Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu Mata Kuliah Leadership

Dosen Pengampuh: Dr.zulfitri,MA.

Disusun Oleh;
Kelompok I

Nama : Suwasah
NIM : 1012021066
Semester/Unit : 6/3
Jurusan : Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) LANGSA
PERIODE 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan Rahmat dan
Karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan tepat pada
waktunya. Makalah ini berjudul “Pemimpin dan Kepemimpinan”.

Selawat beserta salam kepada baginda Nabi besar SAW, yang telah menegakkan kalimatulhaq
yaitu kalimah lailaha illah muhammadarasulullah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan sehingga masih jauh dari kesempurnaan baik dalam pembahasan
maupun dalam penyajiannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
sifatnya membangun dari pembaca demi kesempurnaan dimasa mendatang.

Langsa, 13 April 2024

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemimpin
Pemimpin dalam bahasa Inggris disebur “leader”. Kegiatannya disebut kepemimpinan atau
leadership1. Dari kata dasar leader berarti pemimpin dan akar katanya to lead yang terkandung
beberapa arti yang saling erat berhubungan: bergerak lebih awal, berjalan di awal, mengambil langkah
awal, berbuat paling dulu, memelopori, mengarahkan fikiran-pendapat orang lain, dan mengerakkan
orang lain dalam pengaruhnya2.
Jika ditinjau dalam konsep Islam, tugas manusia sebagai pemimpin di bumi ini ialah
memakmurkan alam sebagai manifestasi dari rasa syukur manusia kepada Allah dan pengabdian
kepada-Nya. Tugas khalifah diberikan kepada setiap manusia. Dalam pelaksanaannya terkandung
sikap kebersamaan atau pertanggungjawaban bersama kepada Allah akan memakmurkan alam ini.
Konsep ini melahirkan nilai yangsangat penting tentang “pemimpin” dan anggota atau yang dipimpin,
serta situasi dimana kepemimpinan itu berlangsung. 3 Bagi setiap umat ada pemimpin yang dipercayai
sehingga mereka dapat membelajarkan tentang kebenaran, kebaikan, dan kemuliaan dengan
keteladanannya. Pemimpin harus menjadi penolong, penggerak, pengarah dan pembimbing anggota
organisasi untuk mematuhi kehendak Allah. Firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 71:

Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan sebahagian mereka adalah
menjadi penolong bagi sebahagian lainnya. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Allah
dan rasul-Nya” (QS. At-Taubah (9) Ayat 71).
Menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh
pemimpin tersebut, karena kelak Allah akan meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya
tersebut.

1
Yunasril Ali, kepemimpinan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 102.
2
Baharuddin & Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: ar Ruzz Media, 2012), h. 47.
3
Ahmad Saebeni, dkk, Kepemimpinan, (Bandung: CvPustakaSetia, 2014), h. 67.
2
Pemimpin dapat diartikan predikat yang disandang seseorang sebagai pemimpin yang memiliki
kewenangan, maka pemimpin tersebut wajib melaksanakan fungsinya. Berikut ini adalah pengertian
menurut beberapa ahli:
1. Menurut Kouzes, mengatakan bahwa pemimpin adalah vionir sebagai orang yang bersedia
melangkah kedalam situasi yang tidak diketahui. Pemimpin yang mempunyai visi yang jelas
dapat menjadi penuntun dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin.4
2. Menurut Sudriamunawar, mengatakan pemimpin adalah seseorang yang memiliki kecakapan
tertentu yang dapat mempengaruhi para pengikutnya untuk melakukan kerjasama
kearahpencapaian tujuan yang telah di tenttukan sebelumnya5.
3. Menurut Matondang, mengatakan bahwa pemimpin adalah seseorang yang mampu
mempengaruhi orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan6.
4. Menurut Bennis, mengatakan bahwa pemimpin adalah orang yang paling berorientasi hasil di
dunia, dan kepastian dengan hasil ini hanya positif kalau seseorang mengetahui apa yang
diinginkannya7.
5. Menurut Kartono (2005:51), menyatakan pemimpind adalah seorang pribadi yang memiliki
superioritas tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakan
orang lain melakukan usaha bersama guna mencapai sasaran tertentu8.

Dari berbagai pengertian menurut beberapa ahli diatas, maka penulis menyimpulkan pengertian
mengenai pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengatur, mendorong,
mengkoordinasi dan mempengaruhi orang lain dalam rangka melakukan kerjasama kearah pencapaian
tujuan bersama yang telah ditentukan.

Adapun pemimpin terbagi dua, yakni sebagai berikut:


1. Pemimpin formal
Pemimpin formal ialah orang yang oleh organisasi/lembaga tertentu ditinjuk sebagai
pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan

4
Kouzes, James & Posner. The Leadership Challenge. (San Francisco: Jossey-Bass, 2004), h. 17.
5
Haryono Sudriamunawar. Kepemimpinan, Peran Serta dan Produktivitas. Cetakan I. (Bandung: Mandar
Maj, 2006), h. 1.
6
M.H. Matondang, Kepemimpinan Budaya Organesasi dan Manajemen. Strategik, Cetakan Pertama.
(Yogjakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 5.
7
Bennis, Warren.; “On Becoming A Leader”, Soundview Executive Book. (Summaries: Bristol, 1989), h. 71.
8
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Rajawali: Jakarta, 2005), h. 51.
3
dalam struktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya, untuk
mencapai sasaran organisasi9.
Adapun ciri-ciri pemimpin formal antara lain:
a. Berstatus sebagai pemimpin formal selama masa jabatan tertentu, atas dasar legalitas
formal oleh penunjukan pihak yang berwewenang (ada legitimitas).
b. Sebelum pengangkatannya, dia harus memenuhi beberapa persyaratan formal terlebih
dahulu.
c. Diberi dukungan oleh organisasi formal untuk menjalankan tugas kewajibannya.
d. Mendapatkan balas jasa materiil dan immaterial tertentu serta emolument (keuntungan
ekstra, penghasilan sampingan lainnya).
e. Bisa mencapai promosi atau kenaikan pangkat formal, dan dapat dimutasikan.
f. Apabila dia melakukan kesalahan-kesalahan, dia dikenakan sangsi dan hukuman.
g. Selama menjabat kepemimpinan, dia diberikan kekuasaan dan wewenang, antara lain
untuk: menentukan peraturan, memberikan motivasi kerja kepada bawahan,
menggariskan pedoman dan petunjuk, mengalokasikan jabatan dan penempatan
bawahannya; melakukan komunikasi, mengadakan supervisi dan kontrol, dan lain-lain.
2. Pemimpin informal
Pemimpin informal ialah orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai
pemimpin, namun karena ia memiliki kualitas unggul, ia mencapai kedudukan sebagai orang
yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan prilaku suatu kelompok atau masyarakat.

Adapun ciri-ciri pemimpin informal antara lain:


a. Tidak memiliki penunjukan formal atau legimitas sebagai pemimpin.
b. Kelompok rakyat atau masyarakat menunjuk dirinya, dan mengakuinya sebagai
pemimpin. Status kepemimpinannya berlangsung selama kelompok bersangkutan
masih mau mengakui dan menerima pribadinya.
c. Tidak mendapatkan dukungan dari suatu organisasi formal dalam menjalankan tugas
kepemimpinannya.
d. Tidak mendapatkan imbalan balas jasa.
e. Tidak dapat dimutasikan, tidak pernah mencapai promosi, dan tidak memiliki atasan.
f. Apabila melakukan kesalahan tidak dapat dihukum, hanya respek kepada dirinya akan
berkurang.

9
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 9
4
B. Kriteria Seorang Pemimpin
Pemimpin yang benar-benar dapat dikatakan sebagai pemimpin setidaknya memiliki beberapa
kriteria, yaitu, memiliki pengikut, memiliki kekuasaan, dan memiliki kemampuan. Adapun
penjelasannya berikut ini:
1. Memiliki Pengikut
Adanya pengikut merupakan keharusan bagi sosokpemimpin. Seseorang tidak akan
dikatakan sebagai seorang pemimpin, jika ia tidak memiliki pengikut
(karyawan/pegawai/staf/anggota/anak buah/bawahan). Sebab, keberadaan pengikut menjadi
salah satu bukti eksisnya suatu proses kepemimpinan dalam sebuah organisasi.
2. Memiliki Kekuasaan
Yang dimaksud dengan kekuasan di sini merupakan kekuatan, otoritas dan legalitas yang
memberikan wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakan bawahan
untuk berbuat sesuatu. Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh bawahan karena dia memiliki
kekuasaan yang membuat bawahan menghargai keberadaannya. Para pemimpin dapat
memakai bentuk-bentuk kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku para anggota
organisasinya. Dari berbagai teori mengenai kekuasaan, paling tidak dapat dirumuskan 6
bentuk kekuasaan kepemimpinan dalam organisasi yaitu:
a. Kekuasaan paksaan (kekuasaan berdasarkan atas rasa takut);
b. Kekuasaan legitimasi (didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai
hak untuk menggunakan pengaruh dan otoritas yang dimilikinya);
c. Kekuasaan keahlian (kekuasaan ini bersumber dari keahlian atau pengetahuan yang
dimiliki oleh seorang pemimpin);
d. Kekuasaan penghargaan (kekuasaan ini didasarkan atas persepsi bawahan bahwa
pemimpin mempunyai kemampuan dan sumberdaya untuk memberikan penghargaan
kepada bawahan);
e. Kekuasaan referensi (kekuasaan ini bersumber pada sifat-sifat pribadi dari seorang
pemimpin); dan
f. Kekuasaan informasi (kekuasaan yang bersumber karena adanya akses informasi yang
dimiliki oleh pemimpin yang dinilai sangat berharga oleh pengikutnya).

3. Memiliki Kemampuan

5
Kemampuan ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan atau keterampilan
teknis dan sosial, yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa. Pemimpin harus
memiliki kemampuan untuk memimpin dan menjadi teladan bagi para pengikutnya.
Dalam Islam pemimpin bukan saja piawai dalam mengatur orang-orang yang
dipimpinnya, tetapi juga memiliki kemampuan (berpengetahuan luas) tentang agama.
Pemimpin juga diharapkan dapat melakukan apa yang mereka katakan, agar bawahannya
sukarela melakukan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya. Untuk itu di satu sisi,
keteladanan pemimpin diperlukan dan juga komitmen bawahan dituntut pula. Pemimpin dan
para anggotanya harus memiliki komitmen untuk melaksanakan segala keputusan yang diakui
secara bersama sebagai kebenaran tindakan untuk dilaksanakan bersama dalam organisasi.
Dalam hal ini kualitas seseorang akan menempatkan dirinya pada derajat tertentu sesuai
dengan prestasi kerjanya.

C. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan faktor terpenting dalam suatu. Sebenarnya apakah yang dimaksud
dengan kepemimpinan itu? Banyak para penulis yang telah memberikan definisi tentang
kepemimpinan. Menurut Stogdill terdapat hampir sama banyaknya definisi tentang kepemimpinan
dengan jumlah orang yang telah mencoba mendefinisikannya. Stogdill menyatakan bahwa
kepemimpinan sebagai konsep manajemen dapat dirumuskan dalam berbagai macam definisi
tergantung dari mana titik tolak pemikirannya10.
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi kelompok kearah pencapaian tujuan. Owens
mendefenisikan kepemimpinan sebagai interaksi antara satu pihak sebagai yang memimpin dengan
pihak yang dipimpin11. Sedangkan James Lipham, seperti yang diikuti oleh M. Ngalim Purwanto,
mendefenisiskan kepemimpinan adalah permulaan dari suatu struktur atau prosedur baru untuk
mencapai tujuan-tujuan dan sasaran organisasi atau untuk mengubah tujuan-tujuan dan sasaran
organisasi.
Kemudian Stogdill juga mencoba mempetakan definisi kepemimpinan, yaitu sebagai berikut:
1. Kepemimpinan sebagai proses kelompok,
2. Kepemimpinan sebagai kepribadian yang berakibat,
3. Kepemimpinan sebagai seni menciptakan kesepakatan,
4. Kepemimpinan sebagai kemampuan mempengaruhi,
10
R. M. Stogdill, Handbook of leadership: A survey of theory and research, 1974, h. 259.
11
Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan:
Visi dan Strategi Sukses Era Teknologi,Situasi Kritis, dan Internalisasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 8
6
5. Kepemimpinan sebagai tindakan perilaku,
6. Kepemimpinan sebagai bentuk bujukan,
7. Kepemimpinan sebagai suatu hubungan kekuasaan,
8. Kepemimpinan sebagai sarana pencapaian tujuan,
9. Kepemimpinan sebagai hasil interaksi,
10. Kepemimpinan sebagai pemisahan peranan, dan
11. Kepemimpinan sebagai awal struktur.
Sedangkan secara umum, kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan seseorang untuk dapat
mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, dan kalau perlu memaksa orang
lain agar ia menerima pengaruh itu, selanjutnya berbuat sesuatu yang bisa mencapai suatu maksud
atau tujuan tertentu12.
Dalam sejarah kehidupan manusia, sangat banyak pengalaman kepemimpinan yang dapat
dipelajari. Misalnya hadis Nabi, “setiap kamu adalah pemimpin” dan memberikan pemahaman bahwa
dalam pengalaman sehari-hari, manusia telah melakukan unsur-unsur kepemimpinan seperti
“mempengaruhi, mengajak, memotivasi dan mengkoordinasi” sesama mereka.
Dari beberapa defenisi kepemimpinan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar orang tersebut mau bekerja sama (mengolaborasi dan
mengelaborasi potensinya) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan juga sering
dikenal sebagai kemampuan untuk konsensus anggota organisasi untuk melakukan tugas manajemen
agar tujuan organisasi tercapai.
Pada dasarnya model kepemimpinan atau banyak bepengaruh terhadap keberhasilan seorang
pemimpin dalam mempengaruhi perilaku pengikut pengikutnya. Model kepemimpinan merupakan
cara atau norma perilaku yang digunakan oleh seseorang, dan pada seseorang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang diamati.
Secara umum model kepemimpinan hanya dikenal dalam dua model, yaitu model otoriter dan
demokrasi. Model kepemimpinan otoriter biasanya dipandang sebagai model yang didasarkan atas
kekuatan posisi dan pengguna otoritas dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pemimpin,
biasanya bersifat memaksan dan menekan. Sedangkan model kepemimpinan demokratis dikaitkan
dengan kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan.

12
M. Ngalim Purwanto, Adminstrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h.
2
7
D. Fungsi Kepemimpinan
Sesungguhnya semua orang mempunyai potensi menjadi pemimpin, yang berbeda hanya derajat
bakatnya saja, namun demikian potensi itu harus dikembangkan. Oleh karenanya, lembaga-lembaga
yang mendidik seorang menjadi pemimpin yang baik dan efektif sangat dibutuhkan keberadaannya.
Kepemimpinan yang efektif harus dipelajari dan diraih. Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan
yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Fungsi
kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok atau
organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan
di luar organisasi. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial karena harus diwujudkan dalam
interaksi antara individu di dalam situasi sosial suatu kelompok atau organisasi13.
Kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi selalu dihubungkan dengan kepemimpinan. Secara
umum fungsi pemimpin adalah memudahkan pencapaian tujuan organisasi. Fungsi yang sangat
singkat namun padat dikemukakan oleh bapak pendidik kita, Ki Hajar Dewantara, bahwa pemimpin
yang baik haruslah menjalankan fungsi seperti berikut: (1) Ing Ngarso sung tulodo; (2) Ing madyo
mangun karso; dan (3) Tut wuri handayani.
Secara operasional kepemimpinan dapat dibedakan menjadi lima fungsi pokok yaitu:
a. Fungsi instruktif.
Fungsi instruktif ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator
merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana dan di mana perintah itu
dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif
memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi oranglain agar mau
melaksanakan perintah. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan
perintah.
b. Fungsi konsultatif.
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin
dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi
dengan orang-orang yang dipimpinnya. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan
keputusan pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya
berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya, yang dinilai mempunyai berbagai bahan
informasi yang diperlukan dalam menetapkan ke- putusan.
c. Fungsi partisipasi.
13
Hendiyat Soetopo dan Waty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara,
1984), h. 1.
8
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang
dipimpinnya baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam
melaksanakannya.
d. Fungsi delegasi.
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang atau menetapkan
keputusan baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan daripimpinan. Fungsi
pendelegasian harus diwujudkan seorang pemimpin karena kemajuan dan perkembangan
organisasinya tidak mungkin diwujudkannya sendiri.
e. Fungsi pengendalian.
Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah
dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara
maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan,
koordinasi, dan pengawasan.
f. Kelima fungsi kepemimpinan tersebut pada dasarnya merupakan strategi mengefektifkan
organisasi sebagai teknik mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku atau
menggerakkan anggota organisasi agar melaksanakan kegiatan atau bekerja untuk mencapai
tujuan organisasi. Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut di atas diselenggarakan di dalam
aktivitas kepemimpinan secara intgral.
E. Keterampilan Yang Harus Dimiliki Seorang Pemimpin
Robert Katz dalam (Veitzhal Rivai, 2004) mengidentifikasi tiga keterampilan pemimpin yang
mutlak diperlukan, yaitu:14
1. Keterampilan teknis, meliputi keterampilan mengaplikasikan pengetahuan khusus atau
keahlian spesialisasi.
2. Keterampilan manusiawi, dapat dipahami sebagai keterampilan bekerjasama, memahami dan
memotivasi orang lain, baik perorangan maupun kelompok banyak orang secara teknis cakap,
tetapi secara antarpribadi tidak kompeten.
3. Keterampilan konseptual, artinya para pemimpin harus mempunyai keterampilan mental untuk
menganalisis dan mendiagnosis situasi yang rumit. Misalnya pengambilan keputusan
menuntut para pemimpin untuk menentukan letak masalah, mengidentifikasi alternatif yang
dapat mengoreksi masalah itu, mengoreksi, dan memilih alternatif yang terbaik.

