Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PAUD Dalam Perspektif Islam


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kapita Selekta Pendidikan
Dosen Pengampu : Suparman S. Pd. I, M. Si

Disusun Oleh :
Kelompok 8
1. Puteri Hermawati Lestari (1215210011)
2. M. Rasyid Ridho Rohman (1215192996)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NATUNA
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah tepat waktu. Adapun judul
dari makalah ini adalah “ PAUD Dalam Perspektif Islam”.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas semester 4 dari Bapak Suparman
S. Pd. I, M. Si dan diharapkan dapat menambah wawasan penulis serta pembaca.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan penyempurnaan,


terutama pada bagian isi.

Oleh karena itu, kami menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun
dari berbagai pihak. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami
memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Kapita Selekta
Pendidikan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan

Ranai, 23 Feb 2023

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian PAUD dalam Perspektif Islam
B. Metode PAUD dalam Perspektif Islam
C. Evaluasi PAUD dalam Perspektif Islam
D. Landasan PAUD dalam Perspektif Islam
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ditinjau dari struktur keluarga, anak merupakan bagian tidak terpisahkan dari
sebuah keluarga, karena hubungan pokok dalam sebuah keluarga adalah antara
suami, isteri dan orangtua dengan anak. Anak merupakan amanah di tangan kedua
orangtuanya, hatinya yang bersih merupakan permata yang berharga, lugu dan
bebas dari segala macam ukiran dan gambaran. Anak lahir dalam pemeliharaan
orangtua dan dibesarkan di dalam keluarga. Orangtua tanpa ada yang memerintah
langsung memikul tugas sebagai pendidik, baik bersifat sebagai pemelihara,
sebagai pengasuh, sebagai pembimbing, sebagai pembina maupun sebagai guru
dan pemimpin terhadap anak-anaknya.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan peletak dasar pertama dan
utama dalam pengembangan pribadi anak, baik berkaitan dengan karakter,
kemampuan fisik, kognitif, bahasa, seni, sosial emosional, spiritual, disiplin diri,
konsep diri, maupun kemandirian dan panca indra. PAUD memegang peranan
yang sangat penting dan menentukan bagi sejarah perkembangan anak
selanjutnya, karena merupakan fondasi bagi dasar kepribadian anak.
Dalam Islam Pendidikan Anak Usia Dini juga mendapat perhatian khusus.
Salah satu alasan mengapa Islam memberi perhatian terhadap Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) yakni Islam datang ke dunia dalam situasi yang kacau: sosial,
ekonomi, politik, budaya, hukum, dan sebagainya. Situasi seperti ini dalam
beberapa kasus tampak terulang kembali sehingga perlu ada solusi untuk
mengatasinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Pendidikan Anak Usia Dini dalam perspektif
Islam?
2. Bagaimana metode Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Islam?
3. Bagaimana evaluasi Pendidikan Anak Usia Dini dalam perspektif Islam?
4. Apa saja landasan Pendidikan Anak Usia Dini dalam perspektif Islam?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari Pendidikan Anak Usia Dini dalam
perspektif Islam.
2. Untuk mengetahui metode yang digunakan di Pendidikan Anak Usia Dini
dalam perspektif Islam.
3. Untuk mengetahui evaluasi Pendidikan Anak Usia Dini dalam perspektif
Islam.
4. Untuk mengetahui landasan Pendidikan Anak Usia Dini dalam perspektif
Islam.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Islam

Pendidikan anak usia dini yang berdasar kepada Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB I
pasal 1 angka 14 bahwa:

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi
anak sejak lahir sampai dengan usia enamtahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Selanjutnya dalam penjelasan ayat 28 diungkapkan bahwa Pendidikan anak


usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan
merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar.

Dengan demikian, Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spritual), sosial
emosional (sikap dan prilaku serta agama) bahasa dan komunikasi sesuai dengan
keunikan, dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Perspektif Islam yang dimaksudkan dalam kajian ini adalah sudut pandang
Islam tentang pendidikan anak usia dini dengan berdasar pada Peraturan Pemerintah
Nomor 55 Tahun 2007 tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan serta
kembali kepada sumber ajaran Islam yakni Al-Quran dan hadis.

Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pendidikan anak usia


dini menekankan beberapa hal poin pokok yang dikembangkan dalam penelitian ini
yakni konsep dan kebijakan pendidikan anak usia dini.

Pembahasan konsep dituangkan dengan jelas pada Pasal 15 ayat 1 Peraturan


Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang pendidikan agama dan pendidikan
keagamaan menyebutkan bahwa Pendidikan diniyah formal menyelenggarakan
pendidikan ilmu-ilmu yang bersumber dari ajaran agama Islam pada jenjang
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.

Penjelasan pasal tersebut menjelaskan bahwa ilmu-ilmu yang bersumber dari


ajaran agama Islam meliputi ilmu Agama Islam (dirasah Islamiyah), atau terpadu

2
dengan ilmu-Ilmu umum dan keterampilan dan Ilmu agama Islam.(Brier & lia dwi
jayanti, 2020)

B. Metode Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Islam

Untuk merealisasikan pelaksanaan kegiatan pendidikan pada anak usia dini


serta guna mencapai hasil yang menggembirakan, para pendidik hendaklah senantiasa
mencari berbagai metode yang efektif, serta mencari kaidah-kaidah pendidikan yang
berpengaruh dalam mempersiapkan dan membantu pertumbuhan anak usia dini, baik
secara mental dan moral, spiritual dan etos sosial. Dengan bersumberkan kepada Al
Qur-an dan hadis, ada beberapa metode pendidikan Islam yang dapat dan layak
diterapkan pada kegiatan pendidikan terhadap anak usia dini. Metode dimaksud
adalah:

1. Metode dengan Keteladanan


Keteladanan dalam pendidikan Islam, merupakan metode yang berpengaruh
dan terbukti berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral,
spiritual, dan etos sosial anak sejak usia dini. Hal ini karena pendidik adalah
figure terbaik dalam pandangan anak didik yang tindak tanduknya dan sopan
santunnya, disadari atau tidak akan menjadi perhatian anak-anak sekaligus
ditirunya.

2. Pendidikan dengan Latihan dan Pengamalan


Dalam hal pendidikan melalui latihan pengamalan, Rasulullah SAW, sebagai
pendidik Islam yang pertama dan utama sesungguhnya telah menerapkan metode
ini dan ternyata memberikan hasil yang menggembirakan bagi perkembangan
Islam di kalangan sahabat. Dalam banyak hal, Rasul senantiasa mengajarkannya
dengan disertai latihan pengamalannya, di antaranya; tatacara bersuci, berwudhu,
melaksanakan şhalat, berhaji dan berpuasa.

3. Mendidik melalui permainan, nyanyian, dan cerita


Sesuai dengan pertumbuhannya, anak usia dini memang lagi gemar-gemarnya
melakukan berbagai permainan yang menarik bagi dirinya. Berkaitan dengan ini,
maka pendidikan melalui permainan merupakan satu metode yang menarik
diterapkan dalam pendidikan anak usia dini. Tentu saja permainan yang positif
dan dapat mengembangkan intelektual dan kreativitas anak-anak. Bagi anak-anak
usia balita, bermain dengan ibu tentu lebih banyak dampak positifnya karena lebih
memperlancar komunikasi antara keduanya, adalah teman terbaik bagi mereka.

4. Mendidik dengan Targhib dan Tarhib


Targhib adalah janji yang disertai dengan bujukan dan membuat senang
terhadap sesuatu maslahat, kenikmatan, atau kesenangan akhirat. Sedangkan
tarhib adalah ancaman dengan siksaan sebagai akibat melakukan dosa atau
kesalahan yang dilarang oleh Allah, atau akibat lengah dalam menjalankan

3
kewajiban yang diperintahkan Allah. Ini merupakan metode pendidikan Islam
yang didasarkan atas fitrah yang diberikan Allah kepada manusia

5. Pujian dan Sanjungan


Tidak diragukan lagi, pujian terhadap anak mempunyai pengaruh yang sangat
dominan terhadap dirinya, sehingga hal itu akan menggerakkan perasaan dan
inderanya. Dengan demikian, seorang anak akan bergegas meluruskan perilaku
dan perbuatannya. Jiwanya akan menjadi riang dan juga senang dengan pujian ini
untuk kemudian semakin aktif. Rasulullah sebagai manusia yang mengerti tentang
kejiwaan manusia telah mengingatkan akan pujian yang memberikan dampak
positif terhadap jiwa anak, jiwanya akan tergerak untuk menyambut dan
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.

6. Menanamkan Kebiasaan yang Baik


Dalam usaha memberikan pendidikan dan membantu perkembangan anak usia
dini, selainpengembangan kecerdasan dan keterampilan, perlu juga sejak dini
ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang positif. Pendidikan dengan mengajarkan
dan pembiasaan adalah pilar terkuat untuk pendidikan anak usia dini, dan metode
paling efektif dalam membentuk iman anak dan meluruskan akhlaknya, sebab
metode ini berlandasakan pada pengikutsertaan. Tidak diragukan lagi, mendidik
dengan cara pembiasaan anak sejak dini adalah paling menjamin untuk
mendatangkan hasil positif, sedangkan mendidik dan melatih setelah dewasa
sangat sukar untuk mencapai kesempurnaan.

C. Evaluasi Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Islam

Rangkaian akhir dari suatu proses pendidikan anak usia dini adalah evaluasi
atau penilaian. Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan
suatu pekerjaan di dalam proses pendidikan. Dalam pendidikan Islam, termasuk juga
pendidikan anak usia dini, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dari
sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai
alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses
pendidikan dan proses pembelajaran.

Dalam ruang lingkup terbatas, evaluasi dilakukan dalam rangka mengetahui


tingkat keberhasilan pendidikan dalam menyampaikan materi pendidikan kepada
peserta didik. Sedangkan dalam lingkup yang lebih luas, evaluasi dilakukan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahan suatu proses pendidikan dalam
mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.

Beberapa alat penilaian yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran


perkembangan kemampuan dan perilaku anak, antara lain adalah:

4
1. Portofolio yaitu penilaian berdasarkan kumpulan hasil kerja anak yang dapat
menggambarkan sejauhmana keterampilan anak berkembang.
2. Unjuk kerja (performance) merupakan penilaian yang menuntut anak untuk
melakukan tugas dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktik
menyanyi, olahraga, atau memperagakan sesuatu perbuatan; seperti cara
menggosok gigi, cara beristinja, cara berwudhu’ dan sedikit tentang gerakan
dalam sholat.
3. Penugasan (project) merupakan tugas yang harus dikerjakan anak yang
memerlukan waktu yang relativ lama dalam mengerjakannya, misalnya
melakukan percobaan menanam biji.
4. Hasil karya (product) merupakan hasil kerja anak setelah melakukan suatu
kegiatan.

Seluruh kegiatan evaluasi yang dilakukan dalam pendidikan anak usia dini adalah
untuk mengetahui perkembangan anak didik, yang mencakup dua aspek utama yaitu
aspek pembiasan dan kemampuan dasar. Pada aspek pembiasaan, penilaian meliputi
tentang perkembangan moral dan nilai-nilai agama, social, emosional dan
kemandirian. Sedangkan pada aspek kemampuan dasar penilaiannya meliputi;
kemampuan berbahasa, kemampuan kognitif, kemampuan fisik/motorik, dan
kemampuan seni. (Alanshori, 2018)

D. Landasan Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Islam

Penyelenggaraan PAUD didasarkan pada beberapa landasan, yakni landasan


yuridis, landasan filosofis dan religius serta landasan keilmuan secara teoritis maupun
empiris.

1. Landasan Yuridis

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan


pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Melihat fungsi dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah di
atas, memberikan makna bahwa sehebat apapun potensi berkembang, bangsa ini tetap
berkeinginan untuk melandasinya dengan pilar keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan yang Maha Esa. Sehingga ibarat bangunan yang akan dibentuk maka fondasi
yang kuat akan mampu menjamin terbentuknya sebuah bangunan fisik yang kokoh
dan tidak goyah. Semua landasan yuridis ini tentu mengingatkan pada hal yang

5
esensial dari pranata sosial kehidupan bangsa ini, yang sangat mengagungkan makna
ajaran agama dalam kehidupannya.

2. Landasan Filosofis dan Religius

Pendidikan dasar anak usia dini pada dasarnya berdasarkan pada nilai-nilai
filosofi dan religi yang dipegang oleh lingkungan yang berada disekitar anak dan
agama yang dianutnya. Dalam Islam dikatakan bahwa “seorang anak terlahir dalam
keadaan firah/Islam/lurus, orang tualah yang membuat anaknya menjadi yahudi,
nasrani dan majusi,” maka bagaimana kita bisa menjaga dan meningkatkan potensi
kebaikan tersebut dan hal itu tentunya harus dimulai sejak usia dini.

Ketika manusia dilahirkan ke dunia, tak satupun orang yang dilahirkan berada
dalam kesempurnaan, baik dalm pandangan fisik maupun rohani. Ketidaksempurnaan
manusia itu merupakan pertanda bahwa betapa manusia memerlukan bantuan orang
lain, pendidikan, aturan hidup, dan kelengkapan hidup lainnya. Salah satu
kelengkapan hidup yang akan mampu menghantarkan manusia dalam kehidupannya
untuk mencapai martabat yang mulia adalah dibutuhkannya ajaran nilai-nilai
keagamaan. Ajaran agama berasal dari Tuhan Yang Maha Pencipta, pemilik alam
semesta, yang berhak membuat aturan hidup bagi makhluk yang diciptakannya.

Ontologis, anak sebagai makhluk individu yang mempunyai aspek biologis,


psikologis, sosiologis, antropologis. Secara Epistimologis, pembelajaran pada anak
usia dini hendaknya menggunakan konsep belajar sambil bermain (learning by
playing). belajar sambil berbuat (learning by doing), dan belajar melalui stimulasi
(learning by stimulating). Selain itu secara Aksiologis, isi kurikulum hendaknya benar
dandapat dipertanggungjawabkan dalam eangka optimalisasi seluruh potensi anak dan
berhubungan dengan nilai seni, keindahan dan keselarasan yang mengarah pada
kebahagiaan dalam kehidupan anak sesuai dengan akar budaya di mana mereka hidup
serta nilai-nilai agama yang dianutnya.

3. Landasan Keilmuan dan Empiris

Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi aspek keilmuan yang
menunjang kehidupan anak dan terkait dengan perkembangan anak. Konsep keilmuan
PAUD bersifat isomorfis artinya kerangka keilmuan PAUD dinangun dari interdisplin
ilmu yang merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu, di antaranya psikologi,
fisiologi, sosioligi, ilmu pendidikan anak, antropologi, humaniora, kesehatan dan gizi
serta neorosains.

Pada saat anak dilahirkan sudah dibekali oleh Tuhan dengan struktur otak
yang lengkap, namun baru mencapai kematangannya setelah pengaruh pendidikan di
luar kandungan. Otak manusia terdiri dari dua belahan, kiri (left helmisphere) dan
kanan (right hemisphere) yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut
corpuss callasum. Kedua belahan otak tersebut memiliki fungsi, tugas dan respon
berbeda dan harus tumbuh dalam keseimbangan. Belahan otak kiri berfungsi untuk

6
berfikir rasional, analitis, berurutan, linier, saintifik seperti membaca, bahasa dan
berhitung. Adapun belahan otak kanan berfungsi untuk mengembangkan imajinasi
dan kreativitas. Bila pelaksanaan pembelajaran di PAUD memberikan banyak
pelajaran menulis, berhitung dan membaca seperti yang dilaksanakan dewasa ini,
akan mengakibatkan fungsi imajinasi dan kreativitas pada belahan otak kanan
terabaikan.

Dari segi empiris, banyak sekali penelitian yang menyimpulkan bahwa


pendidikan anak usia dini sangat penting, antara lain yang menjelaskan bahwa pada
waktu manusia dilahirkan, kelengkapan organisasi otak memuat 100-200 milyar sel
otak yang diap dikembangkan serta diaktualisasikan mencapai tingkat perkembangan
potensi

E. Kurikulum dan Materi Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Pendidikan Islam

Ada berbagai bentuk kurikulum yang dikembangkan oleh para ahli dalam
pendidikan anak usia dini. Ada yang disebut dengan Kurikulum terpisah-pisah, yakni
kurikulum mempunyai mata pelajaran yang tersendiri satu dengan lainnya tidak ada
kaitannya, karena masing-masing mata pelajaran mempunyai organisasi yang
terintegrasikan. Ada pula Kurikulum saling berkaitan, yakni antara masing-masing
mata pelajaran ada keterkaitan, antara dua mata pelajaran masih ada kaitannya.
Dengan demikian anak mendapat kesempatan untuk melihat keterkaitan antara mata
pelajaran, sehingga anak masih dapat belajar mengintegrasikan walaupun hanya
antara dua mata pelajaran.

Kemudian ada pula yang dinamai dengan Kurikuluim Terintegrasikan, dalam


kurikulum ini anak mendapat pengalaman luas, karena antara satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran lain saling berkaitan.

Dalam kaitannya dengan materi pendidikan untuk anak usia dini, Ibnu Sina
telah menyebutkan dalam bukunya yang berjudul As-Siyasah, ide-ide yang cemerlang
dalam mendidik anak. Dia menasihati agar dalam mendidik anak dimulai dengan
mengajarkannya al Qur'an al-Karim yang merupakan persiapan fisik dan mental untuk
belajar

7
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan dalam bab terdahulu, dapat disimpulkan bahwa:

I. Dasar pendidikan anak usia dini adalah ajaran Islam yang bersumber pada Al Qur-
an dan hadis terutama tentang adanya kewajiban menuntut ilmu bagi setiap individu Muslim
laki-laki perempuan, anak-anak maupun dewasa. Sedangkan tujuannya adalah memelihara
fitrah anak agar menjadi jiwa yang fitrah sesuai ajaran Islam dan akan membawa anak pada
kehidupan yang diridhoi Allah, bahagia di dunia dan di akhirat.

2. Materi atau kurikulum yang harus diberikan pada anak usia dini adalah materi
dasar-dasar ajaran Islam; seperti mengenal Allah, Rasul dan Kitab-Nya, belajar bersuci
(thaharah), belajar sholat, belajar membaca Al Qur-an, dan pelajaran akhlakul karimah, serta
pelajaran umum lainnya yang berguna bagi perkembangan dan kehidupan anak di masa anak-
anak maupun masa dewasanya kelak.
3. Metode pengajaran yang dapat diterapkan dalam pendidikan anak usia dini; antara
lain adalah metode keteladanan, pembiasaan, latihan, permainan, nyayian, dan cerita (kisah-
kisah), targhib dan tarhib, serta dengan cara pemberian pujian, sanjungan dan hadiah atau
penghargaan kepada anak.

4. Evaluasi terhadap pendidikan anak usia dini dapat dilakukan melalui pengamatan
dan pencatatan anekdot. Dengan menggunakan alat-alat evaluasi seperti; portofolio, unjuk
kerja (performance), penugasan (project), dan hasil karya (product).

8
DAFTAR PUSTAKA
Alanshori, M. Z. (2018). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Prespektif Islam. JCE (Journal
of Childhood Education), 1(1), 56–67. https://doi.org/10.30736/jce.v1i1.6
Brier, J., & lia dwi jayanti. (2020). PAUD Pendidikan Anak Usia Dini dalam perspektif Islam
(Vol. 21, Issue 1). http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203

Anda mungkin juga menyukai