Anda di halaman 1dari 11

23

Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.2, 2020. Hal 23-33
Tersedia online di https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/refrensi/index
ISSN 2548-6152 (online)
ISSN 2089-0532 (cetak)

PENENTUAN SKALA PRIORITAS DALAM STRATEGI PEMASARAN


PRODUK MEREK PECANDU COFFEE
1
Ragil Pardiyono; 2Susi Nugrahati
12
Universitas Jenderal Ahmad Yani
E-mail: ragilpardiyono@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to design a priority marketing strategy using a marketing mix model by measuring
consumer perceptions to increase sales volume.. From the Factor Analysis processing, there are 12
latent variables that have eigenvalues> 1, namely product, service, public facilities, access, branding
promotion, strategic, unique serving consumers, advertising media, lighting, entertainment, and
quality. After that, it is processed using the Analytical Hierarchy Process (AHP), and the result is that
there are 3 priority factors, namely the quality factor (31.66%), product (13.10%), and advertising
media (11.93%). The quality factor strategy includes making SOPs, attending seminars / training,
making P-IRT certifications, and making business licenses. Product factor strategy includes adding
variant origin, redesigning the packaging. Marketing strategy through advertising media with
Facebook and Instragram, becoming a merchant at Go-Food and Grab-Food, and partnerships with
online payment application providers.
Keywords: marketing strategy; marketing mix; factor analysis; analytical hierarchy process.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk merancang prioritas strategi pemasaran menggunakan model marketing
mix dengan mengukur persepsi konsumen untuk meningkatkan volume penjualan. Dari pengolahan
Analisis Faktor, terdapat 12 variabel laten yang memiliki nilai eigen value > 1 yaitu faktor produk,
pelayanan, fasilitas umum, akses, promosi branding, strategis, unik melayani konsumen, media iklan,
pencahayaan lokasi, hiburan, dan kualitas. Setelah itu diolah menggunakan Analitical Hierarchy
Process (AHP), dan hasilnya terdapat 3 faktor prioritas yaitu faktor kualitas (31.66%), produk
(13.10%), dan media iklan (11.93%). Strategi faktor kualitas meliputi pembuatan SOP, mengikuti
seminar/pelatihan, membuat sertifikasi P-IRT, dan membuat izin usaha. Strategi faktor produk meliputi
penambahan varian origin, mendesain ulang kemasan. Strategi pemasaran melalui media iklan dengan
Facebook dan Instragram, menjadi merchant di Go-Food dan Grab-Food, dan partnership dengan
penyedia aplikasi pembayaran online.
Kata Kunci: strategi pemasaran; marketing mix; analisis faktor; analitical hierarchy process.

Cara mengutip: Pardiyono, R. & Nugrahati, S. 2020. Penentuan Skala Prioritas dalam Strategi Pemasaran Produk Merek
Pecandu Coffee. Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi, 8(2), 23-33

Retrieved from https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/refrensi/article/view/1558


24
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.2, 2020. Hal 23-33

PEDAHULUAN Vanessa (2016) Bidang pemasaran adalah


faktor utama bagi perusahaan untuk tetap
Pecandu coffee adalah merek produk
industri rumahan di kota Bandung yang bertahan dan berkembang. Penelitian
mengenai Strategi Pemasaran pernah
mengolah biji kopi mentah menjadi kopi
dilakukan oleh Setyorini & Santoso (2017).
sangrai siap saji. Produk yang di sediakan
Analisis penelitian ini menggunakan
adalah roast bean coffee dan green bean.
matriks SWOT dan QSPM yang
Dalam rentang waktu Juli 2018 sampai Juni
menggunakan perspektif produsen.
2019 penjualan produk kopi merek
Handika & Darma (2018), juga telah
pencandu coffee mengalami tren yang
melakukan penelitian mengenai Strategi
menurun. Berikut adalah tabel data
Pemasaran yang khusus menggunakan
penjualan selama 12 bulan:
instrument influencer melalui media sosial
Tabel 1. Data Penjualan instagram.
No Bulan Penjualan Berdasarkan beberapa penelitian
1 Juli 25,8 Kg tersebut belum ada yang menggunakan
2 Agustus 28,5 Kg model marketing mix dengan meneliti
3 September 37,5 Kg persepsi konsumen, maka penelitian ini
4 Oktober 33,3 Kg akan merancang prioritas strategi
5 Nopember 32,1 Kg
pemasaran menggunakan model marketing
6 Desember 35,0 Kg
mix dengan mengukur persepsi konsumen
7 Januari 34,0 Kg
untuk meningkatkan volume penjualan.
8 Pebruari 27,0 Kg
9 Maret 21,4 Kg METODE PENELITIAN
10 April 17,4 Kg
11 Mei 11,7 Kg Model marketing mix
12 Juli 14,6 Kg Penelitian menggunakan model
marketing mix. Menurut Kotler dan Keller
Hal itu berbanding terbalik dengan
dalam Pardiyono & Indrayani (2019),
data dari Kementerian Perindustrian RI
Marketing Mix merupakan dimensi
yang memperkirakan, peningkatan
pemasaran yang dilakukan perusahaan
permintaan kopi olahan di Indonesia
guna memperoleh respon yang diinginkan.
meningkat rata-rata tujuh persen setiap
Dimensi marketing mix adalah place,
tahun (Republika, 2019). Peningkatan
product, promotion, price, people, dan
tersebut disebabkan oleh peningkatan
physical evidence serta process.
jumlah masyarakat kelas menengah dan
1. Product yaitu semua yang bisa
perubahan gaya hidup masyarakat.
ditawarkan ke pasar guna memenuhi
Fenomena ini sebenarnya memberikan
keinginan atau kebutuhannya.
peluang bagi pelaku usaha di bidang
2. Price, adalah sebagai jumlah yang
tersebut. Pecandu Coffee sebagai UMKM
harus pelanggan dibayar untuk
sangat membutuhkan manajemen bisnis
memperoleh produk.
dalam menghadapi persaingan usahanya.
3. Promotion adalah kegiatan yang
Manajemen bisnis terdiri dari manajemen
mengacu pada berkomunikasi
keuangan, marketing, produksi, distribusi,
kebaikan produk dan membujuk
dan sumber daya manusia. Menurut
pelanggan sasaran.
25
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.2, 2020. Hal 23-33

4. Place, adalah tempat atau saluran mempertimbangkan ukuran sampel yang


distribusi (place) sebagai penyedia disarankan yaitu 100 (Simamora, 2005).
produk untuk menargetkan pelanggan. Penentuan sampel dengan jumlah
5. People, merupakan orang-orang yang pertanyaan sebanyak 51, maka
terlibat langsung serta saling membutuhkan sebanyak 153 responden.
mempengaruhi dalam proses
pertukaran dari produk jasa. Uji Validitas & Uji Realiabilitas
6. Process, yaitu segala hal tentang Tahap pengujian validitas dan
prosedur, mekanisme serta aliran reliabilitas dari pengumpulan data kesatu
menggunakan koefisien korelasi Pearson.
aktivitas penyajian jasa.
7. Pysical Evidence yaitu tempat Kuesioner dapat valid apabila pertanyaan
diciptakan dan penyedia jasa serta kuesioner dapat menjelaskan sesuatu yang
akan diukur. Pertanyaan disebut valid
tempat konsumen berinteraksi
konsumen, berpadu dengan unsur apabila signifikannya berada di bawah 0,05
berwujud apapun untuk digunakan dan (Sugiyono, 2007). Lebih lengkap lagi, jika
r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05)
mengkomunikasikan peranan jasa.
Variabel-variabel tersebut dapat maka instrumen atau item-item pertanyaan
diuraikan lagi menjadi elemen penurunan berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan valid). Uji Realiabilitas
dari variabel.
menurut Sugiyono (2007), merupakan alat
Perancangan Alat Ukur berfungsi mengukur kuesioner. Kuesioner
Tahap perancangan alat ukur ini disimpulkan handal apabila jawaban
dilakukan dengan penyusunan kuesioner responden stabil dari waktu ke waktu.
yang akan digunakan. Kuesioner adalah Pengukuran dengan kehandalan baik akan
alat yang paling umum digunakan untuk menghasilkan data yang reliabel.
mengumpulkan data primer. Jumlah skala Reliabilitas yang baik dapat dilihat dari
Likert yang dipilih sebanyak 5 jawaban. cronbach’s alpha yang mendekati angka 1.
Semakin banyak pilihannya, semakin
mewakili jawaban responden. Menurut Metode Analisis Faktor
Gunawan (2013), skala likert sering Metode analisis faktor menggunakan
bantuan software SPSS. Analisis faktor
digunakan untuk angket yang mengungkap
sikap dan pendapat seseorang terhadap digunakan untuk mereduksi variabel-
suatu fenomena. variabel manifes menjadi variabel-variabel
laten yang jumlahnya lebih sedikit namun
Penentuan Responden & Expert dapat mewakili sebanyak mungkin
Penentuan responden pada penelitian variabel- variabel manifes yang ada
ini berkaitan dengan produk yang diteliti (Gozali, 2006). Prosedur perhitungan
yaitu roast bean coffee, maka calon dalam analisis faktor terdiri dari tahap-
responden adalah seorang penikmat kopi. tahap berikut berikut yaitu: (1) menyusun
Penentuan jumlah responden atau ukuran matriks data mentah; (2) menyusun matriks
sampel ditentukan berdasarkan aturan korelasi; (3) perhitungan Eigenvalue; (4)
umum teknik analisis yang digunakan yaitu ekstraksi faktor; (5) melakukan
analisis faktor dengan jumlah responden pembobotan faktor; (6) melakukan rotasi
sebanyak tiga kali jumlah indikator, dan Varimax; (7) penentuan variabel manifes
26
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.2, 2020. Hal 23-33

yang membentuk faktor; (8) menghitung 3. Menghitung Rasio Konsistensi dengan


Mean faktor terbentuk; (9) parameter mengetahui seberapa baik konsistensi
yang ada. Hal-hal yang dilakukan
Metode Analitical Hierarchy Process dalam langkah ini adalah :
(AHP). a. Menghitung vektor tertimbang :
Menurut Indrayani & Pardiyono Membagi setiap kolom matriks
(2019), model AHP pertama yang perbandingan dengan hasil masing-
dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada masing rata-rata normalisasi.
tahun 1972 yang merupakan metode Kemudian menjumlahkan hasil
dengan pembobotan additive. Metode tersebut pada setiap barisnya.
AHP, terdapat tiga prinsip utama yaitu: (1) b. Menghitung vector consistency:
prinsip penyusunan hirarki; (2) prinsip Membagi hasil penjumlahan pada
menentukan prioritas; (3) prinsip vektor tertimbang dengan nilai rata-
konsistensi logis. rata normalisasi.
Multi Criteria Decision Making c. Menghitung rata-rata vector
(MCDM) berhubungan dengan pemilihan consistency : Membagi hasil
alternatif melalui atribut keputusan. penjumlahan vector consistency
Persoalan banyak kriteria dibuat hierarki bedasarkan jumlah ukuran matriks.
menjadi tiga komponen utama, antara lain Hasil perhitungan ini adalah 𝜆maks.
tujuan, kriteria penilaian dan alternatif
d. Menghitung Consistency Index (CI)
pilihan. (λmaks−n)
Prosedur perhitungan dalam AHP terdiri dengan persamaan: 𝐶𝐼 = n−1
dari tahap-tahap berikut: Dengan n = banyaknya elemen
1. Mendefinisikan permasalahan dengan e. Menghitung Consistency Ratio
𝐶𝐼
menguraikan permasalahan dan (CR) dengan persamaan: 𝐶𝑅 = 𝑅𝐼
menentukan solusi dan menyusun Dimana:
hierarki dari permasalahan. CR = Consistency Ratio
2. Menentukan prioritas elemen melalui CI = Concistency Index
perbandingan elemen secara RI = Indeks Random Consistency
berpasangan menurut kriteria f. Penentuan indeks random
berdasarkan skala perbandingan lalu di konsistensi mengacu pada Tabel 3.1
normalisasikan. sebagai berikut:

Tabel 2. Nilai Random Indeks (RI)

Ukuran Matriks 1.2 3 4 5 6 7 8 9 10


Nilai RI 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49
Sumber : Thomas. L. Saaty (1994)

Jika nilainya lebih dari 0.1, maka (CI/RI) kurang atau sama dengan 0.1, maka
penilaian dari data judgment harus hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.
diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi
27
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.2, 2020. Hal 23-33

HASIL DAN PEMBAHASAN (KMO) measure of adequacy dan Berlett


Test of spericity. Nilai KMO secara
Uji validitas dan Keandalan
keseluruhan adalah 0.882 dan Barlett test
Uji validitas kuisioner dilakukan
berdekatan dengan nilai chi-square. Hasil
menggunakan software SPSS 20.0 for
perhitungan terlihat bahwa nilai chi-square
windows, yaitu dengan menghitung
adalah 6318,843 derajat kebebasan 1275,
korelasi nilai item dengan nilai total item.
dan memiliki signifikasi 0.000.
Dengan melakukan interpolasi, diperoleh
Kesimpulannya, bahwa antar variabel
pada tabel korelasi 28 (30-2) dengan
memiliki korelasi. Berdasarkan hasil
signifikan 5% adalah angka kritis nilai r-
perhitungan, semua MSA di atas 0,5
nya adalah 0.3610. Berikut hasil uji
sehingga dapat dianalisis lebih lanjut.
validitas dari data yang didapatkan.
Selain uji Kaiser-Mayer-Olkin (KMO)
Keandalan alat ukur menggunakan metoda
measure of adequacy dan Berlett Test of
adalah Metoda Cronbach. Data yang
spericity, perlu diketahui juga seberapa
digunakan untuk pengujian reliabilitas
besar varians yang dapat dijelaskan oleh
merupakan data hasil penyebaran kuisiner
faktor yang diekstrak. Hasil communalities
kepada 30 responden. Pengujian reliabilitas
semua bernilai > 50% dapat disimpulkan
ini menghasilkan nilai Alpha Cronbach
bahwa semua variabel dapat menjelaskan
sebesar 0.959. Data dikatakan reliable jika
faktor. Semakin besar nilai communalities
nilai Cronbach’s alpha lebih besar dari
sebuah variabel berarti semakin erat
0.60. Nilai koefisien reliabilitas di atas
hubungan dengan variabel yang terbentuk.
adalah 0.959. Nilai ini sudah lebih besar
Dalam analisis faktor eigenvalue
dari 0.60, maka item-item pernyataan pada
menggambarkan variansi total yang
kuisioner memiliki nilai reliabilitas yang
dijelaskan oleh masing-masing faktor.
baik dan dapat diandalkan untuk
Faktor 1 memiliki eigenvalue sebesar
pengumpulan data.
17.95, artinya faktor ini menjelaskan 17.95
Analisis Faktor atau 35.196% dari total communalities
Matriks data mentah ini mempunyai (sebesar 51). Hasil dari perhitungan ini
orde 153 x 51. Hasil uji kelayakannya dapat dilihat pada tabel 1 bagian Initial
menggunakan uji Kaiser-Mayer-Olkin Eigelvalue.

