SKRIPSI
Oleh :
NAFIA ROZA
2115081
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kuburnya.
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
kehidupannya.3
dari pendidikan Islam itu sendiri ialah menekankan kepada akhlak manusia,
ini bukan berarti pendidikan jasmani, akal, dan juga ilmu lainnya tidak
1
Departemen Pendidikan Nasional RI, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No
20 Tahun 2003, (Jakarta : t.p, 2003) h. 3
2
Ibid, h.8
3
Dr. Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam , (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hal.29
diperhitungkan akan tetapi segi-segi pendidikan akhlak juga sama dengan
pendidikan lainnya, disamping itu para ahli juga sepakat bahwa tujuan
utama dari pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak dan budi pekerti
dapat terlepas dari peran guru. Kalau diperhatikan bahwa guru adalah pihak
nilai-nilai yang baik kepada anak didik, ini sesuai dengan fungsi guru yaitu
sebagai pendidik.5
adalah orang yang berfikir, bersikap, dan berperilaku sesuai dengan nilai-
nilai ajaran Islam. Manusia seutuhnya menurut ajaran Islam adalah orang
4
M. Athiyah al-abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, terj. Bustami A. Gani dan
Djohar Bahri, L.I.S, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), cet 4, hal 15
5
Sardiman, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2001), cet ke- 8, hal 123
muslim akan nampak dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari
bahwa akhlak yang baik itu adalah sifat bagi Rasulullah SAW, dan
perbuatan yang terbaik bagi orang-orang yang benar. Dan ada juga menurut
1. Keluarga
usia anak lebih peka terhadap pengaruh dari pendidikan orang tua.
6
Jalaluddin dan Usman Sa’id, filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada,1994), h 38
Dalam Al-qur’an Allah juga berfirman dalam Qs.At-Tahrim ayat 6 :
tua untuk mendidik anaknya karena mereka adalah amanah Allah yang
pertanggungjawaban anak-anaknya.
2. Sekolah
3. Masyarakat
7
Arif Fakhrudin,Al-Qur’an Tafsir, (Tanggerang Selatan : Pondok Karya Permai), hal
561
8
Ibid, h. 179
masyarakat inilah yang sangat mempengaruhi anak, karena mereka lepas
kerjasama orang tua dan guru dalam membina akhlak anak, orang tua
dapat mengontrol akhlak anak di rumah dan guru juga dapat mengontrol
akhlak anak di sekolah. Bahkan hal ini tidak mudah bila merujuk kepada
peserta didik maka dia akan dipengaruhi oleh hal-hal yang ada di
tentang hal-hal yang terjadi pada diri anaknya, sehingga guru mudah untuk
lainnya.
Pakan Sinayan, siswa yang belajar di sana adalah orang yang berdomisili
terdapat kurang lebih 94 orang siswa dan tenaga pengajar 6 orang, dan
terdiri dari 5 lokal. Keunggulan di MDA tersebut adalah dibidang Tahfiz,
disana maka harus hafal 1 juz. MDA ini hadir sebagai salah satu lembaga
yang berupaya untuk menjalin kerjasama orang tua dan guru dalam proses
lapangan masih banyak siswa yang berakhlak buruk seperti berkata kotor,
dilakukan setiap shalat ashar masih ada sebagian siswa yang bermain-main
atau tidak serius dalam melaksanakan shalat tersebut, dan jika tidak ada
atau terburu-buru.
diantaranya yaitu:
orang tua dengan memberikan hadiah sejenis uang tetapi ketika disekolah
menerangkan pelajaran.
Ibu Renti : “ mengatakan bahwa anaknya tidak mau mendengarkan apa
yang diperintahkan orang tua dan apabila disuruh belajar kalau diberi
hadiah baru anaknya belajar, kalau shalat selalu diingatkan, klau tidak
utama.
Kerjasama yang telah terjalin antara orang tua dan guru di MDA
sepengetahuan orangtua, dan diminta juga tanda tangan orang tua. Namum
diantara orang tua yang tidak menandatangani buku itu, jadi penulis
melihat masih kurang kerja sama antara orang tua dan guru. tidak sedikit
tingkat pendidikan orang tua yang rendah, kesibukkan orang tua, maupun
1. Batasan Masalah
Baiturrahman Kalampayan.
2. Rumusan Masalah
b) Apa kendala yang dihadapi orang tua dan guru dalam membina
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui tentang:
b. kendala apa yang dihadapi orang tua dan guru dalam membina
2. Kegunaan Penulis
Bukittinggi
Bukitttinggi
D. Penjelasan judul
dilahirkannya.
pendidikan menengah.
dimaksud dengan judul kerjasama orang tua dan guru dalam membina
9
MDA Baiturrahman Kalampayan Nagari Pakan Sinayan
berperilaku sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai akhlak mulia
E. Sistematika Penulisan
BAB II Kajian teori, terdiri dari : pembahasan orang tua dan guru,
Kalampayan
kalampaian dan kendala yang dihadapi orang tua dan guru dalam
LANDASAN TEORITIS
terutama ibu yang mendidik anak mulai dari dalam kandungan ibu
dan sholehah. Namun, upaya ibu tidak akan berhasil maksimal jika
pendidikan anak-anaknya.
suatu unit sosial yang terdiri dari seorang suami dan seorang istri
menerus dimana yang satu merasa tentram dengan orang lain dan
sesaui dengan orang lain dan dan juga sesuai dengan yang
dalam keluarga.10
anak-anaknya.
b. Pengertian Guru
maksudnya adalah orang yang selalu dicontoh muridnya atau orang lain
Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, yang dimaksud dengan guru
10
Hasan Langgulung, Manusia dan Pemikiran, (Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1986),
hlm.346.
