Di susun oleh:
NPM : 02032111073
Kelas : 1(B)
Puji sukur Tuhan yang maha kuasa karna telah memberikan kesempatan
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Peranan Ekonomi Dalam
Pembangunan tepat waktu. Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas dari
Bapak…..pada mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi. Selain itu saya juga berharap
agar makalah ini menambah wawasan bagi pembaca tentang Peranan Ekonomi
Dalam Pembanguan.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….……iii
BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..3
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………….21
3.2. Saran-Saran…………………………………………………………………………...21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
1.2. Rumusan Masalah.
1. Apakah pembangunan ekonomi itu?
2. Bagaimana peran ekonomi dalam pembangunan?
3. Siapa sajakah ahli yang mengemukakan teori pembangunan ekonomi?
4. Bagaimanakah perencanaan pembangunan ekonomi itu?
5. Ada berapa faktor yang terjadi pada ukuran keberhasilan pembangunan
ekonomi?
6. Faktor apa sajakah yang memengaruhi pembangunan ekonomi suatu
negara?
7. Apa saja manfaat pembangunan ekonomi?
8. Bagaimanakah pengertian serta ciri-ciri dari negara sedang berkembang?
9. Apakah tujuan dibuatnya kebijakan ekonomi?
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
Masyarakat sebagai pelaku dalam perubahan sosial dimana secara langsung
atau tidak langsung perubahan sosial akan berdampak pada kelancaran
pembangunan atau bahkan menghambat pembangunan di Indonesia.
c) Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan
perkapita.
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus
dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan
perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat,
pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena
kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam
kesejahteraan masyarakat.
d) Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang.
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila
pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini
tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus
menerus. Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam
ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan perekonomian negara
tersebut mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat
sementara yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara
rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.
vii
barang publik, masalah pengangguran, ketidakstabilan kondisi sosial dan ekonomi,
tingkat kriminalitas yang tinggi, kesemrawutan tata ruang. Berbagai masalah ini akan
semakin parah jika campur tangan pemerintah dikurangi atau dihilangkan sama
sekali.
Berbagai deskripsi di atas menunjukkan pentingnya peranan ekonomi dalam
penyusunan perencanaan pengembangan wilayah. Bagaimanapun juga,
pemahaman terhadap suatu wilayah harus dilandasi oleh pemahaman tentang
aktivitas ekonomi apa saja yang ada di dalam wilayah tersebut, termasuk bagaimana
aktivitas tersebut bisa terbentuk. Penentuan lokasi yang dilakukan para agen
ekonomi (perusahaan dan rumah tangga) tentunya didasarkan pada rasionalitas
yang mereka miliki. Ekonomi memiliki berbagai peralatan analisis yang dapat
digunakan untuk mengukur dan menganalisis mengapa terbentuk suatu aktivitas
ekonomi, dimana aktivitas tersebut terbentuk, bagaimana aktivitas tersebut dapat
berkembang, dan apa dampak ekonomi dari perkembangan aktivitas tersebut dalam
konteks spasial. Analisis yang dilakukan oleh para ekonom tidak terbatas hanya
untuk memahami aktivitas ekonomi di dalam suatu wilayah saja, tetapi juga
mencoba mengidentifikasi keterkaitan dan interaksi antar wilayah. Berbagai alat
analisis seperti model input-output, sistem neraca sosial ekonomi, model
keseimbangan umum, model gravitasi, berbagai indeks ketimpangan wilayah,
maupun ekonometrika spasial menjadi kekuatan yang dimiliki para ekonom dalam
menganalisis ekonomi wilayah dengan baik.
viii
a) Mengembara.
Ini adalah bentuk kegiatan manusia yang paling awal (primitif) dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya (berproduksi). Produk yang dibutuhkan oleh
masyarakat pada tahap ini adalah bahan makanan, yang jelas merupakan
suatu kebutuhan yang sangat mendasar bagi suatu kehidupan. Bila bahan
pangan di suatu daerah habis, maka mereka akan mencari yang lain di
tempat yang lain pula dengan membawa serta hewan yang masih mereka
miliki atau belum habis dimakan. Dengan demikian mereka mempunyai pola
hidup mengembara dan dengan tingkat ketergantungan yang sangat tinggi
kepada alam.
b) Beternak.
Dalam perkembangan selanjutnya hewan yang mereka pelihara semakin
banyak, baik karena berkembang biak maupun karena hasil tangkapan baru.
Pengalaman dan kebiasaan ini secara perlahan pada akhirnya menumbuhkan
usaha peternakan.
c) Pertanian.
Seiring dengan berjalannya waktu jumlah penduduk kian meningkat dan oleh
karena itu kebutuhannya, khususnya kebutuhan akan bahan pangan juga
meningkat, sehingga diperlukan jumlah bahan pangan yang semakin banyak
pula. Dengan demikian jumlah bahan pangan di suatu lokasi menjadi semakin
cepat habis, dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Oleh karena itu pola hidup mengembara menemukan titik jenuhnya dan
masyarakat tradisional tersebut terdorong untuk memikirkan cara produksi
alternatif. Maka lama-kelamaan mulai dikenal kehidupan bercocok tanam
(bertani) tradisional.Oleh karena pertanian dalam arti luas meliputi pula usaha
peternakan, maka tahap ketiga ini disebut pertanian.
d) Pertanian dan industri rumah tangga (manufaktur).
Dari sisi demand kebutuhan terhadap pangan terus meningkat terutama
karena peningkatan jumlah penduduk. Dari sisi supply lahan pertanian adalah
tetap, kalaupun meningkat maka peningkatannya akan relatif kecil khususnya
dibandingkan dengan peningkatan jumlah penduduk. Maka satu-satunya
peluang penting untuk menyeimbangkan demand dan supply produk
pertanian ini adalah dengan memperbaiki teknologi pertanian sehingga
menghemat pemakaian lahan.
ix
e) Pertanian, industri manufaktur dan perdagangan.
Dalam jangka panjang, secara alamiah masyarakat ternyata belajar dari
pengalamannya, sehingga teknologi produksi, baik di sektor pertanian,
maupun di sektor rumah tangga, dari waktu ke waktu terus diperbaiki. Jumlah
produk yang dihasilkan semakin banyak, semakin beragam dan semakin
canggih dan dengan cara yang semakin efisien.
b. Bruno Hildebrand (1864)
Bruno Hildebrand mengkritik Friedrich List dan berdasarkan pengalaman
Inggris dia mengatakan bahwa perkembangan masyarakat atau ekonomi bukan
karena sifat-sifat produksi atau konsumsi, tetapi karena perubahan-perubahan
dalam metoda distribusi yang digunakan. Dia menganalisis proses pertumbuhan
ekonomi dari segi evolusi alat-alat tukar, yaitu:
a) Perekonomian barter
Perekonomian barter (ditukarkan dengan barang), adalah bentuk
perekonomian pertukaran yang paling awal. Meskipun demikian dalam
perekonomian modern dewasa ini masih dijumpai barter tetapi terwujudnya
sudah lebih maju sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam
perekonomian barter, khususnya barter yang tradisional barang-barang (atau
jasa-jasa) dipertukarkan secara langsung oleh kedua pihak. Salah satu
keterbatasan sistem barter adalah bahwa perdagangan diantara kedua belah
pihak hanya mungkin terjadi apabila keduanya saling membutuhkan barang
yang dipertukarkan tersebut. Hal ini mengakibatkan jumlah dan ragam produk
yang dipertukarkan menjadi sangat terbatas, sementara waktu dan biaya
yang diperlukan untuk kegiatan pertukaran tersebut relatif besar.
b) Perekonomian uang.
Dalam perekonomian ini, pertukaran dilakukan dengan menggunakan suatu
media yang disbut uang. Namun demikian kegunaan uang lama-kelamaan
juga mengalami perkembangan sehingga tidak hanya lagi sekedar alat tukar.
Dalam kepustakaan teori ekonomi moneter dikenal 4 kegunaan uang yaitu:
alat tukar
alat penyimpan nilai/daya beli
Satuan hitung
Ukuran pembayaran masa depan (hutang piutang)
x
c) Kredit
Dalam setiap transaksi selalu diperlukan sejumlah uang yang dalam
kenyataan jumlahnya selalu terbatas.Sementara itu kebutuhan manusia tidak
terbatas yang berimplikasi kepada tidak terbatas pula kebutuhan terhadap
uang.Dengan kata-kata lain uang merupakan kendala dalam
memaksimumkan kegiatan transaksi. Dalam hubungan ini, maka kredit jelas
merupakan suatu terobosan dalam mengatasi kelangkaan persediaan uang
untuk transaksi. Pengenalan kredit akan memperlancar kegiatan transaksi,
yang selanjutnya mendorong perkembangan produksi dan konsumsi yang
dengan demikian berarti bagi pertumbuhan ekonomi.
c. Karl Bucher (1893)
Karl Bucher mengemukakan analisisnya dengan mengacu kepada evolusi
perekonomian di Jerman. Dia mencoba mensintesakan pendapat List dan
Hildebrand dengan mengatakan bahwa perekonomian tumbuh melalui 3 tahap,
yaitu:
1) Produksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri (rumah tangga).
Pada tahap ini suatu rumah tangga memproduksi sendiri produk-produk yang
mereka butuhkan, yang dengan demikian tidak terdapat perdagangan seperti
yang banyak dikenal pada saat sekarang.Unit-unit produksi dengan
sendirinya juga merupakan unit-unit konsumsi. Dalam pada itu kebutuhan
masyarakat terhadap barang-barang dan jasa-jasa masih sangat
terbatas.Organisasi produksi hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan
hidup yang sangat pokok dengan menggunakan teknologi yang masih sangat
sederhana.
2) Perekonomian kota, dimana perdagangan sudah meluas.
Dalam tahap ini, perdagangan sudah meluas. Sebelumnya memang sudah
terjadi juga perdagangan, tetapi skalanya masih sangat kecil dan mungkin
hanya bersifat antar keluarga di suatu dusun, kampung atau pedesaan,
dimana diantara para pelaku satu sama lain mungkin masih saling mengenal.
Pasar (terutama dalam arti fisik) memang cenderung untuk berada di tempat
yang relatif ramai, meskipun berlokasi di daerah pedesaan. Dengan semakin
berkembangnya perdagangan, maka pasar akan semakin ramai pula, seingga
lama-kelamaan berkembang menjadi suatu kawasan yang disebut kota yang
melahirkan perekonomian kota.
xi
3) Perekonomian nasional, dimana kegiatan produksi sudah berorientasi ke
pasar (market oriented) yaitu barang diproduksi untuk dijual ke pasar.
Pada tahap ini produksi dan pertukaran sudah mengalami kemajuan
selangkah lagi dimana hampir semua kegiatan ekonomi perkotaan dan
pedesaan di suatu negara sudah semakin terintegrasi. Begitu pula batas
wilayah kekuasaan antara satu negara dengan negara lainnya sudah semakin
jelas.
d. Teori Perkembangan Ekonomi Menurut W. W. Rostow.
Rostow yang berasal dari Texas University mengajukan lima tahap pertumbuhan
ekonomi, yaitu:
a) Masyarakat Tradisional.
Tahap ini adalah tahap paling awal dari pertumbuhan ekonomi, yang menurut
Rostow mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1) Kebiasaan-kebiasaan lama menentukan organisasi dan metoda produksi.
2) Dampak sains teknologi terhadap kegiatan ekonomi relatif kecil.
3) Masyarakat merasa tidak memerlukan perubahan.
Ketiga karakteristik utama ini satu sama lain saling berkaitan sehingga yang satu
sering merupakan akibat bagi yang lain.
b) Prakondisi untuk Take-off.
Tahap kedua adalah tahap transisi dari tradisional ke take-off. Pada tahap ini
prasyarat-prasyarat untuk take-off dibangun atau tercipta. Di negara-negara Eropa
Barat prasyarat-prasyarat ini diciptakan secara perlahan-lahan, yaitu sekitar akhir
abad XV dan awal abad XVI, yaitu pada waktu abad pertengahan berakhir dan abad
modern dimulai.
c) Periode Take-off.
Menurut Rostow waktu yang diperlukan dalam periode ini berkisar antara 20
sampai dengan 30 tahun.
d) Dorongan menuju kematangan.
Tahap ini memperlihatkan adanya kematangan ekonomi, yaitu suatu periode ketika
masyarakat secara efektif menerapkan teknologi modern terhadap sumber-sumber
ekonomi.
e) Konsumsi tinggi dan besar-besaran.
xii
2.4. Perencanaan Pembangunan Ekonomi.
Salah satu tujuan penting perencanaan ekonomi di negara sedang
berkembang seperti negara kita, negara Indonesia adalah untuk meningkatkan
laju pertumbuhan ekonomi. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut
berarti perlu juga meningkatkan laju pembentukan modal dengan cara
meningkatkan tingkat pendapatan, tabungan, dan investasi.
