Anda di halaman 1dari 12

PEMIMPIN FORMAL DAN INFORMAL

Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan

Dosen Pengampu: Drs. Suyud, M.Pd.

Disusun Oleh :

Danarsih Pangesti 16101241005

Okta Viawan Nur C 16101241027

Nafrinda Pinky T 16101241040

Safira Fahma N 16101244007

Novia Cahyanti 16101244008

Nurkholifatul Maula 16101244005

MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen yaitu merencanakan dan


mengorganisasi, tetapi peran utama kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan bukti bahwa pemimpin boleh jadi
manajer yang lemah apabila perencanaannya jelek yang menyebabkan kelompok berjalan kearah
yang salah. Akibatnya walaupun dapat menggerakan tim kerja, namun mereka tidak berjalan
kearah pencapaian tujuan organisasi. Guna menyikapi tantangan globalisasi yang ditandai dengan
adanya kompetensi global yang sangat ketat dan tajam.

Seorang pemimpin harus memiliki etika dan wajib bertanggung jawab kepada orang yang
dipimpinnya. Dengan kepemimpipinan yang ber etika maka akan tercipta keharmonisan dalam
menjalin hubungan kerja dengan bawahnnya tanpa ada status kedudukan. Kepemimpinan
mempunyai kekuatan untuk mencapai tujuan organisasi, hal ini didasari oleh legitimasi secara
formal atau non formal yang melekat pada diri pemimpin. Kepemimpinan formal terjadi apabila
di lingkungan organisasi jabatan otoritas formal dalam organisasi tersebut diisi oleh orang-orang
yang ditunjuk atau dipilih melalui proses seleksi. Sedangkan kepemimpinan informal tejadi
dimana kedudukan pemimpin dalam satu organisasi diisi oleh orang lainkarena kecakapan khusus
atau berbagai sumber yang dimilikinya dirasakan mampu memecahkan persoalan organisasi serta
memenuhi kebutuhan diri anggota organisasi yang bersangkutan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan kharismatik?
2. Apa yang dimaksud dengan pemimpin formal dan informal?

C. Tujuan
1. Mengetahui kepemimpinan kharismatik
2. Mengetahui tentang pemimpin formal dan informal
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan Kharismatik

Sebuah konsep “kharismatik” telah dipakai pada kepemimpinan dalam bidang politik,
sosial dan agama pada tahun 1980-an. Pada saat itu, banyak yang mendefinisikan bahwa sebuah
karisma adalah pemberian langsung dari Tuhan. Pada tahun-tahun berikutnya, Bass (1985)
menyatakan bahwa kepemimpinan kharismatik sangat dibutuhkan untuk kesuksesan sebuah
perusahaan. Melanjutkan dari pendapat Bass, secara gambalang menyatakan bahwa
kepemimpinan kharismatik merupakan suatu usaha pemimpin yang dapat memberikan sebuah
inspirasi, menunjukkan kebenaran, membangun rasa kepercayaan dan perhatian, memotivasi
untuk tujuan di masa depan, membantu anggotanya untuk menyadari esensi dari sebuah
organisasi, membangun komitmen, dan menularkan rasa kepercayaan pada satu misi dari seorang
pemimpin kepada anggotanya.
Berikut beberapa pengertian dari kepemimpinan kharismatik, diantaranya yaitu:
1. Pemimpin kharismatik memiliki pengaruh terhadap pengikut pada tingkat yang tinggi secara
luar biasa, bukan karena tradisi atau otoritas, tapi kareana persepsi pengikut.
2. Pemimpin bukan hanya dipandang sebagai bos, tetapi lebih dipandang sebagai panutan hidup.

Dalam bukunya Yukl (2001:294) menyatakan beberapa ciri-ciri dan perilaku pemimpin
kharismatik, yaitu:
1. Percaya diri yang luar biasa
2. Mempunyai visi, dan mampu mengungkapkan visi secara gambling
3. Perilaku yang diluar aturan atau yang konvensional
4. Mempunyai keterampilan komunikasi yang hebat
5. Bersedia membuat pengorbanan diri, mengambil risiko pribadi.

