Disusun Oleh :
Kelompok 8
1. Puteri Hermawati Lestari (1215210011)
2. M. Rasyid Ridho Rohman (1215192996)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah tepat waktu. Adapun judul
dari makalah ini adalah “ PAUD Dalam Perspektif Islam”.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas semester 4 dari Bapak Suparman
S. Pd. I, M. Si dan diharapkan dapat menambah wawasan penulis serta pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Oleh karena itu, kami menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun
dari berbagai pihak. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami
memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Kapita Selekta
Pendidikan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian PAUD dalam Perspektif Islam
B. Metode PAUD dalam Perspektif Islam
C. Evaluasi PAUD dalam Perspektif Islam
D. Landasan PAUD dalam Perspektif Islam
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Ditinjau dari struktur keluarga, anak merupakan bagian tidak terpisahkan dari
sebuah keluarga, karena hubungan pokok dalam sebuah keluarga adalah antara
suami, isteri dan orangtua dengan anak. Anak merupakan amanah di tangan kedua
orangtuanya, hatinya yang bersih merupakan permata yang berharga, lugu dan
bebas dari segala macam ukiran dan gambaran. Anak lahir dalam pemeliharaan
orangtua dan dibesarkan di dalam keluarga. Orangtua tanpa ada yang memerintah
langsung memikul tugas sebagai pendidik, baik bersifat sebagai pemelihara,
sebagai pengasuh, sebagai pembimbing, sebagai pembina maupun sebagai guru
dan pemimpin terhadap anak-anaknya.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan peletak dasar pertama dan
utama dalam pengembangan pribadi anak, baik berkaitan dengan karakter,
kemampuan fisik, kognitif, bahasa, seni, sosial emosional, spiritual, disiplin diri,
konsep diri, maupun kemandirian dan panca indra. PAUD memegang peranan
yang sangat penting dan menentukan bagi sejarah perkembangan anak
selanjutnya, karena merupakan fondasi bagi dasar kepribadian anak.
Dalam Islam Pendidikan Anak Usia Dini juga mendapat perhatian khusus.
Salah satu alasan mengapa Islam memberi perhatian terhadap Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) yakni Islam datang ke dunia dalam situasi yang kacau: sosial,
ekonomi, politik, budaya, hukum, dan sebagainya. Situasi seperti ini dalam
beberapa kasus tampak terulang kembali sehingga perlu ada solusi untuk
mengatasinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Pendidikan Anak Usia Dini dalam perspektif
Islam?
2. Bagaimana metode Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Islam?
3. Bagaimana evaluasi Pendidikan Anak Usia Dini dalam perspektif Islam?
4. Apa saja landasan Pendidikan Anak Usia Dini dalam perspektif Islam?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari Pendidikan Anak Usia Dini dalam
perspektif Islam.
2. Untuk mengetahui metode yang digunakan di Pendidikan Anak Usia Dini
dalam perspektif Islam.
3. Untuk mengetahui evaluasi Pendidikan Anak Usia Dini dalam perspektif
Islam.
4. Untuk mengetahui landasan Pendidikan Anak Usia Dini dalam perspektif
Islam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi
anak sejak lahir sampai dengan usia enamtahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Dengan demikian, Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spritual), sosial
emosional (sikap dan prilaku serta agama) bahasa dan komunikasi sesuai dengan
keunikan, dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Perspektif Islam yang dimaksudkan dalam kajian ini adalah sudut pandang
Islam tentang pendidikan anak usia dini dengan berdasar pada Peraturan Pemerintah
Nomor 55 Tahun 2007 tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan serta
kembali kepada sumber ajaran Islam yakni Al-Quran dan hadis.
2
dengan ilmu-Ilmu umum dan keterampilan dan Ilmu agama Islam.(Brier & lia dwi
jayanti, 2020)
3
kewajiban yang diperintahkan Allah. Ini merupakan metode pendidikan Islam
yang didasarkan atas fitrah yang diberikan Allah kepada manusia
Rangkaian akhir dari suatu proses pendidikan anak usia dini adalah evaluasi
atau penilaian. Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan
suatu pekerjaan di dalam proses pendidikan. Dalam pendidikan Islam, termasuk juga
pendidikan anak usia dini, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dari
sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai
alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses
pendidikan dan proses pembelajaran.
4
1. Portofolio yaitu penilaian berdasarkan kumpulan hasil kerja anak yang dapat
menggambarkan sejauhmana keterampilan anak berkembang.
2. Unjuk kerja (performance) merupakan penilaian yang menuntut anak untuk
melakukan tugas dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktik
menyanyi, olahraga, atau memperagakan sesuatu perbuatan; seperti cara
menggosok gigi, cara beristinja, cara berwudhu’ dan sedikit tentang gerakan
dalam sholat.
3. Penugasan (project) merupakan tugas yang harus dikerjakan anak yang
memerlukan waktu yang relativ lama dalam mengerjakannya, misalnya
melakukan percobaan menanam biji.
4. Hasil karya (product) merupakan hasil kerja anak setelah melakukan suatu
kegiatan.
Seluruh kegiatan evaluasi yang dilakukan dalam pendidikan anak usia dini adalah
untuk mengetahui perkembangan anak didik, yang mencakup dua aspek utama yaitu
aspek pembiasan dan kemampuan dasar. Pada aspek pembiasaan, penilaian meliputi
tentang perkembangan moral dan nilai-nilai agama, social, emosional dan
kemandirian. Sedangkan pada aspek kemampuan dasar penilaiannya meliputi;
kemampuan berbahasa, kemampuan kognitif, kemampuan fisik/motorik, dan
kemampuan seni. (Alanshori, 2018)
1. Landasan Yuridis
Melihat fungsi dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah di
atas, memberikan makna bahwa sehebat apapun potensi berkembang, bangsa ini tetap
berkeinginan untuk melandasinya dengan pilar keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan yang Maha Esa. Sehingga ibarat bangunan yang akan dibentuk maka fondasi
yang kuat akan mampu menjamin terbentuknya sebuah bangunan fisik yang kokoh
dan tidak goyah. Semua landasan yuridis ini tentu mengingatkan pada hal yang
5
esensial dari pranata sosial kehidupan bangsa ini, yang sangat mengagungkan makna
ajaran agama dalam kehidupannya.
Pendidikan dasar anak usia dini pada dasarnya berdasarkan pada nilai-nilai
filosofi dan religi yang dipegang oleh lingkungan yang berada disekitar anak dan
agama yang dianutnya. Dalam Islam dikatakan bahwa “seorang anak terlahir dalam
keadaan firah/Islam/lurus, orang tualah yang membuat anaknya menjadi yahudi,
nasrani dan majusi,” maka bagaimana kita bisa menjaga dan meningkatkan potensi
kebaikan tersebut dan hal itu tentunya harus dimulai sejak usia dini.
Ketika manusia dilahirkan ke dunia, tak satupun orang yang dilahirkan berada
dalam kesempurnaan, baik dalm pandangan fisik maupun rohani. Ketidaksempurnaan
manusia itu merupakan pertanda bahwa betapa manusia memerlukan bantuan orang
lain, pendidikan, aturan hidup, dan kelengkapan hidup lainnya. Salah satu
kelengkapan hidup yang akan mampu menghantarkan manusia dalam kehidupannya
untuk mencapai martabat yang mulia adalah dibutuhkannya ajaran nilai-nilai
keagamaan. Ajaran agama berasal dari Tuhan Yang Maha Pencipta, pemilik alam
semesta, yang berhak membuat aturan hidup bagi makhluk yang diciptakannya.
Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi aspek keilmuan yang
menunjang kehidupan anak dan terkait dengan perkembangan anak. Konsep keilmuan
PAUD bersifat isomorfis artinya kerangka keilmuan PAUD dinangun dari interdisplin
ilmu yang merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu, di antaranya psikologi,
fisiologi, sosioligi, ilmu pendidikan anak, antropologi, humaniora, kesehatan dan gizi
serta neorosains.
Pada saat anak dilahirkan sudah dibekali oleh Tuhan dengan struktur otak
yang lengkap, namun baru mencapai kematangannya setelah pengaruh pendidikan di
luar kandungan. Otak manusia terdiri dari dua belahan, kiri (left helmisphere) dan
kanan (right hemisphere) yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut
corpuss callasum. Kedua belahan otak tersebut memiliki fungsi, tugas dan respon
berbeda dan harus tumbuh dalam keseimbangan. Belahan otak kiri berfungsi untuk
6
berfikir rasional, analitis, berurutan, linier, saintifik seperti membaca, bahasa dan
berhitung. Adapun belahan otak kanan berfungsi untuk mengembangkan imajinasi
dan kreativitas. Bila pelaksanaan pembelajaran di PAUD memberikan banyak
pelajaran menulis, berhitung dan membaca seperti yang dilaksanakan dewasa ini,
akan mengakibatkan fungsi imajinasi dan kreativitas pada belahan otak kanan
terabaikan.
E. Kurikulum dan Materi Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Pendidikan Islam
Ada berbagai bentuk kurikulum yang dikembangkan oleh para ahli dalam
pendidikan anak usia dini. Ada yang disebut dengan Kurikulum terpisah-pisah, yakni
kurikulum mempunyai mata pelajaran yang tersendiri satu dengan lainnya tidak ada
kaitannya, karena masing-masing mata pelajaran mempunyai organisasi yang
terintegrasikan. Ada pula Kurikulum saling berkaitan, yakni antara masing-masing
mata pelajaran ada keterkaitan, antara dua mata pelajaran masih ada kaitannya.
Dengan demikian anak mendapat kesempatan untuk melihat keterkaitan antara mata
pelajaran, sehingga anak masih dapat belajar mengintegrasikan walaupun hanya
antara dua mata pelajaran.
Dalam kaitannya dengan materi pendidikan untuk anak usia dini, Ibnu Sina
telah menyebutkan dalam bukunya yang berjudul As-Siyasah, ide-ide yang cemerlang
dalam mendidik anak. Dia menasihati agar dalam mendidik anak dimulai dengan
mengajarkannya al Qur'an al-Karim yang merupakan persiapan fisik dan mental untuk
belajar
7
BAB III
KESIMPULAN
I. Dasar pendidikan anak usia dini adalah ajaran Islam yang bersumber pada Al Qur-
an dan hadis terutama tentang adanya kewajiban menuntut ilmu bagi setiap individu Muslim
laki-laki perempuan, anak-anak maupun dewasa. Sedangkan tujuannya adalah memelihara
fitrah anak agar menjadi jiwa yang fitrah sesuai ajaran Islam dan akan membawa anak pada
kehidupan yang diridhoi Allah, bahagia di dunia dan di akhirat.
2. Materi atau kurikulum yang harus diberikan pada anak usia dini adalah materi
dasar-dasar ajaran Islam; seperti mengenal Allah, Rasul dan Kitab-Nya, belajar bersuci
(thaharah), belajar sholat, belajar membaca Al Qur-an, dan pelajaran akhlakul karimah, serta
pelajaran umum lainnya yang berguna bagi perkembangan dan kehidupan anak di masa anak-
anak maupun masa dewasanya kelak.
3. Metode pengajaran yang dapat diterapkan dalam pendidikan anak usia dini; antara
lain adalah metode keteladanan, pembiasaan, latihan, permainan, nyayian, dan cerita (kisah-
kisah), targhib dan tarhib, serta dengan cara pemberian pujian, sanjungan dan hadiah atau
penghargaan kepada anak.
4. Evaluasi terhadap pendidikan anak usia dini dapat dilakukan melalui pengamatan
dan pencatatan anekdot. Dengan menggunakan alat-alat evaluasi seperti; portofolio, unjuk
kerja (performance), penugasan (project), dan hasil karya (product).
8
DAFTAR PUSTAKA
Alanshori, M. Z. (2018). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Prespektif Islam. JCE (Journal
of Childhood Education), 1(1), 56–67. https://doi.org/10.30736/jce.v1i1.6
Brier, J., & lia dwi jayanti. (2020). PAUD Pendidikan Anak Usia Dini dalam perspektif Islam
(Vol. 21, Issue 1). http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203