Anda di halaman 1dari 14

Makalah

LANDASAN PENDIDIKAN AGAMA DAN MORAL ANAK


( YURIDIS, EMPIRIS DAN KEILMUAN)
Dosen Pengampu:
Konik Na’imah, M.S.I

Disusun Oleh:
Eem Sulaemah Mathar (2021135270101)

PRODI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDHOTUL ULAMA MADIUN

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat
dan salam jugadisampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Serta sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam
menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas yang diberikan secara individu kepada
pemakalah. Untuk itu kami memberi judul makalah ini dengan judul “Landasan
Yuridis, Empiris Dan Keilmuan Pendidikan Agama Dan Moral Anak”
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang
dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Hormat Kami

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ I
DAFTAR ISI ............................................................................................................ II
BAB I......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C. Manfaat Penulisan ................................................................................................ 2
BAB II ....................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3
A. Pengertian Pendidikan agama dan moral anak ..................................................... 3
B. Landasan Yuridis Pendidikan agama dan moral anak ......................................... 5
C. Landasan Empiris Pendidikan agama dan moral anak ......................................... 7
D. Landasan Keilmuan Pendidikan agama dan moral anak ...................................... 7
BAB III ...................................................................................................................... 9
PENUTUP ................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan........................................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usia dini adalah saat yang paling baik bagi guru Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) untuk meletakkan dasar-dasar pendidikan moral dan keagamaan,
sehingga dalam dunia pendidikan anak usia dini, salah satu hal yang terpenting
yang harus diajarkan kepada anak adalah pendidikan nilai agama dan moral. Hal
ini dikarenakan, agama dan moral merupakan pondasi utama dalam membentuk
karakter seorang manusia. Jika seorang manusia tidak memiliki moral, maka
seseorang tersebut akan dipastikan akan memiliki sikap yang buruk, begitupun
jika seorang manusia tidak memiliki agama, maka manusia tersebut tidak
memiliki tujuan hidup yang jelas.
Pendidikan anak usia dini memiliki tujuan untuk mengembangkan seluruh
potensi anak (the whole child) agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang
utuh. Adapun landasan pendidikan anak usia dini mengarahkan dan
pengembangkan berbagai potensi, seperti social, emosi, kognitif, bahasa, mandiri
serta seni untuk siap memasuki pendidikan dasar. Mengidentifikasikan bahwa
pendidikan anak usia dini yang dilaksanakan hendaknya sesuai dengan dimensi-
dimensi moral, esensil untuk membentuk karakter bangsa1.
Di Indonesia menurut Zuriah muncul tuntutan untuk menyelenggarakan
pendidikan moral terutama didasarkan pada tiga pertimbangan sebagai berikut: (1)
Melemahnya ikatan keluarga. Keluarga yang secara tradisional merupakan guru
pertama bagi anak, mulai kehilangan fungsinya, (2) Kecenderungan negatif di
dalam kehidupan remaja dewasa ini, (3) Perlunya nilai-nilai etika, moral, dan budi
pekerti. Oleh karena itu orang tua ataupun pendidik memiliki kewajiban
mendorong tumbuhnya moralitas dasar dengan cara mengajar kepada generasi
muda agar menghormati nilai-nilai tersebut2.
Dengan diberikannya landasan pendidikan moral dan agama dalam dunia

1
Gates, Brian. E. Where Is The Moral In Citizenship Education. Journal Of Moral
Education Vol. 35, No 4, Desember 2006
2
Nurul Zuriah. 2007. Pendidikan Moral Dan Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan:
Menggagas P Latform Pendidikan Budi Pekerti Secara Kontekstual Dan Futuristikc. Jakarta:
Bumi Aksara. Hal.10-12

1
pendidikan anak usia dini, maka diharapkan seorang anak dapat belajar
membedakan perilaku yang baik dan buruk, benar dan salah, serta terbiasa
menjalankan ajaran agama sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangannya.
Makalah ini mencoba menyajikan materi dan teori tentang landasan
pendidikan agama dan moral anak baik berupa landasan yuridis, empiris maupun
landasan keilmuan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut Pendidikan Agama dan Moral anak?
2. Apa saja yang menjadi landasan pendidikan agama dan moral anak?
3. Apa landasan yuridis dalam pendidikan agama dan moral anak ?
4. Apa landasan empiris dalam pendidikan agama dan moral anak?
5. Apa landasan keilmuan dalam pendidikan agama dan moral anak?