Selain dilihat dari faktor pemimpinnya, kepemimpinan kharismatik juga dapat dilihat dari sisi
pengikutnya. Antara lain:
1. Sangat menghormati dan menghargai pemimpin
2. Loyal dan setia pada pemimpin
3. Mencintai pemimpin
4. Berpengharapan pada kinerja tinggi
5. Kepatuhan.

Merujuk pada pendapat lain dari Saneh Juito (2009) dan Pichet Wongkiatkajorn (2010)
menyatakan bahwa lembaga pendidikan agar terus bertahan pada perubahan, membutuhkan
pemimpin yang memiliki beberapa karakteristik. Diantaranya yaitu: Visi yang luar biasa,
kemampuan komunikasi yang bagus, percaya diri, membangun sebuah partisipasi yang aktif,
berpengaruh, dan memiliki rasa kepekaan yang tinggi. Dan semua ciri-ciri tersebut berada pada
pemimpin yang kharismatik.
Tambahan lain pun dikemukakan oleh Srisai, dkk (2014) dalam penelitiannya

menunjukkan bahwa terdapat tiga hal yang mempengaruhi seseorang dapat menjadi pemimpin
yang kharismatik. Diantaranya yaitu:
1. Kreativitas- merupakan suatu proses yang mana seorang pemimpin dapat menunjukkan arah
organisasinya kedepan dengan berbagai inovasi yang ia punya. Kekuatan dari sebuah
kreativitas adalah sebuah imajinasi yang membawa ke gerbang kesuksesan.
2. Percaya Diri- secara tidak langsung akan mempengaruhi pengikut atau karyawan, atau para
guru. Dari kepercayaan diri yang dimiliki oleh seorang pemimpin, akan menghasilkan sikap
karyawan atau pengikut yang diluar ekspektasi.
3. Motivasi- berhubungan untuk menstimulasi pengikut untuk melakukan apa yang seharusnya
dilakukan oleh organisasi tersebut.

B. PEMIMPIN FORMAL
Menurut Winardi (2000), pemimpin formal ialah seseorang baik pria maupun wanita yang
oleh organisasi tertentu (pemerintah atau swasta) ditunjuk berdasarkan surat-surat keputusan
pengangkatan dari organisasi yang bersangkutan untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi yang ada dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya, untuk mencapai
sasaran-sasaran organisasi tersebut yang ditetapkan sejak semula. Dengan lebih singkatnya
pemimpin formal ialah orang yang oleh organisasi/lembaga tertentu ditunjuk sebagai pemimpin,
berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya, untuk mencapai sasaran
organisasi. Ciri-ciri pemimpin formal antara lain ialah:
1. Berstatus sebagai pemimpin formal selama masa jabatan tertentu, atas dasar legalitas formal
oleh penunjukan pihak yang berwenang (ada legitimitas).
2. Sebelum pengangkatannya, dia harus memenuhi beberapa persyaratan formal terlebih
dahulu.
3. Ia diberi dukungan oleh organisasi formal untuk menjalankan tugas kewajibannya. Karena itu
dia selalu memiliki atasan/superiors.
4. Dia mendapatkan balas jasa materiil dan immaterial tertentu, serta emolument (keuntungan
ekstra, penghasilan sampingan) lainnya.
5. Dia bisa mencapai promosi atau kenaikan pangkat formal, dan dapat dimutasikan.
6. Apabila dia melakukan kesalahan-kesalahan, dia kan dikenai sanksi dan hukuman.
Selama menjabat kepemimpinan, dia diberi kekuasaan dan wewenang antara lain untuk
menentukan policy, memberikan motivasi kerja kepada bawahan, menggariskan pedoman dan
petunjuk, mengalokasikan jabatan dan penempatan bawahannya, melakukan komunikasi,
mengadakan supervise dan control, menetapkan sasaran organisasi, dan mengambil keputusan-
keputusan penting lainnya. Menurut Winardi (2000), proses memimpin dilakukan sebagai berikut:
1. Proses membuat keputusan
Pemimpin menetapkan suatu pola tindakan yang didasarkkan padalaternatif pilihan guna
mencapai tujuan.
2. Menetapkan sasaran-sasaran
Pemimpin memotivasi bawahan untuk dapat berupaya mencapai sasaran-sasaran yang telah
dirumuskan. Apabila ada penyimpangan, pemimpin harus mengoreksi.
3. Merencanakan dan menetapkan kebijakan-kebijakan
4. Menetapkan kebijakan artinya menemukan alternati pola tindakan untuk mengantisipasi di
masa yang akan datang.
5. Mengorganisasi dan menempatkan
Menetapkan struktur dan alokasi jabatan-jabatan dan memilih orang untuk mengisijabatan
tersebut.
6. Komunikasi
Pemimpin meneruskan ide-ide kepada pihak lain dengan tujuan untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan.
7. Memimpin dan mensupervisi
Pemimpin mengusahakan agar bawahan bekerja ke arah pencapaian sasaran-sasaran dan
tujuan umum.
8. Mengaawasi
Pemimpin menggunakan proses-proses untuk mengukur hasil pekerjaan dan memimpin ke
arah tujuan yang ditetapkan semula.
Dari proses-proses memimpin yang telah dijabarkan di atas dapat diketahui apa yang
dilakukan oleh pemimpin formal. Walaupun demikian, proses memipin yang dilakukan oleh
pemimpin formal tidak mutlak berdasarkan ketujuh proses di atas. Ada beberapa teori yang
mengatakan bahwa proses memipin juga berkaitan dengan menggerakkan dan memberikan
motivasi.
Selain menjalankan wewenang yang diberikan, pemimpin formal tidak lepas dari perubahan-
perubahan yang mungkin terjadi. Perubahan-perubahan yang mungkin dihadapi pemimpin formal
antara lain:
1. Peubahan dalam pengetahuan, informasi, dan teknik
Semakin berkembangnya jaman semakin berkembang pula ilmu pengetahuan, teknologi dan
informasi, serta teknik untuk mendapatkan informasi. Sebagai pemimpin formal harus dapat
mengikuti perkembangan yang terjadi ini dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
tersebut.
2. Perubahan dalam skope kepemimpinan
Perubahan yang terjadi pada skope kepemimpinan menyebabkan seorang pemimpin formal
harus mendelegasikan tugas kepada wakil-wakilnya.
3. Perubahan dalam lingkungan
Semua aspek yang mempengaruhi lingkungan individu mengalami perubahan. Menurut
Henry Pratt Fairchild , lingkungan individu diklasifikasikan sebagai physiographic,
bionomic,ekonomi, budaya, dan sosial. Seorang pemimpin formal harus dapat menyesuaikan
perubahan dalam aspek-aspek tersebut apabila tidak maka akan menimbulkan banyak konfilk
dengan kelompok kerjanya.
4. Perubahan dalam isu-isu dan problem-problem yang dihadapi pemimpin
Setiap periode waktu isu-isu atau problem-problem yag dihadapi pemimpin berbeda-beda.
Perubahan ini pasti terjadi. Misalnya pada tahun lima puluhan problem yang dihadapi adalah
kurangnya tenaga sarjana. Namun, pada saat ini problem yang dihadapi tidak samalagi.oleh
karena itu, pemimpin harus siap dalam menghadapi permasalahan berdasarkan isu-isu yang
ada saat ini.
5. Perubahan dalam tingkat perubahan
Perubahan dalam tingkat perubahan artinya perubahan yang dihadapi di dalam masyarakat
memiliki kecepatan yang tidak sama. Misalnya, sebelum revolusi Inggris, tingkat perubahan
ekonomi diberbagai negara berjalan dengan lambat. Selanjutnya, terlihat beberapa negara
mengalami perkembangan ekonomi yang cepat dan beberapa negara tidaklah demikian.
Contoh dari pemimpin formal antara lain Kepala Dinas Pendidikan, Rektor, dan Kepala
Sekolah.

C. PEMIMPIN NONFORMAL
Pemimpin nonformal ialah orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai
pemimpin, namun karena ia memiliki sejumlah kualitas unggul, maka dia mencapai kedudukan
sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelmpok atau
masyarakat. Ciri-ciri pemimpin nonformal antara lain ialah:
1. Tidak memiliki penunjukan formal atau legitimitas sebagai pemimpin.
2. Kelompok rakyat atau masyarakat menunjuk dirinya dan mengakuinya sebagai pemimpin.
Status kepemimpinannya berlangsung selama kelompok yang bersangkutan masih mau
mengakui dan menerima pribadinya.
3. Dia tidak mendapatkan dukungan dari suatu organisasi formal dalam menjalankan tugas
kepemimpinannya.
4. Biasanya tidak mendapatkan imbalan balas jasa atau imbalan jasa diberikan secara sukarela.
5. Tidak dapat dimutasikan, tidak pernah mencapai promosi, dan tidak memiliki atasan. Dia tidak
perlu memenuhi persyaratan formal tertentu.
6. Apabila dia melakukan kesalahan, dia tidak dapat dihukum. Hanya saja respek orang terhadap
dirinya menjadi berkurang. Pribadinya tidak diakui atau dia ditinggalkan oleh massanya.
Kriteria yang dapt berpengaruh atas status pemimpin nonformal sebagai berikut :
1. Keturunan atau latar belakang rasial ( keluarga bangsawan – non bangsawan)
2. Kekayaan dalam arti yang seluas-luasnya (pendapatan seringkali digunakan orang untuk
menstratifikasi penduduk)
3. Apa yang dilakukan seseorang dalam sebuah masyarakat
4. Pendidikan yang diperoleh oleh orang yang bersangkutan
5. Ciri-ciri biologis ( pada banyak masyarakat, kaum pria dianggap lebih tinggi status sosialnya
dibanding kaum wanita)
Pengaruh pemimpin-pemimpin nonformal ini mempunyai dampak positif maupun negatif
dalam peranan sosialnya di tengah masyarakat. Peranan sosialnya dalam memberikan pengaruh
berupa sugesti, larangan, dan dukungan kepada masyarakat luas untuk menggerakkan atau
berbuat sesuatu. Besarnya peranan itu tergantung pada besar-kecilnya dampak social uang
disebabkan oleh kepemimpinannya serta tinggi-rendahnya status sosial yang diperolehnya. Status
sosial ini pada umumnya dicapai karena beberapa faktor di bawah ini, antara lain:
1. Keturunan
2. Harta kekayaan
3. Taraf pendidikan yang lebih tinggi dibanding orang lain.
4. Pengalaman hidup yang lebih banyak, sehingga dia memiliki kualitas dan keterampilan teknis
tertentu.
5. Memiliki sifat-sifat karismatik dan ciri-ciri herediter (menurun secara genetik) unggul lainnya.
6. Jasa-jasa yang telah diberikan kepada masyarakat. Jadi ada partisipasi sosial yang tinggi dan
fungsinya dapat mempengaruhi serta menggerakkan massa rakyat (function utility).
Contoh dari pemimpin nonformal antara lain tokoh masyarakat dan pemuka agama.

