Anda di halaman 1dari 5

Perkembangan zaman semakin modern di era globalisasi saat ini.

Arus budaya dari


luar negeri bisa masuk ke budaya Indonesia. Fenomena yang saat ini sedang terjadi di
Indonesia adalah Korean wave. Budaya Korea begitu populer di kalangan remaja di seluruh
dunia, bahkan di Indonesia. Budaya Korea berkembang biak, bahkan banyak sekali budaya
lain yang berubah seperti budaya Barat, Taiwan, Jepang, bahkan budaya Indonesia juga ikut
berubah. Pemuda Indonesia lebih menyukai budaya yang ada di negaranya sendiri dengan
tetap melestarikannya.
Faktanya, remaja di Indonesia kurang peduli dengan negaranya sendiri. Remaja identik
dengan kondisi labil dan penuh gejolak, baik buruk maupun baik, tergantung pemahaman
masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa pemuda saat ini belum memiliki rasa
patriotisme terhadap tanah airnya.
Pelaksanaan pendidikan moral dalam pembentukan karakter peserta didik ditempuh
dengan menitikberatkan pada unsur-unsur atau nilai-nilai yang harus dikembangkan oleh
sekolah yang menentukan keberhasilan pendidikan karakter yaitu: (1) religi (2) kejujuran (3)
toleransi (4) Disiplin (5) Ketekunan (6) Inovasi (7) Kemandirian (8) Demokrasi (9) Rasa
Ingin Tahu (10) Semangat kebangsaan (11) Cinta tanah air (12) Menghargai prestasi (13)
Persahabatan/ Sosial (14)) Tenang (15) Suka membaca (16) Peduli lingkungan (17) Peduli
masyarakat (18) Peduli. Dilihat dari indikator tersebut dapat dijadikan acuan untuk membina
penanaman moral siswa. Pada dasarnya manusia dituntut untuk mengamalkan moralitas
vertikal dalam kehidupan ini, dan moralitas horizontal tidak dapat diabaikan. Baik itu
interaksi Anda dengan orang lain, atau etika Anda terhadap lingkungan. Ketika manusia
menyerahkan akhlak kepada Tuhan, akhlak kepada sesama, dan akhlak kepada lingkungan,
maka akan terjadi hal-hal buruk berupa bencana.
Dengan demikian, pendidikan karakter harus mendapat perhatian khusus dari
masyarakat dan pemerintah. Sekolah harus menerapkan rencana pendidikan karakter lebih
dalam sebagai rencana inti mereka. Pendidikan karakter yang diintegrasikan ke dalam disiplin
ilmu tidak hanya diwujudkan dalam disiplin ilmu agama dan pendidikan kewarganegaraan,
tetapi juga diintegrasikan ke hampir semua disiplin ilmu. Saat ini siswa Indonesia banyak
memperlihatkan kejadian seperti tidak membaca lagu wajib seperti lagu wajib berjudul Idul
Fitri di Indonesia, hal ini terjadi ketika siswa kelas IV MI diminta. Mereka tidak hafal lagu
kebangsaan Idul Fitri, meski lagu ini sering mereka nyanyikan saat upacara bendera setiap
Senin. Selain menyanyikan lagu kebangsaan, mereka juga sering kesulitan menggunakan
bahasa Indonesia yang benar. Oleh karena itu diperlukan inovasi dan motivasi untuk
mencegah perilaku tersebut, yaitu penolakan terhadap lagu kebangsaan itu sendiri. Salah
satunya adalah menanamkan karakter sejak dini.
Peran guru disini lebih sebagai fasilitator, mediator, motivator dan mitra belajar.
Akibatnya, muncul dugaan bahwa pendekatan atau model pengajaran yang demokratis dapat
memenuhi tuntutan gaya belajar peserta didik. Dalam konteks pendidikan karakter, peran
guru sebagai sosok yang dituhankan, sekaligus sebagai sumber inspirasi dan motivasi
sangatlah penting. Sikap dan perilaku guru akan sangat membekas dalam air di dalam diri
siswa, sehingga sifat, pernyataan, kepribadian, guru akan menjadi cerminan siswa.
Pendidikan karakter di Indonesia sangat perlu dikembangkan mengingat semakin
maraknya tawuran antar pelajar, serta bentuk-bentuk kenakalan remaja lainnya terutama di
kota besar, pemerasan/kekerasan (bullying), kecenderungan orang tua mendominasi yang
lebih muda, narkoba. penggunaan dan lain-lain. Kebijakan yang ditempuh oleh para guru di
MIN 04 Seluma perlu diikuti untuk memahami bagaimana kajian akidah akhlak
mempengaruhi pembentukan karakter cinta tanah air dan jiwa nasionalisme, untuk
mengetahui hambatan dalam mewujudkannya. pengetahuan moral keimanan dalam
pembentukan sifat cinta tanah air dan jiwa nasionalisme, guna mencari solusi untuk
mengatasi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran akhlak menuju pembentukan karakter
cinta tanah air, nasionalisme dan NKRI. semangat nasionalisme.

Implementasi sesuai dengan bahasa aplikasi atau implementasi. Implementasi

adalah suatu proses, inovasi atau kebijakan dalam tindakan yang mempengaruhi baik

pengetahuan, keterampilan dan nilai, maupun sikap. The Oxford Advance Learner's

Dictionary mengatakan bahwa implementasi adalah (“meletuskan sesuatu ke dalam

tindakan)”, artinya penerapan yang menghasilkan efek atau dampak. Dalam hal ini, untuk

pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak menuju pembentukan karakter cinta tanah air

digunakan suatu kegiatan atau metode yang terus menerus dilakukan oleh guru dalam

hubungannya dengan siswa atau siswa yang berpengaruh baik terhadap pengetahuan, nilai

dan sikap yang digunakan, di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 04 Seluma .

Adapun pengajaran, menurut Dahlan al-Bari, pengajaran berasal dari kata

“mengajar”. Pengertian belajar adalah peralihan yang terjadi dalam tingkah laku yang

memiliki potensi dan dianggap sebagai hasil pengamatan dan bimbingan. Belajar merupakan
kegiatan perubahan tingkah laku yang dikendalikan oleh dua sudut pandang, yaitu pendidikan

dan siswa, sehingga terjadi komunikasi dua arah.

Menurut Hanafi, pembelajaran tidak terjadi secara instan, melainkan melalui

tahapan-tahapan tertentu pembelajaran guru untuk membantu siswa belajar dengan baik.

Melalui interaksi dan komunikasi, akan terjadi proses pembelajaran yang efektif seperti yang

diharapkan. Pendidikan pertama yang harus diajarkan kepada anak adalah pendidikan iman

atau akidah. Pendidikan iman adalah pendidikan tentang keimanan kepada Allah SWT.

Menurut Wahyudin, akidah secara harfiah berarti keyakinan, keyakinan.

Menurut istilah, akidah Islam adalah sesuatu yang diyakini dan diyakini

kebenarannya oleh hati manusia, menurut ajaran Islam dengan berpedoman pada Alquran dan

Hadits. Menurut Hanafi, pembelajaran tidak terjadi secara instan, melainkan melalui tahapan-

tahapan tertentu dari guru untuk membantu siswa belajar dengan baik. Melalui interaksi dan

komunikasi, hal ini akan menimbulkan proses pembelajaran yang efektif sesuai dengan yang

diharapkan.

Sedangkan akhlak menurut Ibrahim Anis mengatakan bahwa akhlak adalah sifat

yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahir berbagai macam perbuatan baik atau buruk,

tanpa perlu dipikirkan atau dipertimbangkan. Al-Jarjani mendefinisikan akhlak sebagai

ungkapan perilaku jiwa yang muncul darinya segala perbuatan dengan mudah tanpa perlu

waktu lama untuk berpikir. Menurut Zainuddin, dalam pendidikan agama Islam, akhlak baik

dan buruk tergantung pada nilai-nilai yang dijadikan landasan, meskipun secara logika kata

akhlak berkonotasi baik, jadi orang yang berakhlak baik berarti orang yang berakhlak baik.

Padahal, iman dan akhlak sangat erat kaitannya dan tidak dapat dipisahkan. Akida didasarkan

pada keyakinan kepada Allah SWT, dan moralitas akan terbentuk atas dasar keyakinan ini.

Iman yang kuat pada seseorang disebut iman akan memberikan orang itu iman dan akhlak

mulia. Akida yang mulia dan akhlak melahirkan akhlak yang baik.
A. Tujuan pokok bahasan aqidah akhlak
Tujuan mata pelajaran akidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah adalah:
1) Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlak
terpuji
2) Siswa memiliki pengetahuan yang benar, penghayatan dan keyakinan terhadap hal-hal
yang harus diyakini sehingga keyakinan tersebut tercermin dalam sikap dan perilaku sehari-
hari agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
3) Peserta didik memiliki pengetahuan, penghayatan, dan kemauan yang kuat untuk
mengamalkan akhlak yang baik dan meninggalkan akhlak yang buruk dalam hubungannya
dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan diri sendiri, dengan sesama manusia dan dengan
lingkungannya, sehingga menjadi manusia yang berakhlak mulia. kehidupan. individu,
masyarakat, bangsa dan negara.
Tujuan mata pelajaran akhlak aqidah adalah untuk membentuk manusia yang baik atau
manusia yang berakhlak mulia yang dengan tulus mengharap ridha Allah semata, yang selalu
berpijak di jalan Allah SWT dan selalu yakin bahwa Allah akan selalu memberikan
pertolongan, dukungan dan kenikmatan. hidup.
B. Fungsi mata pelajaran aqidah akhlak
Fungsi moralitas adalah untuk memberikan manusia akhlak yang mulia. Karakter
mulia ini ditekankan karena tidak hanya membawa kebahagiaan bagi diri sendiri (individu),
tetapi juga membawa kebahagiaan bagi masyarakat. Akhlak Akida merupakan mata kuliah
yang memberikan informasi, bimbingan dan pemahaman nilai kepada peserta didik untuk
meningkatkan peserta didik menjadi manusia yang berakhlak mulia, serta mendorong peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Pengertian karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter adalah sifat-
sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain.
Dengan demikian, karakter adalah nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang dan
diwujudkan dalam perilaku. Sedangkan menurut Zubaedi dalam Muhammad Fadlilah dan
Lilif, karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti menandai atau merayakan dan
menitikberatkan pada bagaimana nilai-nilai kebajikan diwujudkan dalam bentuk perilaku,
maka ketidakjujuran, orang yang tidak bertanggung jawab, keserakahan dan jenis perilaku
buruk lainnya mengatakan bahwa seseorang memiliki karakter yang buruk. Secara harfiah
karakter berarti kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi.
Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, karakter adalah kejiwaan, akhlak atau
sifat yang membedakan seseorang dengan orang lain, watak, budi pekerti. Karakter artinya
berwatak, berkepribadian. Sedangkan kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti
“mengukir pola, menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam suatu perbuatan sesuai kaidah moral,
sehingga dikenal sebagai pribadi yang berakhlak mulia”. Berdasarkan pengertian di atas,
dapat dikatakan bahwa karakter adalah sifat, jati diri, kepribadian, dan watak yang melekat
pada diri seseorang.

Anda mungkin juga menyukai