Anda di halaman 1dari 10

Kontribusi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan

Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa


Oleh: Fa’izah Hanifah

PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki kontribusi penting bagi manusia baik itu formal maupun
non formal sebagai upaya menumbuhkan kemampuan dasar baik itu jasmani maupun
rohani yang dapat dikembangkan sebaik mungkin, sehingga manusia dapat melakukan
tugas-tugasnya dalam kehidupan di dunia (Ali, 2017). Agar tumbuhnya kemampuan
dasar jasmani dan rohani tersebut, pendidikan adalah sarana yang menentukan di
mana titik terbaik kemampuan tersebut dapat dicapai.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa: “Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”.
Adapun tujuan dari pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-
undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional; Pasal (3) bahwa;
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.
Pendidikan Karakter disiplin dan tanggung jawab merupakan salah satu hal
urgen yang menjadi kebutuhan dalam dunia penddikan, baik pendidikan secara
internal maupun eksternal. Disiplin merupakan tindakan yang menujukan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Adapun dari indikator disiplin
tersebut yaitu membiaskan hadir tepat waktu, membiasakan mematuhi aturan.
Begitu halnya dengan tanggung jawab yang merupakan sikap dan perilaku seseorang
untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan. Indikator
dari tanggung jawab antara lain melaksanakan tugas piket secara teratur, peran serta
aktif dalam kegiatan sekolah.
Dalam dunia pendidikan hal-hal terkait kasus kedisiplinan dan tanggung jawab
siswa sangat beragam mulai dari sifat siswa, tingkat pemahaman sampai pada perilaku
alami yang dialami pada masa perkembangannya seperti terlambat datang ke sekolah,
mengulur-ulur waktu masuk kelas saat pergantian pelajaran terutama pelajaran PAI,
tidak mengerjakan tugas piket, dan mengabaikan tugas yang diberikan guru kepada
siswa. Keadaaan ini yang mendorong untuk diadakannya penanaman karakter yang
mendalam terutama disiplin dan tanggung jawab melalui pembelajaran Pendidikan
Agama Islam.
Pendidikan Agama Islam (PAI) yang merupakan salah satu mata pelajaran
dalam sekolah memiliki peran-peran berarti dengan guru sebagai subjeknya dalam
mendampingi pertumbuhan anak. Tugas-tugas seperti menanamkan akidah atau
keyakinan memiliki Tuhan dan menyembahNya serta membiasakan untuk berakhlak
mulia dalam arti berperilaku baik atau berbudi pekerti luhur dalam interaksi sosial
dengan keluarga maupun masyarakat harus disandang oleh PAI
Pendidikan Agama Islam merupakan usaha dan proses pembentukan suatu
pendidikan antara guru dengan siswa dengan akhlakul karimah sebagai tujuan akhir.
Pendidikan Agama Islam sebagai suatu proses ikhtiariyah mengandung ciri dan watak
khusus, yaitu proses pembentukan, pengembangan dan pemantapan nilai-nilai
keimanan yang menjadi fundamental spiritual manusia di mana sikap dan tingkah
lakunya termanifestasikan yang menurut kaidah-kaidah agamanya. Nilai-nilai
keimanan seseorang adalah keseluruhan pribadi yang menyatakan diri dalam bentuk
tingkah laku lahiriah dan rohaniah, dan ia merupakan tenaga pendorong/ penegak
yang fundamental, bagi tingkah laku seseorang.
Pendidikan islam juga melatih kepekaan (sensibility) para peserta didik
sedemikian rupa, sehingga sikap hidup perilaku didominasi oleh perasaan mendalam
nilai-nilai etis dan spiritual islam. Mereka dilatih, sehingga mencari penggetahuan
tidak sekedar untuk memuaskan keingintahuan intelektual atau hanya untuk
keuntungan dunia material belaka, tetapi juga untuk mengembanka diri sebagai
makhluk rasional dan shaleh yang kelak akan memberikan kesejahteraan fisik, moral
dan spiritual bagi keluarga, masyarakat dan umat manusia. Pandangan ini berasal dari
keimanan mendalam kepada Allah SWT.
A. Penanaman Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penanaman adalah proses pembuatan
cara menanamkan. Penanaman yang dimaksud disini adalah cara menanamkan
karakter kepada siswa melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun
karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang
terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-
norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat.
Terdapat berbagai macam karakter yang menjadi tujuan pendidikan. Masalah
karakter yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah karakter disiplin dan tanggung
jawab. Menipisnya atau bahkan hilangnya sikap disiplin dan tanggung jawab pada
peserta didik memang merupakan masalah serius yang dihadapi oleh dunia
pendidikan. Dengan tiadanya sikap disiplin dan tanggung jawab tentu saja proses
pendidikan tidak akan berjalan secara maksimal. Sehingga keadaan itu akan
menghambat tercapainya cita-cita pendidikan.
Akibat lain yang bakal ditimbulkan oleh peserta didik yang karakter disiplin
dan tanggung jawabnya kurang terbangun dengan baik adalah terpuruknya kebiasaan
dan kecenderungan untuk berani melakukan berbagai pelanggaran, baik itu di sekolah
maupun luar sekolah.
a. Karakter Disiplin
Disiplin berasal dari bahasa latin “diciplina” yang diartikan aturan-aturan,
kaidah-kaidah, asas-asas, patokan-patokan, dan perikelakuan. Atau latihan batin dan
watak yang dimaksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib. Jadi,
disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tata tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
Sedangkan menurut Soegeng Prijodarminto S.H, disiplin adalah sebagai
kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban.
Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian dalam hidupnya, perilaku itu tercipta melalui
proses binaan keluarga, pendidikan dan pengalaman.
Tujuan disiplin adalah mengarahkan anak agar mereka belajar mengenai hal-
hal baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa, saat mereka sangat bergantung
kepada disiplin diri. Diharapkan, kelak disiplin diri mereka akan membuat hidup
mereka bahagia, berhasil, dan penuh kasih sayang.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru untuk membentuk karakter
disiplin pada peserta didik. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Konsisten
2) Bersifat jelas.
3) Memperhatikan harga diri.
4) Sebuah alasan yang bisa dipahami.
5) Menghadiahkan pujian.
6) Memberikan hukuman.
7) Bersikap luwes.
8) Melibatkan peserta didik.
9) Bersikap tegas.
10) Jangan emosional.
b. Karakter Tanggung Jawab
Tanggung jawab dalam Kamus lengkap Bahasa Indonesia berarti keadaan
wajib menanggung segala sesuatunya (bila terjadi sesuatu boleh dituntut,
dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya). Jadi tanggung jawab merupakan sikap
dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya
dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya),
Negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Tanggung jawab adalah kewajiban dalam melaksanakan tugas tertentu.
Tanggung jawab timbul karena telah diterima wewenang. Seperti wewenang,
tanggung jawab memberikan hubungan tertentu antara pemberi wewenang dan
penerima wewenang. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam
menanamkan rasa tanggung jawab yang tinggi pada diri setiap peserta didik.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Memulai dari Tugas-Tugas Sederhana.
2) Menebus Kesalahan saat Berbuat Salah.
3) Segala Sesuatu Mempunyai Konsekuensi.
4) Sering berdiskusi tentang pentingnya tanggung jawab.
B. Kontribusi Guru PAI Dalam Upaya Pembentukan Karakter Disiplin dan
Tanggung Jawab Siswa
Kontribusi berasal dari kata bahasa Inggris “Contribution”, yang
menunjukkan partisipasi, keterlibatan, keterlibatan, dan pemberian. Dalam
skenario ini, kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Misalnya, seorang
individu memberikan pinjaman kepada pihak lain untuk kebaikan bersama.
Tindakan individu yang memiliki dampak baik atau buruk terhadap pihak lain
merupakan kontribusi dalam arti suatu kegiatan.
Kontribusi guru PAI untuk menanamkan karakter disiplin dan tanggung jawab
pada siswa juga sama dengan guru pada umumnya, yaitu bahwa keduanya memiliki
tanggung jawab dan kewajiban dalam menanamkan moral siswa dengan cara:
memberikan contoh atau tauladan, memotivasi, menegur, memberikan bimbingan,
dan latihan pembiasaan baik dari segi ucapan maupun perilaku, hanya berbeda dalam
aspek-aspek tertentu, terutama yang terkait erat dengan misi mereka sebagai pendidik.
Adapun kontribusi yang dimaksud disini adalah keikusertaan/keterlibatan guru
pendidikan Agama Islam dalam membina moral dan karakter peserta didik agar lebih
baik. Kontribusi guru artinya keseluruhan tingkah laku yang harus dilakukan guru
dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru. Seorang guru adalah seseorang yang
memberikan pengetahuan kepada siswa, mengarahkan jiwa mereka, dan
mempengaruhi perilaku mereka menjadi lebih baik. Berikut kontribusi guru PAI
dalam upaya pembentukan karakter disiplin dan tanggung jawab siswa:
1) Guru Sebagai Edukator
Seorang guru memerlukan keahlian khusus karena profesi sebagai guru
mencakup aspek mengajar dan mendidik. Mendidik berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai kepribadian seorang siswa. Sedangkan mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk masa depan
seorang siswa.
Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) berperan sebagai edukator utama dalam
membentuk karakter siswa, khususnya dalam aspek disiplin dan tanggung jawab.
Mereka tidak hanya mengajar ajaran agama, tetapi juga membimbing siswa untuk
memahami, menerima, dan mengaplikasikan nilai-nilai moral dan etika dalam
kehidupan sehari-hari. Melalui pengajaran agama, guru PAI membantu siswa
membangun kesadaran tentang tanggung jawab terhadap diri sendiri, sesama, dan
Tuhan, yang pada akhirnya dapat membentuk karakter yang berintegritas, disiplin,
dan bertanggung jawab.
2) Guru Sebagai Pemimpin/ Leader
Guru sudah sepatutnya menjadi pemimpin di dalam kelas yang diajarnya.
Untuk itu guru harus bisa memberlakukan aturan yang tegas pada peserta didiknya
agar selalu disiplin. Jika ada peserta didik yang melanggar maka seorang guru harus
mengambil tindakan. Hal tersebut bertujuan untuk membiasakan kedisiplinan pada
diri peserta didik.
Guru memiliki ragam kontribusi yang harus dijalani. Salah satu kontribusi
guru adalah sebagai pemimpin. Dalam hal ini, kontribusi sebagai pemimpin bukan
tugas tambahan dari kepala sekolah atau lainnya. Tetapi, guru dapat menjadi
pemimpin bagi siswa dalam pembelajarannya. Ketika dalam melaksanakan proses
pembelajaran dikelas seorang guru memegang kendali dan mengambil keputusanyang
bijak saat melaksanakan pembelajaran. Misalnya seorang guru akan memberikan
teguran kepada siswa yang melanggar tata tertib sekolah.
3) Guru Sebagai Mentor
Guru merupakan tenaga profesional yang memiliki tugas diantaranya
mengajar, mendidik, dan melatih siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk
menjalankan tugasnya sebagai pendidik, guru tidak hanya mentransfer, melainkan
juga mendidik, dalam artian yakni membentuk karakter siswa menjadi pribadi yang
lebih baik. Dalam membentuk karakter siswa menjadi pribadi yang lebih baik dapat
dilakukan dengan cara menentukan, melaksanakan, dan membiasakan siswa untuk
melakukan kegiatan yang sesuai dengan pembentukan karakter yang diharapkan
dalam proses pembelajaran.
Guru sebagai mentor adalah seseorang pendidik profesionalyang berusaha
untuk menasehati, mengawasi, membimbing, menunjukan jalan kepada siswa untuk
masa depan yang cerah menggapai semua impian. Dalam hal tersebut peneliti melihat
setiap hari para guru menyambut kedatangan siswa kemudian guru juga mencatat
siswasiswa yang datang terlambat.
Selain itu juga dilakukan pengawasan untuk para siswa yang tidak melakukan
piket kelas maupun solat. Hal tersebut harus dilakukan seorang guru agar peserta
didik menyadari bahwa tanggung jawab harus benar-benar dilakukan. Selanjutnya
guru harus memberi contoh teladan yang baik secara langsung seperti datang tepat
waktu, lalu selalu mengingatkan siswa mengenai tanggung jawab mereka sebagai
siswa. Apapun yang dilakukan guru akan ditiru oleh siswa, maka guru harus
memberikan dan mempraktekan hal baik lebih dulu. Misalnya kalau di kelas sebelum
masuk ruangan guru mengucapkan salam dan memberikan senyuman kepada siswa
dalam mempersiapkan pelajaran.
4) Guru Sebagai Penasihat/Motivator
Kontribusi guru sebagai motivator sejalan dengan dengan pergeseran makna
pembelajaran dari pembelajaran yang berorientasi kepada guru ke pembelajaran yang
berorientasi kepada siswa, maka guru dalam proses pembelajaran pun mengalami
pergeseran, salah satunya adalah penguatan guru sebagai motivator. Proses
pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh
sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil
belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa,
sehingga terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif.
Memang hal menasihati dan memberi motivasi sudah menjadi tugas seorang
guru. Ketika dalam pembelajaran pun Guru PAI tak kenal bosan untuk menasihati
agar para peserta didik tetap rajin shalat ketika di rumah. Guru selalu menyempatkan
untuk menanyakan apakah para peserta didik selalu shalat lima waktu ataukah masih
bolong- bolong serta memberi motivasi agar tidak meninggalkan sholat lima waktu.
Guru memberi nasihat tidak hanya dalam kelas namun juga ketika diluar kelas.
Pemberian nasihat juga dibarengi dengan peringatan dan sangsi mendidik agar
memberi efek jera pada anak-anak.
5) Guru Sebagai Evaluator
Guru sebagai evaluator guru berkontribusi untuk mengumpulkan data atau
informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat dua
fungsi dalam memeran fungsinya sebagai evaluator. Pertama, untuk menentukan
keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Kedua,
untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang
telah diprogramnkan.
Guru berkewajiban mengawasi, memantau proses belajar siswa dan hasil-hasil
belajar yang telah dicapainya. Di samping itu guru berkewajiban melakukan upaya
perbaikan proses belajar siswa, menunjukan kelemahan dalam belajar dan cara
memperbaikinya, baik kepada siswa perseorangan, maupun secara berkelompok atau
kelas.
6) Guru Sebagai Teladan
Sebagai seseorang yang digugu dan ditru, sudah sepatutnya seorang pendidik
atau guru memiliki sifat, sikap, dan perilaku yang baik terutama dalam lingkup
pendidikan atau bermasyarakat. Karena guru menjadi suri tauladan yang dijadikan
panutan serta contoh oleh peserta didiknya. Pada dasarnya perilaku yang ditunjukan
oleh siswa dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimiliki
oleh seorang guru. Dengan kata lain, guru memiliki pengaruh terhadap perubahan
siswa. Jadi keteladanan guru yang baik yang berhubungan dengan sikap, perilaku,
tutur kata, mental, maupun terkait dengan akhlak yang moral patut dijadikan contoh
bagi siswa.

KESIMPULAN

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa: “Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”.
Adapun tujuan dari pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-
undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional; Pasal (3) bahwa;
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”. Jadi tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang
untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara dan Tuhan
Yang Maha Esa. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam
menanamkan rasa tanggung jawab yang tinggi pada diri setiap peserta didik.
Kontribusi guru PAI untuk menanamkan karakter disiplin dan tanggung jawab
pada siswa juga sama dengan guru pada umumnya, yaitu bahwa keduanya memiliki
tanggung jawab dan kewajiban dalam menanamkan moral siswa dengan cara:
memberikan contoh atau tauladan, memotivasi, menegur, memberikan bimbingan,
dan latihan pembiasaan baik dari segi ucapan maupun perilaku, hanya berbeda dalam
aspek-aspek tertentu, terutama yang terkait erat dengan misi mereka sebagai pendidik.
Adapun kontribusi yang dimaksud disini adalah keikusertaan/keterlibatan guru
pendidikan Agama Islam dalam membina moral dan karakter peserta didik agar lebih
baik.
Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) berperan sebagai edukator utama dalam
membentuk karakter siswa, khususnya dalam aspek disiplin dan tanggung jawab.
Melalui pengajaran agama, guru PAI membantu siswa membangun kesadaran tentang
tanggung jawab terhadap diri sendiri, sesama, dan Tuhan, yang pada akhirnya dapat
membentuk karakter yang berintegritas, disiplin, dan bertanggung jawab. Untuk
menjalankan tugasnya sebagai pendidik, guru tidak hanya mentransfer, melainkan
juga mendidik, dalam artian yakni membentuk karakter siswa menjadi pribadi yang
lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai