Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH TEORI EKONOMI MIKRO

DISKRIMINASI HARGA

Dosen Pengampu : Dr.sastra Tamami, S.E., M.Si.


Disusun Oleh : Kelompok V
-Grace Nesti Armanto (20020159)
-Harianto (20020089)
-Katrin Amelia (20020149)
-Kinanti Damanik (20020101)
-Memo Sastraman Mendrofa (20020071)
-Mukhamad Irfan (20020154)
-Santi Maelani (20020156)
-Trecia Beatrice Anthoni (20020141)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
BATAM
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami kelompok Nusantara dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam pendidikan.
Makalah ini dibuat digunakan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak
Dr.Sastra Tamami.SE.M.Si. sebagai dosen mata kuliah Teori Ekonomi Mikro. Dengan makalah
ini juga dapat di buat untuk bahan pembelajaran atau pelengkap buku modul pelajaran Teori
Ekonomi Mikro dalam materi pembelajaran tentang Diskriminasi Harga.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Selama penyelesaian penulisan makalah ini, Penulis mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak, baik berupa moril, materil, informasi, bahkan doa agar penulisan ini segera
selesai dengan baik.
Ucapan terimahkasih ini,Penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Dr.Sastra Tamami.SE.M.Si selaku Dosen program Studi Teori Ekonomi Mikro.
2. Kedua orangtua dan seluruh keluarga yang senantiasa mendukung Penulis baik secara
moril maupun materil.
3. Teman- teman kelompok yang telah ikut ambil bagian dalam tugas agar tugas ini dapat
selesai dengan baik serta memberikan informasi yang sangat bermanfat buat penulis
berhubungan dengan laporan yang penulis selesaikan.
Penulispun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dengan segala
kekurangannya. Untuk itu Penulis berharap ada nya kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan laporan kerja praktek ini.

Batam,19 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
COVER

KATA PENGANTAR…………………….………………………………………….i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………..1


1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………..2
1.3 TUJUAN MASALAH……………………………………………………...3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diskriminasi Harga……………………………………………..4

2.2 Pengertian Diskriminasi Harga Menurut UU……………………………….4

2.3 Tahapan Dalam Menentukan Diskriminasi Harga………………………….5

2.4 Jenis-Jenis Diskriminasi Harga……………………………………………..7

2.5 Keuntungan dan Kerugian Diskriminasi Harga…………………………….9

2.6 Teknik Diskriminasi Harga…………………………………………………11

2.7 Manfaat dan Tujuan Diskriminasi Harga…………………………………...12

2.8 Penyebab Terjadinya Diskriminasi Harga…………………………………..13

2.9 Syarat-Syarat Diskriminasi Harga…………………………………………..13

2.10 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Diskriminasi Harga………………….14

2.11 Contoh Soal dan Pembahasan Diskriminasi Harga………………………..17

ii
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….21
3.2 Saran………………………………………………………………………...22

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...23

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Diskriminasi harga adalah menaikkan laba dengan cara menjual barang yang sama dengan
harga yang berbeda untuk konsumen yang berbeda atas alasan yang tidak berkaitan dengan
biaya. Diskriminasi yang terjadi saat produsen memberlakukan harga yang sama karena alasan
yang tidak ada hubungannyanya dengan biaya, tetapi tidak semua perbedaan harga.

Diskriminasi harga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Monopolis menaikkan


harga jual produk mereka dan menurunkan jumlah penjualan mereka untuk meningkatkan
keuntungan. Dengan melakukan hal tersebut, mereka mungkin bisa mendapatkan pasar untuk
pembeli yang berkeinginan kuat dan kehilangan pasar untuk pebeli yang enggan. Dengan
memberikan harga yang berbeda untuk mereka yang mau membeli dengan harga tinggi dan
mereka yang mau membeli dengan harga yang rendah, monopolis dapat meningkatkan
keuntungan serta kepuasan pelanggannya.

Tujuan utama pelaku usaha yang memiliki harga yang memperoleh keuntungan lebih tinggi
dan keuntungan yang lebih tinggi diperoleh dengan cara merebut konsumen. Surplus konsumen
adalah selisih harga yang bersedia dibayar konsumen dengan harga yang benar-benar dibayar
oleh konsumen. Diskriminasi harga / diskriminasi harga didasari bahwa mereka bersedia
membayar lebih tinggi, maka perusahaan akan berusaha merebut surplus konsumen tersebut
dengan cara melakukan diskriminasi harga.

Syarat-syarat-syarat nasional harga adalah sebagai berikut:

i. Sikap pengguna

Pembeli tidak peduli dengan perbezaan harga barang tersebut kerana beberapa sebab seperti
layanan yang diterima lebih baik, jarak kedai dengan rumah yang lebih dekat, telah biasa dengan
kedai tersebut dan sebagainya.

ii. Pasaran hendaklah terpisah

1
Pasaran jawabanlah yang tepatlah tidak ada jawaban yang tepat dan pembeli di antara dua
pasaran. Contohnya penjual dari pasaran barang yang murah harganya kepada pasaran barang
yang mahal harganya dan sebaliknya.

iii. Barang tidak boleh dipindahkan.

Seseorang penjual yang membeli barang di pasar yang murah tidak boleh menjualnya semula
di pasar yang mahal harganya (arbitrage). Ini kerana harga barang di pasar yang murah tadi akan
meningkat karena kekurangan penawaran dan harga barang di pasar yang mahal akan
berkurangan yang disebabkan pertambahan penawaran Ini akan menyebabkan amalan harga
tidak berjaya.

iv. Keanjalan permintaan berbeza.

Keadaan pasaran mestilah dibezakan mengikut kebolehan untuk membayar atau keanjalan
permintaan yang berlainan. Ini penjual di pasar yang permintaannya anjal boleh menjual dengan
harga yang lebih rendah manakala penjual di pasar yang permintaannya kurang anjal boleh
menjual dengan harga yang lebih tinggi untuk menambahkan jumlah hasil.

V. Kos pasaran tidak melebihi keuntungan.

Kos untuk mendapatkan pasaran seperti kos pengangkutan, kos pengiklanan dan lain
sebagainya hal kurang mendapat keuntungan yang diperolehi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas,dapat ditarik rumusan masalah untuk makalah ini yakni :
1. Apakah yang dimkasud dengan diskriminasi harga ?
2. Apakah pengertian diskriminasi harga menurut Undang-Undang?
3. Bagaimanakah tahapan dalam menentukan diskriminasi harga ?
4. Apa sajakah jenis-jenis diskriminasi harga ?
5. Apakah keuntungan dan kerugian dari diskriminasi harga ?
6. Bagaimanakah teknik-teknik dari diskriminasi harga ?
7. Apakah manfaat dan tujuan dari diskriminasi harga ?

2
8. Apakah penyebab terbentuknya diskriminasi harga ?
9. Bagaimanakah syarat-syarat diskriminasi harga ?
10. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi diskriminasi harga ?
11. Bagaimanakah contoh soal dan pembahasan untuk masalah diskriminasi harga ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa itu diskriminasi harga


2. Untuk mengetahui apa pengertian diskriminasi harga menurut Undang-Undang
3. Untuk mengetahui tahapan dalam menentukan diskriminasi harga
4. Untuk mengetahui jenis-jenis diskriminasi harga
5. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari diskriminasi harga
6. Untuk mengetahui teknik-teknik dari diskriminasi harga
7. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan dari diskriminasi harga
8. Untuk mengetahui penyebab dari terbentuknya diskriminasi harga
9. Untuk mengetahui syarat-syarat diskriminasi harga
10. Untuk mnegetahi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya diskriminasi harga
11. Untuk mengetahui contoh soal dan pembahasan dalam masalah diskriminasi harga

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diskriminasi Harga

Diskriminasi harga mengacu pada pengenaan harga berbeda untuk produk atau jasa yang
sama, kepada kelompok pelanggan yang berbeda atau dalam pasar yang berbeda. Price
discrimination atau diskriminasi harga adalah kebijakan di mana penjual membebankan harga
berbeda untuk setiap pelanggan atau kelompok pelanggan. Penjual menetapkan harga
sedemikian rupa sehingga dua pembeli yang bersaing membayar dua harga yang berbeda untuk
produk atau layanan yang sama. Menurut literatur ekonomi, diskriminasi harga terjadi ketika
produk atau jasa yang sama dijual kepada segmen konsumen yang berbeda pada harga yang
berbeda (Awh, 1988). Diskriminasi selalu berdasarkan prinsip bahwa sesuatu yang sama atau
sejenis diperlakukan secara tidak sama. Diskriminasi harga terdiri dari tiga tingkatan (Kotler dan
Keller, 206). Tingkatan pertama, penjual menetapkan harga terpisah untuk masing-masing
konsumen tergantung dengan intensitas persaingannya. Kedua, penjual menetapkan harga lebih
rendah kepada pembeli yang membeli dalam jumlah lebih besar.

2.2 Pengertian Diskriminasi Harga Menurut UU

Diskriminasi harga diatur dalam Pasal 6 UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktik Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, yang berbunyi: “Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian
yang mengakibatkan pembeli yang satu harus membayar dengan harga yang berbeda dari harga
yang harus dibayar oleh pembeli lain untuk barang dan/atau jasa yang sama”.

Berdasarkan isi Pasal di atas, maka ada dua unsur pokok, yaitu:

1. Adanya perjanjian

Secara harafiah, ketentuan Pasal 6 UU No. 5/1999 adalah mengenai diskriminasi harga yang
disepakati untuk pembeli terhadap suatu barang atau jasa.Dalam hal ini, pihak yang diuntungkan
melalui perjanjian tersebut adalah para pesaing dari pembeli.Pihak yang diuntungkan dan pelaku
usaha yang didiskriminasikan harus berada dalam hubungan persaingan usaha secara aktual atau
potensial.

4
2. Harga yang berbeda untuk barang dan/ atau jasa yang sama.

Diskriminasi selalu berdasarkan prinsip bahwa sesuatu yang diperbandingkan diperlakukan


secara tidak sama. Untuk barang dan/atau jasa yang sama ditagih harga yang berbeda. Dalam
perjanjian diskriminasi harga, berbagai pembeli membayar harga, yang tidak sama untuk barang
dan/atau jasa yang sama.

Menurut Pasal 6 diskriminasi harga adalah kemampuan pelaku usaha untuk menentukan
harga pada barang dan jasa yang sama pada kualitas yang sama pada konsumen yang berbeda.
Untuk lebih memudahkan mengenali diskriminasi harga maka yang harus diperhatikan adalah
price-cost ratio, tidak lagi hanya memperhatikan harga. Sehingga harga tidak dapat dipandang
sebagai satu-satunya idikator hadirnya praktik diskriminasi harga. Perbedaan biaya dapat
menjustifikasi diskriminasi harga. Namun demikian apabila diskriminasi harga sudah berjalan
maka yang lebih berperan adalah elastistas permintaan bukannya biaya. Bagi perusahaan yang
struktur biayanya memiliki komponen biaya bersama (common cost) seperti produksi, distribusi
dan advertising) dengan nilai signifikan, maka diskriminasi harga dapat digunakan sebagai
strategi optimal untuk mengalokasikan biaya bersama tersebut.

Faktor lain yang dapat membenarkan praktek diskriminasi harga adalah upaya pelaku usaha
dalam menghadapi persaingan (meeting the competition). Untuk itu, pelaku usaha dimungkinkan
untuk melakukan competitive price discrimination tanpa anticompetitive effects.

2.3 Tahapan Dalam Menentukan Diskriminasi Harga

Ada lima tahap yang harus dilalui perusahaan dalam menerapkan diskriminasi harga. Lima
tahapan tersebut diilustrasikan oleh Yelkur dan Herbig (1997) dalam Yelkur dan DaCosta, 2001
dijelaskan berikut ini:

1. Menyeleksi target market

Target marget yang luas untuk bisnis siap dipilih pada saat positioning product. Perusahaan perlu
untuk membagi luasnya target market ke dalam segmen yang lebih kecil.

2. Membagi target market ke dalam segment pelayanan konsumen yang lebih kecil.

5
Pentingnya strategi customer service adalah membuat segmentasi dari konsumen yang akan
dilayani. Hal ini penting untuk membedakan antara segmentasi pasar dan segmentasi pelayanan
konsumen. Segmen pelayanan konsumen berbeda dari segmen pasar tradisional dengan jalan
yang signifikan. Segmen pelayanan konsumen mencoba lebih sempit. Sempitnya segmen dengan
heterogenitas konsumen, membuat lebih mudah untuk mengestimasi permintaan konsumen
untuk masing-masing segmen. Faktor lain yang tidak dapat dilupakan adalah penggunaan situasi.
Segmentasi perlu memperhitungkan tentang apa, dimana, bagaimana dan mengapa ada
permintaan. Permintaan sebagai hasil dari interaksi orang dengan lingkungan, perspektif
segmentasi yang dimasukkan baik orang maupun situasi adalah diperlukan. Dalam industri jasa
seperti hotel, distinct lines dapat digambarkan untuk membedakan jenis berbeda dari konsumen
seperti bisnis liburan atau travel. Penggunaan situasi ini memberikan perusahaan arahan untuk
segmentasi pelayanan konsumen. Setelah itu customer segment diidentifikasi, langkah
berikutnya mengestimasi permintaan untuk masing-masing segmen.

3. Mengestimasi permintaan untuk masing-masing segmen konsumen

Permintaan konsumen dapat diestimasi dengan metode yang mengusulkan bahwa ada banyak
konsumen dalam target market, masing-masing dengan karakteristik berbeda seperti yang
dirangkum dalam index t, mengindikasikan jenis konsumen (berdasar pada jenis pelayanan
konsumen). Berasumsi bahwa ada tipe kontinum dari tipe dengan indikasi interval antara to ≤ t ≤
t1. Pecahan dari populasi yang jenisnya lebih kecil dari indeks t ditunjukkan oleh fungsi
distribusi H (t) (dengan bentuk segmen konsumen yang digambarkan dalam sesi sebelumnya)
yang diasumsikan sebagai kelanjutan dan peningkatan semata-mata. Hal ini adalah catatan
sederhana untuk membuat s = H(t) menjadi pecahan sehingga t = H (s), dan s didistribusikan
secara seragam ke dalam interval 0 ≤ s ≤ 1. Satu dapat digunakan untuk menunjukkan ranking
jenis konsumen. Meskipun metode ini lebih cocok untuk pasar produk, ini dapat juga
diaplikasikan pada pasar jasa dengan baik. Hal ini mempraktekan berbagai estimasi yang
sehrusnya penting baik secara sejarah dan estimasi data pasar.

4. Menentukan reservation price (yang mengindikasikan keinginan untuk membayar) untuk


masing-masing segmen.

6
Reservation price mengindikasikan jumlah maksimum kondumen bersedia membayar untuk
produk atau jasa. Reservation price konsumen mengindikasikan kemauan untuk membayar
konsumen dan benchmarking utama untuk menentukan diferensiasi harga untuk segmen pasar
yang berbeda. Pengklasifikasian konsumen dengan nilai yang mereka tempatkan pada penyedia
jasa menyajikan estimasi kasar dari biaya untuk memuaskan mereka selama pada harga yang
mereka bersedia bayar. Perusahaan yang beroperasi di bisnis jasa dapat menggunakan
diferensiasi harga hanya jika mereka mengestimasi distribusi dari reservation price. Jumlah
dimana reservation price melebihi actual price adalah surplus konsumen. Reservation price (Rp)
akan tergantung pada nilai konsumen yang ditempatkan pada jasa (V) dan jumlah perusahaan
berbeda yang menawarkan jasa (N). Yaitu, Rp = f(V,N). Meningkatnya jumlah perusahaan yang
menawarkan jasa, lebih sedikit perusahaan yang memberikan reservation price kepada
konsumen. Padahal, jika konsumen hanya memiliki jumlah pilihan terbatas (substitusi),
kemudian reservation price menjadi lebih tinggi, ini menunjukkan naiknya keinginan untuk
membayar (permintaan menjadi lebih inelastis).

5. Menentukan harga untuk masing-masing segmen.

Langkah terakhir adalah untuk menentukan untuk masing-masing segmen konsumen berdasar
tipe konsumen, lokasi, dan penawaran produk/jasa. Jadi, meskipun tidak ada perubahan dalam
marginal cost, diferensiasi harga ditentukan tergantung pada jenis segmen konsumen dan
reservation price untuk masing-masing segmen. Diantara barang dan jasa yang dijual secara
online, jasa hotel misalnya muncul secara khusus sesuai untuk diferensiasi harga karena
kesenangan dari segmen konsumen pada marginal cost yang relatif rendah.