11
Sisdiknas, Undang-Undang Guru dan Dosen, (Jakarta: Visi Media, 2007), h. 64
kemampuan ilmu agama dan bersikap serta berpakaian layaknya orang
potensi anak tidak berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam
yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Guru juga sebagai
bersama.
12
Muhaimin dan Abdul Mujib, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2003), hlm 209
keterlibatan dalam pendidikan anak yang mencakup dorongan,
yaitu pendidik disekolah, dan pendidik di rumah yaitu orang tua untuk
para gurulah tujuan pendidik secara umum dapat tercapai atau tidak.
Kecerdasaan ini harus dikembangkan agar anak didik dapat tumbuh dan
13
Ahmad Muhaimin Azzet, Menjadi Guru Favorit (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011),
hlm. 19-20
Di dalam tugasnya, guru membantu peserta didik yang
hal dan tidak setiap hal secara sempurna, karena hal itu tidaklah
mungkin.
potensinya.14
1. Pendidikan ibadah
14
Hamazah B. Uno Nina Lamatenggo, Tugas Guru dalam Pembelajaran(Jakarta :PT
Bumi Aksara,2016), cet, ke-1 hal. 3-5
2. Pendidikan pokok-pokok ajaran Islam dan membaca Al-qur’an
4. Pendidikan aqidah
anaknya.
dalam segala hal. Dalam Al-qur’an Allah juga berfirman dalam Qs.At-Tahrim
ayat 6 :
sekolah dan orang tua sebagai pendidik dan pembimbing ketika anak berada
15
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, ( Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2014 h. 560
dilingkungan keluarga. Keduanya mempunyai tugas yang sama-sama harus
dilakukan dan merupakan tugas yang sangat penting dalam membina akhlak anak
terhadap orang tua siswa dengan melihat, memantau kondisi siswa saat berada
diluar sekolah atau masyarakat. Adapun usaha yang guru lakukan misalnya
dengan :
2. Pemberian buku penghubung antara guru dengan orang tua, agar kedua belah
Adapun orang tua ingin anaknya berhasil dalam belajar, dan berkarya
dengan potensi yang baik. Dan orang tua juga mencurahkan berbagai perhatian
16
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007) h. 161-
177
dan usaha untuk mencapai suatu keinginan yang diharapkan. Diantara usaha-
Dengan adanya usaha-usaha yang dilakukan oleh guru dan orang tua
Siswa
didiknya, perlu adanya kerjasama atau hubungan yang erat antra sekolah
dan orang tua. Dengan adanya kerjasama itu, orang tua akan dapat
keterangan dari orang tua tentang kahidupan dan sifat anak dirumah.
Keterangan orang tua sangat besar gunanya bagi guru dalam memberi
pelajaran pada anak didiknya dan guru juga dapat mengerti lingkungan
anak didiknya. Demikian pula orang tua dapat m,engetahui kesulitan yang
jika surat menyurat timbul dari orang tua sendiri kepada guru atau
3. Memberikan daftar nilai atau rapor setiap setiap semester pada murid.
17
M. Ngalim purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000), h. 126-127
atau mengunjungi murid yang sedang sakit untuk sekedar memberikan
hiburan.
dilakukan melalui:
18
M. Ngalim purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000), h. 128
1. Daftar Nilai
akan tetapi berupa angka. Dari angka itu orang tua mengetahui
2. Surat Peringatan
jika anaknya itu kelak tidak naik kelas. Dengan demikian orang
orang tua harus tahu bahwa kepala sekolah atau guru kelas
diperhatikan.
dalam sekolah, agar tercapai hubungan yang erat antara orang tua
sikap kenal mengenal antara guru dengan orang tua dalam banyak
anaknya sendiri.
kepentingan anak-anak.
sekolah.
anak itu.
seorang anak.
lain :
sekolah
Akhlak Siswa
1. Faktor Lingkungan
Dalam keluarga peserta didik sudah dibentuk, dalam arti sudah mulai
peserta didik dimulai dari sikap dasar yang dimilikinya, dalam keluarga
Secara psikologis peserta didik usia anak-anak adalah usia meniru, di mana
peserta didik akan mengikuti pola sikap orang yang ada disekitarnya yang
pengaruh yang sangat besar dalam bentuk sikap peserta didik, sehingga
tidak baik, hal ini akan mempengaruhi proses pembelajaran dan prestasinya
disekolah.
dalam hal ini ayah, ibu, dan saudara-saudara yang lainnya taat menjalankan
ibadah kepada Allah swt, dan senantiasa menjalin hubungan yang harmonis
mempraktekkan dalam bentuk prilaku apa yang telah dilihat, diamati dan
2. Faktor Sekolah
pengetahuan ke otak peserta didik, tapi juga harus dapat mendidik dan
orang lain, yang seluruhnya adalah mencerminkan suatu sikap yang tidak
19
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta : Haji Masagung, 1990), h. 71.
3. Faktor Masyarakat
yang ketiga sesudah keluarga dan sekolah, pendidikan di masyarakat inilah yang
sangat mempengaruhi anak, karena mereka lepas kontrol baik dari keluarga
maupun sekolah.
kesopanan, berbakti kepada orang tua dan berbakti kepada guru. Apabila
dan tanggung jawab di rumah maka dilakukanlah kerjasama orang tua dan guru
dalam membina akhlak anak, orang tua dapat mengontrol akhlak anak di rumah
dan guru juga dapat mengontrol akhlak anak di sekolah. Bahkan hal ini tidak
mudah bila merujuk kepada peserta didik maka dia akan dipengaruhi oleh hal-hal
yang ada di lingkungan baik di sekolah maupun dimasyarakat. Oleh sebab itu
orang tua sebagai penanggung jawab tehadap pendidikan anak di rumah dan
masyarakat maka perlu orang tua mengkomunikasikan kepada guru tentang hal-
hal yang terjadi pada diri anaknya, sehingga guru mudah untuk mengarahkan
Sedangkan yang dimaksud penulis adalah kegiatan yang dilakukan secara bersamasama
antara guru dengan orang tua. Untuk membahas lebih jauh tentang hal-hal yang
berkaitan dengan kerjasama guru dan orang tua dalam pembinaan akhlak siswa maka
perlu lebih dahulu diperjelas tentang pengertian guru dan orang tua.
20
A. Haris Hermawan, filsafat Pendidikan Agama Islam, (Cet. I, Jakarta: direktorat
Jenderal Pendidikan Agama Islam Departemen Agama Republik Indonesi, 2009 ), h. 128
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
Istilah lain guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab
memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmanidan
tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di mukabumi, sebagai makhluk sosial dan
21
individu yang sanggup berdiri sendiri.
Seorang guru adalah seorang hamba Allah yang mendapat amanah untuk
mengajar dan mendidik anak murid yang nantinya akan menjadi penerusbangsa.Amanah
dimuka bumi. Maka tidak sempurna pelaksanaan amanah sebagai seorang khalifah bumi
ini jika amanah mengajarnya tidak dilakukan secara sempurna. Amanah mengajar dan
22
mendidik anak murid merupakan fitrah guru.
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
madrasah,guru memegang peran utama dan amat penting. Perilaku guru dalam proses
pendidikan dan belajar, akan memberikan pengaruh dan corak yang kuat bagi pembinaan
perilaku dan kepribadian anakdidiknya.Oleh karena itu, perilaku guru hendaknya dapat
21
Soebagio Atmodiwiro, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Ardadizya
Jaya,2000), h. 204
22
Achyar Chalil dan Hadaya Laticonsina, Pembelajarajan Berbasis Fitrah, (Cet. I;
Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h. 70
23
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2000), h.31
dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan pengaruh baik kepada para
24
anak didiknya.
bahwa dalam Islam, tugas seorang pendidik dipandang sebagai sesuatu yang
orang. Di samping itu, pendidik juga bertugas sebagai motivator dan fasilitator dalam
proses belajar mengajar, sehingga seluruh potensi peserta didik dapat teraktualisasi
25
secara baik dan dinamis.
tugas guru (pendidik) dalam Islam ialah mendidik anak muridnya (peserta didik) dengan
26
4. Harus berkesusilaan dan berdedikasi tinggi.
24
Tohirin, Psikologi pembelajaran pendidikan agama islam (berbasis integrasi dan
kompetensi) edisi revisi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2006), h. 164
25
A. Haris Hermawan, filsafat Pendidikan Agama Islam, (Cet. I, Jakarta: direktorat
Jenderal Pendidikan Agama Islam Departemen Agama Republik Indonesi, 2009 ), h.133
26
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Cet. VII; Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 2007), h. 80
Sementara itu, al-Ghazali menyusun sifat-sifat yang harus dimiliki pendidikan
adalah :
5. Tidak mengharapkan upah atau pujian, tetapi mengharapkan keridhaan Allah dan
6. Memberi nasehat dan bimbingan kepada murid bahwa tujuan menuntut ilmu ialah
7. Menegur murid yang bertingkahlaku buruk dengan cara menyindir atau kasih
sayang
Pada dasarnya, kalau dilihat dari tujuan dan pentingnya pembinaan akhlak
secara garis besar dapat dikatakan bahwa peranan guru sangat besar untuk
berbudi pekerti yang baik dalam segala segi kehidupan. Dengan demikian akan
membentuk tingkah laku dan moral peserta yang memiliki budi pekerti untuk
akan memiliki generasi muda yang mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa
Tugas guru tidak terbatas pada memberikan informasi kepada murid namun
tugas guru lebih konprehensif dari itu. Selain mengajar dan membekali murid dengan
pengetahuan, guru juga harus menyiapkan mereka agar mandiri dan memberdayakan
27
Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, Terj. H. Ismail Yakub, jilid 1 (Cet. V; singapore:
KerjayaPrinting Industries Pte Ltd, 2003), h. 212-222
bakat murid di berbagai bidang, mendisiplinkan moral mereka, membimbing hasrat
dan menanamkan kebajikan dalam jiwa mereka. Guru harus menunjukkan semangat
persaudaraan kepada murid serta membimbing mereka pada jalan kebenaran agar
Peranan orang tua dalam mendidik anak sangatlah penting khususnya dalam
pembinaan akhlak bagi anaknya, karena anak merupakan amanah dan tanggung jawab
dari Allah swt. yang harus dibimbing dan dididik dengan sebaik mungkin agar menjadi
generasi yang shaleh dan memiliki akhlak yang mulia. Orang tua adalah figur dan
cermin bagi anak-anaknya, apa yang diperbuat dan dicontohkan orang tua kepada
dalam sanubarinya, bahwa tidak ada Tuhan seain Allah dan Nabi Muhammad saw
adalah utusan Allah serta yakin dengan seluruh jiwa terhadap rukun iman yang
diaktualisasikan dalam sikap dan perilaku hidup sehari-hari, yang tercermin dalam
akhlaqul karimah, maka orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga
haruslah dalam setiap sikap dan tindakannya; lebih-lebih yang berhubungan langsung
tersebut tidak dapat dipenuhi/dilaksanakan oleh orang tua, maka harapan untuk
28
mempunyai generasi yang beraqidah adalah hal yang sangat sulit untuk diwujudkan.
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka,
karena dari merekalah anak mulai menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk
pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Dalam hal ini faktor
penting yang memegang peranan dalam menentukan kehidupan anak selain pendidikan,
28
Sofyan Syafri Harapan dan Anshori Siregar, Pedoman Pendidikan Aqidah Remaja,
(Cet 1; Jakarta: PT Pustaka Quantum, 2002), h. 180
pendidikan agama, maka para orang tua harus berusaha memberikan pendidikan
agama kepada anak-anak mereka, khususnya dalam pembinaan aqidah dan akhlak.
Kerjasama antara orang tua dan guru yang baik, selain dapat membantu
informasi yang diperlukan, seperti keterangan keterangan tentang diri anak didik dan
juga demi kelancaran dalam proses belajar mengajar. Seorang guru dalam
menghadapi murid adakalanya perlu mengetahui watak dan kepribaian anak, oleh
karena itu orang tua perlu menyadari akan pentingnya kerjasama dengan guru, dan
Endang Engkaswara bahwa kerjasama orang tua adalah syarat mutlak dalam
anak didiknya selama belajar di sekolah, juga orang tua sangat memerlukan
G. Pembinaan Akhlak
1. Pengertian Akhlak
kesusilaan, adat, moral, etika, seperti yang tedapat dalam kamus Bahasa
(agama).29
agung “30
berbentuk lahiriyah manusia seperti, wajah, gerak anggota badan dan seluruh
29
Abuddin Nata, akhlak tasawuf, (Jakarta : PT Raja Grafindo,2003), cet, ke-5,h.1
30
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, ( Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2014) h. 564
َحا ُل ِلنّ ْف ِس دَا ِعيَةٌ لَ َها ِاَلى ا َ ْف َعا ِل َها ِه ْن َغي ِْر فِ ْك ٍر َو ََل ُر ِويَ ٍة
pertimbangan.31
yaitu suatu keadaan itu tanpa melalui pikiran dan pertimbangan. Keadaan
ini terbagi menjadi dua : ada yang berasal dari tabiat aslinya, ada pula
kemudian dilakukan terus menerus, maka jadilah suatu bakat dan akhlak.32
31
Abuddin Nata,h.3
32
Muhammad Rabbi Muhammad Jauhari, Keistimewaan Akhlak Islami, (Bandung :
Pustaka Setia, 2006), cet ke-1, h.8
ulang sehingga mudah untuk dilakuka. Jadi menurut Ahmad Amin, akhlak
pada pemilihan pihak yang benar (dalam hal akhlak baik) atau pihak yang
namun saling memilih kemiripan antara satu dengan yang lainnya. Ini
akhlak adalah reaksi dari dalam jiwa dan pengaruhnya terlihar nyata
33
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.223
baik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan konsisten.
akal, nafsu amarah, nafsu syahwat, fitrah, kata hati, hati nurani dan
tepat.
2. Macam-macam Akhlak
moral yang berdasarkan Islam, yakni bertitik tolak dari akidah yang
1. Akhlak Al-Karimah
dan manusia dengan manusia, akhlak yang mulia itu dibagi menjadi
tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian Agung
sifat itu, yang jangankan manusia, malaikatpun tidak akan menjangkau
hakekatnya.
pada orang lain, untuk itu, ia perlu bekerjasama dan saling tolong-
menghargainya.
2. Akhlak Al-Mazmumah
kebalikan dari akhlak yang baik seagaimana tersebut diatas. Dalam ajaran
Islam tetap membicarakan secara terperinci dengan tujuan agar dapat
lebihhebat.
d) Dengki ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang
34
Ahmad Adib, dkk, Akidah Akhlak untuk Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Iqra, 2007),
h.
19.
Ruang lingkup Akhlak terbagi kepada lima bagian:
ikthirar)
timbal balik orang tua dan anak (wajibat nahwa al-ushulwa al-furu’) (b)
35
https://duniakampus7.blogspot.com/pengertian-ruanglingkup-akhlak.htmldiakses pada
tanggal 15-02-2019 pada pukul 09.00
Pembentukan ahklak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam
Islam. Hal ini dapat dilihat dari satu misi kerasulan Nabi Muhammad SAW yang
utama adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Perhatian Islam yang
demikian terhadap pembentukan akhlak ini dapat pula dilihat dari perhatian Islam
karena dari jiwa yang lebih baik inilah akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik,
adalah orang tua kemudian guru. Karena pengalaman yang dilalui oleh anak
waktu kecil merupakan unsur penting dalam pribadi anak. Sikap anak terhadap
agama dibentuk pertama kali di rumah melalui pengalaman yang didapat dari
sekolah.37
suatu metode tersebut, tetapi juga dipengaruhi oleh orang yang melaksanakan,
menyankut sifat atau persyaratan yang harus dimiliki oleh pembentuk itu sendiri.
dipengaruhi oleh unsur perasaan dan kebutuhan jasmaninya, maka metode yang
36
Abuddin Nata, Op. cit, h. 156
37
Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 2005), h. 74
1. Keteladanan
orang lain seperti cara berpakaian, cara berjalan, cara berbicara dan
membentuk moral, spiritual, dan etos sosial anak. Hal ini karena
tunduk dan sopan santun, disadari atau tidak disadari akan ditiru oleh
anak.38
akhlak mulia, keberanian dan dalam sikap yang menjauhkan diri dari
teladanan ini diharapkan anak (subyek) didik akan menjadi contoh dan
38
Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Beirut: Darus salam, 1978),h. 1
39
Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyatul Al-Aulad fi Al-Islam, (Pedoman pendidikan anak
dalam Islam), Terjemah Saiful Kamalie, dkk, (Semarang : Syifa, 1981), h. 2
meniru segala sesuatu yang baik dalam perkataan dan perbuatan
pendidiknya.40
SAW, yang menjadi acuan para pendidik sebagai teladan yang utama.
dijadikan panutan.
2. Kedisiplinan
40
Hadari Nabawi, Pendidikan dalam Islam, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1993), h. 215
41
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 199
dan melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam keluarga,
dan bertaqwa kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, yaitu orang yang
42
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), cet ke-2, h.32
43
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, ( Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2014) h. 63
44
Abu Ja’far Muhammad Bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath Thabari (5), (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2008), h. 674
Jadi dengan metode ini siswa diperintahkan mengerjakan
memperbaiki kesalahannya.
belum berhasil.45
45
Ramayulis, Op. cit, h. 210
diredhoi oleh Allah SWT, diancam dengan murkanya Allah SWT,
dengan sanksi akhirat, dan sanksi dunia. Hal ini menunjukan bahwa
prosedur hukuman.
pembentukan akhlak.
dan seterusnya.
dan godaan sebagai dampak dari kemajuan Iptek saat ini, misalnya
akhlak.46
yang baik dan terpuji, yang terlihat dalam bentuk tindakan dan
tingkah laku. Begitu juga para sahabat dan mujahid yang telah
agama Islam.
46
Abuddin Nata, Op. cit, h. 155
dimulai dari keluarga oleh orang tuanya. Orang tua harus lebih
47
Zakiah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Bandung: Ruhama,
1994), h. 28
adanya saling tolong-menolong atau kerja sama yang mengacu
kepada kebaikan.
mantap.
48
Muchtar Lintang, Kuliah Islam tentang Etika dan Keadilan Sosial, (Jakarta: Bulan
Bintang), h. 140
49
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), h.
13
melingkupinya keburukan maka kemungkinan tumbuh menjadi
pribadi yang buruk.50
masa ini sikap siswa tersebut jauh dari norma-norma yang berlaku,
cukup panjang, dan merupakan sebuah organisasi yang kompleks. Akhlak juga
bukan perbuatan yang berdiri sendiri. Dalam pembentukan akhlak ada beberapa
faktor yang sangat mempengaruhi sehingga dapat berbuat atau berlaku sesuai
50
http//:www.Pikiran Rakyat.com
dengan yang semestinya. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan kedalam dua
1. Faktor Internal
pembentukan akhlak yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri.
2. Faktor Eksternal
a. Keturunan
b. Lingkungan
c. Rumah Tangga
51
Rahmad Djatnika, Sistem Etika Islam Mulia, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1996), h.72-
73
52
Abdul Aziz Al-Qussy, Pokok-pokok Kesehatan Jiwa/Mental, (Jakarta: Bulan Bintang,
1974, h. 22
d. Sekolah
e. Pengaruh Teman
f. Penguasa.53
pendidikan.54
53
Abdul Aziz Al-Qussy, Ibid, h. 23
54
Hamzah Ya’kub, Etika Islam (Pembinaan Akhlakul Karimah Suatu Pengantar),
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000) h.55
55
Abdul Azis Al-Qussy, Op. cit, h. 27
56
Ibid, h. 27
57
W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Badung: Eresco, 1991), h.180
dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu: Faktor yang berasal dari dalam
diri sendiri, dan faktor yang berasal dari luar. Dari dua faktor ini
Dalam hal ini akan diulas beberapa faktor yang dianggap dominan
a. Keluarga
karena itu, keluarga sebagai tempat pertama bagi anak untuk didik,
baik dari segi akhlak maupun dari segi ilmu pengetahuan, Orang
58
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993),
h.21
59
Salito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2000),
h.122
Di dalam keluarga seorang anak dibiasakan belajar untuk
yakni:
60
W.A Gerungan, Psikologi Sosial, Op. cit, h.181
61
Jalaludin Rahmat, Islam Alternatif, (Bandung: Mizan, tth), cet ke-8, h. 121
angota keluarga tersebut, sebab suasana keluarga mempengaruhi
kehidupan anak.
orang tua yang tidak sayang dan tidak mau mengerti apa yang
b. Sekolah
hari, kecuali hari minggu atau hari jum’at, bagi sekolah liburnya
jumat.
62
Salito Wirawan Sarwono, Op. cit, h.121
sehingga yang demikian dapat membentuk kebiasaan yang baik
mana yang buruk, mana yang patut dilaksanakan dan mana yang
ditimbulkan oleh anak. Hal ini akan menjadi bekal yang baik bagi
c. Masyarakat
63
Rahmat Djatnika, Op. cit, h. 99-100
memberi pengaruh terhadap anak. Seseorang tidak dapat
bermasyarakat.64
64
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Rosdakarya,
2000) h. 66
1) Bagaimana berinteraksi dengan orang lain
usianya.
65
Syamsu Yusuf, Ibid, h. 66
66
Ibid, h. 66
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
langsung dari lapangan atau lokasi penelitian. Bentuk penelitian ini adalah
juga dapat dipahami sebagai bentuk penjabaran yang tidak bertujuan untuk
tentang satu variabel tertulis /lisan dari orang/prilaku yang dapat diamati.
orang tua dan guru dalam membina akhlak siswa di MDA Baiturrahman
67
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), cet.ke-
6, hal.36
B. Lokasi Penelitian
penelitian yang akan diteliti lebih lanjut, terutama pada kerjasama orang
tua dan guru dalam membina Akhlak siswa, karena ada beberapa anak
C. Informan Penelitian
Informan kunci pada penelitian ini adalah orang tua siswa kelas 2
68
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012),
hal.138
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
yang diselidiki.69
2. Wawancara
pertanyaan lisan dan dijawab secara lisan kepada seseorang atau lebih
69
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2007), cet, ke-
6.h. 158
70
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan.....,hal. 1559
pada objek penelitian dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
3. Dokumentasi
dan bukan angka. Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan
71
Lexi J.Moleong,Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007 ),
hlm.186
lapangan, dokumen, dan sebagainya, kemudian dideskripsikan sehingga
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara atau observasi. Dalam
3. Membuat kesimpulan.
F. Triangulasi Data
suatu informasi diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan membandingkan data
72
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997) hal 66
73
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2015), hal.218-219
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Bentuk Kerjasama Guru dan Orang Tua dalam Pembinaan Akhlak Siswa
Pada bab ini penulis akan uraikan tentang hasil penelitian yang
dan guru dan pihak sekolah dalam membina akhlak agar memiliki
Kalampaian
Kerjasama guru dan orang tua sangat penting dalam memberikan ilmu
pengetahuan, membina dan mengembangkan peserta didik agar memiliki budi pekerti
yang baik dalam segala segi kehidupan. Dengan demikian akan membentuk tingkah laku
dan moral peserta didik yang memiliki budi pekerti untuk dikembangkan dalam
kehidupan sehari-hari sehingga pada nantinya akan memiliki generasi muda yang
memiliki aqidah yang kuat sehingga melahirkan akhlak yang baik dan mulia.
Dalam setiap keluarga atau orang tua berbeda-beda dalam mendidik anaknya.
Dan orang tua menginginkan adanya partner untuk membantu mendidik anak-anak
mereka yaitu dengan memasukkan anak ke MDA. Karena baik orang tua maupun guru
selalu berharap agar anak atau anak didiknya mampu mencapai prestasi dan tumbuh
serta berkembang secara optimal. Oleh karena itu pendidik adalah tanggungjawab
pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga. Sedangkan
(formal) memerlukan “kerja sama” antara orang tua dan sekolah (pendidikan).
Sikap anak terhadap guru terutama akan dipengaruhi oleh sikap orangtuanya. Begitu
juga sangat diperlukan kepercayaan orang tua terhadap sekolah (pendidik) yang
Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, mengingat akhir-akhir ini seringnya
seolah tidak mautahu,bahkan cenderung menimpakan kesalahan kepada guru. Orang tua
pengalamannya dan menghargai segala usahanya. Begitu juga orang tua harus
menunjukkan kerjasamanya dalam mengarahkan cara anak belajar dirumah. Orang tua
harus berusaha memotivasi dan membimbing anak dalam belajar. Bahkan berkat
kerjasama orangtua anak didik dengan pendidik, banyak kekurangan anak didik yang
dapat diatasi. Untuk mewujudkan kerjasama itu tentunya banyak cara yang
dilakukan,dengan adanya kerjasama itu orang tua akan dapat memperoleh pengetahuan
dan pengalaman dari guru dalam mendidik anak-anaknya. Karena sekolah atau guru
bukan hanya mengajar saja akan tetapi juga berusaha membentuk kepribadian anak
akhlak, yang dilibatkan bukan hanya para tenaga pendidik disekolah, tetapi kami juga
berkerja sama dengan orang tua siswa diluar lingkungan sekolah, dengan ini guru dapat
siswa dalam pembinaan akhlak seperti yang telah dituturkan Bapak kepala sekolah.
sangat berpengaruh terhadap pembinaan akhlak anak, oleh karena itu tentu
74
M.Dios, Kepala Sekolah MDA BAiturrahman, Wawancara Pribadi, (MDA
Baiturrahman: 26 April 2019)
dibutuhkan beberapa bentuk kerjasama, hal ini dimaksudkan agar orang
tua dan guru dengan mudah memahami bagaimana cara membina akhlak
anak supaya memiliki akhlak yang mulia. Adapun bentuk kerjasama yang
dilakukan oleh guru dan orangtua dalam pembinaan akhalak siswa MDA
langsung antara orang tua dan guru. Kegiatan ini diharapkan antara guru
Dari hasil wawancara dengan Ibu Ibu Zuryani S.Pd, guru kelas II
75
Desmawita, salah satu orang tua siswa MDA Baiturrahman, Wawancara Pribadi,
13 Mei 2019)
76
Risma Mairenti, salah satu orang tua siswa MDA Baiturrahman, Wawancara
Pribadi, 13 Mei 2019)
MDA Baiturrahman, terungkap bahwa: “bentuk kerjasama yang dilakukan
guru dengan orang tua yaitu dengan kunjungan ke rumah orang tua siswa.
didik yang sedang sakit. Umumnya orang tua akan merasa senang atas
diperhatikan. Bagi anak sendiri akan lebih merasa segan dan hormat
kepada gurunya yang telah menjenguk dan mengenal keluarga atau orang
tuanya.”77
Kemudian dari hasil wawancara dengan Ibu Betti Eka Sari , guru
yang sakit kunjungan ke rumah juga dilakukan oleh guru ketika ada waktu
antara guru dan orang tua dalam membina perilaku keagamaan siswa.”78
Menurut Elma Yanti , orang tua dari Fadhila Ramadhani, siswa kelas
ketika anaknya yang bernama Fadhila Ramadhani sedang sakit lebih dari 3
77
Zuryani S.Pd, salah satu guru di MDA Baiturrahman, Wawancara Pribadi, 10 Mei
2019)
78
Betti Eka Sari, salah satu guru di MDA Baiturrahman, Wawancara Pribadi, 10
Mei 2019)
hari. Beliau mengatakan pada saat itu beberapa guru beserta teman-teman
mengunjungi orang tua peserta didik pada waktu-waktu yang dinilai tepat. Hal ini
diungkapkan oleh guru agama Islam sebagai berikut: Saya kadang mengunjungi
beberapa orang tua peserta didik yang saya anggap memperlihatkan tingkah laku
yang kurang baik di sekolah, apakah itu hubungannya dengan sesama peserta
didik ataukah dalam hubungannya dengan guru, termasuk hal-hal yang berkaitan
sedang dihadapi. Hal ini dilakukan oleh guru agama, karena beliau berkeyakinan
bahwa masalah peserta didik tidak dapat diselesaikan tanpa ada kerjasama dan
bantuan orangtua peserta didik. Hal ini sesuai dengan apa yang diutarakan oleh
guru MDA Baiturrahman sebagai berikut: Masalah yang dihadapi oleh peserta
keluarga, baik itu latar belakng munculnya masalah maupun upaya penyelesaian
komunikasi.
79
Elma Yanti, salah satu orang tua siswa MDA Baiturrahman, Wawancara Pribadi,
13 Mei 2019)
dan pemantauan guru terhadap anak didiknya diluar sekolah ataupun disekolah.
Komunikasi ini dilakukan bilamana ada salah satu anak didiknya yang tidak
berangkat ke sekolah karena sakit atau alpa. Dengan telepon maka guru dapat
memperoleh informasi lebih banyak dan jelas tentang anak yang bersangkutan.
Hal ini sesuai dengan apa yang diutarakan oleh salah seorang orangtua siswa Ibu
Bentuk kerjasama yang dilakukan antara guru dan orangtua di sekolah ini
yaitu melalui komunikasi via telepon. Di sekolah ini hampir seluruh orang tua
anak didik memiliki telepon rumah ataupun ponsel. Dengan adanya alat
tersebut namun jumlahnya sangat kecil. Melalui telepon seorang guru juga dapat
orang tua dan peserta didik itu sendiri untuk membicarakan hal-hal yang
80
Yanti, salah satu orang tua siswa MDA Baiturrahman, Wawancara Pribadi, 13
Mei 2019)
mengungkapkan bahwa: “Di sekolah ini selalu diadakan pertemuan rutin, yakni
pada saat penerimaan raport untuk setiap semester.Hal ini dimaksudkan untuk
mengadakan hubungan baik antara pendidik, orangtua dan peserta didik itu
misalnya ketika menerima rapor setiap semester, orangtua siswa yang dianjurkan
untuk datang kesekolah mengambil rafor anaknya, dan diluar lingkungan sekolah,
yang mengatakan bahwa : Menurut saya usaha guru di MDA Baiturrahman sudah
sangat baik, karena saya sebagai orang tua siswa melihat, akhlak siswa SD itu
kadang
agama dan materi akhlak tapi prilaku siswanya tidak berakhlak, anak saya
berharap dan berusaha membina akhlak anak saya kepada yang baik, saya
81
Asmaul Husna, salah satu guru MDA Baiturrahman, Wawancara Pribadi, 13 Mei
2019)
sering bertanya tentang perilaku anak saya di rumah, beliau sering
Jadi saya rasa dengan seperti itu saya sudah lega karena guru juga ikut
berkerjasama dengan orang tua siswa dalam pembinaan akhlak, karena disamping
saya meninjau pelajaran sekolah anak saya, saya juga bisa meninjau
Para guru di MDA Baiturrahman, jika ada siswa yang bermasalah atau
orangtua siswa, dengan tujuan agar orang tua siswa dapat datang langsung
mengatakan: ”Jika ada diantara siswa disini yang telah melakukan pelanggaran
kepada orang tua siswa yang bersangkutan,jika sudah tiga kali surat tersebut tidak
ditanggapi oleh orang tua siswa, dengan berat hati kami menyerahkan siswa
82
Wisma Nelly, salah satu orang tua siswa MDA Baiturrahman, Wawancara
Pribadi, 13 Mei 2019)
83
M.Dios, Kepala Sekolah MDA BAiturrahman, Wawancara Pribadi, (MDA
Baiturrahman: 9 Mei 2019)
Pembinaan Akhlak dilakukan dengan kerjasama orang tua dan guru di MDA
Baiturrahman sudah terlaksana, namun kerjasama orang tua dan guru belum
maksimal terlaksananya, hal ini di sebabkan berbagai kendala orang tua dan guru
dalam menjalin kerjasama yang baik, kendala itu datangnya dari lingkungan
Adapun yang menjadi kendala faktor kendala kerjasama orang tua dan guru
1. Orang tua
pintar dalam mendidik anak, Orang tua murid tidak mempunyai ilmu
terbatas, maka kewjiban mereka hanya membayar uang sekolah. Hal ini
84
Wisma Nelly, Orang Tua Siswa, Wawancara Pribadi : 4 Juli 2019
“saya sedikit sekali pengetahuan dalam mendidik anak, maka
televisi dan hand phone (HP) dan kurangnya pengawasan orang tua
pengetahuan orang tua terhadap hal tersebut, dan hambatan dari anak-
2. Guru
mungkin dan guru sangat berharap sekali anak didik dapat mengamalkan
85
Desmawita, Orang Tua Siswa, Wawancara Pribadi : 24 juni 2019
Kurangnya kesadaran guru dalam mencerminkan prilaku yang baik
lingkungan sekolah.
3. Lingkungan Masyarakat
Baiturrahman, maka pihak sekolah dalam hal ini guru dan orang tua
kerjasama orang tua dan guru dalam pembinaan pendidikan agama Islam
di MDA Baiturrahman.
1. Orang tua dan guru harus memberikan perhatian khusus kepada anak-
anaknya dalam hal pembinaan pendidikan agama Islam dan bagi guru
pada perintah guru dan orang tua, maka solusi yang dilakukan oleh guru
yang baik ketika mengajar di kelas dan kesadaran orang tua dalam
yang dilakukan oleh guru dan orang tua adalah menginstrospeksi diri
dengan mengingat tugas dan tanggung jawab sebagai guru dan orangtua
antara orang tua dan anak terjalin dengan baik, sehingga anak merasa
dapat dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh para guru
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis tentang kerjasama guru dan
penulis simpulkan :
bentuk kerjasama yang telah terjalin antara guru dan orang tua dalam
2. Faktor kendala kerjasama guru dan orang tua dalam membina akhlak
siswa yaitu:
B. Saran
pihak, diantaranya: