negative yang di timbulkan antara lain :


1. Siswa membatasi ruang lingkup pergaulan atau pertemanan atas dasar
belum bisa menerima adanya perbedaan yang ada.
2. Siswa kurang bisa menyesuaikan diri pada tugas berkelompok
3. Siswa akan berselisih pendapat dikarenakan komunikasi yang tidak bisa
terjalin dengan baik.

3. Dimensi karakter yang baik bagi anak sekolah dasar

Muhadjir Effendy menyebutkan gerakan penguatan pendidikan karakter sebagai


fondasi dan ruh pendidikan.

1. Olah hati ( Dimensi Etik )

Siswa diharapkan menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa. Ilmu agama
merupakan fondasi utama dalam membentuk karakter siswa menjadi pribadi ang
berakhlak mulia. Generasi yang berakhlak mulia ini bisa menjadi pengubah dalam
masyarakat dalam mewujudkan suasana masyarakat yang santun serta peduli.

2. Olah pikiran ( Dimensi literasi )

Siswa di dorong untuk menjadi manusia yang cerdas serta menjadi individu yang
unggul dalam bidang akademis. Dimensi ini diharapkan bisa mengrow-up
semangat serta motivasi siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh dalam
mengejar impian yang akan berguna bagi nusa dan bangsa.

3. Olah rasa ( Dimensi Estetik )


Dimensi Estetik mengarahkan siswa agar menjadi manusia yang memiliki
integritas moral, rasa berkesenian dan berkebudayaan.

4. Olahraga ( Dimensi Kinestetik )

Dimensi ini menekankan pada pembentukan individu yang sehat dan mampu
berpartisipasi aktif sebagai warga negara dengan cara memiliki raga yang sehat

4. Tujuan pendidikan karakter di sekolah dasar

Perlu diketahui bahwa karakter tidak bisa diwariskan kepada siapapun dan
tidak bisa dibeli ataupun ditukar oleh siapapun, baik itu yang memiliki jabatan
yang tinggi. Karakter harus dibangun dan dikembangkan dengan bertahap, apabila
karakter dibangun dengan tergesa-gesa akan melahirkan suatu kekacauan. Adapun
tiga tujuan pengembangan karakter yang dijelaskan Lickona yang menunjukkan
bahwa untuk membentuk satu larakter yang baik dan sesuai dengan moral yang
berlaku dimasyarakat tidak bisa dilakukan dengan cara yang instan.

Tujuan menanamkan pendidikan karakter pada usia sekolah dasar adalah


untuk membentuk karakter anak sejak sedini mungkin hal ini sejalan dengan
tujuan pemerintah yaitu mewujudkan visi pembangunan nasional yakni
mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berkarakter,
berbudaya dan beradab.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka harus ditanamkan nilai-nilai pembentuk


karakter yang berumber dari Agama, Pancasila, dan Budaya. Menurut
Kemendiknas ( 2010 ), pendidikan karakter dilakukan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan mejadi warga negara
yang bertanggung jawab. Untuk itu tujuan pendidikan karakter di sekolah dasar
harus di iringi dengan sikap yang peduli.
5. Karakter utama yang perlu berkembang pada peserta didik di sekolah
dasar

Karakter utama yang harus dikembangkan adalah rasa hormat serta rasa
peduli. Mengapa saya bisa mengemukakan hal ini? Menurut saya karakter utama
ini sudah mulai menurun, dilihat dari banyaknya kasus seperti generasi muda
kurang peduli budaya sendiri, menurunnya sikap antusiasme pelajar akan budaya
daerah lain dan mengagungkan serta membanggakan budaya luar daripada budaya
lokal. Rasa peduli tercermin pada sikap anak bangsa sekarang yang lebih memilih
produk luar negeri dan mengesampingkan produk lokal serta ketidak inginan
belajar budaya lokal melainkan lebih memilih mempelajari budaya luar. Apabila
hal ini dilakukan terus-menerus mengakibatkan budaya lokal akan tersingkirkan
di permukaan dan hilangnya jati diri bangsa.

Oleh karena itu penanaman nilai karakter harus dimulai dari sedini mungkin
agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merusak moral bangsa.

6. Saluran Pendidikan karakter bagi anak sekolah tersebut

Pendidikan karakter berpijak pada karakter dasar manusia dari nilai moral
yang bersumber dari agama. Menurut Doni A. Koesoema, pendidikan karakter
terdiri dari beberapa unsur, diantaranya penanaman karakter dengan pemahaman
tentangstruktur nilai dan keteladanan yang diberikan pengajar dan lingkungan.
Kemudian kemendiknas menjelaskan bahwa nilai-nilai karakter yang
dikembangkan dalam dunia pendikan didasarkan pada 4 sumber, yakni Agama,
Pancasila, budaya bangsa dan tujuan pendidikan nasional.

Pola pembelajaran dilakukan dengan cara menanamkan nilai-nilai moral


dalam diri anak yang bermanfaat bagi perkembangan mental dn psikisnya.
Implementasi pendidikan karakter harus sejalan dengan saluran-saluran
pendidikan karakter agar terwujud tempat penerapan karakter yang sesuai
meskipun metodologi yang dipakai berbeda-beda. Contohnya penyaluran di
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan perguruan tunggi dan juga
lingkungan masyarakat menggunakan metodelogi yang berbeda-beda tetapi
penerapan karakter yang dilakukan itu sama.

Menurut saya saluran pendidikan karakter yang tepat bagi anak sekolah
tersebut adalah dengan menggunakan 4 sumber menurut kemendiknas yang dapat
menjadi tolak ukur guru dalam menyampaikan perbedaan di sekolah. Penyaluran
ini akan menjadikan perbedaan terebut sebagai penghias komunikasi serta
interaksi siswa. Apabila guru bisa menangani masih ini, akan tercipta rasa
persaudaraan yang tinggi. Karena yang kita tahu minat keingin tahuan anak
sekolah dasar sangat tinggi sehingga mereka dapat dengan antusias belajar
menghargai dan menghormati perbedaan yang ada
KESIMPULAN

Menurut pendapat saya peluang keberhasilan pendidikan karakter di sekolah


dasar ini bisa mencapai 90 % dan tidak menutup kemungkinan bisa 100 % apabila
guru dapat menyampaikan serta menerapkan pelajaran pendidikan karakter
dengan baik kepada siswa. Dalam hal ini guru bisa menyampaikan dengan metode
tanya jawab atau dengan metode diskusi mengenai keberagaman budaya yang ada
di sekelilingnya dengan bertolak ukur pada 4 sumber, yakni Agama, Pancasila,
budaya bangsa dan tujuan pendidikan nasional. Guru bisa menjelaskan
keberagaman ini tanpa menyinggung seseorang yang memiliki perbedaan budaya
dan perilaku serta latar belakang yang berbeda. Atau guru bisa mencontohkan
sikap dalam memerima perbedaan kepada siswa, karena guru merupakan role
model yang akan mereka tiru nantinya.

Sekolah akan berhasil apabila bisa menerapkan karakter yang baik pada
seluruh warga sekolah. Perbedaan juga tidak bisa di hindari oleh siapapun, maka
jalan yang bisa di ambil yaitu menerima perbedaan daripada membatasi perbedaan
yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

https://www..google.co.id/amp/s/www.prestasiglobal.id/pentingnya-pendidikan-
karakter-di-sekolah-dan-5-karakter-yang harus ditanamkan-sejak dini-/amp/

https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Addin/article/view/573
http://koranbogor.com/berita/nusantara/pentingnya-pendidikan-multikultural-di-
sd/
http://www.stkip-al-amin-dompu.ac.id/ojs/index.php/nuansa/article/view/6
http://research-
report.umm.ac.id/index.php/SENASGABUD/article/download/1681/1896
https://itjen.kemdikbud.go.id/public/post/detail/dimensi-pendidikan-karakter
http://penkarlisweb.blogspot.com/2017/11/saluran-pendidikan-karakter.html?m=1
http://penkarlisweb.blogspot.com/2017/11/saluran-pendidikan-karakter.html?m=1
https://www.kompasiana.com/amp/popon09554/5be0224312ae9403c2793248/pen
tingnya-pendidikan-karakter-di-sekolah-dasar
http://koranbogor.com/berita/kampus-kita/pentingnya-menerapkan-pendidikan-
karakter-pada-anak-sekolah-dasar/

Anda mungkin juga menyukai