2.4 Jenis-Jenis Diskriminasi Harga

1. Diskriminasi tingkat pertama

Diskriminasi harga tingkat pertama atau diskriminasi harga sempurna terjadi ketika sebuah
perusahaan dapat membebankan harga tertinggi yang bersedia dan dapat dibayarkan kepada
setiap individu.

Ambil kasus, pelanggan A bersedia membayar Rp30, dan pelanggan B bersedia membayar
Rp50. Kemudian perusahaan akan mengenakan harga IDR 30 untuk pelanggan A dan Rp 50

7
untuk pelanggan B. Dengan cara itu; perusahaan akan mendapat untung maksimal Karena ini
memberlakukan harga tertinggi yang bersedia dibayar oleh pelanggan, surplus konsumen setiap
individu adalah nol. Dan, secara total, diskriminasi harga sempurna memungkinkan produsen
untuk mengubah total surplus konsumen menjadi surplus produsen.

Dua kriteria harus dipenuhi agar perusahaan memberlakukan diskriminasi sempurna.


Pertama, perusahaan harus mengukur dan mengetahui dengan pasti harga maksimum yang
bersedia dibayarkan masing-masing individu. Kedua, perusahaan dapat mencegah penjualan
kembali barang antar individu. Dalam contoh di atas, perusahaan mencegah pelanggan A (yang
membeli dengan harga murah) dari menjual ke pelanggan B (yang membeli dengan harga lebih
tinggi). Agaknya, kedua persyaratan ini sulit dipenuhi. Oleh karena itu, diskriminasi harga yang
sempurna sulit dipraktikkan di dunia nyata.

2. Diskriminasi tingkat kedua

Dalam jenis diskriminasi ini, perusahaan menggunakan volume pembelian sebagai


indikator kesediaan untuk membeli. Volume pembelian juga menunjukkan bagaimana pelanggan
menilai suatu produk. Ketika membeli dalam jumlah besar, pelanggan dianggap sangat
menghargai produk dan oleh karena itu, bersedia membayar harga yang lebih tinggi per unit.
Perusahaan menggunakan informasi ini untuk membedakan harga setiap pelanggan. Perusahaan
akan menjual jumlah kecil dengan harga marjinal dan jumlah besar dengan harga lebih tinggi.

Diskon volume adalah metode yang digunakan oleh penjual dan produsen untuk memberi
penghargaan kepada pembeli yang membeli dalam jumlah besar atau dalam jumlah banyak.
Seperti di kutip dari promodiskons.com, bagi pabrikan, bisnis yang membeli lebih banyak barang
biasanya mendapatkan harga lebih rendah karena pabrikan tidak hanya tertarik untuk melakukan
penjualan, tapi juga menyingkirkan barang-barang manufaktur. Salah satu contoh diskriminasi
harga derajat kedua adalah diskon volume. Namun, cara kerjanya berkebalikan. Dalam kasus ini,
perusahaan menghargai pelanggan yang membeli dalam jumlah besar dengan memberikan
diskon harga. Dan, perusahaan mengenakan harga per unit yang lebih tinggi untuk untuk volume
pembelian yang lebih rendah.

Bisnis yang membeli dalam jumlah besar mungkin memiliki gudang besar untuk
menyimpan barang semacam itu dan dapat menawarkan harga yang lebih rendah kepada

8
konsumen. Diskon volume untuk pedagang dapat mengilhami loyalitas pedagang. Jika seorang
pedagang membeli sejumlah X barang, mereka mungkin ditawari insentif untuk membeli lebih
banyak atau menerima harga beli yang lebih rendah di masa depan.

Konsumen rata-rata melihat banyak jenis diskon volume secara teratur. Paling umum, toko
gudang seperti hypermarket, menawarkan barang dagangan dengan harga lebih rendah karena
dibeli dalam jumlah banyak. Kelemahan utama dari hal ini adalah Anda mungkin harus
membelanjakan lebih banyak untuk menghemat beberapa, dan ruang penyimpanan rumah Anda
dapat dengan cepat berkurang. Anda bisa menghemat uang untuk membeli nanas kalengan di
toko gudang lokal Anda, tapi Anda mungkin perlu membeli delapan sampai sepuluh kaleng
untuk mendapatkan tabungan itu. Itu bagus jika Anda punya tempat, dan makan banyak nanas,
tapi tidak terlalu bagus jika Anda hanya makan nanas setahun sekali.

Contoh lain dari diskon volume dapat terjadi di toko ritel. Item tertentu, misalnya pakaian
dalam, mungkin memiliki harga lebih tinggi untuk satu pasangan tetapi memiliki harga per item
yang lebih rendah jika Anda membeli sejumlah tertentu. Misalnya, sebuah toko lokal mungkin
mengenakan biaya Rp.100.000 untuk satu pasang pakaian dalam, tapi tawarkan lima pasang
seharga Rp. 300.0000. Demikian pula, barang seperti kaus kaki atau kaos dapat dijual dalam
kelompok untuk menawarkan potongan harga yang lebih besar kepada pembeli.

3. Diskriminasi tingkat ketiga

Diskriminasi ini dapat terjadi jika perusahaan dapat mengelompokkan pelanggan ke dalam
berbagai segmen berdasarkan variabel geografis atau variabel non-volume lainnya. Perusahaan
kemudian membebankan harga yang lebih tinggi kepada satu kelompok pelanggan sementara
membebankan harga yang lebih rendah ke kelompok lain.

Ambil contoh, pengenaan tarif penerbangan. Perusahaan mengenakan tarif lebih tinggi
untuk tiket pulang pergi sekali jalan karena lebih mungkin dibeli oleh seorang pebisnis.

2.5 Keuntungan dan Kerugian Diskriminasi Harga

Hampir semua pelaku bisnis memberlakukan diskriminasi harga untuk meningkatkan


penjualan dan memperbesar keuntungan mereka. Bagi produsen, inilah keuntungan diskriminasi
harga yang bisa didapatkan.

9
1. Peningkatan Pendapatan

Diskriminasi perusahaan memiliki dua sisi yang berbeda. Bagi beberapa perusahaan,
mereka masih tetap bertahan (meski tidak mendapatkan keuntungan besar). Namun bagi
beberapa perusahan lain, diskriminasi harga bisa saja merugikan mereka. Perusahaan transportasi
adalah contoh yang bisa mendapatkan keuntungan dengan diskriminasi harga.

2. Peningkatan Layanan Konsumen

Jika diskriminasi harga bisa memberikan penambahan signifikan pada pendapatan


perusahaan, mereka juga bisa meningkatkan layanan pada konsumen. Caranya dengan
menggunakan hasil dari diskriminasi harga untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

3. Memberikan Keuntungan pada Konsumen

Tidak hanya bagi produsen, diskriminasi harga juga menguntungkan konsumen. Misalnya
harga spesial yang diberikan untuk lansia. Umumnya pendapatan lansia lebih rendah dari pekerja
aktif, sehingga mereka sangat terbantu dengan harga yang murah.

4. Mengelola Permintaan Konsumen

Perusahaan bisa melakukan pemerataan permintaan konsumen melalui diskriminasi harga.


Misalnya dengan memberikan harga murah untuk tiket transportasi di pagi hari. Dengan
demikian, secara tidak langsung perusahaan mendorong konsumen untuk bepergian di pagi hari
agar mendapatkan harga murah. Hal ini bisa diterapkan untuk menghindari membeludaknya
permintaan konsumen di siang atau malam hari.

Selain keuntungan-keuntungan yang telah disebutkan di atas, diskriminasi harga juga bisa
merugikan perusahaan dan konsumen.

1. Harga Terlalu Tinggi untuk Beberapa Orang

Jika ada konsumen yang merasa diuntungkan karena harga yang lebih rendah, tentu ada
juga yang merasa dirugikan karena harus membayar lebih tinggi. Misalnya untuk konsumen
yang harus membeli tiket pesawat di jam-jam sibuk, dimana harganya jauh lebih tinggi
dibandingkan jam biasa. Hal ini bisa menyebabkan diskriminasi harga menjadi tidak efisien.

10
2. Surplus Konsumen Menurun

Adanya diskriminasi harga membuat surplus konsumen menurun dan menyebabkan


kesenjangan yang semakin besar di masyarakat. Ini bisa terjadi jika perusahaan menerapkan
diskriminasi harga tingkat pertama.

3. Ketidakadilan bagi Konsumen

Meski diskriminasi harga diterapkan berdasarkan kelompok sosial tertentu, konsumen


masih bisa merasakan ketidakadilan. Misalnya saja orang dewasa dan lansia yang harus
membayar dengan harga berbeda. Bisa jadi orang dewasa yang membayar lebih mahal adalah
pengangguran, sementara lansia yang mendapatkan harga murah sangat kaya raya.

4. Biaya Administratif

Dalam penerapan diskriminasi harga, dimana konsumen dibagi ke dalam beberapa


kelompok, diperlukan biaya yang besar. Biaya administratif yang dikeluarkan perusahaan bisa
berdampak pada peningkatan harga produk.

2.6 Teknik Diskriminasi Harga

Beberapa teknik diskriminasi harga, yakni sebagai berikut:

1. Diskriminasi Harga dalam bentuk rabat (potongan) Bentuk pertama dari Diskriminasi
Harga terdiri dari rabat (potongan pembayaran) yang dikenakan kepada penjual oleh
pembeli tertentu yang tidak diberikan kepada pembeli yang lain. Rabat dikatakan
diskriminasi harga karena pembeli yang mendapatkan rabat membayar harga yang lebih
murah dibanding dengan pembeli lain yang membeli barang yang sama. Ada tiga Kategori
rabat

a) Quantity rebate (potongan Harga Berdasarkan volume kuantitas pembelian). Catatan


yang perlu digaris-bawahi adalah bahwa quantity rebate yang diberikan kepada pembeli
skala besar bukan terkategori sebagai diskriminasi harga tetapi lebih efisiensi biaya.

b) Fidelity rebate; diskon yang ditawarkan kepada pembeli yang telah mengikatkan
diri kepada penjual sehingga rabat diberikan baik dalam volume yang besar ataupun kecil.

11
Fidelity rebate umumnya dinilai sebagai strategi yang ditujukan untuk mencegah
kompetitor berkembang.

c) Target rebate; Rabat yang diberikan kepada counterpart bisnis yang target
penjualannya lebih dari periode-periode sebelumnya.

2. Selective Price Cuts

Dimana penjual memotong harga secara selektif pada pembeli tertentu pada sekmen
pasar tertentu yang tidak diberikan pada pembeli di sekmen pasar lainnya. Potongan
Harga selektif ini biasanya diberikan kepada pembeli di pasar berpeluang tinggi beralih ke
kompetitor lain. tetapi bagi pembeli lainnya di pasar yang berbeda tetap dikenakan harga yang
lebih tinggi.

3. Tied and Bundled Pricing

Suatu perusahaan menjual dengan harga murah jika membeli dua barang dalam satu
paket dibanding jika pembeli hanya membeli dua barang secara individual.

2.7 Manfaat dan Tujuan Diskriminasi Harga

Adapun manfaat diskriminasi harga bagi monopolis adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan penerimaan (reveneu) yang lebih banyak daripada yang dapat diperoleh
dengan hanya menggunakan harga tunggal.

2. Meningkatkan pelayanan

3. Menaikkan keuntungan atau laba yang diperoleh perusahaan monopolis tersebut.

Diskriminasi harga biasanya dilakukan oleh monopolis dengan tujuan sebagai berikut.

1. Meningkatkan penerimaan yang lebih banyak daripada yang dapat diperoleh dengan hanya
menggunakan harga tunggal. Tambahan penerimaan tersebut dapat digunakan untuk menambah
pelayanan.

2. Merampas kelebihan konsumen atau consumer’s surplus atas barang yang dikonsumsi

12
3. Menaikan keuntungan yang diperoleh perusahaan monopolis tersebut.

2.8 Penyebab Diskriminasi Harga

Diskriminasi harga terjadi karena beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Adanya perbedaan karakteristik permintaan konsumen

2. Produk yang sama dijual kepada konsumen yang berbeda dengan harga yang berbeda

2.9 Syarat-Syarat Diskriminasi Harga

Syarat agar perusahaan dapat menerapkan kebijakan atau strategi diskriminasi harga antara
lain sebagai berikut.

1. Perusahaan memiliki market power.

2. Barang tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasar lain.

3. Barang atau jasa memiliki sifat yang memungkinkan untuk dilakukan diskriminasi harga.

4. Masing-masing pasar memiliki sifat permintaan dan elastisitas permintaan yang sangat
berbeda.

5. Kebijakan Diskriminasi Harga Tidak Memerlukan Biaya yang Melebihi Tambahan


Keuntungan yang Diperoleh Tersebut

Adakalanya, sebelum melaksanakan kebijakan diskriminasi harga, perusahaan harus


mengeluarkan biaya terlebih dahulu. Apabila kebijakan tersebut dilakukan di dua daerah yang
berbeda, maka biaya untuk mengangkut barang harus dikeluarkan. Sekiranya dilakukan di daerah
yang sama, biaya yang dikeluarkan mungkin dalam bentuk iklan. Apabila biaya yang
dikeluarkan melebihi pertambahan keuntungan yang diperoleh dari diskriminasi harga, maka
tidak ada manfaatnya untuk menjalankan kebijakan tersebut.

6. Produsen Dapat Mengeksploiter Beberapa Sikap Tidak Rasional Konsumen

Pada poin ini, kita dapat mempermisalkan bahwa produsen menjual barang yang sama
tetapi bungkus, merek/cap dan kampanye iklan yang berbeda. Dengan cara ini, produsen dapat

13
menjual barang yang dikatakannya bermutu tinggi kepada konsumen kaya dan konsumen miskin.
Cara yang lain adalah menjual barang yang sama, tetapi dengan harga yang berbeda pada daerah
pertokoan yang berbeda. Di daerah pertokoan orang kaya, harganya ditetapkan lebih mahal
daripada di daerah pertokoan orang miskin.

2.10 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Diskriminasi Harga

Faktor-faktor yang mempengaruhi diskriminasi harga dapat dipelajari dalam dua kategori:

(1) faktor jasa intrinsik (Service Intrinsic Factors/SIF), dan

(2) faktor ekstrinsik/lingkungan (Service External/Environmental Factors/SEF)

(1) Faktor intrinsik jasa :

1. Criticality of service
Faktor ini menunjukkan tingginya keterlibatan penyedia jasa menyebabkan berbagai
bentuk diskriminasi harga tanpa risiko kehilangan konsumen. Jadi, jika terjadi kegagalan dalam
jasa yang memiliki tingkat criticality of service service tinggi akan mempengaruhi permintaan
konsumen. Sebagai contoh, jasa telepon dan perlindungan jasa polisi dapat membuat pemakai
jasa menghentikan pemakaiannya jika mengalami ketidakpuasan. Hal ini menunjukkan jasa ini
tergolong criticality of service servicetinggi. Contoh lain, jasa pemotong rambut dan jasa laundry
dapat diklasifikaiskan sebagai criticality of service service rendah. Dalam beberapa kasus
persepsi dari criticality service sangat situasional dan tergantung pada kepentingan jasa yang
tertentu yang dihadapi (Ostrom dan Iacobucci, 1995). Pengklasifikasian jasa ke dalam tingkat
criticality of service tinggi atau rendah tergantung pada kepentingan jasa. Sebagai contoh,
penerbangan udara bisa tidak begitu penting, tetapi akan menjadi sangat penting dalam keadaan
darurat keluarga atau untuk perjalanan bisnis untuk bertemu dengan klient yang penting.
Meskipun begitu, model umum yang akan diusulkan tidak dapat membawa faktor-faktor
situasional ke dalam pertimbangan.

Criticality of service akan menunjukkan tingkat diskriminasi harga yang akan


dilaksanakan. Dapat diprediksikan bahwa tingginya tingkat criticality of service, menunjukkan
keinginan lebih besar dari konsumen untuk membayar diferensiasi harga yang lebih tinggi (Mitra
& Capella, 1997).

14
2. Customization of service
Dimensi kedua yang mempengaruhi diskriminasi harga adalah penentuan jasa ke dalam
non-standardized atau customized. Dalam industri jasa, lingkup dari customization luas karena
dua alasan: jasa diciptakan dan dikonsumsi secara simultan, (Berry, 1990; Lovelock, 1983 dalam
Mitra & Capella, 1997) dan konsumen terlibat dalam proses produksi (Lovelock, 1983 dalam
Mitra & Capella, 1997). Sebagai contoh customization service adalah jasa yang ditawarkan
dalam dasar one-to-one. Tergantung pada tingkat service customization, diferensiasi harga dapat
ditawarkan dalam marketplace.

3.Fluktuasi permintaan
Menurut Lovelock (1983) dalam Mitra dan Capella (1997), fluktuasi permintaan jasa dapat
diklasifikasikan ke dalam fluktuasi waktu (luas atau sempit). Fluktuasi permintaan dapat juga
dikategorikan ke dalam pola pasti dan random tergantung dalam apakah penyedia jasa dapat
memprediksi secara akurat fluktuasi permintaan jasa sebelumnya. Sebagai contoh, permintaan
transportasi umum mencapai tingkat maksimum selama jam sibuk dan menurun dalam tengah
hari. Permintaan untuk tujuan resort, hotel dan motel mencapai peak selama liburan tetapi
berkurang di luar waktu tersebut. Semua itu juga dapat terjadi dalam penentuan fluktuasi
permintaan, asalkan pemasar dapat memprediksi masa depan dengan baik berdasarkan
pengalaman masa lalu dan trend historis. Permintaan untuk fluktuasi jasa tidak menjelaskan pola
fluktutasi jasa. Karena pola fluktuasi permintaan untuk beberapa jasa tidak memiliki dasar ilmiah
atau logika. Hal ini sulit bagi penyedia jasa untuk mengestimasi pola permintaan pada waktu
yang berbeda. Seperti klasifikasi jasa dengan atribut fluktuasi permintaan menyerukan untuk
strategi diferensiasi harga dalam bagian dari penyedia jasa.

4.Karakeristik jasa
Sifat dari karakteristik jasa (search, experience, atau credence-based) juga membentuk
tingkat diferensiasi harga yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan. Goldman dan Johansson
(1978); Nelson (1970) dalam Mitra dan Capella (1997) berargumentasi bahwa elastisitas
permintaan adalah fungsi dari sejumlah alternatif dalam mindset konsumen. Jumlah alteratif
dalam mindset konsumen tergantung pada karakteristik jasa (search, experience, atau credence-
based). Ketika atribut search-based yang dapat dievaluasi lebih dahulu untuk pembelian, atribut
experience dapat dipahami hanya sesudah jasa dikonsumsi. Sedangkan, atribut credence tidak

15
dapat dinilai dengan yakin oleh konsumen meskipun setelah pembelian dan evaluasi. Giltinan
(1987) berpendapat bahwa permintaan adalah fungsi dari isi ketersediaan informasi pada bagian
konsumen, jasa search-based memilki harga yang lebih elastis dibandingkan jasa credence-based
dan orientasi experience. Lebih jauh, Guiltinan menetapkan bahwa switching cost dari satu
penyedia jasa ke yang lainnya akan relatif lebih rendah untuk jasa search-based dibandingkan
dengan orientasi experience/credence. Jadi, perusahaan yang menawarkan jasa dalam atribut
experience/credence biasanya menetapkan harga lebih tinggi dan diferensiasi harga dalam pasar
sedangkan penyedia jasa berdasar pencarian biasanya mengikuti strategi harga kompetitif.

(2) Faktor ekstrinsik/lingkungan :

1. Tingkat persaingan
Tingkat persaingan dalam marketplace bisa mempengaruhi besarya harga dimana satu
perusahaan dapat menetapkan diferensiasi harga. Berdasarkan penelitian Yelkur, Capella dan
Taylor, 1993 dalam Mitra dan Capella, 1997, ditemukan bahwa persaingan yang lebih intens
menyebabkan rendahnya keinginan membayar konsumen akan harga yang tinggi. Hal ini
berimplikasi bahwa penyedia jasa dalam pasar oligopoli akan menemukan kesulitan untuk
menetapkan diferensiasi harga yang lebih tinggi. Jika perusahaan memutuskan untuk menaikkan
harga dari produk/jasa, pesaing secara umum tidak akan mengikuti untuk menyesuaikan.
Konsumen akan berpindah ke produk/jasa pesaing sehingga dengan menaikkan harga,
menyebabkan perusahaan kehilangan penjualan. Di sisi lain, harga yang lebih rendah, akan
memiliki efek pembalasan dari pesaing dan dalam jangka pendek menghasilkan beberapa
tindakan yang berarti. Sehingga dapat disimpulkan penyedia jasa dalam pasar persaingan tidak
menyukai mendapatkan benefit dari diskriminasi harga dalam jangka panjang dan tidak
menyukai praktek diskriminasi harga.

2. Monopolis sempurna
Seperti yang ditulis Dixon (1960) dalam Mitra dan Capella (1997), sebuah monopolis
sempurna, dapat menetapkan diferensiasi harga untuk konsumen berbeda yang tidak
proporsional dengan biaya produksi. Sebagai contoh, perusahaan milik publik, dalam beberapa
kasus, mempraktekan diskriminasi harga. Jadi, sifat dari pasar adalah faktor pembimbing yang
mempengaruhi tingkat diskriminasi harga. Sebagai rencana dari faktor yang mempengaruhi
diskriminasi harga, diperkenalkan model matematika, untuk mencari hubungan pengaruh faktor-

16
faktor di atas dalam faktor diskriminasi harga. Tujuan model tersebut adalah untuk menempatkan
isu penting dengan menggabungkan pengaruh baik dari persaingan maupun fluktuasi permintaan
dalam struktur harga perusahan. Isu dari biaya yang dibuat perusahaan, juga dimasukkan dalam
model.

2.11 Contoh Soal dan Pembahasan Diskriminasi Harga

PLN adalah industri monopoli yang memiliki biaya rata-rata konstan sebesar 2 per unit.
Permintaan pasar satu Q1= 10-2P1, pasar kedua Q2= 20-P2. Apakah diskriminasi harga
menguntungkan?

Pembahasan :

Diketahui :

Biaya rata-rata konstan AC =2

Q1= 10 – 2P1 atau 2P1 = 10 – Q1 atau P1 = 5 – ½Q1

Q2= 20 – P2 atau P2 = 20 – Q2

Jawab :

1. Pasar 1

TR1 = P1.Q1

TR1 = (5 - ½Q1) Q1

TR1 = 5 Q1 - ½Q12

MR = 5 – Q

TC = AC.Q

TC = 2.Q

MC = TC’= 2

Laba maksimal jika MR = MC

17
5-Q1 = 2

Q1 = 5-2

Q1= 3

P1 = 5 - ½Q1 = 5 - ½(3) = 3,5

Π = TR1 - TC1

Π = (5 Q1 - ½Q12)(2Q1)

Π = (5).(3) – ½.(3)2 – (2).(3)= 15 – 4,5 – 6= 4,5

2. Pasar 2

TR2 = P2.Q2

TR2 = (20 - Q2) Q2

TR2 = 20 Q2 – Q22

MR = TR’ = 20-2Q

MC = 2

Laba maksimal jika MR = MC

20-2Q2 = 2

2Q2 = 18

Q2 = 9

P=20-Q2

P= 20-9

P = 11

18
Π = TR2 - TC2

Π = (20 Q2 – Q22) - 2Q

Π = (20).(9) – (92 ) - (2).(9) = 180 - 81-18 =81

Total Laba pasar 1 dan pasar 2= 4,5 + 81= 85,5

Jika tidak melakukan diskriminasi harga, maka :

Permintaan pasar = Pasar 1 + Pasar 2

Q = (10 - 2P) + (20 - P)

Q= 30 – 3P

3P = 30 - Q

P= 10 -1/3Q

TR = P . Q

TR = (10-1/3Q). Q

TR = 10Q – 1/3Q2

2MR = 10 -2/3 Q

Laba Maksimum jika MR = MC

10 - 2/3Q = 2

2/3Q = 8

Q = 12 (jumlah pada pasar 1 dan pasar 2)

P= 10 - 1/3Q

P = 10 - 1/3. (12)

P = 10 - 4 = 6 (merupakan harga antara pasar 1 dan pasar 2)

19
Π = TR - TC

Π = 10Q – 1/3Q2– 2Q

Π = (10).(12) – 1/3 (12)2 - (2).(12)

Π = 48

Jadi laba dengan diskriminasi harga lebih besar yakni Π= 85,5; artinya lebih menguntungkan.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Diskriminasi harga adalah menaikkan laba dengan cara menjual barang yang sama dengan
harga yang berbeda untuk konsumen yang berbeda atas alasan alasan yang tidak berkaitan
dengan biaya

2. Diskriminasi harga yang terjadi saat produsen memberlakukan harga yang sama karena
alasan yang tidak ada hubungannya dengan biaya, tetapi tidak semua perbedaan harga
mencerminkan harga berdasarkan syarat-syarat

3. syarat-syarat harga: Jika monopolis mampu memisah- misahkan pasar dan elastisitas
permintaan pada setiap tingkat harga harus berbeda di antara kedua pasar dengan harga tersebut
yang menguntungkan

4. Diskriminasi harga yang dibedakan menjadi 3 tingkat .

5. Diskriminasi harga tingkat pertama yang menguntungkan konsumen maupun produsen,


tetapi dengan syarat, syarat, syarat, konsumen, sehingga mampu memberikan informasi yang
tepat sasaran.

6. Diskriminasi harga tingkat kedua memberikan keuntungan dari kesepakatan pembelian


secara partai maupun eceran. Dengan melihat kebutuhan, konsumen dapat memilih keuntungan
dari pembelian partai maupun eceran

7. Diskriminasi harga tingkat ketiga memberlakukan harga berdasarkan daya beli


sekelompok konsumen. Produsen harus memperkirakan tepat sasaran sekelompok pelanggan
agar strategi yang tepat sasaran.

8. Informasi daya beli konsumen dan sekelompok konsumen adalah data yang harus dimiliki
produsen ketika ingin menerapkan strategi suatu harga.

21
3.2 Saran

1. Pelaku usaha diharapkan untuk menjalankan usahanya sesuai aturan dan tidak melakukan
diskriminasi harga agar tercipta pasar yang kompetitif.

2. Pemerintah diharapkan untuk selalu mengawasi kegiatan usahanya yang ada supaya tidak
terjadi diskriminasi harga yang mengakibatkan praktek monopoli dan persaingan usaha yang
tidak sehat yang dapat berpengaruh pada perkembangan perekonomian.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://www.situsekonomi.com/2019/05/syarat-syarat-diskriminasi-harga.html

https://www.google.com/amp/s/haloedukasi.com/diskriminasi-harga/amp

https://www.google.com/amp/s/haloedukasi.com/diskriminasi-harga/amp

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjCs7O_3LnvAhV
LeH0KHc5kBAUQFjADegQIARAD&url=https%3A%2F%2Fwww.kppu.go.id%2Fdocs
%2FPedoman
%2Fpedoman_pasal_6_diskriminasi_harga.pdf&usg=AOvVaw16ku1FJNPUFSHMXQ2hhO-a

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Diskriminasi_harga

https://www.google.com/amp/s/cerdasco.com/diskriminasi-harga/

https://pengertianmenurutparaahli.org/pengertian-diskriminasi-harga-dan-contohnya/

https://www.google.com/amp/s/haloedukasi.com/diskriminasi-harga/amp

https://osf.io/9ue7z/download#:~:text=Diskriminasi%20harga%20diatur%20dalam
%20Pasal,oleh%20pembeli%20lain%20untuk%20barang

https://www.google.com/amp/s/cerdasco.com/diskriminasi-harga

http://www.e-jurnal.ukrimuniversity.ac.id/

http://hary-semarang.blogspot.com/2012/01/diskriminasi-harga.html

23
24

Anda mungkin juga menyukai