Disusun Oleh
Kelompok 3:
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “Kepemimpinan
Dalam Organisasi”. Dari makalah ini semoga dapat memberikan informasi kepada kita semua
betapa pentingnya pemimpin dalam sebuah organisasi.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada Bapak Asman,SE,MM selaku
dosen mata kuliah perilaku organisasi, dan semua pihak yang telah membantu sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami menyadari atas kekurangan kemampuan kami
dalam pembuatan makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila
mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini selanjutnya akan lebih baik
dan sempurna serta komprehensif.
Demikian akhir kata dari kami, semoga makalah ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak
dan pembelajaran budaya khususnya dalam segi teoritis sehingga dapat membuka wawasan ilmu
budaya serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan datang.
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan penulisan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian kepemimpinan dalam organisasi............................................................2
2. 2 Macam-macam tipe kepemimpinan.........................................................................2
2. 3 Gaya kepemimpinan................................................................................................4
2. 4 Teori dasar kepemimpinan.......................................................................................6
2. 5 Fungsi dari kepemimpinan.......................................................................................7
2. 6 Kepemimpinan yang efektif.....................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bertitik tolak dari hal-hal tersebut, maka berhasil tidaknya suatu usaha pencapaian tujuan
yang telah ditentukan itu sebagian besar akan ditentukan oleh kemampuan pimpinan yang
memegang peranan penting dalam rangka menggerakkan orang-orang bawahannya,
Keterampilan kepemimpinan (Leadership Skill) yang baik dan efektif sangat penting untuk
membangun, mendorong dan mempromosikan budaya dalam perusahaan yang kuat dan akhirnya
mencapai kesuksesan. Dengan demikian, keterampilan kepemimpinan diperlukan untuk
memaksimalkan efisiensi dan mencapai tujuan organisasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat dilingkungan masyarakat yang
bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat
tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat
kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai
tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh-tokoh adat, para ulama dan guru.
Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
Tipe Kepemimpinan dengan sifat-sifat antara lain;
a. Menganggap bawahannya belum dewasa
b. bersikap terlalu melindungi
c. Jarang memberi kesempatan bawahan untuk mengambil keputusan
d. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
3. Tipe Otoriter
Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seorng yang
sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menunjuukkan sikap yang menonjol
”keakuannya”, antara lain dalam bentuk:
a. Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain ddalam
organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat
mereka.
b. Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengaitkan
pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
c. Pemimpin bertindak sebagai dictator dan cara menggerakkan bawahan dengan paksaan
dan ancaman.
4. Tipe Militeristik
Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang
pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi
militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis. Dalam
tipe ini pemimpin mempunyai siafat sifat:
a. menuntut kedisiplinan yang keras dan kaku
b. lebih banyak menggunakan system perintah
c. menghendaki keputusan mutlak dari bawahan
3
d. Formalitas yang berlebih-lebihan
e. Tidak menerima saran dan kritik dari bawahan
f. Sifat komunikasi hanya sepihak
5. Tipe Demokrasi
Tipe demokrasi mengutamkan masalah kerja sama sehingga terdapat koordinasi
pekerjaan dari semua bawahan. Kepemimpinan demokrasi menghadapi potensi sikap
individu, mau mendengarkan saran dan kritik yang sifatnya membangun. Jadi pemimpin
menitik beratkan pada aktifitas setiap anggota kelompok, sehingga semua unsure
organisasi dilibatkan dalam akatifitas, yang dimulai penentuan tujuan,, pembuatan
rencana keputusan, disiplin.
6. Tipe Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional
Kepemimpianan transformasional yang bermakna mentransformsikan atau
mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda, misalnya mentransformasikan visi
menjadi realita atau mengubah sesuatu potensial menjadi aktual. Fungsi utamanya adalah
berperan sebagai katalis perubahan, bukannya sebagai pengontrol perubahan.
Sedangkan kepemimpinan transaksional merupakan hubungan pertukaran antara
pemimpin dan pengikut dan yang memandu atau memotivasi pengikut mereka dalam
arah tujuan yang diinginkan dengan memperjelas peran dan tuntunan tugas.
4
inginkan dan cenderung mengekspresikan kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam bentuk
perintah-perintah langsung kepada bawahan.
2. Gaya Demokratis, yaitu gaya kepemimpinan yang dikenal pula sebgai partisipatif.
Gaya ini berasumsi bahwa para anggota organisasi yang ambil bagian secara pribadi
dalam proses pengambilan keputusan akan lebih memungkinkan sebagai suatu akibat
mempunyai komitmen yang jauh lebih besar pada sasaran dan tujuan organisasi.
3. Gaya Laissez-Faire, yaitu gaya kepemimpinan kendali bebas. Pendekatan ini bukan
berarti tidak adanya sama sekali pemimpin. Gaya ini berasumsi bahwa suatu tugas
disajikan kepada kelompok yang biasanya menentukan teknik-teknik mereka sendiri guna
mencapai tujuan tersebut dalam rangka mencapai sasaran dan kebijakan organisasi.
5
2.4 Teori Dasar Kepemimpinan
Ditinjau dari sejarah perkembangannya dapat dikemukakan disini adanya tiga teori dasar
kepemimpinan:
1. Teori Genetis (Keturunan)
Inti dari teori menyatakan bahwa—Leader are born and not made—
(pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini
mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena
ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. Dalam keadaan yang bagaimanapun
seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali kelak ia
akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini
tergolong pada pandangan fasilitas atau determinitis. Teori ini menganggap bahwa
kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang berupa sifat-sifat yang dibawa sejak
lahir yang ada pada diri seorang pemimpin. Menurut teori ini kepemimpinan diartikan
sebagai traits within the individual leader. Jadi seseorang dapat menjadi pemimpin
karena dilahirkan sebagai pemimpin dan bukan karena dibuat atau dididik untuk itu
(leader were borned and note made).
2. Teori Sosial.
Menurut teori ini kepemimpinan dipandang sebagai suatu fungsi dari situasi
(function of the situation), betapapun seorang pemimpin telah memiliki sifat-sifat
kepemimpinan yang baik dan dapat menjalankan fungsinya sebagai anggota kelompok,
sukses tidaknya kepemimpinannya masih ditentukan pula oleh situasi yang selalu
berubah yang mempengaruhi perubahan dan perkembangan kehidupan kelompok yang
didampingnya.
3. Teori Ekologis.
Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya
akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat
6
kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur
dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.
5
7
dokter, ahli hukum, dan sebagainya yang mencapai dan memelihara pengaruhnya karena
mereka mempunyai pengetahuan untuk diberikkan kepada orang lain
5. Pemimpin diskusi
Tipe pemimpin yang seperti ini dapat dijumpai dalam lingkungan kepemimpinan yang
demokratis dimana komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Seseorang yang
secara lengkap memenuhi kriteria kepemimpinan demokratis ialah orang yang menerima
peranannya sebagai pemimpin diskusi.
Menurut Andrei Gostik di bukunya yang berjudul The Carrot Principel, hal-hal yang
mendasari kepemimpinan yang efektif adalah:
1. Penentuan tujuan
Seorang pemimpin harus memastikan dari awal bahwa semua anggota teamnya
memahami maksud dan tujuan organisasi. Agar tidak salah arah dalam mencapai tujuan
organisasi.
2. Komunikasi
Semua kebijakan, keputusan, informasi atau berita apapun yang dibuat oleh
pemimpin berkaitan dengan kebaikan suatu organisasi untuk dikomunikasikan dengan
baik terhadap bawahan agar tidak terjadi konflik di lingkungan internal organisasi.
3. Kepercayaan
Dengan adanya komunikasi yang efektif didasari dengan adanya saling percaya
dengan anggota organisasi.
4. Akuntabilitas (pertanggungjawaban)
Banyak pemimpin yang akhirnya gagal menjalankan proyek itu diakibatkan karena
melalaikan dasar pertanggung jawaban.Sebagai seorang pemimpin harus bisa
mengutamakan yang terbaik karena akhirnya akan dipertanggung jawabkan juga
akhirnya.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan yang merupakan sesuatu yang wajib dalam kehidupan agar kehidupan
menjadi teratur dan keadilan bisa ditegakkan. Kepemimpinan juga dapat dikatakan penting
apabila memanfaatkan dan mengelola potensi setiap anggota dengan cara yang tepat . Maka dari
itu seorang pemimpin dalam mengendalikan kepemimpinannya harus mendorong perilaku positif
dan meminimalisir semua yang negatif, mencari pemecahan masalah, mempelajari perubahan di
sekitarnya, serta mencanangkan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan.
3.2 Saran
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri
sendiri. Jika mampu berhasil memimpin dirinya sendiri akan kelak berhasil juga menjadi
pemimpin dari organisasi yang dijalankan.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://sedaobagann.blogspot.com/2017/10/makalah-kepemimpinan-orgganisasi.html
http://putrik943.blogspot.com/2016/01/tugas-makalah-kelompok-kepemimpinan.html
https://nasuhasmith13.blogspot.com/2011/03/teori-dasar-kepemimpinan.html
10