Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah : Kapita Selekta Pendidikan

Dosen pengampu : Suparman, S.Pd.I., M.Si.

Disusun oleh :
KELOMPOK 3

AYUDA
SULASMI

KELAS 4a

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM(STAI)NATUNA
TA 2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang telahmemberikan
Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua. Shalawatdan salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,para keluarganya, para sahabatnya
dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.Perlu diketahui, bahwa Makalah ini
disusun untuk menjadi salah satu bahan referensi bacaan mata kuliah Kapita
Selekta Pendidikan diharapkan dapat memberi sumbangsih yang besar untuk
dunia pendidikan. Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan saran-saran yang membangun ke arah yang positif demi perbaikan
selanjutnya.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan
terima kasih kepada bapak Dosen Pengampu mata kuliah Kapita Selekta
Pendidikan.
Dan saya menyadari makalah inj masih jauh dari kata sempurna.Oleh
sebab itu,kritik dan juga saran dari teman-teman agar saya bisa memperbaiki
mana yang belum tepat dan kesempurnaan makalah ini

Ranai, Februari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan penulisan ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3


A. Pengertian Mutu Pendidikan .............................................................. 3
B. Indikator Pendidikan Yang Bermutu ................................................. 4
C. Kedudukan Pendidikan Islam Dalam Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional ....................... 5
D. Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Melalui
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan
Nasional ............................................................................................. 6

BAB III PENUTUP...................................................................................... 10


A. Kesimpulan ...................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan
satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai
usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional,
misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan
kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran,
pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan
peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai
indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang berarti.
Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukan peningkatan mutu
pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian lainnya masih
memprihatinkan.
Sementara itu, setiap orang menginginkan pendidikan yang
bermutu. Pemahaman dan pandangan tentang mutu pendidikan selama ini
sangat beragam. Ada orang yang beranggapan bahwa pendidikan yang
bermutu ditandai dengan lembaga pendidikan yang megah, gedung
sekolah yang kokoh, taman sekolah yang indah dan seterusnya. Para
ilmuwan memandang pendidikan yang bermutu adalah sekolah yang
siswanya banyak menjadi pemenang dalam berbagai lomba atau
olimpiade, tingkat nasional, regional maupun internasional.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka adapun rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan yang bermutu?
2. Bagaimana indikator pendidikan yang bermutu?
3. Bagaimana kedudukan pendidikan Islam dalam Undang-undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional?

1
4. Bagaimana strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui
undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka adapun tujuan penulis
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui hakikat pendidikan yang bermutu
2. Untuk mengetahui indikator baiknya mutu pendidikan.
3. Memahami kedudukan pendidikan Islam dalam undang-undang nomor
20 tahun 2003.
4. Untuk mengetahui strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan Islam
melalui undang-undang nomor 20 tahun 2003.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mutu Pendidikan


Dalam konteks pendidikan pengertian mutu dalam hal ini mengacu
pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam proses pendidikan
terlibat berbagai input seperti bahan ajar, (kognitif, afektif, psikomotorik),
metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana sekolah,
dukungan administrasi, sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta
penciptaan suasana yang kondusif. Mutu dalam konteks hasil pendidikan
mengacu pada prestasi yang dicapai sekolah pada kurun waktu tertentu,
kalau sekarang diukur dengan akreditasi sekolah, disamping juga hasil
yang dicapai murid (student achievement) berupa hasil kemampuan
akademis (misalnya ulangan umum, UN, Cawu). Atau prestasi dibidang
lain seperti olah raga, seni, keterampilan, atau seperti suasana disiplin,
keakraban saling hormat menghormati, kebersihan dan sebagainya.

Mutu dalam kontek pendidikan berkaitan dengan upaya


memberikan pelayanan yang paripurna, dan memuaskan bagi para
pemakai jasa pendidikan. Dalam sistem penyelenggaraan pendidikan,
aspek mutu (quality) juga akan selalu berkaitan dengan bagaimana input
peserta didik, proses penyelenggaraan pendidikan dengan fokus layanan
peserta didik, sampai bagaimana Output lulusan yang dihasilkan.Segala
menyatakan, bahwa mutu pendidikan adalah gambaran dan karakteristik
yang menyeluruh jasa pelayanan pendidikan secara internal, maupun
eksternal yang menunjukkan kemampuannya, memuaskan kebutuhan yang
diharapkan, atau yang tersirat yang menyangkut input, proses, dan output
pendidikan. Mutu pendidikan tidak saja ditentukan oleh sekolah sebagai
lembaga pengajaran, tetapi juga disesuaikan dengan apa yang menjadi
pandangan dan harapan masyarakat yang selalu berkembang seiring
dengan perkembangan zaman. Bertitik tolak pada kecenderungan ini,

3
penilain masyarakat tentang mutu lulusan sekolah pun terus-menerus
berkembang. Karena itu sekolah harus meningkatkan mutu lulusannya,
dengan menyesuaikan perkembangan tuntutan masyarakat, menuju pada
mutu pendidikan yang dilandasi tolak ukur norma yang ideal.

Banyak sekolah yang dianggap berprestasi dan dianggap baik atau


bermutu pada suatu waktu, namun sekolah tersebut tidak melakukan
perbaikan berkesinambungan sesuai tuntutan masyarakat, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Disisi lain banyak bermunculan sekolah
baru yang tampaknya lebih mampu memenuhi harapan masyarakat, baik
dari mutu kurikulum dan pembelajaran, administrasi dan manajemen,
organisasi dan kelembagaan, ketenagaan, peserta didik, pembiayaan,
sarana dan prasarana, peran serta masyarakat dan mutu budaya atau iklim
sekolah.

B. Indikator Pendidikan Yang Bermutu


Mutu pendidikan harus diupayakan untuk mencapai kemajuan
yang dilandasi oleh suatu perubahan terencana menurut segala
peningkatan mutu pendidikan diperoleh melalui dua strategi, yaitu: 1)
peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi akademis untuk memberi
dasar minimal dalam perjalanan yang harus ditempuh untuk mencapai
mutu pendidikan yang dipersyaratkan oleh tuntutan zaman, 2) peningkatan
mutu pendidikan yang berorientasi pada keterampilan hidup, esensial,
yang dicakupi oleh pendidikan yang berlandasan luas, nyata, dan
bermakna.

Lebih lanjut segala menyatakan, bahwa lembaga pendidikan dapat


dikatakan bermutu, apabila prestasi sekolah khususnya, prestasi peserta
didik, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam; 1) prestasi akademik,
yaitu nilai raport dan nilai kelulusan memenuhi standar yang ditentukan,
2). Memiliki nilai- nilai kejujuran, ketaqwaan, kesopanan, dan mampu

4
mengapresiasi nilai-nilai budaya, dan 3). Memiliki tanggung jawab yang
tinggi, dan kemampuan yang diwujudkan dalam bentuk keterampilan,
sesuai dengan standar ilmu yang diterimanya di sekolah. Pendidikan yang
bermutu adalah pendidikan yang dapat menghasilkan peserta didik yang
memiliki kemampuan, wawasan, dan keterampilan sesuai dengan standar
yang ditetapkan, sehingga memiliki peluang yang cukup untuk
berkompetensi di pasar kerja maupun dengan tidak mengesampingkan
aspek-aspek moral dalam kehidupannya.

C. Kedudukan Pendidikan Islam Dalam Undang-undang Nomor 20


Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional
Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 adalah
implementasi dari amanat Undang-Undang Dasar 1945 pada Bab XIII
tentang Pendidikan dan Kebudayaan Pasal 13 yang mengamanatkan
bahwa : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang.

Dengan demikian pendidikan Islam di Indonesia ditempatkan


posisi strategis. Hal ini bisa dilihat dalam Undang-Undang No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, yakni, “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Implikasi Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 terhadap sistem


pendidikan Islam, secara konseptual memberikan landasan kuat dalam

5
mengembangkan dan memberdayakan sistem pendidikan Islam dengan
prinsip demokrasi, desentralisasi, pemerataan/keadilan, mutu dan
relevansi, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Sehingga terwujud
akuntabilitas pendidikan yang mandiri menuju keunggulan. Implikasi
tersebut mengindikasikan upaya pembaharuan sistem pendidikan Islam
baik kandungan, proses maupun manajemen. Karena itu, konsep yang
ditawarkan dan sekaligus sebagai konsekuensi berlakunya Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003, adalah mereformulasikan konsep pendidikan
Islam yang berwawasan semesta, dengan langkah-langkah membangun
kerangka filosofis-teoritis pendidikan, dan membangun sistem pendidikan
Islam yang diproyeksikan melalui Laboratorium fungsi ganda, yakni
peningkatan mutu akademik dan pengembangan usaha bisnis. Upaya ini
dilakukan dalam kerangka mewujudkan akuntabilitas lembaga pendidikan
Islam yang mandiri menuju keunggulan, sehingga diharapkan mampu
memberikan kontribusi nyata dalam membangun bangsa dan negara
Indonesia.

D. Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Melalui Undang-


undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional
Strategi merupakan kebijakan-kebijakan penting dari
sekolah/madrasah yang penting untuk diambil agar dapat digunakan
sebagai patokan dalam pembuatan program.29 Untuk menghasilkan output
yang bagus, maka perlu diperhatikan standar mutu dari proses yang
dilakukan dalam lembaga. Bagi setiap institusi, mutu adalah agenda utama
dan meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting.
1. Peningkatan mutu sumber daya manusia
Nampaknya, mengelola sikap mental SDM dalam kegiatan
pembangunan dan bagaimana mengekspresikan hasil-hasilnya perlu
ditingkatkan. Konsep ini mensyaratkan bahwa wahana pengembangan
sumber daya manusia adalah pendidikan, dan karenanya pendidikan itu
harus mampu menghasilkan SDM dengan tiga kemampuan sekaligus

6
(Sudarwan Danim (2006 : 78) yaitu: kemampuan melahirkan manusia
yang dapat memberikan sumbangan terhadap pembangunan nasional.
kemampuan untuk menghasilkan manusia yang dapat mengapresiasi,
menikmati dan memelihara hasil-hasil pembangunan itu. kemampuan
melahirkan proses pemanusiaan dan kemanusiaan secara terus-
menerus menuju bangsa yang adil dan bijak, dalam makna
pertumbuhan dan perkembangan pembangunan mensyaratkan
kemampuan SDM untuk membangun, memelihara dan menyikapi
secara positif hasil-hasil pembangunan.

Termasuk didalamnya kebijakan tentang SDM pendidikan. Dalam


hal ini kebijakan tentang persebaran guru. Kebijakan pendidikan
tentang persebaran guru-guru berkualitas. Selama ini guru-guru
berkualitas banyak tersebar di sekolah-sekolah favorit (effective
school) di perkotaan. Hal ini wajar karena mereka melihat jaminan –
baik dari sisi ekonomi maupun karier yang lebih menjanjikan di
sekolah-sekolah itu. Hal inilah yang sebenarnya melahirkan
kesenjangan kualitas pendidikan di negeri kita.

Karena itu sudah saatnya pemerintah membuat kebijakan yang


menguntungkan sekolah-sekolah di daerah terpencil berupa persebaran
guru-guru berkualitas. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memberikan
daya tarik yang lebih kepada mereka yang mengajar di sekolah-
sekolah pinggiran tersebut, misalnya ditambahkan insentif perumahan,
kendaran (motor) atau sepeda, dan fasilitas pendukung lainnya.

Hanya saja kenyataan di negara lain sudah memperdebatkan


kualitas, malah sudah ada pendidikan yang berkualitas, sementara di
Negara kita, menurut Ade Irawan (2010 : 84) masih terus bergelut
dengan berbagai masalah mendasar – terutama berkaitan akses bagi
warga. Mulai dari kondisi sekolah yang tidak layak pakai, kekurangan

7
sarana belajar mengajar, buruknya kualitas guru, hingga mahalnya
biaya yang ditanggung orang tua didik yang menyebabkan rendahnya
partisipasi anak usia sekolah dan tingginya angka putus sekolah.

2. Peningkatan mutu melalui lembaga


Mutu produk pendidikan akan dipengaruhi oleh sejauh mana
lembaga mampu mengelola seluruh potensi secara optimal mulai dari
tenaga kependidikan, peserta didik, proses pembelajaran, sarana
pendidikan, keuangan dan termasuk hubungannya dengan masyarakat.
Pada kesempatan ini, lembaga pendidikan Islam harus mampu
merubah paradigma baru pendidikan yang berorientasi pada mutu
semua aktifitas yang berinteraksi didalamnya, seluruhnya mengarah
pencapaian pada mutu.

Globalisasi menuntut adanya perubahan paradigma dalam dunia


pendidikan. Untuk melakukan hal tersebut, peranan manajemen
pendidikan sangat signifikan untuk menciptakan sekolah atau
madrasah yang bermutu.

Lulusan bermutu merupakan SDM yang kita harapkan bersumber


dari sekolah atau madrasah yang bermutu (efektif). Sudah siapkah
sistem pendidikan kita untuk menetaskan mutu SDM yang mampu
berkompetisi secara profesional dengan bangsa lain? Sebelum kita
melangkah kesana dunia pendidikan harus memenuhi hal-hal sebagai
berikut:
a. Perbaikan manajemen pendidikan sekolah atau madrasah
b. Persediaan tenaga kependidikan yang profesional
c. Perubahan budaya sekolah/madrasah (visi, misi, tujuan dan nilai)
d. Peningkatan pembiayaan pendidikan
e. Pengoptimalan dukungan masyarakat terhadap pendidikan.

8
Menurut M. Asep Fathur Rozi dalam Jurnalnya, "Strategi Peningkatan
Mutu Pendidikan Islam" ada beberapa usaha yang bisa dilakukan oleh
lembaga pendidikan untuk meningkatkan mutu institusi:
a. Menyiapkan pemimpin yang berkualitas, dalam hal ini, pemimpin
tidak hanya berperan sebagai edukator, manajer, administrator,
supervisor, leader, inovator, dan motivator
b. Merumuskan visi dan misi dengan ciri khas yang hanya dimiliki oleh
institusi
c. Merumuskan strategi dalam rangka mewujudkan tujuan institusi
d. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, dalam hal ini tidak
hanya pendidik dan tenaga kependidikan, melainkan semua orang yang
terlibat dalam proses pendidikan
e. Melakukan survei pasar, dengan maksud mengetahui kebutuhan output
yang akan menjadi tolak ukur baik buruknya institusi oleh masyarakat.
f. Melengkapi sarana dan prasarana
g. Manajemen keuangan
h. Menjalin kerjasama dengan stakeholder
i. Merawat konsistensi mutu, dan meningkatkannya

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi peningkatan mutu lembaga pendidikan islam, merupakan
usaha yang dilakukan oleh institusi dalam mempertahankan dan
meningkatkan kualitas produk/output institusi tersebut. Strategi
peningkatan mutu pendidikan adalah pendidikan yang mampu
mengejawantahkan nilai-nilai yang ada dalam pendidikan ditandai dengan
berbagai prestasi yang baik dan menanamkan nilai moral, akhlak serta
iman dan taqwa.
Menyiapkan sumber daya manusia yang berorientasi pada perubahan dan
pengembangan melalui visi, misi dan komitmen untuk mendorong mutu
bisa terwujud dalam pendidikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asnawan, A. (2020). Relevansi Kebijakan dalam Peningkatan Mutu Pendidikan


Agama Islam. Tafhim Al-'Ilmi, 11(2), 223-240.

Masnuah, S., Khodijah, N., & Suryana, E. (2022). Analisis Kebijakan Pendidikan
Islam dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 (Sisdiknas).
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI, 9(1), 115-130.

Yanti, N., & Nursyamsi, N. (2020). Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan
Nasional: Telaah Mengenai UU NO. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan PP NO. 55 tahun 2007 Tentang Pendidikan
Agama Dan Keagamaan. Mau'izhah, 10(1), 139-170.

Mansyur, M. H. M. (2017). Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Islam. Jurnal


Pendidikan Islam Rabbani, 1(2).

Rozi, M. A. F. (2016). Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Islam. EDUKASI:


Jurnal Pendidikan Islam, 4(2), 322-336.

11

Anda mungkin juga menyukai