Peningkatan laju pembentukan modal pada Indonesia ini menghadapi
berbagai kendala, salah satunya yaitu kemiskinan masyarakat Indonesia itu sendiri.
Hal ini diakibatkan karena tingkattabungan yang rendah, tingkat tabungan rendah
dikarenakan tingkat pendapatan rendah. Dankarena itu semua berakibat pada laju
investasi, laju investasi juga rendah dan berpengaruh pada rendahnya modal dan
produktivitas indonesia.
Tahapan Perencanaan Pembangunan:
Penyusunan Rencana
Penetapan Rencana
Pengendalian Pelaksanaan Rencana
Evaluasi Pelaksanaan Rencana
a) Penyusunan Rencana
· Penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat teknokratik,
menyeluruh, dan terukur. Setiap Instansi Pemerintah menyiapkan rancangan
rencana kerja. Partisipasi dan keterlibatan masyarakat untuk penyelarasan rencana
pembangunan. Penyusunan rancangan akhir perencanaan pembangunan.
b) Penetapan Rencana
· Penetapan rencana menjadi produk hukum sehingga mengikat semua pihak
untuk melaksanakannya.
· RPJP Nasional-UU.
· RPJP Daerah-Peraturan Daerah.
· RPJM & Tahunan Nasional-PP.
· RPJM & Tahunan Daerah-Perkada.
c) Pengendalian Pelaksanaan Rencana
Untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan. Dilakukan
oleh pimpinan Kementrian/Lembaga/SKPD. Dihimpun dan dianalisis oleh
Menteri/Kepala Bappeda hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan.
xiii
d) Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk menilai
pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan.
Evaluasi dilakukan berdasarkan indikator dan kinerja mencakup input, output,
result, benefit, dan impact.
Kementrian/Lembaga/SKPD wajib melaksanakan evaluasi kinerja
pembangunan yang terkait dengan fungsi dan tanggungjawabnya.
Dokumen Perencanaan
RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya pernerintahan
Negara Indonesia yang tercanturn dalam Pembukaan UUD 1945, dalam
bentuk visi, misi, dan arah pernbangunan Nasional.
RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden
yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, memuat strategi
pembangunan nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga
dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta
kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
xiv
2.5. Kriteria Pengukuran Keberhasilan Pembangunan Ekonomi.
Terdapat beberapa factor yang terjadi ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi,
yaitu sebagai berikut.
a) Pendapatan Nasional
Tingkat pendapatan nasional yang tinggi menandakan kapasitas produksi
nasional yang tinggi. Hal ini berarti jumlah barang dan jasa yang
dihasilkanbesar dan tingkat kesempatan kerja tinggi. Dengan demikian,
pembangunan ekonomi dapat dianggap berhasil.
b) Pendapatan per Kapita
Keberhasilan pembangunan ekonomi dapat juga diukur dengan pendapatan
per kapita. Tinggi-rendahnya pendapatan per kapita dapat menggambarkan
sejauh mana kemampuan penduduk untuk mengonsumsi barang-barang hasil
produksi. Pendapatan per kapita memberikanpetunjuk mengenai kemampuan
yang dicapai oleh sebuah negara dalam memenuhi kebutuhan warganya.
c) Distribusi pendapatan
Distribusi pendapatan yang merata juga merupakan ukuran yang penting.
Jika hanya sebagian kecil penduduk yang berpenghasilan tinggi, sedangkan
yang lainnya berpendapatan rendah, keberhasilan pembangunan belumlah
sempurna. Distribusi pendapatan yang timpang atau tidak merata juga tidak
bermanfaat bila ditinjaudari kemungkinan investasi karena penduduk
berpenghasilan tinggi biasanya konsumtif.
d) Peranan sektor industri dan jasa
Pada umumnya semakin besar kontribusi sektor industri dan jasa, maka akan
semakin maju suatu negara. Atas dasar hal tersebut dapat dikatakan bahwa
besarnya proporsi kontribusi sektor industri dan jasa merupakan salah satu
indikasi yang penting bagi tingkat kemajuan ekonomi.
e) Kesempatan kerja
Apabila suatu negara mampu mempertahankan tingkat kesempatan kerja
yang tinggi (full employment) berarti masyarakat mampu mempercepat laju
perkembangan ekonominya. HaI ini dapat dilihat dari meningkatnya investasi,
meningkatnya lapangan kerja baru, dan berkurangnya pengangguran.
f) Stabilitas ekonomi
Tingkat perekonomian yang stabil meliputi stabilitas tingkat pendapatan dan
kesempatan kerja serta tingkat harga mempengaruhi pasar produk dalam
xv
negeri. Suatu negara dikatakan berhasil di dalam perkembangan ekonominya
apabila mampu menjaga stabilitas ekonominya.
g) Neraca pembayaran luar negeri
Pada umumnya setiap negara menginginkan agar neraca pembayarannya
seimbang sebab jika neraca pembayaran mengalami defisit berpengaruh
terhadap kredibilitas negara tersebut. Apalagi bila neraca pembayaran
mengalami surplus. Kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan kondisi seimbang
karena berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi negara tersebut.
xvi
2.7. Manfaat Pembangunan Ekonomi.
xvii
Indonesia, infrastruktur yang masih belum memadahi.
Ciri-Ciri Negara Sedang Berkembang.
Ciri-ciri sedang berlembang menurut Meir dan Baldwin, yaitu sebagai berikut:
1. Produsen Barang-Barang Primer Negara sedang berkembang pada
umumnya mempunyai struktur produksi yang terdiri dari bahan pokok dan
bahan makanan. Sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian
dan sebagian besar pendapatan nasional berasal dari sektor pertanian
(primer). Sedangkan yang berkerja di sektor sekunder dan sektor tersier
hanya sebagian kecil saja. Pemusatan pada kegiatan produksi di sektor
primer ini disebabkan oleh adanya factor-faktor produksi tanah dan tenaga
kerja yang relatif banyak di negara sedang berkembang. Oleh karenanya,
sesuai dengan prinsip keunggulan komparatif dan biaya komparatif, maka
negara-negara sedang berkembang lebih banyak menggunakan tanah dan
tenaga kerja dalam kegiatan produksi mereka.
2. Masalah Tekanan Penduduk Masalah tekanan penduduk dapat berbentuk :
pertama, adanya pengangguran di daerah perdesaan. Pengangguran ini
disebabkan oleh sempitnya luas lahan disbanding jumlah penduduk yang
bermukim disitu. Kedua, Pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat. Hal ini
disebabkan antara lain oleh menurunnya tingkat kematian dan semakin
tingginya tingkat kelahiran di negara-negara sedang berkembang; dan ketiga,
Tingkat kelahiran yang tinggi tersebut menyebabkan amkin besarnya beban
tanggungan orang tua, sehingga menurunkan tingkat konsumsi rata-rata.
Keadaan tersebut disebabkan oleh tingkat produksi yang relatif tetap dan
rendah.
3. Sumber Daya Alam Belum Banyak Diolah Di negara-negara sedang
berkembang, sumberdaya –sumberdaya alam belum banyak dimanfaatkan
sehingga masih bersifat potensial. Sumber daya alam tersebut belum dapat
menjadi sumberdaya-sumberdaya yang riil karena kurangnya kapital, tenaga
ahli, dan wiraswasta.
4. Penduduk Masih Terbelakang Penduduk di negara-negara sedang
berkembang relatif masih terbelakang secara ekonomis. Hal ini berarti bahwa
kualitas penduduknya sebagai factor produksi (tenaga kerja) rendah. Mereka
masih merupakan factor produksi yang kurang efisien dan mobilitas kerjanya
rendah baik secara vertical maupun horizontal.
xviii
5. Kekurangan Kapital Kekurangan kapital ini bisa dijelaskan dengan
menggunakan konsep lingkaran tak berujung pangkal (vicious circle).
Kekurangan kapital disebabkan oleh rendahnya investasi, sedang rendahnya
investasi disebabkan oleh rendahnya tingkat tabungan. Rendahnya tingkat
tabungan disebabkan oleh rendahnya pendapatan, sedang rendahnya
pendapatan karena tingkat produktivitas yang rendah dari tenaga kerja,
sumber daya alam, dan kapital. Rendahnya produktivitas disebabkan oleh
keterbelakangan penduduk, belum dimanfaatkannya sumber daya alam yang
secara optimal, dan kurangnya kapital. Dengan kata lain, dapat dikatakan
bahwa negara itu miskin karena miskin.
6. Orientasi Perdagangan Luar Negeri Negara sedang berkembang biasanya
mengekspor komoditi-komoditi primer. Ekspor komoditi-komoditi primer
tersebut kadangkala bukan berarti menunjukkan adanya surplus dalam
negeri, tetapi sebenarnya karena ketidakmampuan dalam mengolah komoditi-
komoditi tersebut menjadi lebih berguna.
Masalah Pembangunan Ekonomi di Negara Sedang Berkembang.
a) Kemiskinan.
Kemiskinan merupakan perwujudan keadaan serta kekurangan. Setiap
negara memilik ukuran batas kemiskinan yang berbedadengan negara lain.
Pemerintah Indonesia memberikan perhatian serius dalam menanggulangi masalah
kemiskinan yang dialami masyarakat. Dari tahun ke tahun pemerintah terus
berupaya menurunkan jumlah dan persentase penduduk miskindengan berbagai
cara, antara lain subsidi silang. Subsidi silang yang dilakukan pemerintah yaitu
dengan menetapkan harga BBM untuk minyak tanah lebih rendah daripada bensin.
Subsidi untuk bensin sedikit demi sedikit dikurangi dan nantinyadihilangkan sama
sekali. Subsidi untuk minyak tanah masih dipertahankan agar masyarakat
berpenghasilan rendah mampumembeli minyak tanah.
b) Keterbelakangan.
Masalah keterbelakangan sangat berhubungan dengan masalah kualitas
sumber daya manusia. Disamping itu, masalahketerlebakangan sangat erat
hubungannya dengan rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan kesehatan,
kurang terpeliharanya fasilitas-fasilitas umum, dan rendahnya disiplin
masyarakat.Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, pemerintahan Indonesia
berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia,misalnya dengan
xix
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Persentase alokasi dana untuk pendidikan
pada anggaran APBN setiap tahunnya ditingkatkan. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu sekolah yang kekurangan sarana dan prasarana belajar,seperti gedung
sekolah yang rusak, buku-buku pelajaran yang kurang dan murid-murid yang
memerlukan bantuan biaya sekolah.
c) Pengangguran.
Masalah lain yang dihadapi negara berkembang dalam pembangunan
ekonomi selain kemiskinan dan keterbelakangan, masalah keterbatasan
lapangan pekerjaan. Masalah pengangguran timbul karena ketimpangan an-tara jum
lah angkatan kerja dan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
Hal ini biasa terjadi karena negara yang bersangkutan sedang mengalami masa tran
sisi perubahanstruktur ekonomi dari negara agraris menjadi Negara
industry. Negara berkembang, memiliki pertumbuhan penduduk
yanglebih cepat daripada pertumbuhan kesempatan kerja. Untuk mengatasi
masalah pengangguran, pemerintahan melakukan pelatihan kerja sehingga tenaga
kerja memiliki keahlian sesuai denganlapangan kerja yang tersedia. Pelatihan kerja
biasanya diselenggarakan oleh balai latihan kerja (BLK). Melalui
programini diharapkan peserta pelatihan dapat mengembangkan bakat dan keahlian
untuk bekerja atau bahkan membuka usaha sendiri.
d) Kekurangan Modal
Kekurangan modal adalah satu cirri setiap negara yang sedang mengalami
proses pembangunan ekonomi. Kekurangan modal tidak hanya menghambat dalam
percepatan pembangunan, tetapi juga menyebabkan kesukaran negara tersebut
keluar darikemiskinan.Perkembangan zaman dan modernisasi perekonomian
memerlukan modal yang besar. Negara berkembang mengalamikesulitan yang
sama, yaitu kekurangan modal. Hal ini disebabkan tingkat tabungan dan tingkat
pembentukan modal yangrendah.Untuk mengatasi kekurangan modal, pemerintah
menarik investor, baik dari dalam maupun luar negeri. Misalnya BUMN menawarkan
saham kepada investor agar bersedia bekerjasama. Dengan meningkatkan
investasi, diharapkan tabungan permintahan juga meningkat. Jika tabungan
pemerintah meningkat, modal yang dikumpulkan pun akan lebih banyak.
e) Ketidakmerataan hasil pembangunan
Masalah lain yang dihadapi negara berkembang adalah melaksanakan
pembangunan ekonomi adalah masalah pemerataan pendapatan.
xx
Contohnya di Indonesia, perekonomian yang sedang terkonsentrasi di kota-
kota besar, terutama di pulau jawa. Sementara itu, dilihat dari hal hak penguasaan
sector industry, perekonomian didominasi oleh kurang lebih 200 konglomerat. Hal ini
disebabkansistem perekonomian yang terlau terpusat kepada negara sehingga
potensi daerah kurang diperhatikan.
xxii
2. Memperkuat hubungan nasional baik secara lokal maupun internasional.
Hal ini bisa mengurangi biaya transaksi, menciptakan sinergi antara pusat-
pusat pertumbuhan dan menyadari perlunya akses-akses ke sejumlah layanan.
Seperti intra dan inter-konektivitas antara pusat pertumbuhan serta pintu
perdagangan dan pariwisata internasional. Integrasi ekonomi merupakan hal terbaik
untuk mencapai keuntungan langsung dari konsentrasi produksi. Serta dalam jangka
panjang, meningkatkan standar kehidupan.
Saat ini, aktivitas ekonomi Indonesia terpusat di kota-kota, khususnya Jawa
dan Sumatra. Fasilitas transportasi yang bisa menyebabkan area industri tak
menjangkau pelosok. Pada jangka pendek, proyek-proyek yang perlu dibangun di
Jawa adalah TransJawa, TransJabodetabek, kereta jalur dua, Tanjung Priok.
Pembangunan tersebut diharapkan bisa berdampak langsung mengurangi
kemiskinan di Jawa yang melebihi 20 juta jiwa, dua kali populasi miskin Sumatra
yang sekitar tujuh juta jiwa. Pembangunan infrastruktur di Jawa bisa mempercepat
pertumbuhan ekonomi.
3. Mempercepat kapabilitas teknologi dan ilmu pengetahuan nasional atau Iptek.
Selain tiga strategi utama ini, juga ada beberapa strategi pendukung seperti
kebijakan investasi, perdagangan dan finansial. Beberapa elemen utama di sektor
Iptek adalah meningkatkan kualitas pendidikan termasuk pendidikan kejuruan tinggi
serta pelatihannya. Meningkatkan level kompetensi teknologi dan sumber daya ahli.
Peningkatan aktivitas riset dan pengembangan, baik pemerintah maupun swasta,
dengan memberikan insentif serta menaikkan anggaran. Kemudian
mengembangkan sistem inovasi nasional, termasuk pembiayaannya. Saat ini,
masalah utama yang dihadapi adalah kemampuan riset dan pengembangan yang
digunakan untuk mencari solusi teknologi. Kemampuan pengguna untuk menyerap
teknologi yang ada. Serta transaksi antara riset dan pengembangan sebagai
pemasok solusi teknologi dengan penggunanya tak terbangun dengan baik.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
xxiii
Menurut pengertiannya, pembangunan ekonomi merupakan upaya yang
dilakukan oleh suatu negara dengan tujuan mengembangkan kegiatan ekonomi.
Keberhasilan pembangunan suatu negara terletak pada pelaku utama atau subjek
dari aktivitas pembangunan ekonomi itu sendiri. Pelaku utama tersebut yaitu
masyarakat. Keberhasilan pembangunan ekonomi akan berakibat pada
kesejahteraan masyarakat di dalam suatu negara karena dengan adanya
pembangunan ekonomi, kekayaan negara dan masyarakat akan meningkat.
3.2. Saran-Saran
Untuk mendukung keberhasilan suatu pembangunan ekonomi, suatu negara
sebaiknya mengelola dengan baik sumber daya manusia, sumber daya alam,
sumber daya modal, serta keahlian atau kewirausahaan dan teknologi di
negaranya. Sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan pembangunan
ekonomi melalui jumlah dan kualitas penduduk. Dengan memiliki modal, sumber-
sumber ekonomi yang potensial dapat diubah menjadi sumber daya ekonomi rill.
Dan dengan memiliki kemampuan mengkoordinasi faktor produksi, pengetahuan,
dan teknologi serta mengombinasikan faktor-faktor produksi sangat membantu
usaha peningkatan produksi
xxiv