Anda di halaman 1dari 9

Review Jurnal Tugas Leadership

Judul Kepemimpinan Transformasional Dalam Konteks Perubahan Organisasi Di


Lembaga Administrasi Negara.
Jurnal Jurnal Borneo Administrator
Volume & Halaman Vol. 4 No. 9 Hal. 1-26
Tahun 2013
Penulis Mariman Darto
Reviewer Saeful, Monovatra predy Rezky, Asrianti, Verdinand Yuliyan
Manehat, Asridha Raiz, Muh. Syarwan Fadillah.
Tujuan Penelitian Untuk mendeskripsikan pentingnya peran kepemimpinan
transformasional dalam mendorong dan mempengaruhi perubahan
organisasi di Lembaga Administrasi Negara.
Objek Penelitian Unit Analisis Penelitian ini yaitu Lembaga Administrasi Negara
dengan melakukan observasi dalam kurun waktu setahun terakhir,
Metode Penelitian metode pengumpulan data melalui stock-taking dari berbagai
textbook, jurnal dan dokumen yang ada, serta dengan melakukan
observasi dalam kurun waktu setahun terakhir,
Pembahasan Perubahan yang terjadi di Lembaga Administrasi Negara (LAN)
tergolong sangat cepat. Hanya dalam kurun waktu kurang dari satu
setengah tahun banyak perubahan yang terjadi. Salah satu perubahan
yang mencolok adalah pada perubahan struktur organisasi.
Perubahan struktur ini ditandai dengan lahirnya Perpres Nomor 57
Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara. Lahirnya
Perpres Nomor 57 Tahun 2013 ini telah memangkas lima
kedeputian yang dimiliki Lembaga Administrasi Negara menjadi
tiga kedeputian, konsekuensinya perubahan nomenklatur pada
unit eselon dua dan tiga bahkan empat mengalami perubahan.
Dilihat dari sisi produk, berbagai hasil perubahan juga tampak. Produk
Diklat terlihat paling cepat perubahannya karena sifat kegiatannya
yang membutuhkan waktu pendek. Sehingga perl akuan t
erhadap perubahan sistemnya bisa dilakukan melalui uji coba
(piloting) kegiatan saja. Dan hasilnya cukup luar biasa. Berbagai
perubahan pada mekanisme atau proses penyelenggaraan yang hanya
20% menggunakan kelas, sisanya pada action plan perubahan
ditempat kerja yang dilaksanakan oleh peserta serta monitoring dan
evaluasi secara simultan. Selain itu, kompetensi fasilitator juga
mengalami perubahan sebagaimana diatur dalam Peraturan kepala
Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Perubahan itu dipimpin seorang yang memiliki karakter
kepemimpinan transformasional. Sedangkan proses perubahannya
terlihat menggunakan cara pandang John P. Kotter melalui Enam
tahapan perubahan. Berikut adalah beberapa peran perubahan yang
dilakukan Agus Dwiyanto dalam perspektif Kotter sebagai berikut :
Pertama, menciptakan suasana yang mendesak melalui
penyadaran kepada semua pihak baik di LAN sendiri maupun
pihak eksternal seperti Wakil Presiden, kementerian PAN dan RB,
Bappenas, kementerian Keuangan dan dikomunikasikan kepada
berbagai stakeholders di daerah.
Kedua, membentuk koalisi perubahan yang kokoh. Tampaknya
kepala LAN memilih kader-kader potensial yang energik sebagai
pelopor, penggerak dan katalisator perubahan yang diberikan tugas
untuk memotret, menjelaskan, memantau, dan mendorong orang-
orang di sekitarnya untuk ikut mendukung perubahan,

Ketiga, membangun visi Koalisi perubahan bekerja


menerjemahkan visi ke depan. Dan kini LAN memiliki visi baru :
"Menjadi Rujukan Bangsa dalam Pembaharuan Administrasi
Negara".

Keempat, mengkomunikasikan visi. Dalam berbagai kesempatan


kepala LAN juga memberikan penegasan akan perubahan visi
LAN.

Kelima, mendorong para pengikut bertindak sesuai visi. Upaya


demikian juga telah lama dilakukan oleh Agus Dwiyanto. Tidak
hany s e k e d a r m e m b e r i k a n a l o k a s i sumberdaya untuk mereka,
melainkan juga menyingkirkan segala rintangan yang ada agar
organisasi mampu bergerak lincah. Termasuk di dalamnya adalah
mendorong tim lebih berani mengambil langkah-langkah berisiko
dan keluar dengan gagasan-gagasan original, dan melakukan
terobosan- terobosan kreatif.
Keenam, meraih kemenangan- kemenangan jangka pendek hanya
bisa dilihat dari perubahan struktur dan sbagian produk baik Diklat
maupun kajian serta pengembangan arah baru.
Ketujuh, terus melakukan konsolidasi. Konsolidasi terus
idilakukan. Pelantikan pejabat baru mulai dari eselon I, II, III dan
4 juga telah dilakukan pada akhir Desember hingga awal Januari
2014 ini.
Kesimpulan Tiga indikator penting yaitu perubahan struktur, produk dan kultur.
Dua indikator perubahan yang pertama, yaitu struktur dan produk,
relatif lebih baik jika dibandingkan dengan perubahan kultur, dimana
LAN masih harus bekerja keras untuk merubah kebiasaan lama
(breaking habit) yang selama ini dilakukan menjadi kebiasaan baru
yang mencerminkan harapan stakeholder baik internal maupun
eksternal yaitu: profesionalisme dalam menjalankan tugas dan fungsi
di bidang kajian dan kediklatan. Hanya dalam kurun waktu kurang
dari satu setengah tahun banyak perubahan yang terjadi. Salah satu
perubahan yang mencolok adalah pada perubahan struktur
organisasi. Perubahan struktur ini ditandai dengan lahirnya Perpres
Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi
Negara. Lahirnya Perpres Nomor 57 Tahun 2013 ini telah
memangkas lima kedeputian yang dimiliki LAN menjadi tiga
kedeputian, konsekuensinya perubahan nomenklatur pada unit
eselon dua dan tiga bahkan empat mengalami perubahan.
Dilihat dari sisi produk, berbagai hasil perubahan juga tampak.
Produk Diklat terlihat paling cepat perubahannya karena sifat
kegiatannya yang membutuhkan waktu pendek. Sehingga
perl akuan terhadap perubahan sistemnya bisa dilakukan melalui
uji coba (piloting) kegiatan saja. Dan hasilnya cukup luar biasa.
Berbagai perubahan pada mekanisme atau proses penyelenggaraan
yang hanya 20% menggunakan kelas, sisanya pada action plan
perubahan ditempat kerja yang dilaksanakan oleh peserta serta
monitoring dan evaluasi secara simultan.
Saran Berdasarkan kesimpulan, saran yang dapat diberikan yaitu peneliti
masih mengalami kendala didalam penulis masih sangat terbatas.
Sehingga ke depan lebih dapat memberikan gambaran mengenai
bagaimana peran kepemimpinan transformasional mampu
mendorong terjadinya perubahan organisasi dimana LAN masih
harus bekerja keras untuk merubah kebiasaan lama (breaking habit)
yang selama ini dilakukan menjadi kebiasaan baru yang
mencerminkan harapan stakeholder baik internal maupun eksternal
yaitu: profesionalisme dalam menjalankan tugas dan fungsi di bidang
kajian dan kediklatan.
Review Jurnal Tugas Leadership

Judul Urgensi Kepemimpinan Dan Mentalitas Siap Berubah Terhadap


Kinerja Pegawai Di Masa Pandemi Covid-19
Jurnal Jurnal REKOMEN (Riset Ekonomi Manajemen)
Volume & Halaman Vol. 4 No. 1 Hal. 1-15
Tahun 2020
Penulis Dewiana Novitasari, Masduki Asbari
Reviewer Saeful, Monovatra predy Rezky, Asrianti, Verdinand Yuliyan
Manehat, Asridha Raiz, Muh. Syarwan Fadillah.
Tujuan Penelitian Guna menguji pengaruh kepemimpinan transformational terhadap
kinerja pegawai pada pegawai industri Refrigeration and Air
Conditioning (RAC) di Bekasi dengan mentalitas siap berubah sebagai
mediator.
Objek Penelitian Unit Analisis Penelitian ini yaitu, pegawai pada industri Refrigeration
and Air Conditioning (RAC) di Bekasi.
Metode Penelitian metode Data dikumpulkan melalui teknik simple random sampling dan
hasil questionnaire yang kembali serta valid sebesar 132 sampel. Data
diolah dengan metode SEM yang menggunakan perangkat lunak
SmartPLS 3.0.,
Pembahasan Dari hasil riset ini bahwa kepemimpinan transformational tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, namun
kepemimpinan transformational berpengaruh signifikan dan positif
terhadap mentalitas siap berubah sebagai mediator, mentalitas siap
berubah berpengaruh signifikan dan positif terhadap relasi antara
kepemimpinan transformational dan kinerja pegawai. Mentalitas siap
berubah dalam studi ini berfungsi sebagai mediator penuh. Riset
baru ini mengajukan model guna membangun kinerja pegawai di
kalangan pegawai industri RAC di Bekasi melalui pengembangan
praktik kepemimpinan transformational dengan mentalitas siap
berubah sebagai variable mediasi. Riset ini dapat membuka jalan
guna mengambangkan mentalitas siap berubah dalam diri pegawai
dalam menghadapi laju revolusi industri keempat.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil riset ini, disimpulkan bahwa kepemimpinan
transformational tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap tinggi-rendahnya tingkat kinerja pegawai di industry
RAC. Tetapi, ternyata keyakinan dan semangat mentalitas siap
berubah pada diri pegawai mampu mempertahankan tetap baiknya
kinerja. Ada hal menarik yang bias diperhatikan dari hasil riset ini,
bahwa di era pandemic Covid-19 ini, praktik kepemimpinan
transformational tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai, tetapi berpengaruh signifikan dan positif terhadap
mentalitas siap berubah. Mengapa demikian? Jawabannya bisa jadi
karena usia pegawai mayoritas sudah dewasa, yakni di atas 40
tahun (74.59%) dan masa kerja pegawai dominan lebih dari 5 tahun
(64.34%), artinya keberadaan praktik kepemimpinan
transformational sudah tidak banyak memberikan pengaruh
terhadap kinerja pegawai, karena mereka sudah relative lebih
mandiri. Di sisi lain, kepemimpinan transformational mampu
memberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap
mentalitas siap berubah pada diri pegawai di masa pandemic covid-
19 ini, mengapa demikian? Jawabannya, di dalam praktik
kepemimpinan, terdapat dimensi keteladan dan memengaruhi yang
sangat dominan. Briefing dan sesi rapat yang kerap diadakan oleh
pemimpin mampu memunculkan kesadaran dan keyakinan kuat
kepada pegawai bahwa pandemic covid-19 ini akan bisa berakhir dan
normal kembali. Di samping itu, motivasi yang diberikan oleh
pemimpin transformational memberikan keyakinan bahwa pasca
pandemic, persahaan akan memiliki kinerja lebih lagi karena mampu
melihat peluang-peluang baru di masa depan. Di samping itu, riset
ini menemukan bukti bahwa mentalitas siap berubah mampu
menjadi mediasi penuh terhadap relasi antara kepemimpinan
transformational dan kinerja pegawai
Saran Berdasarkan hasil temuan riset ini, disarankan kepada menejemen
industry RAC guna memperhatikan praktik kepemimpinan
transformational yang lebih baik sehingga tetap mampu memberikan
dampak positif terhadap kinerja pegawai, atau jika tidak mungkin
mempertahankan praktik kepemimpinan transformational lagi,
menejemen perlu mempertimbangkan praktik gaya kepemimpinan baru
yang lebih sesuai dengan kondisi pegawai industry RAC saat ini yang
mayoritas sudah dewasa (74.59%) dan masa kerja sudah cukup lama,
yang sudah di atas 5 tahun sebanyak 64.34%. Berikutnya, menejemen
perlu mempertahankan kebiasaan memberikan briefing dan motivasi
para pemimpin di persahaan guna terus menjaga mentalitas siap
berubah pada diri pegawai, lebih-lebih di masa pandemic Covid-19 ini.
Karena mentalitas siap berubah adalah modal dasar dari mentalitas siap
pegawai guna menghadapi kompetisi di era revolusi industry.
Review Jurnal Tugas Leadership

Judul Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Berorientasi Hubungan, Tugas,


Kerja Terhadap Efektifitas Perubahan Organisasi Di Pt. Pln (Persero)
Cabang Manado
Jurnal Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi.
Volume & Halaman Vol. 4 No. 6 Hal. 1-11
Tahun 2018
Penulis Erick Muis, Christoffel Kojo, Greis Sendow.
Reviewer Saeful, Monovatra predy Rezky, Asrianti, Verdinand Yuliyan
Manehat, Asridha Raiz, Muh. Syarwan Fadillah.
Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini untuk menguji dan menganalisis
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan Efektifitas Kerja terhadap
Organisasi di PT.PLN (persero) Area Manado.
Objek Penelitian Unit Analisis Penelitian ini yaitu di PT.PLN (persero) Area Manado.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode Simple Random
Sampling. Analisis data penelitian ini menggunakan Analisis Regresi
Berganda,
Pembahasan Hasil analisis menunjukkan bahwa disiplin dan motivasi
berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perilaku kepemimpinan berorientasi
hubungan, tugas, dan kerja berpengaruh positif terhadap efektifitas
perubahan organisasi. Berdasarkan survei perilaku kepemimpinan
bisa menjadi suatu pengaruh dalam proses pekerjaan yang terjadi
dilapangan. Sehingga bisa mempengaruhi pengawai agar supaya
lebih rajin dalam melaksanakan pekerjaan
Kesimpulan Pertama : Perilaku kepemimpinan berorientasi hubungan, perilaku
kepemimpinan berorientasi Tugas, dan perilaku kepemimpinan
berorientasi Kerja dalam penelitian ini mempengaruhi efektivitas
perubahan secara simultan pada karyawan di PT. PLN (Persero)
Manado.
Kedua :Perilaku kepemimpinan berorientasi Hubungan dalam
penelitian ini mempengaruhi efektivitas perubahan pada karyawan
di PT. PLN (Persero) Manado. Variabel ini merupakan variabel
kedua yang terkuat berpengaruh terhadap efektivitas perubahan.
Ketiga : Perilaku kepemimpinan berorientasi Tugas dalam
penelitian ini mempengaruhi efektivitas perubahan pada karyawan
di PT. PLN (Persero) Manado. Variabel ini merupakan variabel
yang terkuat berpengaruh terhadap efektivitas perubahan.
Keempat : Perilaku kepemimpinan berorientasi Kerja dalam
penelitian ini tidak mempengaruhi efektivitas perubahan pada
karyawan di PT. PLN (Persero) Manado.
Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor dalam
perilaku kepemimpinan yaitu hubungan, tugas dan kerja yang
berpengaruh terhadap efektivitas perubahan. Penelitian ini
memasukkan variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi dan
menyempurnakan hasil penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai