Anda di halaman 1dari 17

SISTEM MONETER

MAKALAH

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah


Bank dan Lembaga Keuangan Syariah

DOSEN PENGAMPU :

Rasyidah Bulqis, S.A.P, M.E..

DISUSUN OLEH :

NURFADILAH (2102010001)
SITTI MULYANA (2102010007)
NURUL MUTMAINNA (2102010016)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DARUD DA’WAH WAL IRSYAD

(STAI-DDI) PINRANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
bisa menyusun dan menyelesaikan makalah tentang “Sistem Moneter” ini
dengan baik dan tepat waktu guna memenuhi tugas mata kuliah Bank dan
Lembaga Keuangan Syariah.

Dalam penulisan dan penyelesaian makalah ini penyusun tidak terlepas


dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pinrang, 25 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1 – 3

A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 4 – 11

A. Sistem Moneter.......................................................................... 4
B. Kebijakan Moneter..................................................................... 5
C. Peran Kebijakan Moneter........................................................... 7
D. Tujuan Kebijakan Moneter........................................................ 9
E. Instrumen Kebijakan Moneter.................................................... 9
F. Contoh Kebijakan Moneter........................................................ 11

BAB III PENUTUP........................................................................................ 12 –


13

A. Kesimpulan................................................................................ 12
B. Saran........................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak
kebijakan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi merupakam laju pertumbuhan yang dibentuk dari
berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan
tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
Kuznets dan Sirojuzilam mendefinisikan pertumbuhan ekonomi
sebagai “Kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara untuk
menyediakan semakin banyak barang kepada penduduknya, kemampuan ini
bertambah sesuai dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan
dan ideologis yang diperlukan”.
 Untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi stabil
tidaklah pekerjaan yang mudah untuk dilaksanakan, ini ibaratnya mata uang
dua sisi, kadang dicapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapi tidak stabil.
Untuk mencapai inilahdiperlukan kebijakan moneter.
Kebijakan moneter bertujuan mengarahkan perekonomian makro ke
kondisi yang lebih baik dan atau diinginkan. Kondisi-kondisi tersebut diukur
dengan menggunakan indicator-indikator makro utama seperti terpeliharanya
pertumbuhanekonomi yang baik, stabilitas harga umum yang terkendali, dan
menurunnya tingkat pengangguran.
Sesuai dengan perekonomian masyarakat Indonesia yang kegiatannya
bertumpu pada aset keuangan kredit perbankan, maka pemerintah perlu
melaksanakan kebiajakan moneter melalui pengelolaan atau pengauran
system perkreditan secara dinaims, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
struktur potensi ekonomi masyarakat daerah (resource base) yangvakan
digerakkan.
Kebijakan moneter tujuannya untuk mencapai stabilisasi ekonomi.
Berhasilnya tujuan dari kebijakan moneter tersebut dipengaruhi oleh dua
faktor, pertama: kuattidaknya hubungan kebijakan moneter dengan kegiatan

1
2

ekonomi tersebut, kedua: jangka waktu perubahan kebijakan moneter


terhadap kegiatan ekonomi.
Pada saat kita berbicara tentang moneter maka masalah utama
yang sering kita bicarakan adalah berkaitan dengan uang. Setiap negara
mempunyai mata uang sendiri dan mata uang itu menunjukkan nilai
barangnya. Begitu juga dengan sistem moneter internasional ini mengacu
pada institusi-institusi dimana pembayaran atas transaksi lintas negara
dilaksanakan. Sistem ini menentukan bagaiman kurs tukar asing ditentukan
dan bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi kurs tukar.
Sistem moneter internasional merupakan sistem keuangan yang
berlaku untuk semua negara di dunia yang membahas tentang pembayaran
atas transaksi lintas negara. Sistem moneter internasional yang berfungsi
dengan baik akan memfasilitasi perdagangan internasional dan investasi, serta
mempermudah adaptasi terhadap perubahan. Pembahasan inti dari sistem
moneter internasional adalah menentukan pengaturan sistem kurs tukar.
Semenjak dimulainya sistem standar emas hingga abad ke 20, sistem
moneter internasional telah mengalami pasang surut. Perubahan dari sistem
ke sistem yang lain diakibatkan oleh gejolak ekonomi pada saat itu. Sampai
saat ini pun sistem moneter internasional masih menjadi perhatian semua
negara dan masih ingin merubah sistemnya menjadi lebih berfungsi optimal.
Untuk itu penulis akan membahas terkait dengan “Sistem Moneter”.

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem moneter?
2. Bagaimana kebijakan moneter?
3. Bagaimana peran kebijakan moneter?
4. Bagaimana tujuan kebijakan moneter?
5. Apa instrumen-instrumen yang biasa digunakan dalan menjalankan
kebijakan monter?
6. Bagaimana contoh kebijakan moneter?
3

3. Tujuan
1. Mengetahui definisi sistem moneter.
2. Mengetahui kebijakan moneter.
3. Mengetahui peran kebijakan moneter.
4. Mengetahui tujuan kebijakan moneter.
5. Menegetahui instrumen-instrumen yang biasa digunakan dalan
menjalankan kebijakan monter.
6. Mengetahui contoh kebijakan moneter.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Moneter
Sistem Moneter yaitu sistem yang menetapkan kebijakan dan
tindakan-tindakan yang mempengaruhi interaksi factor moneter dalam suatu
negara, termasuk pengawasan cadangan valuta asing. Di Indonesia otoritas
system moneter terdiri atas Bank Indonesia, Pemerintah yang diwakili oleh
Menteri Keuangan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999
Tentang Bank Indonesia, yang dimaksud “Kebijakan Moneter adalah
kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan antara lain
melalui pengendalian jumlah uang beredar dan atau suku bunga”
Yang termasuk dalam sistem moneter adalah bank-bank atau
lembaga-lembaga yang ikut menciptakan uang giral. Di Indonesia yang dapat
digolongkan ke dalam sistem moneter adalah otoritas moneter yaitu Bank
Indonesia dan bank-bank pencipta uang giral. Oleh karena itu sistem
perbankan merupakan bagian integral dari suatu sistem moneter.
Otoritas Moneter, Pemerintah dan Bank Sentral/Bank Indonesia
bertanggung jawab menciptakan dan menawarkan uang primer berupa uang
kartal (kertas dan logam) bagi masyarakat umum dan bank reserves bagi
perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Sedangkan perbankan dan
lembaga keuangan lainnya berdasarkan uang primer yang dimiliki
menciptakan uang sekunder dalam bentuk giral, seperti giro (demand
deposits), deposito berjangka (time deposits), tabungan (saving deposits), dan
uang sekunder lainnya. Mereka yang terlibat dalam penciptaan dan
penawaran uang beredar merupakan satu kesatuan dalam suatu sistem
moneter.
Uang-uang yang ditawarkan melalui monetary system digunakan oleh
masyarakat, baik pengusaha maupun masyarakat biasa untuk keperluan
konsumsi dan produksinya. Penciptaan uang bukan semata-mata kehendak

4
5

otoritas moneter (Bank Indonesia), melainkan juga harus ada permintaan dari
masyarakat sehingga jumlah uang beredar harus memenuhi tuntutan
mekanisme pasar yaitu pertemuan antara permintaan dan penawaran.
B. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah melalui bank sentral
untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam rangka
mengendalikan perekonomian. Di Indonesia kedudukan bank sentral di wakili
oleh BI (Bank Indonesia).
Kebijakan moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan
ekonomi agar dapat berjalan sesui dengan yang diinginkan melalui
pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut
dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya
peningkatan output keseimbangan.
Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu;
1. Kebijakan moneter Ekspansif
Kebijakan Moneter Ekspansif sering disebut kebijakan uang
Longgar (easy money policy) ialah kebijakan yang mengatur jumlah uang
yang dipasok dalam perekonomian. Caranya dengan menurunkan suku
bunga, membeli sekuritas pemerintah oleh bank sentral, dan menurunkan
persyaratan cadangan untuk bank. Kebijakan ekspansif juga akan
menurunkan tingkat pengangguran dan merangsang aktivitas bisnis atau
kegiatan belanja konsumen.
Secara keseluruhan di seluruh negara, tujuan kebijakan moneter
ekspansif adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan risiko
inflasi akan semakin tinggi. Kebijakan moneter ekspansif (monetary
expansive policy) utamanya melakukan penambahan uang yang beredar
dalam masyarakat agar roda perekonomian semakin berjalan cepat.
Kebijakan ini mampu meningkatkan daya beli (permintaan) masyarakat
dan mengurangi jumlah pengangguran pada saat perekonomian
mengalami resesi atau depresi. Kebijakan moneter ekspansif juga
mempengaruhi tingkat pengangguran di suatu negara.
6

Contoh dari jenis kebijakan moneter ekspansif ini adalah


peningkatan pembelian sekuritas pemerintah oleh Bank Indonesia,
penurunan suku bunga, serta menurunkan persyaratan cadangan untuk
bank.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif
Kebijakan Moneter Kontraktif adalah suatu kebijakan dalam
rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan
pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan
kebijakan uang ketat (tight money policy). Kebijakan moneter kontraktif
(monetary contractive policy) yang disebut kebijakan uang ketat (tight
money policy) ialah kebijakan mengurangi jumlah uang yang beredar.
Tujuan utama dari kebijakan ini adalah menurunkan tingkat inflasi.
Tujuan kebijakan moneter kontraktif adalah mengurangi jumlah uang
beredar dalam perekonomian. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan
meningkatkan suku bunga, menjual obligasi pemerintah, dan menaikkan
persyaratan cadangan untuk bank.
Contoh Kebijakan Moneter di Indonesia Beberapa contoh
monetary policy yang telah diterapkan di Indonesia, adalah sebagai
berikut: Bank Indonesia (BI ) melakukan lelang sertifikatnya, atau bisa
juga melalui pembelian surat berharga di pasar modal. UBI dapat
menurunkan suku bunga jika kondisi ekonomi sesuai dengan ekspektasi.
Sebaliknya, BI bisa menaikkan suku bunga bila ingin membatasi
aktivitas ekonomi sehingga aliran uang berkurang
Kebijakan moneter didefinisikan dengan rencana dan tindakan otoritas
moneter yang terkoordinasi untuk menjaga keseimbangan moneter, dan
kestabilan nilai uang, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan,
serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat.
Jadi dapat disimpulkan dari pengertian di atas bahwa kebijakan moneter
adalah semua upaya atau tindakan bank sentral untuk mempengaruhi
perkembangan moneter (uang beredar, suku bunga, kredit dan nilai tukar)
untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu.
7

Sebagai bagian dari kebijakan ekonomi makro, maka tujuan kebijakan


moneter adalah untuk membantu mencapai sasaran-sasaran makroekonomi
antara lain: pertumbuhan ekonomi, penyediaan lapangan kerja, stabilitas
harga dan keseimbangan neraca pembayaran. Keempat sasaran tersebut
merupakan tujuan/sasaran akhir kebijakan moneter (final target).
C. Peran Kebijakan Moneter
1. Mempertahankan iklim Investasi
Dengan tingkat inflasi yang rendah, maka iklim investasi akan
tetap hidup. Jika inflasi rendah, suku bunga bank juga cenderung rendah.
Rendahnya suku bunga bank akan mendorong orang untuk melakukan
investasi atau usaha baru.
2. Memperluas kesempatan kerja
Kebijakan moneter dapat menciptakan iklim kondusif bagi
berlangsungnya berbagai kegiatan ekonomi. Setiap kegiatan ekonomi
membutuhkan tenaga kerja. Adanya kegiatan ekonomi berarti pula
memperluas kesempatan kerja.
3. Menciptakan Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
Keadaan ekonomi yang kondusif memungkinkan terjadinya
pertumbuhan ekonomi. Adanya kestabilan nilai kurs mata uang serta
kestabilan harga barang dan jasa sangat dibutuhkan para investor atau
pengusaha dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi
yang berjalan baik menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
4. Memperbaiki kondisi neraca pembayaran
Neraca pembayaran nasional dikatakan baik jika mengalami
surplus atau nilai ekspor melebih nilai impor. Untuk mencapai kondisi
tersebut, kebijakan moneter yang terkait dengan mata uang atau nilai kurs
sangat diperlukan. Kebijakan moneter dapat mempertahankan stabilitas
kurs maupun menurunkan ke tingkat yang diinginkan. Dengan suatu
tingkat kurs tertentu, diharapkan barang-barang produksi dalam negeri
akan bisa lebih murah dibanding produk dari negara lain. Kondisi ini
meningkatkan daya saing produk dalam negeri sehingga pada akhirnya
8

akan memperbesar volume ekspor (menciptakan neraca pembayaran


yang surplus).
5. Menjaga kestabilan nilai kurs mata uang
Untuk menjaga agar nilai kurs mata uang stabil sesuai yang
diharapkan, maka Bank Indonesia melakukan kebijakan moneter berupa
operasi pasar terbuka. Dalam keadaan apabila nilai kurs mata uang rupiah
merosot tajam dibanding dollar Amerika Serikat, maka Bank Indonesia
melakukan intervensi pasar dengan menjual dollar.
6. Menjaga kestabilan harga barang dan jasa
Masyarakat membutuhkan keadaan dimana harga barang dan jasa
tetap stabil sehingga dapat menjalankan usahanya. Untuk menciptakan
keadaan seperti itu, maka Bank Indonesia dapat melakukan kebijakan
moneter berupa menaikkan atau menurunkan suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia (SBI). Tujuan kebijakan ini adalah untuk menurunkan atau
menaikkan jumlah uang yang beredar (JUB). Apabila harga barang dan
jasa naik terus-menerus (tidak stabil) maka Bank Indonesia menaikkan
suku bunga Sertifikat Bank Indonesia agar jumlah uang yang beredar
berkurang sehingga laju kenaikan harga barang dan jasa dapat dikurangi.
7. Menurunkan laju inflasi
Apabila terjadi inflasi yang tinggi, Bank Indonesia dapat
melakukan kebijakan moneter untuk menurunkan jumlah uang yang
beredar (JUB). Untuk menurunkan jumlah uang yang beredar, kebijakan
moneter yang diambil dapat berupa menaikkan atau menurunkan suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau pun dengan kebijakan
moneter lainnya yaitu reserve requirements. Untuk menurunkan laju
inflasi berarti jumlah uang yang beredar harus dikurangi. Untuk itu,
dengan kebijakan reserve requirements, Bank Indonesia menetapkan
kenaikan cadangan minimum dari bank-bank umum.
Kebijakan moneter berfungsi sebagai instrumen/cara untuk
mempengaruhi perekonomian. Kebijakan moneter sebagai sebuah cara,
dipergunakan untuk mencapai tujuan/sasaran ekonomi yang diharapkan, di
9

antaranya adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, mengatasi


pengangguran, memperbaiki neraca pembayaran yang defisit, dan menjaga
stabilitas nilai uang.
D. Tujuan Kebijakan Moneter
Kebijakan Moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa
moneter (Bank Indonesia) untuk mempengaruhi jumlah yang beredar dan
kredit yang pada akhirnya akan mempegaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.
Kebijakan moneter bertujuan untuk mencapai stabilisasi ekonomi
yang dapat diukur dengan:
1. Kesempatan Kerja
Semakin besar gairah untuk berusaha, maka akan mengakibatkan
peningkatan produksi. Peningkatan produksi ini akan diikuti dengan
kebutuhan tenaga kerja. Hal ini berarti akan terjadinya peningkatan
kesempatan kerja dan kesehjateraan karyawan.
2. Kestabilan harga
Apabila kestabilan harga tercapai maka akan menimbulkan
kepercayaan di masyarakat. Masyarakat percaya bahwa barang yang
mereka beli sekarang akan sama dengan harga yang akan masa depan.
3. Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran internasional yang seimbang menunjukkan
stabilisasi ekonomi di suatu Negara. Agar neraca pembayaran
internasional seimbang, maka pemerintah sering melakukan kebijakan-
kebijakan moneter.
E. Instrumen Kebijakan Moneter
Jumlah uang beredar, baik dalam standar barang (commodity
standard) maupun standar kepercayaan (fiat standard) tidak boleh terlalu
berlebihan atau kurang. Kontrol jumlah uang beredar perlu dilakukan untuk
menciptakan iklim yang baik bagi stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi,
serta kontrol terhadap kegiatan kredit.
Kontribusi kebijakan moneter terhadap stabilitas harga sangat penting
artinya untuk mengurangi/menekan tingkat inflasi. Pertumbuhan jumlah uang
10

yang beredar sebaiknya mengikuti pertumbuhan ekonomi, sehingga secara


tidak langsung dapat menekan tingkat pengangguran. Bank Sentral selaku
pelaksana kebijakan moneter, menjalankan kebijakannya yang bersifat
kuantitatif (quantitative control policy) dan kualitatif (qualitative control
policy).
Instrumen-instrumen yang biasa digunakan dalam menjalankan
kebijakan moneter adalah:
1. Tingkat Diskonto (discount rate)
Kebijakan diskonto atau dikenal discount rate sebagai merupakan
instrumen yang dapat digunakan oleh Bank Indonesia dalam
memengaruhi jumlah uang beredar melalui fasilitas yang diberikan oleh
Bank Indonesia kepada bank-bank umum dengan jaminan surat berharga
yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
2. Operasi Pasar Terbuka (open market operation)
Operasi pasar terbuka sebagai instrumen kebijakan moneter adalah
saat instrumen ini mencakup kegiatan jual-beli surat berharga oleh Bank
Indonesia di pasar primer maupun sekunder. 
Tujuan dari kebijakan moneter adalah mengurangi atau menambah
jumlah uang beredar di masyarakat. Berikut penjelasan pengertian
kebijakan moneter yang berbentuk operasi pasar terbuka.
 Open Market Selling dilakukan ketika pemerintah ingin
mengurangi jumlah uang yang beredar dengan menjual surat-surat
berharga yang beredar. Ketika pemerintah melakukan hal ini, maka
uang yang digunakan masyarakat untuk membeli surat tersebut
akan masuk ke otoritas moneter. Sehingga, dampak dari kebijakan
moneter adalah uang yang beredar di masyarakat semakin sedikit.
 Open Market Buying dilakukan ketika pemerintah ingin menambah
jumlah uang yang beredar dengan cara membeli surat-surat
berharga yang beredar. Ketika pemerintah membeli surat berharga
dari masyarakat, maka uang yang beredar di masyarakat akan
bertambah.
11

3. Cadangan Wajib Minimum


Cadangan wajib minimum merupakan instrumen kebijakan
moneter oleh Bank Indonesia yang mengatur jumlah cadangan uang
likuid minimum yang wajib dimiliki oleh bank-bank umum. Semakin
besar cadangan wajib yang diatur oleh Bank Indonesia, maka jumlah
uang beredar akan berkurang, begitu pun sebaliknya. Inilah yang
dimaksud dengan pengertian kebijakan moneter dalam bentuk cadangan
wajib minimum.
F. Contoh Kebijakan Moneter
Berikut akan diberikan satu contoh kebijakan moneter yang digunakan
pemerintah untuk menjaga stabilitas harga terutama untuk mengatasi masalah
inflasi. Untuk mengatasi masalah inflasi pemerintah dapat menggunakan
kebijakan diskonto.
Kebijakan diskonto adalah kebijakan bank sentral untuk menambah
atau mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikkan atau
menurunkan suku bunga bank. Jika bank sentral menaikkan suku bunga
bank, berarti bank sentral ingin mengurangi jumlah uang yang beredar.
Dengan menaikkan suku bunga, diharapkan masyarakat akan menyimpan
(menabung) uangnya di bank lebih banyak dari biasanya. Dengan demikian,
jumlah uang yang beredar akan berkurang. Bila jumlah uang yang beredar
berkurang maka harga-harga yang semula tinggi (inflasi) dapat diturunkan
kembali. Ini berarti inflasi dapat diatasi oleh pemerintah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas adapun yang dapat disimpulkan bahwa:


1. Sistem moneter yaitu sistem yang menetapkan kebijakan dan tindakan-
tindakan yang mempengaruhi interaksi factor moneter dalam suatu
negara, termasuk pengawasan cadangan valuta asing
2. Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah melalui bank sentral
untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam
rangka mengendalikan perekonomian. Kebijakan moneter dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu kebijakan moneter ekspansif dan
kebijakan moneter kontraktif.
3. Peran kebijakan moneter yaitu: (1) Mempertahankan iklim investasi. (2)
Memperluas kesempatan kerja. (3) Menciptakan pertumbuhan ekonomi
yang tinggi. (4) Memperbaiki kondisi neraca pembayaran. (5) Menjaga
kestabilan nilai kurs mata uang. (6) Menjaga kestabilan harga barang dan
jasa. (7) Menurunkan laju inflasi
4. Tujuan kebijakan moneter untuk mencapai stabilisasi ekonomi yang
dapat diukur dengan: (1) Kesempatan kerja. (2) Kestabilan harga. (3)
Neraca pembayaran internasional.
5. Instrumen/cara kebijakan moneter yaitu dengan menjalankan: (1) Tingkat
diskonto. (2) Operasi pasar terbuka. (3) Cadangan wajib minimum.
6. Adapun contoh kebijakan moneter yaitu dengan kebijakan diskonto.
Kebijakan bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang
yang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan suku bunga bank.
Jika bank sentral menaikkan suku bunga bank, berarti bank sentral ingin
mengurangi jumlah uang yang beredar. Dengan menaikkan suku bunga,
diharapkan masyarakat akan menyimpan (menabung) uangnya di bank
lebih banyak dari biasanya. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar
akan berkurang. Bila jumlah uang yang beredar berkurang maka harga-

12
13

harga yang semula tinggi (inflasi) dapat diturunkan kembali. Ini berarti
inflasi dapat diatasi oleh pemerintah.
B. Saran
Sistem dan kebijakan moneter yang baik akan dapat membuat
perekonomian, pembangunan , serta arus moneter di Indonesia menjadi lebih
baik pula. Maka itu, lembaga keuangan harus paham mengenai kebijakan
kebijakan moneter yang ada di Indonesia.
Demikianlah makalah yang kami buat mudah – mudahan apa yang
kami paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk
lebih mengenal dunia Bank dan Lembaga Keuangan Syariah.
Kami  menyadari apa yang kami paparkan dalam makalah ini tentu  masih
belum  sesuai apa yang di harapkan, untuk itu penulis  berharap masukan
yang lebih banyak lagi dari dosen pengampu dan teman – teman semua.
DAFTAR PUSTAKA

Chaudry, Muhammad Sharif. 2012. Sistem Ekonomi Islam: Primsip Dasar. Cet. I;
Jakarta: Kencana Prenata Group.
Adiningsih, Sri. 2000. Perkembangan Moneter Perbankan Indonesia. Jakarta: PT.
Gramedia.
Bank Indonesia. 1998. “Ekonomi Moneter dan Perbankan”. Vol.1, No.1, Juli
1998.
Sarwono, Hartadi A., dan Perry Warjiyo. 2003. “Mencari Paradigma Baru
Manajemen Moneter dalam Sistem Nilai tukar Fleksibel”. Jakarta: Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan.
Boediono. 2000. Ekonomi Internasional.Yogyakarta: BFFY.
Jain, Subhash C. 1996. Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta: Erlangga
https://landx.id/blog/pengertian-kebijakan-moneter-jenis-tujuan-contoh-dan-
dampaknya/#fungsi-kebijakan-moneter
https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-syarif-
hidayatullah-jakarta/teori-ekonomi-mikro/pengertian-sistem-moneter/
45662938

Anda mungkin juga menyukai