Tabel 3. Total Variance Explained


Total Variance Explained
Component Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Rotation Sums of Squared
Loadings Loadings
Total % of Cumulative Total % of Cumulative Total % of Cumulative %
Variance % Variance % Variance
1 17,950 35,196 35,196 17,950 35,196 35,196 9,319 18,273 18,273
2 4,415 8,657 43,853 4,415 8,657 43,853 4,447 8,720 26,994
3 2,402 4,711 48,563 2,402 4,711 48,563 4,299 8,429 35,423
4 2,209 4,331 52,895 2,209 4,331 52,895 3,813 7,477 42,900
5 1,888 3,702 56,597 1,888 3,702 56,597 2,599 5,095 47,995
6 1,629 3,194 59,791 1,629 3,194 59,791 2,431 4,767 52,762
7 1,491 2,924 62,715 1,491 2,924 62,715 2,040 3,999 56,761
8 1,462 2,867 65,581 1,462 2,867 65,581 2,035 3,990 60,752
9 1,385 2,716 68,297 1,385 2,716 68,297 2,001 3,924 64,675
10 1,203 2,359 70,656 1,203 2,359 70,656 1,891 3,708 68,383
28
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.2, 2020. Hal 23-33

11 1,049 2,057 72,712 1,049 2,057 72,712 1,767 3,464 71,847


12 1,001 1,963 74,676 1,001 1,963 74,676 1,443 2,829 74,676
13 ,934 1,831 76,507
… …… …….. …..
… …… …….. …..
50 ,041 ,080 99,945
51 ,028 ,055 100,000

Ekstraksi faktor pada penelitian ini variabel-variabel dominan ternyata dapat


menggunakan metode komponen utama. dikelompokkan dengan lebih baik pada
Dalam hal ini penentu utamanya adalah masing-masing faktor sehingga interpretasi
eigenvalue yang >=1. Ternyata dapat 12 lebih mudah dilakukan. Caranya dengan
(dua belas) faktor yang memiliki nilai eigen membuat korelasi item mendekati nilai
yang besarnya lebih besar atau sama mutlak 1 dan 0 pada setiap faktor sehingga
dengan 1. Tahap selanjutnya untuk memudahkan dalam interpretasi item
menentukan item-item yang dominan pada dominan. Tahap ini merupakan tahap
setiap komponen, juga untuk melihat terakhir pada proses analisis faktor, maka
seberapa besar korelasi antara variabel dan dapat dengan mudah mengetahui variabel-
faktor terbentuk. Dalam penelitian ini rotasi variabel manifest mana saja yang
faktor dilakukan dengan menggunakan membentuk tiap-tiap faktor. Di bawah ini
metode varimax, yang merupakan suatu akan disajikan tabel variabel manifest
teknik rotasi ortogonal. Rotasi ini perlu pembentuk faktor yang telah di susun
dilakukan karena mengandung variabel- berdasarkan dari nilai loading tertinggi ke
variabel dominan yang tumpang tindih satu rendah.
sama lainnya. Dengan melakukan rotasi ini,
Tabel 4. Variabel Manifes Pembentuk Faktor
Faktor Pertanyaan Loading
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting kemasan
p7 0.851
yang dilapisi Alumunium Foil?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting kemasan
p8 0.829
yang berwarna cerah?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting
p3 0.734
ketersediaan proses Honey?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting metode
p21 0.684
pembayaran tunai?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting
p1 0.678
ketersediaan proses Fullwash?
Faktor 1 Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting
p4 0.674
(produk) ketersediaan proses Wine?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting kemasan
p11 0.671
yang mencantumkan tanggal kadaluarsa?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting media iklan
p22 0.655
di radio?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting metode
p20 0.652
pembayaran dengan e-money (uang elektronik)?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting kemasan
p12 0.637
yang mencantumkan berat produk?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting lokasi
p29 0.633
penjualan dekat dengan area sekolah?
29
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.2, 2020. Hal 23-33

Faktor Pertanyaan Loading


Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting kemasan
p10 0.617
yang mencantumkan tanggal pembuatan?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting
p6 0.602
kematangan yang rata?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting metode
p19 0.587
pembayaran dengan kartu debit?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting lokasi
p47 0.566
penjualan dengan penerangan yang baik di luar ruangan?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting media iklan
p23 0.562
di televisi?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting lokasi
p27 0.554
penjualan dekat dengan area pertokoan?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting kemasan
p15 0.428
yang mencantumkan petunjuk penyajian?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting pelayanan
p39 0.829
yang ramah?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting pelayanan
p40 0.739
yang teliti?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting pelayanan
Faktor 2 p41 0.699
yang akurat?
(pelayana
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting pegawai
n) p37 0.676
yang menggunakan pakaian rapi?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting adanya
p42 0.660
kartu member?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting pelayanan
p38 0.449
yang cepat?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting lokasi
p35 0.752
penjualan yang menyediakan mushola yang nyaman?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting lokasi
p48 0.708
penjualan yang menyediakan tempat sampah?
Faktor 3 Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting lokasi
p34 0.705
(fasilitas) penjualan yg menyediakan toilet yang bersih?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting
p49 0.577
ketersediaan tempat duduk?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting lokasi
p36 0.550
penjualan yang menyediakan lahan parkir yang luas?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting lokasi
p30 0.775
penjualan yang mudah dicapai?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting lokasi
p31 0.770
Faktor 4 penjualan yg dapat dilalui kendaraan roda 2?
(akses) Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting lokasi
p32 0.699
penjualan yang dapat dilalui kendaraan roda 4?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting lokasi
p33 0.628
penjualan yang dapat dilalui transportasi umum?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting diskon
p17 0.766
pada peringatan hari penting?
Faktor 5 Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting harga
p16 0.711
(promosi) produk sejenis?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting metode
p18 0.525
pembayaran dengan kartu kredit?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting kemasan
p14 0.873
Faktor 6 yang mencantumkan label merek?
(branding) Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting kemasan
p13 0.742
yang mencantumkan label produk?
Faktor 7 Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting lokasi
p28 0.778
(strategis) penjualan dekat dengan area perkantoran?
30
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.2, 2020. Hal 23-33

Faktor Pertanyaan Loading


Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting lokasi
p26 0.751
penjualan dekat dengan area kampus?
Faktor 8 Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting
p44 0.767
(unik ketersediaan pegawai menghampiri konsumen?
melayani Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting lokasi
p43 0.699
konsume) penjualan yang memberikan ucapan selamat datang pada konsumen?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting media iklan
p25 0.792
di konten online? Seperti Instagram dan Facebook.
Faktor 9
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting media iklan
(Media p24 0.575
iklan) di media cetak?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting kemasan
p9 0.461
yang mencantumkan komposisi?
Faktor 10 Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting lokasi
p45 0.731
(pencahay penjualan memiliki dinding yg cerah?
aan Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting lokasi
p46 0.457
lokasi) penjualan dengan penerangan yang baik di dalam ruangan?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting lokasi
p50 0.649
Faktor 11 penjualan yang menyajikan musik?
(hiburan) Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting lokasi
p51 0.526
penjualan yang menyajikan pemandangan yang indah?
Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting rasa yang
p5 0.602
Faktor 12 konstan?
(kualitas) Dalam memilih roastbean coffee Anda menganggap penting
p2 0.544
ketersediaan proses Natural?

Analitical Hierarch Process (AHP) memiliki keterbatasan sumber daya,


Metode AHP digunakan dengan sehingga untuk melakukan aspek
bantuan software Microsoft Excel. AHP pemasaran ini tidak bisa dilakukan secara
digunakan untuk mengambil keputusan serentak. Untuk menyelesaikan
mengenai prioritas rancangan strategi permasalahan ini, kedua belas faktor
pemasaran dari alternatif-alternatif yang tersebut kemudian diolah menggunakan
ada dari hasil analisis faktor. Pecandu metode Analytical Hierarchy Process
Coffee yang merupakan sebuah usaha (AHP) dengan struktur hierarki
mikro kecil menengah ini masih banyak permasalahan sebagai berikut:

Pemilihan Perioritas Strategi Pemasaran

Produk Pelayanan Fasilitas Akses Promosi Branding

Strategis Unik Iklan Pencahay Hiburan


melayani aan lokasi
konsumen

Gambar 1. struktur hierarki permasalahan


31
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.2, 2020. Hal 23-33

Metode pembobotan untuk analisis Hierarchy Process (AHP) dilakukan


data perancangan strategi pemasaran ini berdasarkan keputusan pelaku usaha, agar
menggunakan pembobotan pairwise strategi pemasaran yang akan dirancang
comparison. Analitical Hierarchy Process dapat menyesuaikan kondisi sumber daya
(AHP) digunakan dalam pengambilan suatu yang ada saat ini sehingga strategi
keputusan. Penelitian ini menggunakan pemasaran dapat segera direalisasikan.
kuisioner dari 12 kriteria yang diambil dari Sehingga pelaku usaha ditetapkan sebagai
hasil mengolahan metode Analisis Faktor. expert dalam metode ini. Dalam
Kedua belas faktor diambil berdasarkan Pembobotan Menggunakan AHP Setiap
hasil parameter yang menunjukkan bahwa kriteria dinilai melalui perbandingan
nilai-nilai faktor berada di atas 3, yang berpasangan menggunakan bilangan Saaty
berarti faktor-faktor tersebut dianggap mulai dari skala 1-9 adalalah skala terbaik
penting untuk dijadikan rancangan strategi dalam mengekspresikan pendapat. Nilai-
pemasaran. Skala usaha yang dijalankan nilai perbandingan relatif yang telah
pemilik usaha ini merupakan usaha mikro ditentukan judgment lalu diolah guna
kecil menengah, dengan adanya menentukan peringkat relatif. Bobot
keterbatasan sumber daya pemilik usaha dihitung dengan manipulasi matriks.
tidak dapat melakukan semua aspek Berikut merupakan tabel hasil proses
pemasaran secara serentak. Pengurutan pembobotan yang diperoleh guna
skala prioritas dengan metode Analitical mengetahui tingkat prioritas dari kriteria.

Tabel 5. Hasil Pembobotan Kriteria


No Kriteria Bobot Periotitas
1 Produk 13.1% 2
2 Pelayanan 6.87% 6
3 Fasilitas 3.83% 9
4 Akses 5.42% 7
5 Promosi 7.3% 4
6 Branding 7.24% 5
7 Strategis 2.79% 11
8 Unik melayani konsumen 4.57% 8
9 Medai Iklan 11.93% 3
10 Pencahayaan lokasi 2.83% 10
11 Hiburan 2.46% 12
12 Kualitas 31.66% 1
Jumlah 100%

Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil kepuasan konsumen (Sofjan, 2004),


normalisasi dan pembobotan untuk kriteria sehingga hal ini perlu mendapatkan
dengan menggunakan AHP, bobot paling perhatian utama seperti yang telah
tinggi dimiliki oleh kriteria kualitas dengan diputuskan oleh pemilik usaha dalam
bobot 31.7%, kemudian kriteria produk menentukan prioritas faktor stratetegi
dengan bobot 13.1%, kriteria iklan 11.9%. pemasan. Dengan kualitas yang baik, maka
Prioritas pertama adalah kualitas. Kualitas produk yang dihasilkan juga dapat
suatu produk berkaitan erat dengan masalah
32
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.2, 2020. Hal 23-33

berkompetensi di pasar dan dapat bersaing meliputi pengiklanan di Facebook dan


dengan produk sejenis. Instragram, menjadi merchant penyedia
Prioritas kedua adalah produk. Saat makanan di Go-Food dan Grab-Food, dan
ini kopi yang di produksi hanya berasal dari partnership dengan penyedia aplikasi
Jawa Barat khususnya Bandung, tetapi pembayaran online. Pada masa yang akan
ketersediaan kopi tidak hanya ada di datang perlu dilakukan penelitian lanjutan
wilayah Jawa Barat saja. Setiap daerah yaitu mengukur tingkat penjualan dan
memiliki hasil pertanian kopinya masing- kepuasan pelanggan untuk mengukur
masing. Bervariasinya kekayaan kopi dari keberhasilan strategi ini. Menurut Kotler
Indonesia, membuat penikmat kopi dalam Pardiyono (2020) kepuasan
penasaran akan rasanya. Hal ini yang harus konsumen sangat utama sebab dapat
dilakukan oleh pemilik usaha untuk berdampak pada kelancaran usaha di
memulai hal baru dengan mengeluarkan perusahaan.
produk dari origin yang lain. Prioritas
ketiga adalah iklan. Media beriklan yang DAFTAR PUSTAKA
bisa di akses oleh seluruh lapisan Republika, 2019. Pertumbuhan Konsumsi
masyarakat. Saat ini media digital hampir Kopi Diproyeksi Meningkat Tujuh
menyentuh segala bidang, masyarakat Persen https://www.republika.co.id/
sasaran ternyata lebih banyak berita/ekonomi/korporasi/18/10/18/p
menghabiskan waktunya mengakses media gshsz370-pertumbuhan-konsumsi-
sosial dibandingkan media lainnya. Hal ini kopi-diproyeksi-meningkat-tujuh-
menjadi salah satu peluang bagi para brand persen (25 Agustus 2019).
untuk beriklan di dunia internet dengan Vanessa, B. A. 2016. Pengaruh Store Image
memanfaatkan berbagai media digital dan Dan Lokasi Terhadap Proses
sosial media. Keputusan Pembelian Konsumen Di
Alifa Moslem Shopping Center
KESIMPULAN
(Doctoral dissertation, Universitas
Dari hasil AHP, dipilih faktor dengan Widyatama).
bobot diatas 10% karena dianggap memiliki Setyorini, H. & Santoso, I. 2017. Analisis
prioritas paling tinggi, maka terdapat 3 Strategi Pemasaran Menggunakan
(tiga) faktor yang dijadikan rancangan Matriks SWOT dan QSPM (Studi
strategi pemasaran yaitu faktor kualitas Kasus: Restoran WS Soekarno Hatta
(31.66%), produk (13.10%), dan media Malang). Industria: Jurnal Teknologi
iklan (11.93%). Strategi yang dirancang dan Manajemen Agroindustri, 5(1),
untuk faktor kualitas meliputi: (1) 46-53.
pembuatan SOP dalam produksi, mengikuti Handika, M. R., & Darma, G. S. 2018.
seminar dan pelatihan, membuat sertifikasi Strategi Pemasaran Bisnis Kuliner
P-IRT, dan membuat izin usaha; (2) faktor Menggunakan Influencer Melalui
produk meliputi penambahan varian origin, Media Sosial Instagram. Jurnal
mendesain ulang kemasan dengan syarat- Manajemen Bisnis, 15(2), 192-203.
syarat tertentu, dan disertakan pula usulan Pardiyono, R., & Indrayani, R. 2019.
desain kemasan yang baru; (3) strategi Decision support system to choose
pemasaran melalui media iklan dengan
33
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Vol. 8, No.2, 2020. Hal 23-33

private higher education based on Badan Penerbit Universitas


marketing mix model criteria in Diponegoro.
Indonesia. In IOP Conference Series:
Materials Science and Engineering Indrayani, R., & Pardiyono, R. (2019, July).
(Vol. 508, No. 1, p. 012112). IOP Decision Support System to Choose
Private Higher Education Based on
Publishing.
Gunawan, I. 2013. Metode penelitian Service Quality Model Criteria in
kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 143. Indonesia. In Journal of Physics:
Conference Series (Vol. 1179, No. 1,
Simamora, B. 2005. Analisis multivariat
pemasaran. Gramedia Pustaka p. 012036). IOP Publishing.
Utama. Sofjan, A. (2004). Manajemen pemasaran.
PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Sugiyono, S. (2007). Metode Penelitian
Kualitatif Kuantitatif dan R & D. Pardiyono, R. (2020). Study Of Student
Bandung Alf. Satisfaction From The Marketing
Mix Aspect. Journal of Business,
Ghozali, I. (2006). Aplikasi analisis
multivariate dengan program SPSS. Management, & Accounting, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai