Anda di halaman 1dari 17

PERAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

MAKALAH

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah


Ekonomi Pembangunan Syariah

DOSEN PENGAMPU :

WAHYUNI, S.Pd., M.E.

DISUSUN OLEH :

NURFADILAH (2102010001)
NURUL ISMAYANTI (2102010023)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DARUD DA’WAH WAL IRSYAD

(STAI-DDI) PINRANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

bisa menyusun dan menyelesaikan makalah tentang “Peran Pemerintah dalam

Pembangunan Ekonomi” ini dengan baik dan tepat waktu guna memenuhi tugas

mata kuliah Ekonomi Pembangunan Syariah.

Dalam penulisan dan penyelesaian makalah ini penyusun tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa

bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena

keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

Pinrang, 04 April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1 – 2

A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3 – 12

A. Awal Pembentukan Pemikiran Islam......................................... 3


B. Awal Masuknya Islam di Nusantara.......................................... 4
C. Teori tentang Masuknya Islam ke Nusantara............................. 6
D. Proses Islamisasi di Nusantara................................................... 8

BAB III PENUTUP........................................................................................ 13 –


14

A. Kesimpulan................................................................................ 13
B. Saran........................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perekonomian di suatu negara berjalan karena didukung oleh para

pelaku ekonomi yang memiliki kekuatan tersendiri. Para pelaku ekonomi

yang sering kita ketahui adalah entitas Konsumen sebagai pemilik faktor-

faktor produksi terutama SDM, dan entitas Produsen sebagai pengguna

faktor-faktor produksi milik konsumen.

Teori pembangunan dalam perkembangannya semakin kompleks dan

semakin tidak terikat pada satu disiplin ilmu. Dinamika teori pembangunan

tersebut tidak terlepas dari pemahaman terhadap konsep pembangunan yang

bersifat terbuka. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa implementasi

konsep pembangunan ternyata telah banyak merubah kondisi kehidupan

masyarakat. Pada sebagian komunitas, pembangunan telah mengantar

kehidupan mereka lebih baik bahkan ada sebagian yang dapat dikatakan

berlebihan, sementara bagi komunitas lainnya pembangunan justru

mengantarkan kesengsaraan. Oleh karena itu pemahaman masalah

pembangunan hendaknya harus bersifat dinamis, karena setiap saat akan

selalu muncul masalah-masalah baru yang harus dipecahkan oleh

pembangunan. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa akan selalu ada

pemecahan atas setiap masalah, tetapi juga selalu ada masalah atas setiap

pemecahan masalah. 1

1
Bonaraja Putra dkk, Ekonomi Pembangunan (Cet. I; Medan: Yayasan Kita Menulis,
2021), h. 5.

1
2

Pembangunan ekonomi sangat kompleks, bersifat multidimensional

dan memiliki perspektif yang sangat luas. Bukan hanya fenomena ekonomi

semata, tetapi berdimensi sosial yang lebih luas menyangkut semua aspek

kehidupan manusia, baik secara horizontal antar-sesama manusia, manusia

dengan mahluk lainnya, termasuk hubungan manusia dengan alam dan

lingkungan hidupnya, serta hubungan secara transendental bersifat vertikal

antara manusia dengan penciptanya. Oleh karenanya, pendekatan ekonomi

pembangunan yang selama ini cenderung bertumpu pada sisi ekonomi, dan

mengabaikan masalah sosial, kultural dan moral ternyata telah membawa

pada kegagalan, dimana tingkat kemiskinan absolut semakin meningkat dan

kesenjangan pendapatan semakin melebar.2

Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti

oleh adanya perubahan struktur dan metode kegiatan ekonomi. Dengan begitu

dapat diartikan bahwa pembangunan ekonomi tidak dapat terlepas dari

pertumbuhan ekonomi (economic growth) pembangunan ekonomi akan

mendorong pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi

akan memperlancar proses pembangunan ekonomi. Dari beberapa pendapat

diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembangunan ekonomi merupakan

proses yang berkelanjutan dan tidak bersifat insidentil. Dan antara ada

beberapa faktor yang saling memengaruhi pembangunan ekonomi. Dengan

demikian serangkaian peristiwa yang terjadi mewujudkan peningkatan dalam

2
A. Jajang W. Mahri dkk, Ekonomi Pembangunan Islam (Cet. I; Jakarta: Departemen
Ekonomi dan Keuangan Syariah - Bank Indonesia, 2021), h. 62.
3

kegiatan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dari satu tahap

ke tahap berikutnya. 3

Tujuan utama dari pembangunan adalah mencapai kemakmuran yang

tinggi. Dalam mencapai tujuan tersebut pemerintah dapat turut campur secara

aktif maupun pasif. Suatu hal yang menarik, bahwa peran pemerintah dalam

turut mengatur perekonomian kadangkala masih dipertanyakan. Hal ini

didasarkan pada faham liberalisme dan kapitalisme murni yang menganggap

bahwa adanya kebebasan individu secara mutlak dan tidak membenarkan

adanya pengaturan ekonomi oleh pemerintah kecuali untuk hal-hal yang tidak

dapat diatur oleh individu. Namun dalam kenyataannya hal ini masih

dipertanyakan dan sesungguhnya saat ini tidak ada lagi negara yang

menganut faham kapitalis murni.

Menurut Groves (1953) bahwa kaum klasik terutama Adam Smith

pemerintah memiliki tiga fungsi yaitu dalam bidang pertahanan nasional,

keadilan sosial dan pekerjaan umum. Kegiatan-kegiatan seperti ini tidak

pernah menarik perhatian para individu baik secara bersama-sama ataupun

secara sendiri-sendiri untuk mengusahakannya. Hal ini disebabkan oleh

keuntungankeuntungan yang timbul dari usaha tersebut bagi individu yang

bersangkutan boleh dikatakan tidak ada dan bahkan seringkali pengeluaran-

pengeluaran tersebut jauh lebih besar dari penerimaanpenerimaannya. Di

3
Edwin Basmar dkk, Ekonomi Pembangunan: Strategi dan Kebijakan (Cet. I; Makassar:
Yayasan Kita Menulis, 2021), h. 26.
4

samping itu kaum Klasik mengatakan bahwa yang penting bagi pemerintah

adalah tidak mengerjakan aktivitasaktivitas yang telah dikerjakan individu.4

Pemerintah atau negara berwenang mengatur penyediaan barang-

barang publik (public goods) maupun barang swasta (private goods) kepada

masyarakat melalui sebuah mekanisme monopoli kepada perusahaan negara

tertentu atau sebaliknya disediakan melalui mekanisme pasar (market

mechanism) sesuai dengan kondisi dan system perekonomian yang dianutnya.

Dalam bab ini akan dibahas secara khusus mengenai peran pemerintah

dalam perekonomian, yaitu peran alokasi, peran distribusi dan peran

stabilisasi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran alokasi pemerintah dalam pembangunan ekonomi?

2. Bagaimana peran distribusi pemerintah dalam pembangunan ekonomi?

3. Bagaimana peran stabilisasi pemerintah dalam pembangunan ekonomi?

C. Tujuan

1. Mengetahui peran alokasi pemerintah dalam pembangunan ekonomi.

2. Mengetahui peran distribusi pemerintah dalam pembangunan ekonomi.

3. Mengetahui peran stabilisasi pemerintah dalam pembangunan ekonomi.

4
Ridwan dan Ihsan Suciawan Nawir, Buku Ekonomi Publik (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2021), h. 161.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Alokasi

Peran alokasi adalah peran pemerintah dalam menyediakan barang

dan jasa yang digunakan atau dimanfaatkan oleh masyarakat. Dalam hal ini,

maka peran alokasi dapat diartikan sama dengan peran produsen.

Untuk barang-barang yang manfaatnya dirasakan oleh semua orang,

sekali barang ini tersedia, tidak ada seorang pun yang bersedia untuk

membayar biaya penyediaan barang tersebut, oleh karena setiap orang tahu

bahwa apa yang mereka bayar hanya merupakan sebagian kecil dari total

biaya. Jadi kesimpulannya, peranan pemerintah dalam bidang alokasi adalah

untuk mengusahakan agar alokasi sumber-sumber ekonoomi dilaksanakan

secara efisien.

Peranan alokasi oleh pemerintah ini sangat dibutuhkan terutama

dalam hal penyediaan barang-barang yang tidak dapat disediakan oleh swasta

yaitu barang umum atau disebut juga barang publik. Karena dalam sistem

perekonomian suatu negara, tidak semua barang dapat disediakan oleh swasta

dan dapat diperoleh melalui sistem pasar. Dalam hal seperti ini maka

pemerintah harus bias menyediakan apa yang disebut barang publik tadi.

Tidak dapat tersedianya barang- barang publik tersebut melalui sistem pasar

disebut dengan kegagalan pasar. Hal ini dikarenakan manfaat dari barang

tersebut tidak dapat dinikmati hanya oleh yang memiliki sendiri, tapi dapat

dimiliki/dinikmati pula oleh yang lain, dengan kata lain,  barang  tersebut

5
6

tidak mempunyai sifat pengecualian seperti halnya barang swasta. Contohnya

seperti udara bersih, jalan umum, jembatan, dll.

Kegiatan dalam mengalokasikan faktor-faktor produksi maupun

barang- barang dan atau jasa-jasa untuk memuaskan/memenuhi kebutuhan

masyarakat. Jadi kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu

maupun kebutuhan masyarakat yang secara efektif tidak dapat dipuaskan oleh

mekanisme pasar. Contohnya dalam kegiatan pendidikan, pertahanan,

keamanan dan keadilan

Contoh nyata dari pemberlakuan peran alokasi atau produsen adalah

menyediakan fasilitas penerangan, sarana prasarana jalan, jembatan, dan lain-

lain.

Jalan raya adalah salah satu contoh barang publik yang tidak dapat

diterapkan prinsip pengecualian secara teknis maupun secara ekonomis.

Secara teknis, setiap orang membutuhkan jalan, sehingga kalaupun ada

seseorang pemakai jalan, maka tidak mungkin orang lain dilarang untuk

menikmati/memanfaatkan jalan tersebut.

Jadi dalam fungsi alokasi ini, peranan pemerintah adalah untuk

mengusahakan agar alokasi sumber-sumber ekonomi dilaksanakan secara

efisien. Berkaitan dengan peranan ini, maka yang perlu diperhatikan adalah

berapa besar harus menyediakan barang-barang publik dan berapa dana harus

dialokasikan untuk barang ini.5

B. Peran Distribusi
5
Andi Cudai Nur, Modul Ekonomi Publik (Makassar: UNM), h.3.
7

Peran distribusi adalah peran pemerintah untuk mengurus pemerataan

distribusi pendapatan masyarakat. Pemerataan dilakukan agar daerah tertentu

di suatu negara tidak mengalami kesenjangan akibat tidak meratanya

distribusi pendapatan masyarakat.6

Peranan distribusi ini merupakan peranan pemerintah sebagai

distribusi pendapatan dan kekayaan. Tidak mudah bagi pemerintah dalam

menjalankan peran ini, karena distribusi ini berkaitan erat dengan masalah

keadilan. Sedangkan masalah keadilan ini sudah terlalu kompleks, sebab

keadilan ini merupakan satu masalah yang bisa ditinjau dari berbagai

presepsi, bahkan masalah keadilan ini juga tergantung dari pandangan

masyarakat terhadap keadilan itu sendiri, karena keadilan itu merupakan

masalah yang relatif dan dinamis.

Pemerintah dapat merubah distribusi pendapatan masyarakat baik

secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung misalnya dengan

pajak progresif, yaitu membebankan pajak yang  relatif lebih besar bagi

orang kaya atau orang yang berpenghasilan lebih dan membebankan pajak

yang relatif lebih kecil bagi orang miskin, disertai subsidi bagi golongan

miskin. Secara tidak langsung, bisa melalui kebijaksanaan pengeluaran

pemerintah, misalnya adanya perumahan murah yaitu pembangunan Rumah

Sederhana (RS) dan tipe Rumah Sangat Sederhana (RSS) yang lebih banyak

porsinya dibanding rumah mewah, untuk golongan pendapatan tertentu,

subsidi pupuk untuk petani, dan sebagainya.

6
Almasdi Syahza, Ekonomi Pembangunan: Teori dan Kajian Empirik Pembangunan
Pedesaan (Cet. I; Riau: UR Press, 2017), h. 110.
8

C. Peran Stabilisasi

Peran stabilisasi adalah fungsi pemerintah untuk menciptakan

kestabilan di bidang ekonomi. Peran stabilisasi disebut juga peran regulasi.

Sebagai pelaku ekonomi rumah tangga pemerintah, maka pemerintah di suatu

negara berperan penting dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan

perekonomian yang bermuara pada perumusan kebijakan ekonomi di negara

tersebut.

Kegiatan menstabilisasikan perekonomian yaitu dengan

menggabungkan kebijakan-kebijakan moneter dan kebijakan-kebijakan lain

seperti kebijakan fiskal dan perdagangan untuk meningkatkan atau

mengurangi besarnya permintaan sehingga dapat mempertahankan lapangan

kerja penuh (full employment) dan menghindari inflasi maupun deflasi.

Peranan stabilisasi pemerintah di butuhkan jika terjadi gangguan dalam

menstabilkan perekonomian, seperti: terjadi deflasi, inflasi, penurunan 

permintaan/penawaran suatu barang, yang nantinya masalah-masalah tersebut

akan mengakibatkan timbulnya masalah yang lain secara berturut-turut,

seperti pengangguran, dll.

Adapun peran stabilisasi pemerintah dalam perekonomian yaitu:

1. Menetapkan kebijakan fiskal

Kebijakan fiskal adalah aturan atau strategi yang dilakukan

pemerintah untuk menjaga pemasukan dan pengeluaran negara agar tetap

stabil sehingga negara bisa terus bertumbuh. Bisa dikatakan kebijakan

fiskal adalah kebijakan dari pemerintah yang memengaruhi


9

perekonomian negara lewat perubahan penerimaan dan pengeluaran

pemerintah sesuai yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN).

Kebijaksanaan fiskal berarti penggunaan pajak, pinjaman

masyarakat, pengeluaran masyarakat oleh pemerintah untuk tujuan

stabilisasi atau pembangunan. Penggunaan kebijaksanaan fiskal untuk

menggalakkan pembangunan ekonomi merupakan kebijaksanaan yang

baru dalam ilmu ekonomi.

Tujuan kebijaksanan fiskal sebagai sarana menggalakkan

pembangunan ekonomi bermaksud mencapai tujuan sebagai berikut; (1)

Untuk meningkatkan laju investasi; (2) Untuk mendorong investasi

optimal secara sosial; (3) Untuk meningkatkan kesempatan kerja; (4)

Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidak stabilan

internasional; (5) Untuk menanggulangi inflasi; (6) Untuk meningkatkan

dan mendistribusikan pendapatan. 7

2. Menetapkan kebijakan moneter

Penetapan kebijakan moneter dengan mengatur jumlah uang yang

beredar sebagai upaya pengendalian inflasi. Kebijakan moneter adalah

tindakan pemerintah melalui Bank Sentral dalam mengendalikan jumlah

uang beredar dan tingkat suku bunga untuk mempengaruhi tingkat

permintaan agregat dan mengurangi ketidakstabilan ekonomi.

7
Almasdi Syahza, Ekonomi Pembangunan: Teori dan Kajian Empirik Pembangunan
Pedesaan (Cet. I; Riau: UR Press, 2017), h. 32.
10

Kebijaksaan tersebut berkenaan dengan: (1) pengendalian lembaga

keuangan; (2) pembelian dan penjualan secara aktif kertas-kertas

berharga, yang tujuannya untuk mempengaruhi jumlah uang beredar; dan

(3) pembelian secara pasif kertas berharga yang tujuannya untuk

mempertahankan struktur tingkat bunga tertentu, stabilitas harga saham.8

Pembangunan ekonomi dibanyank negara umumnya terjadi akibat

intervensi pemerintah, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Intervensi pemerintah diperlukan dalam perekonomian untuk mengurangi dari

kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga monopoli dan

dampak negatifkegiatan usaha swasta contohnya pencemaran lingkungan. 