14
Veithzal Rivai, “Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk”. Perusahaan,Cetakan Pertama, (Jakarta, PT.
Raja GrafindoPersada, 2004), h. 56.
9
Kimball Wiles (1980) menjelaskan beberapa keterampilan yang perlu dimiliki oleh pemimpin
yaitu15:
1. Keterampilan dalam Kepemimpinan.
Seorang pemimpin, selain tahu tentang fungsi-fungsi kepemimpinan dan karakteristik
pemimpin yang demokratis, ia juga harus menguasai keterampilan-keterampilan agar dapat
bertindak secara demokratis. Ia harus menguasai bagaimanacara:
a. Menyusun rencana secara bersama;
b. Mengajak anggotanya untuk berpartisipasi;
c. Memelihara moral kerja kelompok yang tinggi;
d. Mendelegasikan tanggung jawabdan mengikutsertakan anggotanya untuk membuat
keputusan;
e. Mendorong kreativitas anggotanya dan mendorong anggotanya untuk berani tampil ke
depan.
2. Keterampilan dalam Hubungan Insani
Dalam hubungan antara personil di dalam organisasi, selalu dijumpai hubungan yang
bersifat formal dan informal. Hubungan insani yang baik tidak dapat dipaksakan, tetapi harus
timbul secara wajar. Inti dari hubungan-hubungan tersebut adalah rasa saling
hargamenghargai di antara personil. Seorang pemimpin harus selalu sanggup dan bersedia
memaafkan. dan yang paling utama adalah bagaimana mengubah anggota “undemokratic”
agar sikap dan tingkah lakunya menjadi demokratis.
3. Keterampilan dalam Proses Kelompok
Dengan “group-process” diharapkan partisipasi anggota dapat ditingkatkan. Untuk dapat
mencapai maksud tersebut, seorang pemimpin harus dapat:
a. Mengenal bawahan dengan segala kelemahan dan kelebihannya;
b. Menciptakan dan memelihara sikap saling percaya mempercayai, dan saling tolong-
menolong di antara anggota dan pimpinan;
c. Mempergunakan cara-cara yang bijaksana untuk menghilangkan pertentangan-
pertentangan yang ada dalam kelompok;
d. Menguasai cara-cara memimpin diskusi, rapat, dan sebagainya.
4. Keterampilan dalam Administrasi

15
Wiles, Kimball. 1980. Supervision for Better Schools. New York: Prentice Hall Inc.
10
Personil Keterampilan dalam administrasi personil adalah keterampilan mengenai cara
memilih personil yang memenuhi syarat untuk ditempatkan dalam semua fungsi. Untuk
dapatmencapai maksud tersebut, seorang pemimpin harus tahu tentang:
a. Tujuan yang hendak dicapai oleh kelompoknya;
b. Macam dan jenis pekerjaan yang dipimpinnya serta cara mengerjakannya;
c. Cara dan teknik untuk mencari dan menemukan sifat-sifat yang diperlukan pada orang-
orang yang akan dipekerjakan;
d. Cara-cara meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan dan keahlian pegawainya;
e. Cara-cara memelihara suasana kerja yang sesuai dengan kebutuhan pegawai dan
pekerjaannya.
5. Keterampilan dalam Penilaian
Untuk dapat menilai orang lain, seorang pemimpin harus dapat menilai diri sendiri terlebih
dahulu. Yang termasuk keterampilan menilai ini adalah:
a. Menentukan tujuan penilaian;
b. Menentukan kriteria yang dipergunakan untuk menilai;
c. Mengumpulkan data yang dapat diolah dengan menggunakan kriteria tersebut;
d. Menyimpulkan hasil penilaian.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemimpin adalah orang mampu mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai
tujuan dengan kriteria memiliki pengikut, memiliki kekuasaan, dan memiliki kemampuan. Justeru
itu, kepemimpinan pada hakikatnya merupakan kemampuan untuk memengaruhi dan
menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya kepemimpinan dapat dilihat dari
enam aspek, yaitu: sifatnya, perilaku atau sikapnya, kemampuan mengelola situasi, jalan-tujuan,
kelebihannya, dan kharismatik yang tampak. Sementara dari aspek kemunculannya, pemimpin itu
lahir muncul berdasarkan keturunannya, kondisi sosial hidupnya, dan kondisi lingkungannya.
Kepemimpinan memiliki hubungan yang erat dengan budaya organisai. Melihat kepemimpinan
suatu organisasi itu sama dengan melihat budaya yang ada dalam organisasi tersebut. Artinya,
semakin bagus kepemimpinan, maka semakin bagus buday organisasi sebuah kelompok/institusi.
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca setelah membaca makalah ini mampu memahamiserta
mengaplikasikanya di dalam kehidupan sehari-hari agar terciptanya nilai pendidikan
kewarganegaraan dan mampu memberikan informasi ke masyarakat umum tentang Pemimpin dan
Kepemimpinan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Yunasril. 2008. kepemimpinan dalam Perspektif Islam. Bandung: Angkasa.

Bennis, Warren. 1989. “On Becoming A Leader”, Soundview Executive Book. Summaries: Bristol.

Danim dan Suparno, Sudarwan. 2009. Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional


Kekepalasekolahan: Visi dan Strategi Sukses Era Teknologi,Situasi Kritis, dan Internalisasi
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Kartono, Kartini. 2005. Pemimpin dan Kepemimpinan. Rajawali: Jakarta.

Kartono, Kartini. 2009. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kouzes, James & Posner. 2004. The Leadership Challenge. San Francisco: Jossey-Bass.

Matondang, M.H. 2008 Kepemimpinan Budaya Organesasi dan Manajemen. Strategik, Cetakan Pertama.
Yogjakarta: Graha Ilmu.

Purwanto, M. Ngalim. 2007. Adminstrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

R. M. Stogdill. 1974. Handbook of leadership: A survey of theory and research.

Rivai, Veithzal. 2004. “Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk”. Perusahaan,Cetakan Pertama. Jakarta,
PT. Raja GrafindoPersada.

Saebeni, Ahmad dkk. 2014. Kepemimpinan. Bandung: CvPustakaSetia.

Soetopo dan Waty Soemanto, Hendiyat. 1984. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bina
Aksara.

Sudriamunawar, Haryono. 2006. Kepemimpinan, Peran Serta dan Produktivitas. Cetakan I. Bandung:
Mandar Maj.

Umiarso, Baharuddin &. 2012. Kepemimpinan Pendidikan Islam. Yogyakarta: ar Ruzz Media.

Wiles, Kimball. 1980. Supervision for Better Schools. New York: Prentice Hall Inc.

13

Anda mungkin juga menyukai