Anda di halaman 1dari 13

IMPLEMENTASI PROGRAM PRAMUKA BERBASIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM UNTUK MEMBENTUK KEPRIBADIAN

SISWA KELAS IV DI MI NURUL IMAN

TUGAS PROPOSAL
Diajukan Sebagai Satu Syarat Guna Memperoleh Nilai Mata Kuliah Metodologi
Dosen Pengampu : Dr. Noor Azida Batubara, M. Ag

Oleh :
M. Ridwan
19.01.I.1729

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM HAJI AGUS SALIM
CIKARANG - BEKASI
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan manusia, tingkah laku atau kepribadian merupakan hal yang
sangat penting, sebab aspek ini akan menentukan identitas diri dan sikap seseorang. Baik
dan buruknya seseorang itu akan terlihat dari tingkah laku atau kepribadian yang
dimilikinya. Proses pembentukan nilai-nilai atau kepribadian ini hendaklah dimulai dari
masa kanak-kanak, yang dimulai dari selesainya masa menyusui hingga anak berumur
enam atau tujuh tahun. masa ini termasuk masa yang sangat sensitif bagi perkembangan
kemampuan berbahasa, cara berpikir, dan sosialisasi anak.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengadilan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1
Secara umum pendidikan agama Islam (PAI) bertujuan untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam,
sehingga menjadi kepribadian manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.2
Kepramukaan merupakan proses kegiatan belajar sendiri yang progresif bagi kaum
muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya baik fisik, non fisik, interektual,
emosional, dan spiritual sebagai indifidu dan sebagai anggota masyarakat. Proses
kepramukaan merupakan proses pembinaan dan perkembangan potensi kaum muda agar
menjadi warga negara yang berkualitas serta mampu memberikan sumbangan positif bagi
siswa.3
Pembentukan karakter pribadi muslim sejak dini pada anak dapat melalui
penerapan nilai-nilai agama yang sejalan dengan berkembangnya interaksi siswa dengan
lingkungannya. Sekolah sebagai lingkungan sosialisasi ke dua bagi siswa. Tempat di mana
anak belajar berinteraksi dengan teman-teman sebayanya serta orang dewasa di luar
1
Menurut Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional,
pasal 1 ayat 1
2
Nuraida dan Zahara, Psikologi Pendidikan Untuk Guru PAI, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2011), cet. I, h. 21
3
SK Kwarnas tentang. Anggaran dasar dan Anggaran rumah tangga (Jakarta: Pustaka Tunas Media, 2009)
h. 27, BAB III Pasal 8 Ayat 2.
rumah, dari interaksi tersebut anak mengalami berbagai macam pengetahuan dan perilaku
positif dan negatif. Pengalaman-pengalaman perilaku yang anak peroleh ketika
berinteraksi di sekolah akan lebih kaya dan bervariasi dibanding dengan pengalaman-
pengalaman perilaku yang anak alami di rumah karena anak berinteraksi dengan lebih
banyak orang, baik teman yang sebaya dengannya, maupun orang yang lebih tua (misalnya
guru), dan yang lebih muda dari anak. Pengalaman perilaku yang beraneka ragam ini
selayaknya kita pahami sebagai sarana pembelajaran bagi perkembangan moral dan nilai-
nilai agama anak. Dalam hal ini, sekolah, sebagai tempat merangsang tertumbuhan anak
selain di rumah, berperan penting dalam mengoptimasi perkembangan moral dan nilai-
nilai agama anak di taman kanak-kanak sesuai dengan tahapan usianya.4
Tripusat pendidikan adalah konsep pendidikan yang dikemukakan oleh ki hajar
dewantara pendiri taman siswa yang diakui sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Tripusat
pendidikan yang dimaksudkan disini adalah lingkungan pendidikan ini meliputi
“pendidikan dilingkungan perguruan /sekolah, dan pendidikan dilingkungan
masyarakat/pemuda”. Setiap pribadi manusia yang akan selalu berada dan mengalami
perkembangan dalam tiga lingkungan pendidikan tersebut. Pada garis besarnya kita
mengenal tiga lingkungan pendidikan. Tripusat pendidikan adalah tiga pusat yang
bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan yaitu dalam keluarga, sekolah dan
masyarakat. Di dalam UU No.20 tahun 2003 tentang system pendiidikan nasional pada
pasal 13 ayat 1 disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non
formal dan in formal yang dapat saling melenglkapi yang memperkaya.
Pendidikan disekolah merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Berhasil
baik atau tidaknya pendidikan disekolah tergantung pada pengaruh pendidikan dalam
keluarga. Pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diperoleh seseorang disekolah
secara teratur , sistematis , bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas
(mulkai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi).
Pendidik guru menjadi kunci penting dalam memerankan usaha lembaga belajar
(pendidikan formal). Untuk dapat melaksanakan tanggung jawabnya. Bagaimana menjadi
pendidik yang baik yang memenuhi kompetensi pedagogi, kepribadian, social, dan
professional. Sehinghga dengan mudah kompetensi yang baik, maka dapat menjadi
penanaman kakrakter bagi peserta didik.