Pemerintah mempunyai peranan utama sebagai stabilisasi

perekonomian. Perekonomian yang sepenuhnya diserahkan kepada sektor

swasta akan sangat peka terhadap goncangan keadaan yang menimbulkan

pengangguran dan inflasi.

Tanpa adanya campur tangan pemerintah, penurunan permintaan akan

mobil akan menyebabkan pengusaha mobil untuk mengurangi pegawai.

Pegawai yang menganggur akan memperkecil pengeluaran untuk barang-

barang konsumsi seperti pakaian, sepatu, TV yang seterusnya pengusaha

pakaian, sepatu, TV akan mengurangi pegawainya. Jadi, gangguan di satu

sektor akan mempengaruhi sektor lain, yang tanpa campur tangan pemerintah

8
Almasdi Syahza, Ekonomi Pembangunan: Teori dan Kajian Empirik Pembangunan
Pedesaan (Cet. I; Riau: UR Press, 2017), h. 32.
11

akan menimbulkan pengangguran tenaga kerja dan menganggu stabilitas

perekonomian.

Inflasi atau deflasi juga merupakan hal yang dapat mengganggu

stabilitas ekonomi. Masalah inflasi atau deflasi harus ditangani pemerintah

melalui kebijakan moneter.

Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang

dibuat pemerintah. Aturan ini memberikan landasan bagi penerapan aturan m

ain,termasuk pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang melanggarnya.

Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena mekanisme pasar saja tidak 

dapatmenyelesaikan semua persoalan ekonomi. Untuk menjamin

efisiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi, peran dan fungsi pemerintah mu

tlakdiperlukan dalam perekonomian sebagai pengendali mekanisme pasar


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas adapun yang dapat disimpulkan bahwa:

1. Awal pembentukan pemikiran Islam adalah Pemikiran-pemikiran

Hamzah tentang makrifat dan pengetahuan mistis Islam tersebut

dituangkannya dalam sejumlah karya sastra, baik berbentuk prosa

maupun puisi, yang telah mengundang banyak sarjana untuk

mengkajinya.

2. Awal masuknya Islam di Nusantara bisa disambungkan dengan Islam

yang ada di Timur Tengah. Jejak-jejak itu bisa dilacak dari pendakwa

yang menyebarkan Islam di Nusantara. Meskipun tidak langsung diimpor

dari Timur Tengah, melainkan dari beberapa negara yang terislamisasi

terlebih dahulu, tetapi kehadiran pendakwah Islam di Nusantara sangat

menyadari betul tradisi yang berkembang di Nusantara.

3. Teori tentang masuknya Islam ke Nusantara banyak dari sejumlah

sarjana, kebanyakan asal Belanda, memegang teori bahwa asalmuasal

Islam di Nusantara adalah Anak Benua India, bukannya Persia atau

Arabia.

4. Proses Islamisasi memang tidak berhenti sampai berdirinya

kerajaan-kerajaan Islam, tetapi terus berlangsung intensitif dengan

berbagai cara dan Saluran

12
13

B. Saran

Demikianlah makalah yang saya buat mudah – mudahan apa yang

saya paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk

lebih mengenal dunia bisnis. Penulis  menyadari apa yang penulis paparkan

dalam makalah ini tentu  masih belum  sesuai apa yang di harapkan,untuk itu

penulis  berharap masukan yang lebih banyak lagi dari dosen pengampu dan

teman – teman semua.


DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Abdul dkk. 2015. Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Jilid 1. Cet. I;
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Lafan, Michael. 2015. Sejarah Islam di Nusantara. Cet. I; Yogyakarta: PT
Bentang Pustaka.
Miftahuddin. 2017. Sejarah Perkembangan Intelektual Islam di Indonesia dari
Abad XIX sampai Masa Kontemporer. Cet. I; Yogyakarta: UNY Press.
Syahid, Achmad dkk. 2015. Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Jilid 2. Cet. I;
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Yanti, Evi Dwi dkk. 2015. Islam, Kepemimpinan & Keindonesiaan. Cet. I; Jawa
Barat: Dompet Dhuafa.

Anda mungkin juga menyukai