adalah suatu proses, inovasi atau kebijakan dalam tindakan yang mempengaruhi baik
pengetahuan, keterampilan dan nilai, maupun sikap. The Oxford Advance Learner's
tindakan)”, artinya penerapan yang menghasilkan efek atau dampak. Dalam hal ini, untuk
pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak menuju pembentukan karakter cinta tanah air
digunakan suatu kegiatan atau metode yang terus menerus dilakukan oleh guru dalam
hubungannya dengan siswa atau siswa yang berpengaruh baik terhadap pengetahuan, nilai
“mengajar”. Pengertian belajar adalah peralihan yang terjadi dalam tingkah laku yang
memiliki potensi dan dianggap sebagai hasil pengamatan dan bimbingan. Belajar merupakan
kegiatan perubahan tingkah laku yang dikendalikan oleh dua sudut pandang, yaitu pendidikan
tahapan-tahapan tertentu pembelajaran guru untuk membantu siswa belajar dengan baik.
Melalui interaksi dan komunikasi, akan terjadi proses pembelajaran yang efektif seperti yang
diharapkan. Pendidikan pertama yang harus diajarkan kepada anak adalah pendidikan iman
atau akidah. Pendidikan iman adalah pendidikan tentang keimanan kepada Allah SWT.
Menurut istilah, akidah Islam adalah sesuatu yang diyakini dan diyakini
kebenarannya oleh hati manusia, menurut ajaran Islam dengan berpedoman pada Alquran dan
Hadits. Menurut Hanafi, pembelajaran tidak terjadi secara instan, melainkan melalui tahapan-
tahapan tertentu dari guru untuk membantu siswa belajar dengan baik. Melalui interaksi dan
komunikasi, hal ini akan menimbulkan proses pembelajaran yang efektif sesuai dengan yang
diharapkan.
Sedangkan akhlak menurut Ibrahim Anis mengatakan bahwa akhlak adalah sifat
yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahir berbagai macam perbuatan baik atau buruk,
ungkapan perilaku jiwa yang muncul darinya segala perbuatan dengan mudah tanpa perlu
waktu lama untuk berpikir. Menurut Zainuddin, dalam pendidikan agama Islam, akhlak baik
dan buruk tergantung pada nilai-nilai yang dijadikan landasan, meskipun secara logika kata
akhlak berkonotasi baik, jadi orang yang berakhlak baik berarti orang yang berakhlak baik.
Padahal, iman dan akhlak sangat erat kaitannya dan tidak dapat dipisahkan. Akida didasarkan
pada keyakinan kepada Allah SWT, dan moralitas akan terbentuk atas dasar keyakinan ini.
Iman yang kuat pada seseorang disebut iman akan memberikan orang itu iman dan akhlak
mulia. Akida yang mulia dan akhlak melahirkan akhlak yang baik.
A. Tujuan pokok bahasan aqidah akhlak
Tujuan mata pelajaran akidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah adalah:
1) Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlak
terpuji
2) Siswa memiliki pengetahuan yang benar, penghayatan dan keyakinan terhadap hal-hal
yang harus diyakini sehingga keyakinan tersebut tercermin dalam sikap dan perilaku sehari-
hari agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
3) Peserta didik memiliki pengetahuan, penghayatan, dan kemauan yang kuat untuk
mengamalkan akhlak yang baik dan meninggalkan akhlak yang buruk dalam hubungannya
dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan diri sendiri, dengan sesama manusia dan dengan
lingkungannya, sehingga menjadi manusia yang berakhlak mulia. kehidupan. individu,
masyarakat, bangsa dan negara.
Tujuan mata pelajaran akhlak aqidah adalah untuk membentuk manusia yang baik atau
manusia yang berakhlak mulia yang dengan tulus mengharap ridha Allah semata, yang selalu
berpijak di jalan Allah SWT dan selalu yakin bahwa Allah akan selalu memberikan
pertolongan, dukungan dan kenikmatan. hidup.
B. Fungsi mata pelajaran aqidah akhlak
Fungsi moralitas adalah untuk memberikan manusia akhlak yang mulia. Karakter
mulia ini ditekankan karena tidak hanya membawa kebahagiaan bagi diri sendiri (individu),
tetapi juga membawa kebahagiaan bagi masyarakat. Akhlak Akida merupakan mata kuliah
yang memberikan informasi, bimbingan dan pemahaman nilai kepada peserta didik untuk
meningkatkan peserta didik menjadi manusia yang berakhlak mulia, serta mendorong peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Pengertian karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter adalah sifat-
sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain.
Dengan demikian, karakter adalah nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang dan
diwujudkan dalam perilaku. Sedangkan menurut Zubaedi dalam Muhammad Fadlilah dan
Lilif, karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti menandai atau merayakan dan
menitikberatkan pada bagaimana nilai-nilai kebajikan diwujudkan dalam bentuk perilaku,
maka ketidakjujuran, orang yang tidak bertanggung jawab, keserakahan dan jenis perilaku
buruk lainnya mengatakan bahwa seseorang memiliki karakter yang buruk. Secara harfiah
karakter berarti kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi.
Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, karakter adalah kejiwaan, akhlak atau
sifat yang membedakan seseorang dengan orang lain, watak, budi pekerti. Karakter artinya
berwatak, berkepribadian. Sedangkan kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti
“mengukir pola, menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam suatu perbuatan sesuai kaidah moral,
sehingga dikenal sebagai pribadi yang berakhlak mulia”. Berdasarkan pengertian di atas,
dapat dikatakan bahwa karakter adalah sifat, jati diri, kepribadian, dan watak yang melekat
pada diri seseorang.