D. KESIMPULAN:
Ada 2 pengertian dari kepemimpinan kharismatik, diantaranya yaitu:
1. Pemimpin kharismatik memiliki pengaruh terhadap pengikut pada tingkat yang tinggi secara
luar biasa, bukan karena tradisi atau otoritas, tapi kareana persepsi pengikut.
2. Pemimpin bukan hanya dipandang sebagai bos, tetapi lebih dipandang sebagai panutan
hidup. Dalam bukunya Yukl (2001:294) menyatakan beberapa ciri-ciri dan perilaku pemimpin
kharismatik, yaitu:
a. Percaya diri yang luar biasa
b. Mempunyai visi, dan mampu mengungkapkan visi secara gambling
c. Perilaku yang diluar aturan atau yang konvensional
d. Mempunyai keterampilan komunikasi yang hebat
e. Bersedia membuat pengorbanan diri, mengambil risiko pribadi.
Selain dilihat dari faktor pemimpinnya, kepemimpinan kharismatik juga dapat dilihat dari
sisi pengikutnya. Antara lain:
a. Sangat menghormati dan menghargai pemimpin
b. Loyal dan setia pada pemimpin
c. Mencintai pemimpin
d. Berpengharapan pada kinerja tinggi
e. Kepatuhan.

Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa baik pemimpin formal maupun pemimpin
nonformal dapat menduduki jabatan kepemimpinannya disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
1. Penunjukan dan penetapan
2. Warisan kedudukan yang berlangsung turun-temurun
3. Dipilih oleh pengikut dan para pendukungnya
4. Memiliki kulitas pribadi
5. Tuntutan situasi-kondisi atau kebutuhan zaman

Perbedaan dari kedua pemimpin tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

PEMIMPIN FORMAL PEMIMPIN NONFORMAL


Memiliki legalitas formal sebagai pemimpin Tidak memiliki penunjukkan formal sebagai
(penunjukkan oleh pihak yang berwenang). pemimpin.
Organisasi formal yang menunjuk mereka sebagai Masyarakat (kelompok tertentu) yang menunjuk
pemimpin formal. mereka.

Masih harus mengafirmasi kedudukan mereka Diakui oleh mereka yang dipimpin.
sebagai pimpinan formal terhadap bawahan
melalui kepemimpinan mereka.
Diberikan “backing” oleh organisasi formal untuk Tidak ada “backing” dari suatu oraganisasi formal
menalankan keputusan-keputusan. untuk menjalankan keputusan-keputusam.
Berstatus sebagai pemimpin formal selama masa Berstatus sebagai pemipin nonformal selama
pengangkatan berlaku. kelompok yang dipimpin masih mengakui.
Memperoleh balas jasa material dan emolumen- Biasanya tidak memperoleh baas jasa material
emolumen lain yang berkaitan dengan jabtan kecuali apabila mereka mngusahakannya
mereka
Dapat mencapai promosi (kenaikan jabatan) Tidak pernah mencapai promosi
Dapat dimutasikan organisasi formal Tidak dapat dimutasikan
Selalu memiliki pihak atasan (supervisi) Tidak memiliki atasan dalam arti formal
Biasanya harus memiliki syarat-syarat formal Tidak perlu memenuhi syarat-syarat formal, asal
tertentu sebelum memperoleh pengangkatan. saja disegani oleh pihak yang dipimpinnya
Apabila melakukan kesalahan akan mendapat Apabila melakukan kesalahan akan mendapatkan
sanksi dari organisasi formal sanksi berupa kurang ditaati sebgai pemimpin
nonformal
Selama masa pengangkatannya berlaku ia harus Kadang-kadang ia menjalankan
terus menerus menjalankan kepemimpinannya. kepemimpinannya, kadang-kadang tidak.
Daftar Pustaka

Bass, B.M. (1985), Leadership: good, better, best, Organizational Dynamics, Vol.13, No.3, pp.26-40.

Juito,S . (2009). Vision and strategies of modernized leaders. Nontanuri: Sukothai Thammatirat

Kartono, Kartini. 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah kepemimpinan abnormal itu?.
Jakarta : Rajawali Pers

Srisai, Sompach, and Sombatteera. 2014. Factors Affecting Charismatic Leadership Of Primary
Schools Principal. Elseiver-Social and Behavioural Sciences. Pp 962-967

Winardi. 2000. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta : PT RINEKA CIPTA University.

Wongkiatkajorn,P. (2010). Modernized administrative leaders. Bangkok: Panyachon.

Anda mungkin juga menyukai