Anda di halaman 1dari 11

“UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS PADA ANAK TUNAWICARA


DI SEKOLAH LUAR BIASA DESA PACIRAN KABUPATEN
LAMONGAN”

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai persyaratan dan penyusunan skripsi


Program Studi Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh :

Exlis Adibah Silvia Risma

NIM : 20191550020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2022
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan islam dalam kaedah bahasa Indonesia adalah upaya
manusia dalam kehidupan guna merubah sikap dan perilaku seseorang atau
kelompok melalui pelajaran atau latihan, agar dalam hidupnya dapat sesuai
dengan ajaran islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Penanaman
nilai pendidikan islam pada anak menjadi tanggung jawab semua,
misalnya jika di sekolah menjadi tanggunng jawab guru, apabila dirumah
menjadi tanggung jawab orang tua, dan juga orang orang sekitar. Dari
beberapa komponen tersebut yang memiliki peran penting dalam
penanaman pendidikan islam adalah guru. 1 Tujuan dari guru mengajarkan
pendidikan islam adalah agar anak dapat tumbuh dengan menanamkan
nilai nilai pendidikan agama seperti aqidah dan akhlak.
Pendidikan Islam adalah aktivitas yang dilakukan oleh insan
dengan maksud mengembangkan sepenuhnya (bakat maupun
keilmuannya) dan Islam merupakan agama yang menekankan pada
pendidikan bagi seluruh umat manusia. Dan itu terbukti pada kitab
pedoman seluruh umat islam yaitu Al-Qur’an dan As-sunnah yaitu Hadits
yang membahas tentang pendidikan.2
Pendidikan agama dalam sistem pendidikan merupakan salah satu
pendidikan yang di desain untuk peserta didik yang bertujuan untuk
mengembangkan keberagaman setiap individu. Hal ini dapat diartikan
bahwa sistem pendidikan ada keseimbangan antara pengembangan potensi
fisik dan potensi mental, potensi intelektual dan juga potensi spiritual
sebagai esensial pembentukan manusia seutuhnya. Sebagaimana telah
dijelaskan dalam keputusan bersama menteri pendidikan dan kebudayaan
dan menteri agama No.4/U/SKB/1999: dan Nomor: 570 tahun 1999
tentang pelaksanaan pendidikan agama pada satuan pendidikan dasar dan
menengah di lingkungan pembinaan Dirijen Dikdasmen.3
Nilai pendidikan islam sangat diperlukan sebagai landasan hidup
seluruh umat islam, memiliki kepribadian muslim seperti yang di cita-
citakan Rasulullah.4 Nilai pendidikan islam harus ditanamkan kepada anak
sejak usia dini, karena pada saat anak itu mulai mengenal kehidupan ia
juga mulai mengenal agama, jadi ia bisa terbiasa dengan karakter islami
sejak dini. Pada hakekatnya pendidikan islam termasuk usaha manusia
dalam melatih dan membimbing anak dalam memberi pengetahuan
intelektual dan pengalaman sesuai dengan fitrah manusia sehingga dapat
mencapai tujuan hidup di iringi dengan kepribadian yang baik.

1
Djakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, Bumi Aksara, 2020), hal. 39
2
Muhammad Fathurrohman, Prinsip dan Tahapan Pendidikan Islam, (Garudhawaca, 2017), hal. 2.
3
Abdul Rahman Arsyad, “Pendidikan Agama Pada Anak Berkebutuhan Khusus di SMPLB Sentra
Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus” Al-Qalam, edisi 20, Februari 2014, hal. 162
4
Dr. Hj. Rosmiati Aziz, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Sibuku, 2016), hal. 28
Pendidikan tidak hanya untuk anak yang mempunyai kelengkapan
fisik saja, termasuk juga pendidikan islam, tetapi anak yang mempunyai
kekurangan juga mempunyai hak untuk belajar agama. Anak berkebutuhan
khusus merupakan anak yang mempunyai perbedaan dengan orang lain
yaitu ketidakmampuan secara fisik maupun mental dan juga emosi. Anak
berkebutuhan khusus terdiri dari tunanetra, tunarungu, tunagrahita,
tunadaksa, tunalaran, kesulitan belajar dan juga gangguan kesehatan dan
lain lain. Dalam memahami anak berkebutuhan khusus diperlukan
pemahaman yang serius agar bisa memahami perasaan anak tersebut tanpa
menyinggung keadaanya.5 Dan dari sinilah dibutuhkan usaha yang serius
dalam menanamkan pendidikan agama kepada anak berkebutuhan khusus
karena pendidikan agama sangat mutlak untuk diajarkan kepada semua
manusia.
Karakter dapat disebut dengan moral, yang dimaksud dengan
karakter adalah sikap, moral, tingkah laku dan perbuatan seseorang.
Karakter religius dapat digunakan sebagai filter terhadap karakter yang
menyimpang dari moral islam.6 Karakter juga diperlukan agar tidak
menyimpang dari agama islam yakni memelihara jiwa, akal, keturunan,
harta dan agama. Moral dalam islam biasa disebut dengan akhlak karimah
atau ahklak yang baik, akhlak yang sesuai dengan kaidah islam. Oleh
karena itu pembentukan karakter religius perlu ditanamkan sejak dini agar
anak dapat tumbuh sebagai manusia yang cerdas akan ilmu pengetahuan
dan memiliki karakter atau moral yang sesuai dengan ajaran islam.
Pendidikan karakter disini juga tidak hanya berlaku bagi anak yang normal
saja, akan tetapi anak yang memiliki kekurangan fisik juga berhak
mendapatkan pendidikan karakter.
Seluruh warga negara berhak mendapatkan pendidikan tanpa
terkecuali, termasuk orang yang berkebutuhan khusus. Hal ini telah
dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 31 bahwa “warga negara yang
memiliki kelainan fisik, emosional, mental intelektual dan sosial berhak
memperoleh pendidikan khusus” dan UU no 2 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional pasal 32 menyatakan bahwa “pendidikan khusus atau
pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaraan karena
kelainan istimewa” tujuannya adalah agar peserta didik dapat
mengembangkan pengetahuannya untuk berinteraksi kepada masyarakat
dengan kemampuannya.7 Oleh karena itu sudah sewajarnya pemerintah
5
Abu Ahmadi dan Widji Supriono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta , 2004), hal. 52
6
Jalaludin dan Abdullah, Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat dan Pendidikan (Jakarta: PT.
Grafindo Persada, 2013), hal. 208
7
Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional: Disertai Lampiran Keputusan Mediknas Tentang
Penghapusan Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional, Rencana PP Tentang Standar Nasional
Pendidikan Beserta Penjelasannya (Yogyakarta: Pustaka Belajar, cet ke IV, 2011) Hal. 10
dan kita selaku masyarakat indonesia dapat memberikan kesempatan
belajar bagi anak berkebutuhan khusus.
Salah satu bentuk upaya pemerintah dalam memenuhi pendidikan
anak berkebutuhan khusus yakni dengan mendirikannya sekolah luar biasa
(SLB). Sekolah luar biasa adalah sekolah khusus untuk anak yang
memiliki kebutuhan khusus, dimana anak yang berkebutuhan khusus bisa
mendapatkan pendidikan dengan layak dengan guru yang memiliki
keahlian dalam menangani ABK dan anak dapat belajar dengan tenang
tanpa adanya diskriminasi antar teman. Guru guru di sekolah tersebut juga
sangat telaten dalam menangani anak berkebutuhan khusus begitu pula
cara mendidik anak agar tetap mengerti agama. Oleh karena itu penelitian
ini akan dilaksanakan di dekolah luar biasa desa paciran. Di sekolah
tersebut ada objek yang akan diteliti yaitu anak berkebutuhan khusus,
khususnya tunawicara.
Berdasarkan pemaparan fenomena tersebut, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Guru Pendidikan Agama
Islam dalam Pembentukan Karakter Religius Pada Anak Tunawicara di
Sekolah Luar Biasa Desa Paciran Kabupaten Lamongan”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana upaya guru pendidikan agama islam dalam menanamkan
karater religius pada anak tunawicara di sekolah luar biasa desa
paciran kabupaten Lamongan?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dari upaya guru
pendidikan islam dalam pembetukan karakter religius pada anak
tunawicara di sekolah luar biasa desa paciran kabupaten lamongan?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


a. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui upaya seorang guru dalam membina perilaku
keagamaan pada anak berkebutuhan khusus.
b. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini berguna sebagai sumber informasi
bagi yang berminat untuk mengadakan penelitian yang sama
diwaktu yang akan datang serta menambah wawasan dunia
kepustakaan khususnya dalam bidang anak berkebutuhan khusus.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini secara praktis dapat bermanfaat bagi beberapa pihak,
diantaranya yakni:
a. Guru pada sekolah luar biasa di desa paciran agar lebih
meningkatkan perhatiannya dalam pembentukan karakter
religius pada anak berkebutuhan khusus.
b. Manfaat kepada peneliti, yakni peneliti akan mendapatkan
pengalaman yang bermanfaat dan berguna bagi peneliti untuk
selanjutnya.

D. PENELITIAN TERDAHULU
Berdasarkan telaah pustaka yang telah peneliti lakukan, ada beberapa
penelitian yang relevan dengan tema yang peneliti ambil. Berikut adalah
penelitian yang relevan, antara lain:
1. Pertama, skripsi yang berjudul “Penanaman Nilai Agama Terhadap
Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Luar Biasa Negeri Muara
Bungo” diteliti oleh Anggia Wulandari jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Sultan Thaha Saifuddin Jambi pada tahun 2020. 8 Dalam penelitian
tersebut anak didik diberi kebebasan dalam memilih metode
pengajaran. Jadi anak dapat menyesuaikan dengan kemampuannya.
2. Kedua, skripsi yang berjudul “Strategi Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Dalam Pembentukan Karakter Islami Bagi Siswa
Tunarungu di SMPLB Negeri Wiradesa” diteliti oleh Alif Kunni
Afifah jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Pekalongan pada tahun 2018. 9
Dalam skripsi ini penerapan strategi pembelajaran pendidikan agama
islam dalam pembentukan karakter islami bagi anak tunarungu yakni
dengan menggunakan bahasa isyarat.
3. Ketiga, skripsi yang berjudul “Peran Guru Pai Dalam Pendidikan
karakter Religius Pada Anak Tunadaksa di SLB D-D1 Yayasan
Pembinaan Anak Cacat Jakarta” diteliti oleh Rahmi Fathiyas Syah
jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tahun 2019.10 Dalam mewujudkan karakter religius pada anak
tunadaksa dalam penelitian ini guru menggunakan metode khiwar,
uswah, ceramah, nasihat dan pembiasaan berakhlak karimah.
E. VARIABEL PENELITIAN
8
Anggia Wulandari, Penanaman Nilai Agama Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah
Luar Biasa Negeri Muara Bungo, Skripsi, (Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin
Jambi, 2020)
9
Alif Kunni Afifah, Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan
Karakter Islami Bagi Siswa Tunarungu di SMPLB Negeri Wiradesa, Skripsi, (Institut Agama
Islam Negeri Pekalongan, 2018)
10
Rahmi Fathiyas Syah, Peran Guru Pai Dalam Pendidikan karakter Religius Pada Anak
Tunadaksa di SLB D-D1 Yayasan Pembinaan Anak Cacat Jakarta, Skripsi (Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019)
Upaya Guru
Upaya guru adalah usaha atau ikhtiar tenaga pendidik yang
terencana dan bertanggung jawab pada mata pelajaran yang dibawakannya
untuk diajarkan kepada peserta didik agar mendapatkan ilmu pengetahuan
dan dapat di implementasikan pada kehidupan sehari harinya.

Anak Tunawicara
Anak tunawicara adalah anak yang memiliki kelainan khusus
dalam pengucapan bahasa bahkan suaranya sehingga dapat menimbulkan
kesulitan dalam berkomunikasi lisan. Atau dapat disebut juga hambatan
dalam komunikasi verbal yang efektif. Pada umumnya anak tunawicara
memiliki keterlambatan dalam perkembangan bahasa dibandingkan pada
anak normal. Untuk kemampuan intelegensi (IQ) anak tunawicara tidak
jauh beda dengan anak normal hanya saja pada skor IQ verbalnya lebih
rendah dari IQ performanya.11

F. METODOLOGI PENELITIAN
a. Jenis penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil pendekatan penelitian
kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan data yang
dikumpulkan tidak berupa angka tetapi merupakan kata kata atau
gambaran. Jenis penelitian ini adalah (field research) yaitu penelitian
kualitatif yang dilakukan untuk memahami fenomena sosial. 12 Dalam
penelitian ini akan mendeskripsikan tentang upaya guru dalam
menanamkan nilai pendidikan islam pada anak berkebutuhan khusus di
sekolah luar biasa desa Paciran kabupaten Lamongan.
b. Sumber data
Dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu sumber
data primer dan sekunder.
1. Sumber data primer
Sumber data primer yaitu sumber data yang akan dikaji
secara langsung. Dengan demikian data akan didapatkan dari hasil
wawancara di lapangan. Adapun yang akan kami jadikan objek
dalam wawancara ini yaitu kepala sekolah SLB, guru PAI SLB,
dan peserta didik yang mengalami gangguan tunawicara.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak
lain yang berkaitan yaitu data dari pihak sekolah, literatur yang

11
Rafael Lisinus, Pastiria Sembiring, Pembinaan Anak Berkebutuhan Khusus (Sebuah Perspektif
Bimbingan dan Konseling) (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020), hal. 74
12
Albi Anggito, johan Setiawan, Metodologi Penenlitian Kualitatif (Sukabumi: CV. Jejak, 2018), hal
7
relevan. Adapun bahan yang akan dijadikan sumber penelitian
sekunder dalam penelitian ini yaitu buku, dokumen, skripsi dan
arsip yang berhubungan dengan upaya guru pendidikan agama
islam dalam pembentukan karakter religius pada anak tunarungu di
sekolah luar biasa desa Paciran kabupaten Lamongan.
c. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah suatu tindakan yang sangat
penting dalam penelitian. Tanpa adanya teknik pengumpulan data
peneliti tidak akan mendapatkan data yang sesuai dengan standard
ketentuan yang ditetapkan. Adapunteknik pengumpulan data dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah metode yang paling efektif dan sistematis
terhadap fenomena yang terjadi. Dengan observasi peneliti dapat
mengamati secara langsung bagaimana upaya guru pendidikan
agama islam dalam pembentukan karakter religius pada anak
tunawicara di sekolah luar biasa desa Paciran kabupaten
Lamongan.13 Observasi yang digunakan yaitu observasi tidak
terstruktur yaitu peneliti mengembangkan penelitiannya
berdasarkan apa yang terjadi dilapangan dengan mengamati dan
mencatat secara sitematis terhadap fenomena yang terjadi.
2. Wawancara
Wawancara yaitu metode tanya jawab yang dapat dilakukan
secara langsug maupun virtual. Yaitu dengan menanyakan kepada
informan.14 Dalam metode ini yang menjadi informan yaitu kepala
sekolah, guru pai, dan wali kelas.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengambilan data melalui
transkip, buku, notulen, prasasti dan lain lain.15 Metode ini
digunakan untuk mendokumentasikan administrasi kegiatan di
sekolah, dan juga bisa memperoleh dokumen profil sekolah luar
biasa desa Paciran kabupaten Lamongan.
4. Analisis data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunkan metode deskriptif kualitatif. Yaitu prosedur
pemecahan masalah yang diteliti dengan menggambarkan objek
penelitian. Setelah itu akan diadakan analisa sehingga membentuk

13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007), hal. 310
14
Afifudin dan Beni Ahmad Saebeni, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia,
2009), hal. 131
15
Ibid, hal. 140-141
teori baru yang dapat memperkuat teori lama. 16 Yang kemudian
dapat dijadikan kesimpulan upaya guru pendidikan agama islam
dalam pembentukan karakter religius pada anak berkebutuhan
khusus di sekolah luar biasa desa Paciran kabupaten Lamongan.

G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Untuk memudahkan penyusunan dan kenyamanan pembaca maka
kami cantumkan sistematika pembahasannya, yaitu:
BAB I : Pada bab pertama yaitu pendahuluan, pada bab ini terdapat
gambaran tentang permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini,
yang bertujuan untuk memberi kemudahan bagi pembaca untuk
memahami isi dalam penelitian ini.
BAB II : Pada bab kedua adalah pembahasan tentang landasan teori- teori
yang terdiri dari beberapa sub bab.
BAB III : Pada bab ketiga terdapat uaraian metode penelitian yang akan
digunakan. Metode penelitian ini meliputi: jenis penelitian, objek
penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
BAB IV : Pada bab keempat ini memuat pemaparan data hasil penelitian
dan pembahasan yang disajikan menjadi sub judul.
BAB V : Pada bab kelima merupakan penutup yang berisi kesimpulan yang
merupakan jawaban atas pokok permasalahan yang penulis ajukan dan
juga saran yang akan berguna bagi penulis pada khususnya dan pihak
terkait.

H. OUTLINE
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
E. Penelitian Terdahulu

BAB II : LANDASAN TEORI


1. Upaya Guru
2. Anak berkebutuhan khusus
1) Pengertian anak berkebutuhan khusus
2) Karakteristik anak berkebutuhan khusus

16
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007), hal. 244
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Desain Penelitian
C. Tempat dan Waktu Penelitian
D. Populasi dan Sampel
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
1. Karakter religius anak tunawicara di sekolah luar biasa
2. Faktor pendukung dan penghambat dari upaya guru pendidikan
islam dalam pembetukan karakter religius pada anak tunawicara di
sekolah luar biasa desa paciran kabupaten lamongan.
B. Pembahasan/Analisa
1. upaya guru pendidikan islam dalam pembetukan karakter religius
pada anak tunawicara di sekolah luar biasa desa paciran kabupaten
lamongan
2. Kendala-kendala Yang Terjadi Pada guru pendidikan islam dalam
pembetukan karakter religius pada anak tunawicara di sekolah luar
biasa desa paciran kabupaten lamongan Solusi Dalam Mengatasi
Kendala Dalam Meningkatkan Sifat Religiusitas Siswa Di SMP
Yamassa Rungkut Surabaya

BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran

I. JADWAL PENELITIAN
No. Keterangan Bulan/Minggu ke
Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan proposal V
2. BAB I
3. BAB II
4. Observasi dan
Wawancara
5. BAB III
6. BAB IV
7. BABV

J. DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Widji Supriono. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta ,
2004.
Albi Anggito, johan Setiawan, Metodologi Penenlitian Kualitatif.
Sukabumi: CV. Jejak, 2018.
Afifudin dan Beni Ahmad Saebeni, Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Alif K. 2018. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam
Pembentukan Karakter Islami Bagi Siswa Tunarungu di SMPLB
Negeri Wiradesa. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu
Keguruan dan Pendidikan. Institut Agama Islam Negeri:
Pekalongan.
Anggia W. 2020. Penanaman Nilai Agama Terhadap Anak Berkebutuhan
Khusus di Sekolah Luar Biasa Negeri Muara Bungo. Skripsi. Tidak
diterbitkan. Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan. Universitas
Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin: Jambi.
Arsyad, Abdul Rahman. (2014) , “Pendidikan Agama Pada Anak
Berkebutuhan Khusus di SMPLB Sentra Pendidikan Khusus dan
Pendidikan Layanan Khusus” Al-Qalam, edisi 20, 162
Aziz, Rosmiati. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Sibuku, 2016.
Darajat, Zakiyah. Ilmu Pendididkan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2020.
Fathurrohman, Muhammad. Prinsip dan Tahapan Pendidikan Islam.
Garudhawaca, 2017.
Jalaludin, Abdullah. Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat dan Pendidikan.
Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2013.
Rafael Lisinus, Pastiria Sembiring, Pembinaan Anak Berkebutuhan Khusus
(Sebuah Perspektif Bimbingan dan Konseling). Medan: Yayasan
Kita Menulis, 2020.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2007.
Rahmi F. 2019. Peran Guru Pai Dalam Pendidikan karakter Religius Pada
Anak Tunadaksa di SLB D-D1 Yayasan Pembinaan Anak Cacat
Jakarta. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: Jakarta.
Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional: Disertai Lampiran
Keputusan Mediknas Tentang Penghapusan Evaluasi Belajar Tahap
Akhir Nasional, Rencana PP Tentang Standar Nasional Pendidikan
Beserta Penjelasannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar, cet ke IV,
2011.

Anda mungkin juga menyukai