4
Pohah iffah, 2005, membentuk karakter pribadi muslim, Bungo, neliti.com
Dalam melaksanakan pendidikan membahas tentang nilai-nilai Agama Islam yang
ditanamkan kepada peserta didik yaitu meliputi nilai keimanan, nilai ibadah, nilai akhlak.
Adapun nilai keimanan secara umum dapat dipahami sebagai suatu keyakinan yang
dibenarkan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan amal perbuatan
yang didasari niat yang tulus, ikhlas dan selalu mengikuti petunjuk Allah SWT serta sunah
Nabi Muhammad SWT. Selain itu ada nilai ibadah, nilai ibadah secara bahasa berarti
merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara‟ ibadah mempunyai banyak
definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Di antaranya yaitu: a) Ibadah adalah taat
kepada Allah SWT. b) Ibadah adalah merendahkan diri pada Allah SWT. c) Ibadah adalah
sebutan yang mencakupi seluruh apa yang dicintai dan di ridhai Allah SWT. Dan yang
terakhir ada nilai akhlak
Tujuan pendidikan nasional dinyatakan dalam UU RI nomor 20 Tahun 2003 pasal
3 bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif mandiri, dan menjadi wargaNegara yang demokratis serta bertanggung
jawab.3 Untuk mewujudkan tujuan pendidikan di atas, salah satunya dapat dicapai melalui
pendidikanakhlak yang di dalamnya membahas mengenai keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan akhlak merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional,
dimana suatu pendidikan hendaklah dapat menjangkau dan dapat diakses dan dinikmati
oleh seluruh lapisan pendidikan, yang tidak memandang akan adanya suatu pengecualian
baik dalam hal keterbatasan sosial, fisik maupun ekonomi, dan dalam setrata tertentu.
Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna karena dianugerahi akal yang
dapat digunakan untuk berfikir. Karunia akal itulah yang menjadi pembeda antara manusia
dengan makhluk lainnya jika digunakan secara optimal.Lalu bagaimana dengan manusia
yang di beri kekurangan fisik, di mana organ terpentingnya mengalami kelainan.Di dalam
dunia pendidikan, manusia yang mengalami kelainanatau keterbelakangan mental ini
disebut tunagrahita.Artinya, meski berada dalam keterbatasan secara mental, bukan berarti
anak tunagrahita tidak bisa dididik dan diarahkan untuk berakhlak baik.
Dengan adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peserta didik, apalagi menyangkut
keterbatasan dalam hal mental, tentunya dalam memberikan pembelajaran harus
menggunakan metode atau caracara yang khusus agar tujuan dari proses pendidikan yang
dilakukan dapat tercapai dengan baik. Adapun metode atau cara tersebut hendaklah
disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan peserta didik yang dihadapi.Anak-anak
tunagrahita ini akan mengalami permasalahan atau problem dalam hidup di dunia, karena
intelegensi mereka dibawah rata-rata anak normal.
Penanaman agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia serta
peningkatan potensi spiritual.Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral
sebagai perwujudan dari pendidikan agama.Peningkatan potensi spiritual mencakup
pengenalan, pemahaman, dan penanaman. nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-
nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan
potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang
dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana implementasi program pramuka berbasis nilai-nilai pendidikan agama islam untuk
membentuk kepribadian siswa kelas iv di mi nurul iman?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat implementasi program pramuka berbasis nilai-
nilai pendidikan agama islam untuk membentuk kepribadian siswa kelas iv di mi nurul iman?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Menilai efektifitas program pramuka berbasis nilai nilai agama dalam membentuk
kepribadian siswa kelas IV di MI NURUL IMAN
2. Mengidentifikasi nilai nilai agama yang relevan dan dapat diintegrasikan kedalam
kegiatan pramuka untuk meningkatkan pembentukan kepribadian siswa
3. Menilai potensi dampak positif dari partisipasi siswa dalam program pramuka berbasis
nilai-nilai agama terhadap perkembangan kepribadian mereka
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan keilmuan penulis dalam kajian teoritis guna
memperbaiki segala kekurangan penulis.
2. Bagi Guru/Pembina
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi penting tentang upaya
Pembina pramuka dalam menerpkan nilai-nilai agama untuk membentuk
kepribadian siswa.
b. Dapat dijadikan pengetahuan bahwa kepramukaan bukan sekedar bermain dan
berkemah saja
3. Bagi Siswa
Dapat menerapkan nilai-nilai agama untuk membentuk kepribadian siswa.
4. Bagi Sekolah
a. Dapat dijadikan bahan informasi tentang kebutuhan tenaga pengajar pramuka
yang sangat minim.
b. Dapat dijadikan bahan pertimbangan terutama bagi lembaga perguruan tinggi
yang mencetak para calon guru bahwa keterampilan kepramukaan sangatlah
penting dan dibutuhkan didunia pendidikan.
c. Dapat dijadikan rujukan untuk memasukan kegiatan pramuka pada setiap lembaga
pendidikan perguruan tinggi ke dalam mata kuliah.
d. Sebagai bahan acuan tentang pembelajaran pramuka di sekolah.
5. Bagi Pembaca
Sebagai pendoman teoritis dalam pembentukan karakter disiplin siswa.
E. KERANGKA BERFIKIR
Dalam kehidupan baik individu maupun kelompok, tentunya sangat penting
membudidayakan perilaku disiplin. Dalam ajaran agama Islam tentang shalat, puasa, zakat,
haji dan lain-lainnya dikaitkan dengan waktu dan pelaksanaan yang sudah ditentukan dan
tentunya sangat berkaitan dengan kedisiplinan apabila pelaksanannya tepat waktu dan
sesuai dengan ajaran yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) BAB I Pasal 1 ayat
1 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, dan
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.5 Upaya dalalm membentuk kepribadian dan
pengembangan potensi peserta didik secara maksumal memerlukan proses dan
kesungguhan yang optimal.
5
Undang-undang Republik Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan. BAB I Pasal 1 ayat 1. Tahun
2011
Dalam proses pembentukan kedisiplinan peserta didik tentunya tidak hanya melalui
kegiatan kokulikuler, melainkan dapat melalui kegiatan ekstrakurikuler yang tentunya
kegiatan tersebut terintegrasi dalam keseluruhan program pendidikan sekolah, yang antara
lain dalam bentuk pembinaan dan pengembangan bakat, minat dan kreatifitas peserta
didik.6 Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang dapat membentuk kedisiplinan peserta
didik adalah pramuka. Dalam hal ini pramuka menjadi program ekstrakurikuler yang wajib
di laksanakan sekolah baik negeri maupun swasta. Karena pramuka mengajarkan banyak
nilai, mulai dari kepemimpinan, kebersamaan, social, kecintaan alam, kemandirian hingga
kedisiplinan.
Di dalam pramuka pula bukan hanya mengajarkan materi melainkan melahirkan
dan menumbuhkan sikap-sikap serta perbuatan-perbuatan yang baik yang akan membentuk
intelegensi, kekuatan jasmani dan karakter dari diri tersebut. Dalam pembentukan
kedisiplinan peserta didik MI Nurul Iman melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka
tentunya tidak boleh terlepas dari nilai-nilai pendidikan agama Islam nya.
Idealnya, program pramuka ini perlu menerapkan kegiatan yang berlandaskan pada
nilai-nilai kegamaan. Nilai-nilai pendidikan agama Islam ini merupakan usaha sadar untuk
mewujudkan tujuan pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian
diri, kecerdasan, akhlak mulia, kedisiplinan serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakan bangsa dan Negara. Secara Nasional, program pramuka yang berbasis nilai-
nilai pendidikan agama Islam juga bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis dan bertanggung jawab.7

