MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum PAI
Disusun Oleh :
Chusnul Chotimah (F12317287)
Danny Arul Sakti I (F12317288)
Dosen Pengampu :
Dr. Hisbullah Huda, M.Ag.
PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan semoga bisa bermanfaat bagi
penulis atau pembaca dengan judul “Memahami Pengembangan Pengalaman Belajar dalam
Kurikulum PAI dan Implementasinya dalam Pengembangan Kurikulum di Sekolah dan
Madrasah”
Makalah ini di buat guna memenuhi tugas kuliah Pengembangan Kurikulum PAI di
progam pascasarjana UIN SUNAN AMPEL SURABAYA, selain itu juga untuk
memperdalam analisis penulis dan pembaca mengenai pemahaman pengembangan
pengalaman belajar khususnya di sekolah dan madrasah.
Dalam proses pembuatan makalah ini tidak lepas dari sumbangsih beberapa orang
yang ikut serta memberi arahan, masukan serta koreksi dan saran, untuk itu terima kasih
penulisa sampikan :
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas dapat kita ambil rumusan masalah, sebagai berikut:
1. pengertian pengalaman belajar ?
2. prinsip-prinsip pemilihan pengalaman belajar dalam PAI ?
3. karaktristik pengalaman belajar dalam PAI ?
4. Mengorganisasikan pengalamana belajar dalam PAI ?
5. Mengembangkan kegiatan belajar dalam memberikan pengalaman belajar dalam PAI
6. Pengembangkan pengalaman dan kegiatan belajar dalam pengembangan kurikulum di
sekolah dan madrasah ?
PEMBAHASAN
1
Sanjaya, wina, strategi pembelajaran berorientasi standrar proses pendidikan( Jakarta: Kencana prendada
media,2006), 271
2
Sanjaya. Wina, perencanaan dan desain system pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2010), 160
menggunakan satu metode yaitu misal ceramah saja, ada banyak karakteristik individu
yang di jumpai di setiap kelas. Dilihat dari sudut pandang individu, pengalaman belajar
merupakan usaha utnuk membimbing dan menghubungkan potensi individu3.
Pengalaman belajar juga harus mengonstruksi pemikiran pesertadidik, jika pelajaranya
mengenai Pendidikan Agama Islam maka guru harus menanamkan nilai-nilai keagamaan
tentang akidah, fiqih dengan pengalaman baru yang mungkin pesertadidik belum pernah
mengalaminya.
Mengontruksi pengalaman-pengalaman belajar tidaklah mudah apalagi harus ada
hmetode yang sistematis sebagai berikut :
1. Belajar Signal
2. Belajar mereaksi perangsang melalui penguatan, yakni pengalaman belajar yang
terarah.
3. Pengalaman belajar membentuk rangkaian yang nantinya menjadi satu kesatuan.
4. Belajar asosiasi verbal.
5. Belajar membedakan atau belajar mengenal sesuatu.
6. Belajar konsep
7. Belajar
Pengalaman belajara menurut pieget adalah pengalaman yang berlangsung dalma diri
setiap individu melalui proses konstruksi pengetahuan, dan lebih di kenal dengan sebuatan
teori konstruktivistik4. Pieget juga berpendapat seseorang mempunyai ranah kognitif yaitu
kemampuan yang berkenaan denga pengetahuan penalaran atau pikiran yang terdiri kategori
pengetahuan, pemahaman , penerapan , analisis, sintesis dan evaluasi.
Menurut pieget ranah kognitif harus mempunyai skema baru yang kemudian menjadi
metode pengalaman belajar yang baik. Sebelum menuju skema yang baru pieget berpendapat
bahwa setiap individu akan mengalami ketidakseimbangan yang akan mengganggu psikologi
anak. Manakala skema telah disempurnakan atau anak telah berhasil membentuk sekema
baru, anak akan kembali pada posisi seimbang untuk kemudian ia akan dihadapkan pada
perolehan pengalaman baru5.
3
Jalaluddin, filsafat pendidikan :Manusia, Filsafat dan Pendidikan (Jakarta : PT Rajagrafindo, 2011 ), 189
4
Sanjaya. Wina, perencanaan dan desain system pembelajaran), 160
Yang dimaksud pieget skema baru adalah ketika individu di hadapkan pada
pengalaman baru ia akan mendapatkan goncangakan seperti menolak atau bahkan tidak bisa
di fahami karena skema baru itu belum masuk dalam ranah koqnitif pesertadidik. Skema
terbentuk karena pengalaman-pengalaman yang di terima. Jadi pengalaman belajar harus
sesuai dengan karaktristik siswa yang nantinya sesuai minat dan bakat siswa, tidak bisa
kemudian mengadakan proses pembelajaran tapi tidak tau potensi dalam diri setiap siswa.
Seperti kecenderungan belajar siswa juga harus dilihat untuk mengukur strategi pengalaaman
belajar seperti apa yang harus diterapkan di setiap sekolah atau kelas.
6
Supardi, Sekolah Efektif (Jakarta : PT Rajagrafindo persada, 2013), 173
misalnya siswa kan lebih bisa berinteraksi sesame teman kelas dan hasilnya aka
ada masukan dari teman-temanya. Jika pengalaman belajar dilakukan dengan
emosional-belajar maka siswa akan lebih ingat tentang pelajaran-pelajaran.
5. Mengembangakan keingintahuan, imajinasi dan fitrah bertuahan
Dalam tahapan ini kegiatan belajar lebih pada rasa penasaran setelah itu akan
terbentuk imajinasi-imajinasi dalam pikiran setiap siswa. Sedangkan fitrah ber-
Tuhan merupakan cikal bakal manusia untuk beriman dan bertakwa kepada
Tuhan.
6. Mengembangkan ktereampilan pemecah masalah
Jika kita lihat lingkungan sosial sekitar maka akan di jumpai berbagai masalah,
masalah tidak bisa dibiarkan begitu saja. Keterkaitan antara materi pelajaran dan
keadaan lingkuangan pasti ada sebuah korelasi. Maka dari itu guru hendaknya
melatih siswa agar peka dan menjadi trampil dalam pemecah masalah dalam
setiap problem pelajaran.
7. Mengembangkan kreativitas siswa
Kreativitas seseorang adalah potensi terpendam yang harus di gali setiap individu.
Karena potensi mengantarkan mereka ke jenjang prestasi-prestasi selanjutnya7.
8. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilm pengetahuan dan teknologi
Pada zaman sekarang ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bisa dilepaskan dari
kurikulum pendidikan. Didalam kurikulum pendidikan misalnya harus ada
instrument-instrumen teknologi yang bisa mengembangakan penglaman siswa
dalam proses belajar, seperti melihat video atau animasi-animasi.
C.
7
Supardi, Sekolah Efektif, hlm 175