Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPEMIMPIAN PENDIDIKAN PERSPEKTIF HADIS NABI


diajukan sebagai untuk memenuhi tugas mata kuliah ulumul hadis

Dosen Pengampuh : Dr. H. Surahman Amin, Lc.,MA

Disusun oleh kelompok 3


Nirwana

Abdul Haji Rumakey

Yacob Nauly

Siswanto

Muh. Alwi Shafar

PASCA SARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SORONG

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah (pemimpin) dimuka bumi

ini, oleh karena itu sebab manusia tidak terlepas dari perannya sebagai pemimpin.

Kepemimpinan merupakan peran sentral dalam setiap upaya pembinaannya. Peran

pemimpin begitu mennetukan dalam mencari sebab-sebab jatuh bangunnya suatu

lembaga.

Kepemimpinan erat kaitannya dengan mutu pendidikan Islam merupaka elemen

yang sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan, karena kepemimpinan dalam hal

ini pemimpin harus mampu menjadi seoramg yang menejerial yang dapat membimbing

dan mengarahkan serta mampu membangkitkan motivasi dilembaga yang dipimpinnya

dalam meningkatkan kinerja yang dipimpinnya, sehingga visi, misi dan tujuan sebuah

lembaga pendidikan akan tercapai.


Dalam makalah ini yang kami susun akan membahas segala sesuatu yang

berkenaan dengan kepemimpinan khususnya dalam pendidikan, mulai dari berbica

tentang teori kepemimpinan, model pendidikan dan kepemimpinan pendidikan dalam

perspektif hadis Nabi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengertian pemimpin ?

2. Bagaimana perananan pemimpin dalam pendidikan ?

3. Pemimpin pendidikan dalam perspektif nabi muhammad SAW ?

2
C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui pengertian pemimpin

2. Untuk mengetahui pemimpin dalam pendidikan

3. Untuk mengetahui pendidikan dalam perspektif nabi Muhamammad SAW

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEPIMPINAN PENDIDIKAN

1. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Dilihat dari sisi bahasa Indonesia “pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka,

pelopor, pembina, pemantau, pembimbing, pengguru, penegak, ketua, kepala, penuntut,

raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah pemimpin digunakan dalam konteks hasil

penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya memengaruhi orang lain


dengan berbagai cara.

Istilah pemimpin dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama

“pimpin” dan berikut ini dikemukakan beberapa pengertian pemimpin:1

a. Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai

kemampun memengaruhi pendirian atau pendapat orang atau sekelompok orang

tanpa menanyakan alasan-alasannya

b. Pemimpin adalah suatu lakon atau peran dalam sistem tertentu, karenanya

seseorang dalam peran formal belum tentu mempunyai keterampilan

kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah kepemimpinan pada

dasarnya berhubungan dengan keterampilan, kecakapan, idan pengaruh yang

dimiliki seseorang; oleh sebab itu, kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang

bukan “pemimpin”.

Pemimpin merupakan faktor penentu dalam sukses atau gagalnya suatu

lembaga. Baik lembaga formal maupun non formal keberhasilan suatu lembaga

ditentukan dari kualitas pemimpinnya. Sebab pemimpin yang berkualitas akan

mampu mengelola lembaga yang dipimpinnya.2


1
Veithzal Rivai, dkk, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014),h. 1.
2
Syafuri, Pemikiran Politik dalam Islam, (Banten: FSEI Press, 2010), h. 40.

4
Dalam Islam kepemimpinan dikenal dengan Khalifah yang bermakna “wakil”

hal ini terdapat dalam Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah [2:30].