C. Manfaat penulisan makalah


1. Mengetahui pengertian Pendidikan Agama dan Moral anak;
2. Mengetahui landasan pendidikan agama dan moral anak;
3. Mengetahui landasan yuridis dalam pendidikan agama dan moral anak;
4. Mengetahui landasan empiris dalam pendidikan agama dan moral anak;
5. Mengetahui landasan keilmuan dalam pendidikan agama dan moral anak.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Agama dan Moral anak dan Landasannya


A.1 Pendidikan Agama Anak usia Dini
Pendidikan agama ialah pendidikan yang mencakup penanaman
nilai-nilai keagamaan dengan ajaran agama dan kepercayaan
masing-masing. Pendidikan agama harus ditanamkan pada anak
sedini mungkin, bahkan saat anak masih dalam kandungan.
Dalam pandangan Islam, manusia lahir dengan membawa fitrah
keagamaan yang harus dikembangkan lebih optimal lagi, yaitu
oleh orang tua sebagai pendidik pertama dan utama, agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan-nya. 3
Pendidikan agama merupakan salah satu dari tiga subyek pelajaran yang
harus dimasukkan dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan formal di
Indonesia. Hal ini karena kehidupan beragama merupkan salah satu dimensi
kehidupan yang diharapkan dapat terwujud secara terpadu .4
Membicarakan pendidikan agama dalam dunia pendidikan anak usia dini,
pendidikan agama bagi anak usia dini diarahkan untuk menstimulasi,
membimbing, mengasuh, dan menawarkan aktifitas pembelajaran yang
menghasilkan pemahaman, kemampuan dan keterampilan pada anak sebagai
fondasi bagi keimanan mereka agar kelak tumbuh menjadi pribadi yang
utuh. Dengan kata lain, pendidikan agama, sama dengan pendidikan secara
umum, menargetkan tiga aspek pengembangan anak berupa dimensi
kognitif, afektif dan psikomotorik. Artinya, pendidikan agama yang didapat
anak harus mencakup pemberian pengetahuan, kemampuan mempraktekkan
dan kecakapan yang tumbuh sebagai kebiasaan positif anak. Tidak ada
keraguan bahwa pendidikan agama yang diperoleh sejak usia dini akan
memberi pengaruh terhadap perkembangan agama anak selanjutnya.5

3
Mufatihatut Taubah, Pendidikan Anak Dalam Keluarga Perspektif Islam Jurnal
Pendidikan Agama Islam Volume 03, Nomor 01, Mei 2015. Hal. 114
4
Chabib Thoha, Dkk, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
1999). Hal.1
5
Mahdi M. Ali, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Usia Dini, Jurnal

3
A.2 Pendidikan Moral Anak Usia Dini
Perkembangan moral sangat erat kaitannya dengan budi pekerti, sikap sopan
santun, dan kemauan dalam melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan
sehari-hari. Sedangkan moral menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
adalah: (1) Ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai
perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. (2) kondisi mental yang
membuat orang berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dan sebagainya;
isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan. (3)
ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita.6
Moral merupakan nilai yang berkaitan tentang baik-buruk kelakuan
manusia. Olehnya itu, moral berkaitan dengan nilai terutama nilai afektif
(sikap). Moralitas merupakan aspek kepribadian seseorang dalam kaitannya
dengan kehidupan sosial secara harmonis, adil dan seimbang. Perilaku
moral sangat diperlukan demi terwujudnya kehidupan yang damai, teratur,
tertib, dan harmonis.7
Daryono mengemukakan bahwa: ”Pendidikan moral adalah merupakan
suatu usaha sadar untuk menanamkan nilai-nilai moral pada anak didik
sehingga anak bisa bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-
nilai moral tersebut”.8
Pendidikan moral yang dilaksanakan sejak usia dini bukanlah suatu usaha
yang tiada berguna. Kristin A. Termini dan Jeannie A. menjelaskan “Moral
behavior is of great concern to society in general and to parents, teachers
and others who care for children. “Moral development” is the process
through which children acquire the concepts of right and wrong.” Moral
yang baik berasal dari lingkungan yang bermoral baik, karena lingkungan
(baik lingkungan masyarakat, keluarga, maupun sekolah) menjadi sumber
belajar bagi anak dalam berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku.
Anak bermoral tidak hadir secara instant. Anak bermoral dihasilkan melalui

Edukasi Vol 1, Nomor 2, July 2015 Hal. 191


6
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan (Ed. Kelima).
Jakarta., 2017
7
Rubini, Pendidikan Moral Dalam Persfektif Islam. Jurnal Komunikasi Dan Pendidikan
Islam, 8(1) 2019, 225–271.
8
Syaparuddin, Syaparuddin, and Elihami Elihami. "Peranan pendidikan nonformal dan
sarana pendidikan moral." Jurnal edukasi nonformal 1.1 (2019), h. 178

4
proses yang dilalui setiap hari dalam pembinaan moral yang baik, seperti
membedakan mana yang baik dan mana yang salah. Anak terus-menerus
membutuhkan bimbingan dari orang dewasa yang ada di sekitarnya untuk
mengetahui hal-hal baik atau tata nilai yang berlaku di masyarakatnya. Oleh
karena itu orang dewasa disekitar anak harus siap menjadi model dan
teladan bagi anak dalam membentuk moral yang baik.9
Menurut Piaget (1965), perkembangan moral meliputi tiga tahap, yaitu (1)
premoral, (2) moral realism, dan (3) moral relativism. Sementara Kolhberg
(Power, Higgins, & Kohlberg, 1989) menyatakan bahwa perkembangan
moral mencakup (1) preconventional, (2) conventional, dan (3)
postconventional. Esensi kedua teori tersebut sama, yaitu pada tahap awal
anak belum mengenal aturan, moral, etika, dan susila. Kemudian,
berkembang menjadi individu yang mengenal aturan, moral, etika, dan
susila dan bertindak sesuai aturan tersebut.
Pada akhirnya, moral, aturan, etika dan susila ada dalam diri setiap anak di
mana perilaku ditentukan oleh pertimbangan moral dalam dirinya bukan
oleh aturan atau oleh keberadaan orang lain; meskipun tidak ada orang lain,
ia malu melakukan hal-hal yang tidak etis, asusila, dan amoral. Jadi, untuk
anak usia dini, perkembangan moral anak umumnya pada tahap premoral
dan moral realism. Pada tahap ini ada banyak aturan, etika, dan norma yang
anak tidak tahu dan anak belum bisa memahaminya. Untuk itu pendidikan
karakter di dalam fase pendidikan anak usia dini baru dalam tahap
pengenalan dan pembiasaan berperilaku sesuai norma, etika, dan aturan
yang ada.10
B. Landasan Yuridis Pendidikan Agama dan Moral Anak
Dasar Yuridis/Hukum Dasar yuridis, yakni dasar pelaksanaan pendidikan
agama yang berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat
menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara
formal.

9
Kristin A. Termini & Jeannie A. Golden. Moral Behaviors: What Can Behaviorists Learn
from the Developmental Literature?. International Journal of Behavioral Consultation and Therapy
Volume 3, No. 4, 2007, h. 477-478
10
Slamet Suyanto, Pendidikan Karakter untuk Anak Usia Dini, Vol. 1, No. 1, (Juni: 2012)

5
Dasar yuridis tersebut terdiri dari tiga macam yaitu:
a) Dasar Ideal yaitu dasar falsafah negara Pancasila, pada sila pertama:
Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada sila yang pertama ini mengandung
pengertian bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama.
Untuk merealisasikan hak tersebut di atas diperlukan adanya pendidikan
agama untuk mewujudkan sila pertama yang tercantum pada pancasila
tersebut.
b) Dasar Struktural/Konstitusional yaitu UUD 1945 dalam Bab XI pasal 29
ayat 1 dan 2, yang berbunyi : 1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan
Yang Maha Esa 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama
dan kepercayaannya. Bunyi dari Undang-Undang tersebut mengandung
pengertian bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama.
Disamping itu negara juga menjamin dan melindungi rakyatnya yang
beragama dan memberikan kebebasan untuk beribadah menurut
agamanya masing-masing.
c) Dasar Operasional yaitu dasar yang secara langsung mengatur
pelaksanaan pendidikan. Pelaksanaan pendidikan agama secara jelas
terdapat dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973 yang kemudian dikukuhkan
dalam Tap MPR No. IV/MPR 1978. Ketetapan MPR No. II/MPR/1983,
diperkuat oleh Tap. MPR No. II/MPR/1988 dan Tap. MPR No. II/MPR/
1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara yang pada pokoknya
menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara langsung
dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah formal, mulai dari
sekolah dasar hingga perguruan tinggi.11 Dan pelaksanaan pendidikan
agama secara jelas juga telah diatur dalam UU RI No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB X pasal 37 yang dijelaskan
bahwa pendidikan agama wajib ada dalam kurikulum pendidikan dasar,
menengah dan tinggi.12