6
Ariani, Dewi. (2015). Manajemen Ekstrakurikuler Pramuka. Vol 6. Hlm. 65
7
Ansori, Ahmad Muhajir. (2016). Strategi Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Islam pada Peserta Didik.
Vol. 8. ISSN 2339-2215. Hlm. 15
STRATEGI PEMBELAJARAN PRAMUKA BERBASIS NILAI-NILAI
AGAMA UNTUK MEMBENTUK KEPRIBADIAN SISWA KELAS IV DI
MI NURUL IMAN

Penelitian tindakan kelas


Kajian pembelajaran
(PTK) dilaksanakan dikelas
pramuka dalam penerapan
IV Madrasah Ibtidaiyah
nilai-nilai agama untuk
Nurul Iman, dengan
membentuk kepribadian
menggunakan metode
siswa
kualitatif.

HASIL UPAYA GURU PAI DALAM MEMANFAATKAN PEMBELAJARAN PRAMUKA


BERBASIS NILAI-NILAI AGAMA UNTUK MEMBENTUK KEPRIBADIAN SISWA.

F. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN


Adapun penelitian yang berkaitan dengan strategi pembelajaran pramuka berbasis
nilai-nilai agama untuk membentuk kepribadian siswa kelas IV di MI Nurul Iman, ada
beberapa penelitian yang relevan terhadap penelitian ini antara lain :
1. Sobri. 2021. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Internalisasi Nilai-
Nilai Moral di Sekolah Dasar.
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa strategi pembelajaran berbasis pendidikan
agama islam, dan perbedaanya terdapat pada objek penelitian, di jurnal tersebut
objeknya menjuru kepada nilai-nilai moral yang terdapat pada sekolah dasar,
sedangkan dalam penelitian ini objek kajiannya yaitu berupa nilai-nilai agama untuk
membentuk kepribadian siswa.
2. Solechan. 2021. Penanaman Nilai Nilai-Nilai Agama Islam Melalui Kegiatan
Ekstrakulikuler Pramuka di SMP PGRI JOGOROTO-JOMBAN.
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa membentuk kepribadian siswa dari nilai-
nilai agama yang termuat di dalam kepramukaan. Sedangkan jurnal tersebut menjuru
kepada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
3. Laili Faiqotul. 2021. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Pada Masa
Pandemi Covid-19 Di Madrasah Ibtidaiyah.
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa penanaman nilai-nilai agama islam, melihat
mirisnya pandemic covid-19 yang mengakibatkan para pelajar untuk melakukan
kegiatan belajar mengajar di rumah dan kurangnya penanaman moral, nilai-nilai agama
dan sikap kepribadian siswa secara langsung dari pihak pengajar. Pembelajaran sistem
daring dimungkinkan bisa berjalan dengan mulus untuk pembelajaran bertipe transfer
of knowledge (seperti menghafal dan mengerjakan perhitungan), namun disisi lain
dimungkinkan juga mengalami kesulitan untuk tipe pembelajaran transfer of value
(seperti penanaman nilai-nilai karakter ataupun nilai-nilai agama). Oleh karena itu,
maka dalam penelitian ini mencoba mengkaji secara mendalam bagaimana proses
penanaman nilai-nilai agama di tingkatkan kembali pada era new normal di MI Nurul
Iman Cikarang Utara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. IMPLEMENTASI PROGRAM PRAMUKA
1. Pengertian Implementasi
2. Pengertian Pramuka
3. Visi-Misi Gerakan Pramuka
4. Kecakapan Khusus Pramuka
B. Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam
2. Tujuan Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam
3. Ruang Lingkup Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam
C. Kedisiplinan
1. Pengertian Disiplin
2. Ruang Lingkup Disiplin
3. Objek Disiplin
4. Macam-macam Disiplin
5. Tujuan Disiplin
6. Fungsi Disiplin
D. Peserta Didik
1. Pengertian Peserta Didik
2. Konsep Peserta Didik
3. Kedisiplinan Peserta Didik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
2. Metode Penelitian
B. Sumber Data
1. Sumber Data Primer
2. Sumber Data Sekunder
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
D. Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data
1. Kisi-kisi Instrumen Wawancara
a. Wawancara kepada Kepala Madrasah
b. Wawancara kepada Guru
c. Wawancara kepada Peserta Didik
2. Kisi-kisi Pedoman Observasi
3. Kisi-kisi Alat Evaluasi
E. Teknik Analisis Data
1. Reduksi Data (Data Reduction)
2. Penyajian Data (Data Display)
3. Verifikasi/Penarikan Kesimpulan
F. Pengecekan Keabsahan
1. Kreadibilitas
2. Transferabilitas
3. Dependabilitas
4. Konfirmabilitas
G. Langkah-langkah Penelitian
1. Pendahuluan
2. Pelaksanaan
3. Analisis Data
4. Pelaporan
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Profil Madrasah Ibtidaiyah Nurul Iman Cikarang Utara

2. Visi dan Misi Madrasah Ibtidaiyah Nurul Iman Cikarang Utara

3. Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Iman Cikarang Utara

4. Sumber Daya Manusia di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Iman Cikarang Utara

5. Program Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Iman Cikarang Utara

B. Pembahasan

1. Implementasi Program Pramuka Berbasis Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam di MI


Nurul Iman

2. Membentuk Kedisiplinan Peserta Didik Di MI Nurul Iman

3. Factor Pendukung dan Penghambat dalam Membentuk Kedisiplinan Peserta Didik di MI


Nurul Iman
BAB V
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN

Anda mungkin juga menyukai