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : ”Sesungguhnya Aku


hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bumi. ”mereka berkata: ”Mengapa
Engkau hendak menjadikan (Khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau” Tuhan berfirman: “ sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang engkau tidak ketahui.” [Q.S Al-Baqarah 2:30].”3

Sedangkan dalam bahasa inggris Kepemimpinan adalah Leadership. dalam

bahasa Indonesia memiliki arti luas, yaitu meliputi ilmu tentang kepemimpinan,

teknik kepemimpinan, seni memimpin, ciri kepemimpinan serta sejarah


kepemimpinan. Leadership memiliki kata dasar “Leader” yang berarti “pemimpin”.

kata “pemimpin” sendiri dalam bahasa Indonesia memiliki banyak arti misalnya

pimpinan, ketua, atau komandan. Namun, dalam arti yang lebih dalam, pemimpin

yang dimaksudkan di dalam „Leadership‟ harus diartikan sebagai seseorang yang

memimpin sebuah organisasi atau institusi dan terlibat di dalamnya. “Pemimpin

adalah seseorang yang mampu menggerakan pengikut untuk mencapai tujuan

organisasi”.4

Jadi dapat disimpulkan bahwasanya menjadi pemimpin adalah amanah yang

harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh seorang pemimpin tersebut,

karena kelak Allah akan meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu. .

Untuk itu harus diperhatikan syarat menjadi seorang pemimpin, hal ini dilakukan

untuk mendapatkan pemimpin sesuai dengan harapan yaitu pemimpin yang amanah,

bijaksana, adil terhadap rakyatnya serta bisa menjadi suritauladan bagi rakyatnya.

2. FUNGSI KEPEMIMPINAN

3
Tubagus Najib Al-Bantani, Al-Qur’an Mushaf Al-Bantani, (Banten: Lembaga Percetakan Al-Qur‟an
Kementrian Agama RI, 2012), h. 6.
4
Tikno Lensufiie, Leadership untuk Profesional dan Mahasiswa, (Jakarta: Erlangga Group, 2010), h. 2-3.

5
Fungsi kepemimpinan yaitu pengendalian organisasi agar dapat tetap sesuai

dengan rel yang telah disepakati.

Ada dua fungsi pokok pemimpin dalam mewujudkan organisasi efektif yaitu:

a. Tas related atau problem solving function, dalam fungsi ini pemimpin

memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan sumbangan

informasi dan pendapat.

b. Group maintenance function atau social function meliputi : pemimpin membantu

kelompok beroperasi lebih lancar, pemimpin memberikan persetujuan atau


melengkapi anggota kelompok lain.5

Meurut Herbert G. Hick dan G. Ray Gullet, 6 mengemukakan delapan fungsi

kepemimpinan :

1) Penengah, yaitu mampu memberi keputusan secara cepat bila tidak dapat dicapai

dalam forum musyawarah.

2) Penganjur, memberikan anjuran kepada bawahan untuk merealisasikan tujuan.

3) Pemenuhan tujuan, yaitu mewujudkan kerja sama antara pemimpin dan bawahan

untuk mencapai tujuan bersama

4) Katalisator, yaitu suatu kekuatan yang diperlukan untuk memulai atau

meningkatkan gerakan suatu organisasi

5) Pemberi jaminan, yaitu pemberian optimisme positif untuk masa depan.

6) Mewakili, yaitu pemimpin mewakili organisasinya kepada pihak-pihak lain dan

ddemikian juga melayaninya sebagai suatu lamban organisasi.

7) Pembangkitan semangat, yaitu pemimpina menggunggah semangat untuk

menigkatkan disiplin kerja.

5
Wahjosumijo, kepemimpinan kepala sekolah, (Jakarta: Pt Rajagrafindo persada, 2002), cet. Ke-3, h. 34
6
Herbert G. Hick dan G. Ray Gullet, organisasi teori dan tingkah laku, terj. G. Kartasa poetra dan A.G.
Kartasapoetra, judul asli : organization : theory and behavior, (Jakarta:bumi aksara,1995), h. 503-505

6
8) Pemujian, yaitu pemimpin memberikan pujian terhadap bawahan untuk

meningkatkan prestasinya.

B. PERANAN PEMIMPIN DALAM PENDIDIKAN

Adapun istilah pendidikan berasal dari kata “didik”, dengan memberinya awalan

“pe” dan akhiran “kan”, mengandung arti “perbuatan” (hal, cara dan sebagainya). Istilah

pendidikan ini awalnya berasal dari bahasa Yuanani, yaitu “paedagogie”, yang berarti

bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam

bahasa Inggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam
bahasa arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “Tarbiyah” yang berarti pendidikan.7

Salah satu bentuk kepemimpinan dalam lembaga pendidikan islam adalah kepala

sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling

berperan dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan.

Muhaimin 8
memetajan peranan pemimpin atau kepala sekolah dalam

pendidikan, antara lain

a. Menyusun perencanaan sekolah

b. Mengembangkan organisasi sekolah

c. Memimpin sekolah

d. Mengelola perubahan dan mengembangan sekolah

e. Menciptakan budaya dan iklim sekolah

f. Mengelola budaya dan iklim sekolah

Selain kepala sekolah, guru juga sangat berperan penting dalam kepemimpian

dalam kelas untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa. . Kinerja guru merupakan

7
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. II, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), 1.
8
Muhaimin, menejemen sekolah, h. 42-44

7
kulminasi dari tiga elemen yang saling berkaitan yakni keterampilan, upaya sifat keadaan

dan kondisi eksternal.9

Guru pendidikan Agama Islam memiliki tanggung jawab secara besar dapat

dikelompokkan yaitu

1) Guru-guru pendidikan agama islam sebagai pengajar

2) Guru pendidikan agama Islam sebagai pembimbing.

3) Guru pendidikan agama Islam sebagai administrator kelas.10

Syahrizal Abbas dalam tulisannya menyebutkan bahwa teori-teori kepemimpinan


dapat dijadikan dasar dalam menemukan gaya-gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan

tersebut dapat diidentifikasikan dalam gaya; kharismatik, patternalistik dan

matternalistik, militeristik, otokratik, laissez faire, populistik, administratif dan gaya

kepemimpinan demokratis.11

1) Gaya kharismatik, Gaya pemimpin kharismatik memiliki daya tarik dan

pembawaan yang luar biasa, sehingga ia mempunyai pengikut dan jumlahnya yang sangat

luar biasa. Sampai sekarang pun orang tidak mengetahui sebab–sebab secara pasti

mengapa seseorang itu memiliki kharisma yang begitu besar.

2) Patternalistik dan Matternalistik, Gaya kepemimpinan patternalistik adalah

gaya kepemimpinan yang mengikuti pola hubungan orang tua dengan anak, sehingga

gaya ini anak, sehingga gaya ini dikenal dengan gaya kepemimpinan “kebapakan”.

Sedangkan Gaya kepimpinan matternalistik mirip dengan gaya kepemimpinan

patternalistik, dengan sedikit perbedaan yaitu adanya sikap over protective atau terlalu

melindungi yang lebih menonjol dan disertai dengan kasih sayang yang berlebihan.

9
Sulistyorini, Pengembangan Kompetensi Guru (Jakarta: Pelangi Press,2013), H. 45
10
Yuliana, Menejemen Pendidikan (Yogyakarta:Aditiya Media,2012), H. 132
11
Syahrizal Abbas, Manajemen Perguruan Tinggi, Cet. I, (Jakarta: Prenada Media, 2008), 41

8
3) Otokratik, Gaya kepimpinan otokratik mendasarkan diri pada kekuasaan dan

paksaan yang harus selalu dipatuhi. Pemimpin otokratif senantiasa ingin berkuasa mutlak

dan tunggal, serta selalu ingin menguasai keadaan

4) Laissez faire, Gaya kepemimpinan laissez faire sebenarnya seorang pemimpin

praktis tidak memimpin, sebab dia membiarkan kelompok atau stafnya untuk berbuat

berdasarkan kehendak sendiri, dan pemimpin tidak berpartisipasi aktif dalam kegiatan

kelompoknya.

5) Populistik, Gaya kepemimpinan populis sebagai kepemimpinan yang


membangunkan solidaritas rakyat. Kepemimpinan populis ini berpegang teguh pada

nilai-nilai masyarakat yang tradisional, dan kurang mempercayai bantuan serta dukungan

kekuatan-kekuatan luar negeri. Kepemimpinan dengan gaya ini mengutamakan

penghidupan kembali nasionalisme.

6) Administratif, Gaya kepimpinn administratif adalah gaya kepemimpinan yang

mampu menyelenggarakan administrasi yang efektif. Dengan kepemimpian administratif

ini, diharapkan adanya perkembangan teknis, yaitu teknologi, industri dan manajemen

moderen dan perkembangan sosial ditengah-tengah masyarakat.

7) Gaya kepemimpinan demokratis, Kepemimpinan demokratis menitik beratkan

pada bimbingan yang efesien kepada para anggota atau pengikutnya.

1. Kriteria pemimpin dalam pendidikan

Seorang pemimpin harus mempunyai kriteria karena hal ini bertujuan untuk

mendapatkan seorang pemimpin yang arif dan bijaksana bagi rakyatnya. Dalam ajaran

Islam, seorang pemimpin harus mempunyai 4 sifat utama yang harus dimiliki dan

dikembangkan di antaranya:

1) Shiddiq/jujur

9
Kejujuran merupakan syarat utama bagi seorang pemimpin. Masyarakat akan

menaruh respek kepada pemimpin apabila dia diketahui dan juga terbukti memiliki

kwalitas kejujuran yang tinggi. Pemimpin yang memiliki prinsip kejujuran akan menjadi

tumpuan harapan para pengikutnya. Mereka sangat sadar bahwa kualitas

kepemimpinannya ditentukan seberapa jauh dirinya memperoleh kepercayaan dari

pengikutnya.

2) Amanah/ terpercaya

Amanah merupakan kwalitas wajib yang harus dimiliki seorang pemimpin.


Dengan memiliki sifat amanah, pemimpin akan senantiasa menjaga kepercayaan

masyarakat yang telah diserahkan di atas pundaknya. Kepercayaan maskarakat berupa

penyerahan segala macam urusan kepada pemimpin agar dikelola dengan baik dan untuk

kemaslahatan bersama.

3) Tablig/Komunikatif

Kemampuan berkomunikasi merupakan kualitas ketiga yang harus dimiliki oleh

pemimpi sejati. Pemimpin bukan berhadapan dengan benda mati yang bisa digerakkan

dan dipindah-pindah sesuai dengan kemauannya sendiri, tetapi pemimpin berhadapan

dengan rakyat manusia yang memiliki beragam kecenderungan. Oleh karena itu

komunikasi merupakan kunci terjainnya hubungan yang baik antara pemimpin dan rakya

4) Fathonah/Cerdas

Seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan di atas rata-rata masyarakatnya

sehinga memiliki kepercayaan diri. Kecerdasan pemimpin tentunya ditopang dengan

keilmuan yang mumpuni. Ilmu bagi pemimpin yang cerdas merupakan bahan bakar untuk

terus melaju di atas roda kepemimpinannya. Pemimpin yang cerdas selalu haus akan

10
ilmu, karena baginya hanya dengan keimanan dan keilmuan dia akan memiliki derajat

tinggi di mata manusia dan juga pencipta.

C. PEMIMPIN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF NABI MUHAMMAD

SAW

1. Mulai dari Diri Sendiri

Dunia pendidikan memerlukan pemimpin yang dapat mempengaruhi orang lain

dan menjadikan dirinya lebih baik. Mencontohkan dari diri sendiri akan memudahkan

anggota melakukan sesuai contoh yang diberikan pimpinan. Pemimpin pendidikan dapat
mempersiapkan diri untuk memberikan contoh yang dimulai dari dirinya sendiri untuk

ditiru para anggotanya. Memulai dari diri sendiri merupakan upaya yang tidak mudah

bagi pemimpin, akan tetapi memiliki dampak yang besar pada anggota. Kepemimpinan

pendidikan identik dengan kepala sekolah, maka dalam hal ini seorang kepala sekolah

harus memulai dari diri sendiri sebelum menyuruh bawahan/anggotanya dalam lembaga

pendidikan. Dalam memilih pemimpin pendidikan, dapat dipilih orang yang memiliki

kharisma tinggi sehingga dalam kepemimpinannya bisa mempengaruhi anggota dengan

mudah. Tanpa perlu banyak memerintah, seorang pemimpin akan mampu mempengaruhi

anggota dengan kharisma dan kemauan untuk memulai terlebih dahulu sebelum

anggotanya melakukan suatu hal.

2. Memberikan Keteladanan

Transformasi sifat teladan dalam dunia pendidikan dapat dilakukan dengan

berbagai hal, keteladanan pemimpin memberikan suntikan efektif yang dapat

menumbuhkan pribadi-pribadi anggota yang baik. Ketika nabi mencontohkan tetap lemah

lembut terhadap orang lain meskipun telah berbuat kesalahan, maka pemimpin

pendidikan boleh lemah lembut kepada anggota jika mereka telah berbuat kesalahan

walaupun sulit namun sebagai pemimpin pendidikan sudah seharusnya menjadi teladan

11
untuk anggota. Namun, tidak berarti semua dilakukan dengan lemah lembut, harus ada

ketegasan jika diperlukan.

3. Komunikasi yang Efektif

Pendidikan bahwa komunikasi ibarat jembatan penghubung yang mempengaruhi

jalannya suatu organisasi. Pemimpin sebagai puncak komunikasi harus dapat berbicara

dengan melibatkan hati, perasaan, pikiran, dan tindakan nyata. Komunikasi yang

melibatkan hati akan sampai pada anggota dengan baik. Perbincangan ringan, jelas,

lancar dapat membantu tersampaikannya pesan dengan efektif.

Komunikasi yang baik akan berpengaruh pada organisasi. Komunikasi sangat

penting untuk mencapai tujuan lembaga sekolah. Visi, misi, tujuan dapat mengarahkan

lembaga pendidikan dalam membawa lembaganya menuju lembaga yang baik. Seorang

pemimpin pendidikan harus mampu merumuskan, melaksanakan, mengevaluasi visi yang

dibuat sehingga lembaganya terarah untuk mencapai tujuan yang dijadikan target.

Komunikasi menjadi bagian penting dalam upaya mewujudkan sekolah yang bermutu.

Tanpa adanya komunikasi, mustahil suatu lembaga dapat terorganisir dengan baik.

4. Dekat dengan Umat

Transformasi kedekatan dengan umat dalam dunia pendidikanbahwa

pemimpin/kepala sekolah yang dekat dengan anggota akan memudahkan pendekatannya

kepada bawahan. Pemimpin pendidikan yang dekat dengan anggota dapat merekatkan

pribadi mereka dan menumbuhkan komunikasi yang baik sehingga tidak timbul

kecanggungan dalam komunikasi.

5. Selalu Bermusyawarah

Dalam memimpin nabi selalu menggunakan musyawarah sebagai alat untuk

mengumpulkan pendapat dari para sahabat sehingga didapat keputusan yang terbaik.

12
Transformasi sifat selalu bermusyawarah dalam pendidikan dapat diwujudkan pada setiap

pengambilan keputusan yang memerlukan tingkat dekat dengan kebenaran, karena

musyawarah dapat mendekatkan seseorang pada kebenaran. Musyawarah menjadi faktor

yang dapat mendorong pola kepemimpinan (kolektif) untuk menentukan pengambilan

keputusan terbaik untuk pemecahan suatu masalah.

6. Memberikan Pujian (Motivasi)

Dalam kepemimpinan nabi memberikan pujian yang baik kepada sahabat-

sahabatnya. Transformasi sifat memberikan pujian dalam pendidikan adalah dengan


memberikan dukungan berupa pujian kepada anggota.

Pujian sekecil apapun dapat menentramkan hati dan memberikan motivasi untuk

bekerja lebih baik. Dalam sekolah, biasanya pujian atau penghargaan diberikan melalui

kompensasi, diberikan kepada yang telah berhasil melakukan suatu hal yang diperintah.

Pujian bisa dilakukan dengan hal-hal kecil pula bahkan ketika berbincang-bincang

dengan anggota. Kompensasi dapat berupa keuangan langsung seperti gaji, upah, bonus,

hadiah dan komisi ataupun kompensasi non-keuangan berupa pristige.

7. Memiliki Etika/Moral

Seorang pemimpin yang memiliki etika dapat mengarahkan dan memberi contoh

anggotanya dalam bersikap. Pendidikan yang baik adalah yang mengembangkan budaya

religius dan beretika12.

Etika merupakan pedoman dalam bersikap dan berperilaku yang didalamnya

berisi garis besar nilai moral dan norma yang mencerminkan masyarakat yang ilmiah,

12
Nur Kolis, “PENGEMBANGAN BUDAYA RELIGIUS SEKOLAH ISLAM TERPADU (Studi
Kasus Di SDIT Qurrota A’yun Ponorogo) Nur Kolis & Komari IAIN Ponorogo,” Ar-Rihlah: Jurnal Inovasi
Pengembangan Pendidikan Islam 3, no. 1 (2018): 39–59.

13
edukatif, kreatif, santun, dan bermanfaat. Sifat etika yang dimiliki yang selalu

diselaraskan dengan ubudiyah menjadikan keseimbanganyang baik.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pemimpin adalah suatu lakon atau peran dalam sistem tertentu, karenanya

seseorang dalam peran formal belum tentu mempunyai keterampilan

kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah kepemimpinan pada

dasarnya berhubungan dengan keterampilan, kecakapan, idan pengaruh yang

dimiliki seseorang; oleh sebab itu, kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang
bukan “pemimpin

2. Salah satu bentuk kepemimpinan dalam lembaga pendidikan islam adalah kepala

sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling

berperan dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan.

Selain kepala sekolah, guru juga sangat berperan penting dalam kepemimpian

dalam kelas untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa. . Kinerja guru

merupakan kulminasi dari tiga elemen yang saling berkaitan yakni keterampilan,

upaya sifat keadaan dan kondisi eksternal.

3. Pemimpin pendidikan dalam perspektif nabi Muhammad SAW yang dimulai dari

diri sendiri sampai memiliki sikap etika

2. SARAN

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan

tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini

dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan

sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan

karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

15
DAFTAR PUSTAKA

G. Ray Gullet dan Herbert G. Hick. 1995. organisasi teori dan tingkah laku, terj. G. Kartasa

poetra dan A.G. Kartasapoetra, judul asli : organization : theory and behavior.

Jakarta:bumi aksara.

Muhaimin, menejemen sekolah,

Najib Al-Bantani Tubagus. 2012. Al-Qur’an Mushaf Al-Bantani. Banten: Lembaga Percetakan

Al-Qur‟an Kementrian Agama RI.

Nur Kolis, “PENGEMBANGAN BUDAYA RELIGIUS SEKOLAH ISLAM TERPADU (Studi


Kasus Di SDIT Qurrota A’yun Ponorogo) Nur Kolis & Komari IAIN Ponorogo,” Ar-Rihlah:

Jurnal Inovasi Pengembangan Pendidikan Islam 3, no. 1 (2018)

Ramayulis. 2002 . Ilmu Pendidikan Islam, Cet. II. Jakarta: Kalam Mulia.

Rivai,Veithzal dkk. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Rajawali

Pers.

Sulistyorini. 2013. Pengembangan Kompetensi Guru . Jakarta: Pelangi Press.

Syafuri.2010. Pemikiran Politik dalam Islam. Banten: FSEI Press.

Syahrizal Abbas. 2008. Manajemen Perguruan Tinggi, Cet. I. Jakarta: Prenada Media.

Tikno Lensufiie. 2010. Leadership untuk Profesional dan Mahasiswa. Jakarta: Erlangga Group.

Wahjosumijo. 2002. kepemimpinan kepala sekolah. Pt Rajagrafindo persada.

Yuliana. 2012. Menejemen Pendidikan. Yogyakarta:Aditiya Media.

16

Anda mungkin juga menyukai