11
Majid, Belajar Dan Pembelajaran, ..., Hal. 14
12
Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional,(Bandung: CITRA UMBARA, 2003), h. 25

6
C. Landasan Empiris Pendidikan Agama dan Moral Anak
Landasan empiris adalah landasan yang diambil berdasarkan fakta yang
terjadi di lapangan. Dalam konteks pendidikan agama dan moral anak usia dini,
landasan ini sangat erat kaitannya dengan rendahnya layanan pendidikan pra
sekolah yang berdampak pada rendahnya kualitas sumberdaya manusia
Indonesia.13 Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kejadian-kejadian yang muncul
dalam bentuk dekadensi moral dalam kehidupan manusia yang saat ini bukan
hanya terjadi pada orang dewasa melainkan juga pada anak-anak. Maka sudah
seharusnya bagi setiap individu yang hidup bersosial dengan kedudukannya
sebagai masyarakat yang beragama dan warga negara Indonesia khususnya
hamba Allah pada umumnya harus ikut bertanggungjawab dan berusaha untuk
mencurahkan perhatian terhadap perbaikan segala aspek kehidupan sehingga
tercapainya apa yang disebut sebagai khalifah di muka bumi dan sebagai
manusia insan kamil. Keluarga merupakan penanggungjawab utama dalam
optimalisasi tumbuh kembang anak peranan pemerintah adalah memfasilitasi
masyarakat agar mereka dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak.Bertitik
tolak pada uraian diatas maka untuk menghadapi masalah besar yang
dihadapi oleh para orang tua, masyarakat dan negara maka penting sekali
adanya terapi untuk mencegah timbulnya masalah yang berkelanjutan dengan
melalui pendidikan dini pada anak berdasarkan kaidah agama.14
D. Landasan Keilmuan Pendidikan Agama dan Moral Anak
Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi aspek keilmuan yang
menunjang kehidupan anak. Terkait dengan perkembangan anak tersebut,
landasan keilmuan dalam pendidikan agama dan moral anak merupakan landasan
yang banyak sekali penelitian yang menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia
dini sangat penting, antara lain yang menjelaskan bahwa pada waktu manusia
dilahirkan, kelengkapan organisasi otak memuat 100-200 milyar sel otak yang
diap dikembangkan serta diaktualisasikan mencapai tingkat perkembangan potensi
tertinggi, tetapi hasil riset membuktikan bahwa hanya 5% dari potensi otak itu

13
Nanang Abdul Jamal, Ahmad Wahyud, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam,
Tadzkirah : Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 1 Nomor 1 2021: h.4
14
Raden Nurhayati, Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Undang –Undang No, 20 Tahun
2003 Dan Sistem Pendidikan Islam. Al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 3, No. 2,July 2020
h.60-61

7
yang terpakai. Hal itu disebabkan kurangnya stimulasi yang mengoptimalkan
fungsi otak.15 Sehingga dalam usaha memaksimalkan fungsi otak tersebut dalam
bentuk pendidikan.
Pendidikan mempunyai makna yaitu adalah kata education, pada dasarnya
yang dijelaskan baha kata dasar yakni educate atau yang mempunyai baasa lain
yaitu educo. educo berarti menumbuhkan sesuatu yang berkembang pada diri anak
sejak dulu, melatih, melakukan dari pada suatu hukum pemakaian. Menurut
pendapat yang lain kata education mempunyai asal kata dari educate yang bisa
diartikan sebagai mengembangkan diri atau melunakkan diri. Yang berarti dimana
anak didik harus dituntut untuk bisa berubah sedikit demi sedikit yang awalnya
kelihatan buruk menjadi terlatih lebih baik lagi, karena konsep ini mempunyai
banyak pemikiran. Sehingga dapat dipahami, bahwa rencana dalam suatu
pemikiran ini adalah suatu pekembangan anak yakni yang menemani atau selalu
membantu mengambangkan, membesarkan, menjadikan anak yang mulanya tidak
terlalu baik unuk menjadi lebih baik. 16

15
Nini Aryani. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Pendidikan Islam
POTENSIA: Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 1, No. 2, Juli – Desember 2015 h. 218
16
Dono Koesoema, Pendidian Karakter; Srategi Mendidik anak di Zaman Global, (Jakarta:
Grasindo, 2011), h. 53

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan makalah yang telah diuraikan, dapat diambil


kesimpulan bahwa:

1. Pendidikan agama ialah pendidikan yang mencakup


penanaman nilai-nilai keagamaan dengan ajaran agama dan
kepercayaan masing-masing. Pendidikan agama harus ditanamkan
pada anak sedini mungkin, bahkan saat anak masih dalam
kandungan. Dalam pandangan Islam, manusia lahir dengan
membawa fitrah keagamaan yang harus dikembangkan lebih
optimal lagi, yaitu oleh orang tua sebagai pendidik pertama dan
utama, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada
Tuhan-nya dan adapun pendidikan moral adalah Pendidikan moral
adalah merupakan suatu usaha sadar untuk menanamkan nilai-nilai
moral pada anak didik sehingga anak bisa bersikap dan
bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai moral tersebut

2. Pendidikan agama dan moral anak memiliki beberapa landasan di


antaranya landasan yuridis, ladasan empirik atau landasan empiris dan
landasan keilmuan;

3. Landasan yuridis untuk Pendidikan agama dan moral anak adalah dasar
pelaksanaan pendidikan agama dan moral anak yang berasal dari
perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi
pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara
formal..

4. Landasan empiris pendidikan agama dan moral anak adalah landasan


yang diambil dari data dan fakta yang terjadi dalam kehidupan nyata
anak, baik berupa lingkugan keluarga maupun sosial lainnya yang
menguatkan alasan untuk pelaksanaan pendidikan agama dan moral

9
pada pendidikan anak usia dini.

5. Landasan keilmuan adalah landasan ilmiah yang menjadi dasar


pelaksanaan pendidikan agama dan moral anak yang dilihat dari segi
ilmiah, hal ini terkait dengan karakter dan kemampuan serta potensi
anak yang dibawa sejak anak tersebut dilahirkan ke dunia.

B. Saran

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penyaji mengharapkan
krittik dan saran agar dapat menjadi pelajaran dan evaluasi sehingga manjadi
lebih baik dalam penyajian makalah di masa mendatang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dono Koesoema, Pendidian Karakter; Srategi Mendidik anak di Zaman Global,


(Jakarta: Grasindo, 2011)
Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, (Bandung: CITRA UMBARA, 2003)
Ali, Mahdi M. "Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Usia
Dini." JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling 1.2 (2016): 190-
215.
Aryani, Nini. "Konsep pendidikan anak usia dini dalam perspektif pendidikan
islam." POTENSIA: Jurnal Kependidikan Islam 1.2 (2015): 213-227.
Gates, Brian E. "Where is the moral in Citizenship Education?." Journal of Moral
Education 35.4 (2006): 437-441.
Jamal, Nanang Abdul, and Ahmad Wahyudi. "Pendidikan Anak Usia Dini Dalam
Islam." Tadzkirah: Jurnal Pendidikan Dasar (2021): 1-12
Nurhayati, Raden. "Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Undang–Undang No, 20
Tahun 2003 Dan Sistem Pendidikan Islam." Al-Afkar, Journal For Islamic
Studies (2020): 57-87.
Nurul Zuriah. 2007. Pendidikan Moral Dan Budi Pekerti Dalam Perspektif
Perubahan: Menggagas P Latform Pendidikan Budi Pekerti Secara
Kontekstual Dan Futuristikc. Jakarta: Bumi Aksara
Rubini, Rubini. "Pendidikan Moral Dalam Perspektif Islam." AL-MANAR: Jurnal
Komunikasi dan Pendidikan Islam 8.1 (2019): 225-271.
Syaparuddin, Syaparuddin, and Elihami Elihami. "Peranan pendidikan nonformal
dan sarana pendidikan moral." Jurnal edukasi nonformal 1.1 (2019): 173-
186
Taubah, Mufatihatut. "Pendidikan anak dalam keluarga perspektif Islam." Jurnal
Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) 3.1 (2015):
109-136.
Termini, Kristin A., and Jeannie A. Golden. "Moral behaviors: What can
behaviorists learn from the developmental literature?." International
Journal of Behavioral Consultation and Therapy 3.4 (2007): 477.

11

Anda mungkin juga menyukai