Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PERANAN EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN

Di susun oleh:

Nama : Anang Priyanto

NPM : 02032111073

Kelas : 1(B)

Prodi : Ekonomi Pembangunan

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Ekonomi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE 2022
KATA PENGANTAR

Puji sukur Tuhan yang maha kuasa karna telah memberikan kesempatan
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Peranan Ekonomi Dalam
Pembangunan tepat waktu. Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas dari
Bapak…..pada mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi. Selain itu saya juga berharap
agar makalah ini menambah wawasan bagi pembaca tentang Peranan Ekonomi
Dalam Pembanguan.

Saya berterimakasih kepada Bapak…….Berkat tugas yang di berikan ini,


dapat menambah wawasan saya berkaitan dengan topik yang di berikan.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan masih melakukan


banyak kesalahan. Oleh karna itu saya memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Saya berharap ada
kritik dan saran dari pembaca untuk saya apabila menemukan kesalahan pada
makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….……iii

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………………………..1

1.1. Latar Belakang………………………………………………………………………….1

1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..2

1.3. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………….2

1.4. Manfaat Penulisan……………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..3

2.1. Apakah pembangunan ekonomi itu…………………………………………………..3


2.2. Bagaimana peran ekonomi dalam pembangunan………………………………….4
2.3. Siapa sajakah ahli yang mengemukakan teori pembangunan ekonomi…………5
2.4. Bagaimanakah perencanaan pembangunan ekonomi itu………………………..10
2.5. Ada berapa faktor yang terjadi pada ukuran keberhasilan pembangunan
ekonomi……………………………………………………………………………………..12
2.6. Faktor apa sajakah yang memengaruhi pembangunan ekonomi suatu
Negara………………………………………………………………………………………13
2.7. Apa saja manfaat pembangunan ekonomi…………………………………………14
2.8. Bagaimanakah pengertian serta ciri-ciri dari negara sedang berkembang…….14
2.9. Apakah tujuan dibuatnya kebijakan ekonomi……………………………………...18
BAB III PENUTUPAN……………………………………………………………………..21

3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………….21

3.2. Saran-Saran…………………………………………………………………………...21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Istilah Pembangunan Ekonomi atau adakalanya Pembangunan saja, sudah


sering kita dengar. Pada umumnya pembangunan ekonomi di artikan sebagai
serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan
ekonomi sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak
dan semakin berkembang, tarif pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin
meningkat. Sebagai implikasi dari perkembangan ini diharapkan kesempatan kerja
akan bertambah, tingkat pendapatan meningkat, dan kemakmuran masyarakat
menjadi semakin tinggi.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua istilah yang
berbeda, sekalipun ada beberapa ahli mengatakan sama. Pertumbuhan ekonomi
merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pembanguanan ekonomi. Jadi
akan ada pertumbuhan ekonomi jika ada pembangunan ekonomi dimana
pembangunan ekonomi itu mengakibatkan perubahan-perubahan pada sektor
ekonomi. Pendirian industri-industri baru dan meningkatnya kegiatan ekspor dan
impor akan membawa perubahan dalam sektor industri dan sektor perdagangan.
Sektor pertanian juga akan berubah melalui pembangunan di bidang sarana dan
prasarana, seperti penambahan ruasa jalan.
Banyak negara sedang berkembang telah berhasil menunjukkan laju
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih banyak permasalahan
pembangunan yang belum terpecahkan, seperti: tingkat pengganguran tetap tinggi,
pembagian pendapatan tambah tidak merata, masih banyak terdapat kemiskinan,
tingkat pendidikan rata-rata masih rendah, pelayanan  kesehatan masih kurang, dan
sekelompok kecil penduduk yang sangat kaya cenderung semakin kaya sedangkan
sebagian besar penduduk tetap saja bergelut dengan kemiskinan.

iv
1.2. Rumusan Masalah.
1. Apakah pembangunan ekonomi itu?
2. Bagaimana peran ekonomi dalam pembangunan?
3. Siapa sajakah ahli yang mengemukakan teori pembangunan ekonomi?
4. Bagaimanakah perencanaan pembangunan ekonomi itu?
5. Ada berapa faktor yang terjadi pada ukuran keberhasilan pembangunan
ekonomi?
6. Faktor apa sajakah yang memengaruhi pembangunan ekonomi suatu
negara?
7. Apa saja manfaat pembangunan ekonomi?
8. Bagaimanakah pengertian serta ciri-ciri dari negara sedang berkembang?
9. Apakah tujuan dibuatnya kebijakan ekonomi?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan kami membuat makalah mengenai “Peranan Ekonomi Dalam Pembangunan”
ini adalah guna memenuhi  tugas mata pelajaran Pengantar Ilmu Ekonomi.

1.4. Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan kami dan para
pembaca tentang bagaimana pembahasan pembangunan ekonomi dari berbagai
tokoh ekonomi, serta apa saja kelemahan dan faktor yang mempengaruhi
pengembangan ekonomi.

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pembangunan Ekonomi.


Menurut Adam Smith pembangunan ekonomi merupakan proses perpaduan
antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi (Suryana, 2000:55). Todaro
(dalam Lepi T. Tarmidi, 1992:11) mengartikan pembangunan sebagai suatu proses
multidimensional yang menyangkut perubahan-perubahan besar dalam struktur
sosial, sikap masyarakat, kelembagaan nasional maupun percepatan pertumbuhan
ekonomi, pengurangan ketidakmerataan dan penghapusan dari kemiskinan mutlak.
Pembangunan ekonomi menurut Irawan (2002:5) adalah usaha-usaha untuk
meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi
rendahnya pendapatan riil perkapita.
Prof. Meier (dalam Adisasmita, 2005:205) mendefinisikan pembangunan
ekonomi sebagai proses kenaikan pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka
waktu yang panjang. Sadono Sukirno (1985:13) mendefinisikan pembangunan
ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk
suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi tersebut mengandung
pengertian bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu perubahan yang terjadi
secara terus-menerus melalui serangkaian kombinasi proses demi mencapai
sesuatu yang lebih baik yaitu adanya peningkatan pendapatan perkapita yang terus
menerus berlangsung dalam jangka panjang. 
Pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan
pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Terdapat empat
unsur penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
a) Pembangunan sebagai suatu proses.
Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwa pembangunan
merupakan suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau
bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi
dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan
pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap
perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.
b) Pembangunan sebagai perubahan sosial.

vi
Masyarakat sebagai pelaku dalam perubahan sosial dimana secara langsung
atau tidak langsung perubahan sosial akan berdampak pada kelancaran
pembangunan atau bahkan menghambat pembangunan di Indonesia.
c) Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan
perkapita.
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus
dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan
perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat,
pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena
kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam
kesejahteraan masyarakat.
d) Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang.
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila
pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini
tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus
menerus. Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam
ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan perekonomian negara
tersebut mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat
sementara yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara
rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.

2.2. Bagaimana Peran Ekonomi Dalam Pembangunan.

Dalam perkembangan, konsep mengenai perencanaan wilayah terus


mengalami evolusi. Penerapan prinsip-prinsip ekonomi, dimana pasar dibiarkan
bebas bekerja sehingga campur tangan pemerintah dalam bentuk perencanaan
tidak banyak dibutuhkan, ternyata tidak tepat lagi dalam konteks pembangunan
wilayah modern. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa mekanisme pasar belum
tentu dapat mengatasi semua permasalahan yang muncul dan dibutuhkan campur
tangan pemerintah yang lebih luas lagi. Dengan adanya intervensi pemerintah dalam
bentuk penyusunan perencanaan maka diharapkan alokasi sumberdaya menjadi
lebih baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara agregat.
Bermacam-macam persoalan yang dapat muncul akibat adanya dominasi
prinsip-prinsip ekonomi, antara lain pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak
terkendali, distribusi pendapatan yang tidak merata, terbatasnya penyediaan barang-

vii
barang publik, masalah pengangguran, ketidakstabilan kondisi sosial dan ekonomi,
tingkat kriminalitas yang tinggi, kesemrawutan tata ruang. Berbagai masalah ini akan
semakin parah jika campur tangan pemerintah dikurangi atau dihilangkan sama
sekali.
Berbagai deskripsi di atas menunjukkan pentingnya peranan ekonomi dalam
penyusunan perencanaan pengembangan wilayah. Bagaimanapun juga,
pemahaman terhadap suatu wilayah harus dilandasi oleh pemahaman tentang
aktivitas ekonomi apa saja yang ada di dalam wilayah tersebut, termasuk bagaimana
aktivitas tersebut bisa terbentuk. Penentuan lokasi yang dilakukan para agen
ekonomi (perusahaan dan rumah tangga) tentunya didasarkan pada rasionalitas
yang mereka miliki. Ekonomi memiliki berbagai peralatan analisis yang dapat
digunakan untuk mengukur dan menganalisis mengapa terbentuk suatu aktivitas
ekonomi, dimana aktivitas tersebut terbentuk, bagaimana aktivitas tersebut dapat
berkembang, dan apa dampak ekonomi dari perkembangan aktivitas tersebut dalam
konteks spasial. Analisis yang dilakukan oleh para ekonom tidak terbatas hanya
untuk memahami aktivitas ekonomi di dalam suatu wilayah saja, tetapi juga
mencoba mengidentifikasi keterkaitan dan interaksi antar wilayah. Berbagai alat
analisis seperti model input-output, sistem neraca sosial ekonomi, model
keseimbangan umum, model gravitasi, berbagai indeks ketimpangan wilayah,
maupun ekonometrika spasial menjadi kekuatan yang dimiliki para ekonom dalam
menganalisis ekonomi wilayah dengan baik.

2.3. Teori Pembangunan Ekonomi.


Terdapat banyak ahli yang mengemukakan teori pembangunan ekonomi,
yaitu sebagai berikut.
a. Friedrich List (1844)
Friedrich List sebenarnya adalah seorang penganut paham Laissez faire yang
berpendapat bahwa sistem atau paham ini dapat menjamin alokasi sumber daya
yang optimal. Dengan kata-kata lain perkembangan ekonomi hanya terjadi apabila
dalam masyarakat terdapat kebebasan dalam organisasi politik dan kebebasan
perorangan. Menurut Friedrich List perkembangan ekonomi yang sebenarnya
tergantung kepada peranan pemerintah, organisasi swasta dan lingkungan
kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.
Friedrich List meneliti tahap-tahap pertumbuhan ekonomi dari segi
perkembangan teknik produksi atau perilaku masyarakat dalam berproduksi. Tahap-
tahap tersebut adalah:

viii
a) Mengembara.
Ini adalah bentuk kegiatan manusia yang paling awal (primitif) dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya (berproduksi). Produk yang dibutuhkan oleh
masyarakat pada tahap ini adalah bahan makanan, yang jelas merupakan
suatu kebutuhan yang sangat mendasar bagi suatu kehidupan. Bila bahan
pangan di suatu daerah habis, maka mereka akan mencari yang lain di
tempat yang lain pula dengan membawa serta hewan yang masih mereka
miliki atau belum habis dimakan. Dengan demikian mereka mempunyai pola
hidup mengembara dan dengan tingkat ketergantungan yang sangat tinggi
kepada alam.
b) Beternak.
Dalam perkembangan selanjutnya hewan yang mereka pelihara semakin
banyak, baik karena berkembang biak maupun karena hasil tangkapan baru.
Pengalaman dan kebiasaan ini secara perlahan pada akhirnya menumbuhkan
usaha peternakan.
c) Pertanian.
Seiring dengan berjalannya waktu jumlah penduduk kian meningkat dan oleh
karena itu kebutuhannya, khususnya kebutuhan akan bahan pangan juga
meningkat, sehingga diperlukan jumlah bahan pangan yang semakin banyak
pula. Dengan demikian jumlah bahan pangan di suatu lokasi menjadi semakin
cepat habis, dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Oleh karena itu pola hidup mengembara menemukan titik jenuhnya dan
masyarakat tradisional tersebut terdorong untuk memikirkan cara produksi
alternatif. Maka lama-kelamaan mulai dikenal kehidupan bercocok tanam
(bertani) tradisional.Oleh karena pertanian dalam arti luas meliputi pula usaha
peternakan, maka tahap ketiga ini disebut pertanian.
d) Pertanian dan industri rumah tangga (manufaktur).
Dari sisi demand kebutuhan terhadap pangan terus meningkat terutama
karena peningkatan jumlah penduduk. Dari sisi supply lahan pertanian adalah
tetap, kalaupun meningkat maka peningkatannya akan relatif kecil khususnya
dibandingkan dengan peningkatan jumlah penduduk. Maka satu-satunya
peluang penting untuk menyeimbangkan demand dan supply produk
pertanian ini adalah dengan memperbaiki teknologi pertanian sehingga
menghemat pemakaian lahan.
ix
e) Pertanian, industri manufaktur dan perdagangan.
Dalam jangka panjang, secara alamiah masyarakat ternyata belajar dari
pengalamannya, sehingga teknologi produksi, baik di sektor pertanian,
maupun di sektor rumah tangga, dari waktu ke waktu terus diperbaiki. Jumlah
produk yang dihasilkan semakin banyak, semakin beragam dan semakin
canggih dan dengan cara yang semakin efisien.
b. Bruno Hildebrand (1864)
Bruno Hildebrand mengkritik Friedrich List dan berdasarkan pengalaman
Inggris dia mengatakan bahwa perkembangan masyarakat atau ekonomi bukan
karena sifat-sifat produksi atau konsumsi, tetapi karena perubahan-perubahan
dalam metoda distribusi yang digunakan. Dia menganalisis proses pertumbuhan
ekonomi dari segi evolusi alat-alat tukar, yaitu:
a) Perekonomian barter
Perekonomian barter (ditukarkan dengan barang), adalah bentuk
perekonomian pertukaran yang paling awal. Meskipun demikian dalam
perekonomian modern dewasa ini masih dijumpai barter tetapi terwujudnya
sudah lebih maju sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam
perekonomian barter, khususnya barter yang tradisional barang-barang (atau
jasa-jasa) dipertukarkan secara langsung oleh kedua pihak. Salah satu
keterbatasan sistem barter adalah bahwa perdagangan diantara kedua belah
pihak hanya mungkin terjadi apabila keduanya saling membutuhkan barang
yang dipertukarkan tersebut. Hal ini mengakibatkan jumlah dan ragam produk
yang dipertukarkan menjadi sangat terbatas, sementara waktu dan biaya
yang diperlukan untuk kegiatan pertukaran tersebut relatif besar.
b) Perekonomian uang.
Dalam perekonomian ini, pertukaran dilakukan dengan menggunakan suatu
media yang disbut uang. Namun demikian kegunaan uang lama-kelamaan
juga mengalami perkembangan sehingga tidak hanya lagi sekedar alat tukar.
Dalam kepustakaan teori ekonomi moneter dikenal 4 kegunaan uang yaitu:
 alat tukar
 alat penyimpan nilai/daya beli
 Satuan hitung
 Ukuran pembayaran masa depan (hutang piutang)

x
c) Kredit
Dalam setiap transaksi selalu diperlukan sejumlah uang yang dalam
kenyataan jumlahnya selalu terbatas.Sementara itu kebutuhan manusia tidak
terbatas yang berimplikasi kepada tidak terbatas pula kebutuhan terhadap
uang.Dengan kata-kata lain uang merupakan kendala dalam
memaksimumkan kegiatan transaksi. Dalam hubungan ini, maka kredit jelas
merupakan suatu terobosan dalam mengatasi kelangkaan persediaan uang
untuk transaksi. Pengenalan kredit akan memperlancar kegiatan transaksi,
yang selanjutnya mendorong perkembangan produksi dan konsumsi yang
dengan demikian berarti bagi pertumbuhan ekonomi.
c. Karl Bucher (1893)
Karl Bucher mengemukakan analisisnya dengan mengacu kepada evolusi
perekonomian di Jerman. Dia mencoba mensintesakan pendapat List dan
Hildebrand dengan mengatakan bahwa perekonomian tumbuh melalui 3 tahap,
yaitu:
1) Produksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri (rumah tangga).
Pada tahap ini suatu rumah tangga memproduksi sendiri produk-produk yang
mereka butuhkan, yang dengan demikian tidak terdapat perdagangan seperti
yang banyak dikenal pada saat sekarang.Unit-unit produksi dengan
sendirinya juga merupakan unit-unit konsumsi. Dalam pada itu kebutuhan
masyarakat terhadap barang-barang dan jasa-jasa masih sangat
terbatas.Organisasi produksi hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan
hidup yang sangat pokok dengan menggunakan teknologi yang masih sangat
sederhana.
2) Perekonomian kota, dimana perdagangan sudah meluas.
Dalam tahap ini, perdagangan sudah meluas. Sebelumnya memang sudah
terjadi juga perdagangan, tetapi skalanya masih sangat kecil dan mungkin
hanya bersifat antar keluarga di suatu dusun, kampung atau pedesaan,
dimana diantara para pelaku satu sama lain mungkin masih saling mengenal.
Pasar (terutama dalam arti fisik) memang cenderung untuk berada di tempat
yang relatif ramai, meskipun berlokasi di daerah pedesaan. Dengan semakin
berkembangnya perdagangan, maka pasar akan semakin ramai pula, seingga
lama-kelamaan berkembang menjadi suatu kawasan yang disebut kota yang
melahirkan perekonomian kota.
xi
3) Perekonomian nasional, dimana kegiatan produksi sudah berorientasi ke
pasar (market oriented) yaitu barang diproduksi untuk dijual ke pasar.
Pada tahap ini produksi dan pertukaran sudah mengalami kemajuan
selangkah lagi dimana hampir semua kegiatan ekonomi perkotaan dan
pedesaan di suatu negara sudah semakin terintegrasi. Begitu pula batas
wilayah kekuasaan antara satu negara dengan negara lainnya sudah semakin
jelas.
d. Teori Perkembangan Ekonomi Menurut W. W. Rostow.
Rostow yang berasal dari Texas University mengajukan lima tahap pertumbuhan
ekonomi, yaitu:
a) Masyarakat Tradisional.
Tahap ini adalah tahap paling awal dari pertumbuhan ekonomi, yang menurut 
Rostow mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1) Kebiasaan-kebiasaan lama menentukan organisasi dan metoda produksi.
2) Dampak sains teknologi terhadap kegiatan ekonomi relatif kecil.
3) Masyarakat merasa tidak memerlukan perubahan.
Ketiga karakteristik utama ini satu sama lain saling berkaitan sehingga yang satu
sering merupakan akibat bagi yang lain.
b) Prakondisi untuk Take-off.
Tahap kedua adalah tahap transisi dari tradisional ke take-off.  Pada tahap ini
prasyarat-prasyarat untuk take-off dibangun atau tercipta. Di negara-negara Eropa
Barat prasyarat-prasyarat ini diciptakan secara perlahan-lahan, yaitu sekitar akhir
abad XV dan awal abad XVI, yaitu pada waktu abad pertengahan berakhir dan abad
modern dimulai.
c) Periode Take-off.
Menurut Rostow waktu yang diperlukan dalam periode ini berkisar antara 20
sampai dengan 30 tahun. 
d) Dorongan menuju kematangan.
Tahap ini memperlihatkan adanya kematangan ekonomi, yaitu suatu periode ketika
masyarakat secara efektif menerapkan teknologi modern terhadap sumber-sumber
ekonomi.
e)      Konsumsi tinggi dan besar-besaran.

xii
2.4. Perencanaan Pembangunan Ekonomi.
Salah satu tujuan penting perencanaan ekonomi di negara sedang
berkembang seperti negara kita, negara Indonesia adalah untuk meningkatkan
laju pertumbuhan ekonomi. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut
berarti perlu juga meningkatkan laju pembentukan modal dengan cara
meningkatkan tingkat pendapatan, tabungan, dan investasi.
Peningkatan laju pembentukan modal pada Indonesia ini menghadapi
berbagai kendala, salah satunya yaitu kemiskinan masyarakat Indonesia itu sendiri.
Hal ini diakibatkan karena tingkattabungan yang rendah, tingkat tabungan rendah
dikarenakan tingkat pendapatan rendah. Dankarena itu semua berakibat pada laju
investasi, laju investasi juga rendah dan berpengaruh pada rendahnya modal dan
produktivitas indonesia.
Tahapan Perencanaan Pembangunan:
 Penyusunan Rencana
 Penetapan Rencana
 Pengendalian Pelaksanaan Rencana
 Evaluasi Pelaksanaan Rencana
a) Penyusunan Rencana
·         Penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat teknokratik,
menyeluruh, dan terukur. Setiap Instansi Pemerintah menyiapkan rancangan
rencana kerja. Partisipasi dan keterlibatan masyarakat untuk penyelarasan rencana
pembangunan. Penyusunan rancangan akhir perencanaan pembangunan.
b) Penetapan Rencana
·      Penetapan rencana menjadi produk hukum sehingga mengikat semua pihak
untuk melaksanakannya.
·      RPJP Nasional-UU.
·      RPJP Daerah-Peraturan Daerah.
·      RPJM & Tahunan Nasional-PP.
·      RPJM & Tahunan Daerah-Perkada.
c) Pengendalian Pelaksanaan Rencana
Untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan. Dilakukan
oleh pimpinan Kementrian/Lembaga/SKPD. Dihimpun dan dianalisis oleh
Menteri/Kepala Bappeda hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan.

xiii
d) Evaluasi Pelaksanaan Rencana
 Mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk menilai
pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan.
 Evaluasi dilakukan berdasarkan indikator dan kinerja mencakup input, output,
result, benefit, dan impact.
 Kementrian/Lembaga/SKPD wajib melaksanakan evaluasi kinerja
pembangunan yang terkait dengan fungsi dan tanggungjawabnya.
 Dokumen Perencanaan
RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya pernerintahan
Negara Indonesia yang tercanturn dalam Pembukaan UUD 1945, dalam
bentuk visi, misi, dan arah pernbangunan Nasional.
RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden
yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, memuat strategi
pembangunan nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga
dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta
kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia


(MP3EI).

Adalah sebuah masterplan yang diluncurkan pemerintah Indonesia pada


tahun 2011. Dalam masterplan tersebut, pemerintah menargetkan pertumbuhan
ekonomi pada kisaran tujuh hingga delapan persen per tahun mulai 2013. Hal itu
bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu Negara dengan ekonomi
terbesar pada 2025. Masterplan ini mencakup investasi senilai USD 470 miliar yang
sebagian besar akan ditawarkan kepada swasta melalui program kerja sama
pemerintah dan swasta.

xiv
2.5. Kriteria Pengukuran Keberhasilan Pembangunan Ekonomi.
Terdapat beberapa factor yang terjadi ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi,
yaitu sebagai berikut.
a) Pendapatan Nasional
Tingkat pendapatan nasional yang tinggi menandakan kapasitas produksi
nasional yang tinggi. Hal ini berarti jumlah barang dan jasa yang
dihasilkanbesar dan tingkat kesempatan kerja tinggi. Dengan demikian,
pembangunan ekonomi dapat dianggap berhasil.
b) Pendapatan per Kapita
Keberhasilan pembangunan ekonomi dapat juga diukur dengan pendapatan
per kapita. Tinggi-rendahnya pendapatan per kapita dapat menggambarkan
sejauh mana kemampuan penduduk untuk mengonsumsi barang-barang hasil
produksi. Pendapatan per kapita memberikanpetunjuk mengenai kemampuan
yang dicapai oleh sebuah negara dalam memenuhi kebutuhan warganya.
c) Distribusi pendapatan
Distribusi pendapatan yang merata juga merupakan ukuran yang penting.
Jika hanya sebagian kecil penduduk yang berpenghasilan tinggi, sedangkan
yang lainnya berpendapatan rendah, keberhasilan pembangunan belumlah
sempurna. Distribusi pendapatan yang timpang atau tidak merata juga tidak
bermanfaat bila ditinjaudari kemungkinan investasi karena penduduk
berpenghasilan tinggi biasanya konsumtif.
d) Peranan sektor industri dan jasa
Pada umumnya semakin besar kontribusi sektor industri dan jasa, maka akan
semakin maju suatu negara. Atas dasar hal tersebut dapat dikatakan bahwa
besarnya proporsi kontribusi sektor industri dan jasa merupakan salah satu
indikasi yang penting bagi tingkat kemajuan ekonomi.
e) Kesempatan kerja
Apabila suatu negara mampu mempertahankan tingkat kesempatan kerja
yang tinggi (full employment) berarti masyarakat mampu mempercepat laju
perkembangan ekonominya. HaI ini dapat dilihat dari meningkatnya investasi,
meningkatnya lapangan kerja baru, dan berkurangnya pengangguran.
f) Stabilitas ekonomi
Tingkat perekonomian yang stabil meliputi stabilitas tingkat pendapatan dan
kesempatan kerja serta tingkat harga mempengaruhi pasar produk dalam
xv
negeri. Suatu negara dikatakan berhasil di dalam perkembangan ekonominya
apabila mampu menjaga stabilitas ekonominya.
g) Neraca pembayaran luar negeri
Pada umumnya setiap negara menginginkan agar neraca pembayarannya
seimbang sebab jika neraca pembayaran mengalami defisit berpengaruh
terhadap kredibilitas negara tersebut. Apalagi bila neraca pembayaran
mengalami surplus. Kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan kondisi seimbang
karena berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi negara tersebut.

2.6. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pembangunan Ekonomi.


Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi
dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.
Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal,
dan keahlian atau kewirausahaan.
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti
kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat
memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan
bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk
mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi
(disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional
melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar
merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara
kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah
bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali
dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat
penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-
barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat,
keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.

xvi
2.7. Manfaat Pembangunan Ekonomi.

Dengan melihat tujuan pembangunan ekonomi yang telah diuraikan diatas,


dapat diuraikan manfaat pembangunan ekonomi yang dilakukan suatu negara.
Adapula manfaatnya antara lain:
1) Dengan adanya pembangunan ekonomi, kekayaan negara dan masyarakat
akan meningkat.
2) Masyarakat memiliki kesempatan untuk mengadakan pilihan, baik untuk
mengkonsumsi atau memproduksi.
3) Memberikan kemampuan yang lebih besar kepada manusia untuk
menguasai alam dan mempertinggi kebebasan manusia untuk melakukan
berbagai tindakan.
4) Dapat diperoleh suatu tambahan kebebasan untuk memilih kesenangan
yang lebih luas.
5) Pembangunan ekonomi dapat mengurangi perbedaan antara kaum kaya
dengan kaum miskin.

2.8. Pembangunan Ekonomi di Negara Sedang Berkembang.

Pengertian Negara Sedang Berkembang


Negara sedang berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata
pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relative terbelakang, dan indeks
perkembangan manusia yang kurang dibandingkan dengan norma global. Istilah ini
mulai menyingkirkan dunia ketiga, sebuah istilah yang digunakan pada masa Perang
Dingin.
Perkembangan mencakup perkembangan sebuah infarstruktur modern (baik
secar fisik maupun institusional) dan sebuah pergerakan dari sector bernilai tambah
rendah seperti agrikultur dan pengambilan sumber daya alam. Negara maju
biasanya memiliki system ekonomi berdasakan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan menahan sendiri.
Penerapan istilah negara berkembang keseluruh negara yang kurang
berkembang dianggap tidak tepat bila kasus negara tersebut adalah sebuah negara
miskin, yaitu ngara yang tidak mengalami pertumbuhan situasi skonominya dan juga
telah mengalami periode penurunan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam hal ini Indonesia termasuk dalam kategori Negara Sedang Berkembang. Hal
itu dikarenakan di Indonesia masih rendahnya rata-rata riil pendapatan penduduk

xvii
Indonesia, infrastruktur yang masih belum memadahi.
Ciri-Ciri Negara Sedang Berkembang.
Ciri-ciri sedang berlembang menurut Meir dan Baldwin, yaitu sebagai berikut:
1. Produsen Barang-Barang Primer Negara sedang berkembang pada
umumnya mempunyai struktur produksi yang terdiri dari bahan pokok dan
bahan makanan. Sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian
dan sebagian besar pendapatan nasional berasal dari sektor pertanian
(primer). Sedangkan yang berkerja di sektor sekunder dan sektor tersier
hanya sebagian kecil saja. Pemusatan pada kegiatan produksi di sektor
primer ini disebabkan oleh adanya factor-faktor produksi tanah dan tenaga
kerja yang relatif banyak di negara sedang berkembang. Oleh karenanya,
sesuai dengan prinsip keunggulan komparatif dan biaya komparatif, maka
negara-negara sedang berkembang lebih banyak menggunakan tanah dan
tenaga kerja dalam kegiatan produksi mereka.
2. Masalah Tekanan Penduduk Masalah tekanan penduduk dapat berbentuk :
pertama, adanya pengangguran di daerah perdesaan. Pengangguran ini
disebabkan oleh sempitnya luas lahan disbanding jumlah penduduk yang
bermukim disitu. Kedua, Pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat. Hal ini
disebabkan antara lain oleh menurunnya tingkat kematian dan semakin
tingginya tingkat kelahiran di negara-negara sedang berkembang; dan ketiga,
Tingkat kelahiran yang tinggi tersebut menyebabkan amkin besarnya beban
tanggungan orang tua, sehingga menurunkan tingkat konsumsi rata-rata.
Keadaan tersebut disebabkan oleh tingkat produksi yang relatif tetap dan
rendah.
3. Sumber Daya Alam Belum Banyak Diolah Di negara-negara sedang
berkembang, sumberdaya –sumberdaya alam belum banyak dimanfaatkan
sehingga masih bersifat potensial. Sumber daya alam tersebut belum dapat
menjadi sumberdaya-sumberdaya yang riil karena kurangnya kapital, tenaga
ahli, dan wiraswasta.
4. Penduduk Masih Terbelakang Penduduk di negara-negara sedang
berkembang relatif masih terbelakang secara ekonomis. Hal ini berarti bahwa
kualitas penduduknya sebagai factor produksi (tenaga kerja) rendah. Mereka
masih merupakan factor produksi yang kurang efisien dan mobilitas kerjanya
rendah baik secara vertical maupun horizontal.
xviii
5. Kekurangan Kapital Kekurangan kapital ini bisa dijelaskan dengan
menggunakan konsep lingkaran tak berujung pangkal (vicious circle).
Kekurangan kapital disebabkan oleh rendahnya investasi, sedang rendahnya
investasi disebabkan oleh rendahnya tingkat tabungan. Rendahnya tingkat
tabungan disebabkan oleh rendahnya pendapatan, sedang rendahnya
pendapatan karena tingkat produktivitas yang rendah dari tenaga kerja,
sumber daya alam, dan kapital. Rendahnya produktivitas disebabkan oleh
keterbelakangan penduduk, belum dimanfaatkannya sumber daya alam yang
secara optimal, dan kurangnya kapital. Dengan kata lain, dapat dikatakan
bahwa negara itu miskin karena miskin.
6. Orientasi Perdagangan Luar Negeri Negara sedang berkembang biasanya
mengekspor komoditi-komoditi primer. Ekspor komoditi-komoditi primer
tersebut kadangkala bukan berarti menunjukkan adanya surplus dalam
negeri, tetapi sebenarnya karena ketidakmampuan dalam mengolah komoditi-
komoditi tersebut menjadi lebih berguna. 
Masalah Pembangunan Ekonomi di Negara Sedang Berkembang.
a) Kemiskinan.
Kemiskinan merupakan perwujudan keadaan serta kekurangan. Setiap
negara memilik ukuran batas kemiskinan yang berbedadengan negara lain.
Pemerintah Indonesia memberikan perhatian serius dalam menanggulangi masalah
kemiskinan yang dialami masyarakat. Dari tahun ke tahun pemerintah terus
berupaya menurunkan jumlah dan persentase penduduk miskindengan berbagai
cara, antara lain subsidi silang. Subsidi silang yang dilakukan pemerintah yaitu
dengan menetapkan harga BBM untuk minyak tanah lebih rendah daripada bensin.
Subsidi untuk bensin sedikit demi sedikit dikurangi dan nantinyadihilangkan sama
sekali. Subsidi untuk minyak tanah masih dipertahankan agar masyarakat
berpenghasilan rendah mampumembeli minyak tanah.
b) Keterbelakangan.
Masalah keterbelakangan sangat berhubungan dengan masalah kualitas
sumber daya manusia. Disamping itu, masalahketerlebakangan sangat erat
hubungannya dengan rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan kesehatan,
kurang terpeliharanya fasilitas-fasilitas umum, dan rendahnya disiplin
masyarakat.Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, pemerintahan Indonesia
berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia,misalnya dengan
xix
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Persentase alokasi dana untuk pendidikan
pada anggaran APBN setiap tahunnya ditingkatkan. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu sekolah yang kekurangan sarana dan prasarana belajar,seperti gedung
sekolah yang rusak, buku-buku pelajaran yang kurang dan murid-murid yang
memerlukan bantuan biaya sekolah.
c) Pengangguran.
Masalah lain yang dihadapi negara berkembang dalam pembangunan
ekonomi selain kemiskinan dan keterbelakangan, masalah keterbatasan
lapangan pekerjaan. Masalah pengangguran timbul karena ketimpangan an-tara jum
lah angkatan kerja dan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
Hal ini biasa terjadi karena negara yang bersangkutan sedang mengalami masa tran
sisi perubahanstruktur ekonomi dari negara agraris menjadi Negara
industry. Negara berkembang, memiliki pertumbuhan penduduk
yanglebih cepat daripada pertumbuhan kesempatan kerja. Untuk mengatasi
masalah pengangguran, pemerintahan melakukan pelatihan kerja sehingga tenaga
kerja memiliki keahlian sesuai denganlapangan kerja yang tersedia. Pelatihan kerja
biasanya diselenggarakan oleh balai latihan kerja (BLK). Melalui
programini diharapkan peserta pelatihan dapat mengembangkan bakat dan keahlian
untuk bekerja atau bahkan membuka usaha sendiri.
d) Kekurangan Modal 
Kekurangan modal adalah satu cirri setiap negara yang sedang mengalami
proses pembangunan ekonomi. Kekurangan modal tidak hanya menghambat dalam
percepatan pembangunan, tetapi juga menyebabkan kesukaran negara tersebut
keluar darikemiskinan.Perkembangan zaman dan modernisasi perekonomian
memerlukan modal yang besar. Negara berkembang mengalamikesulitan yang
sama, yaitu kekurangan modal. Hal ini disebabkan tingkat tabungan dan tingkat
pembentukan modal yangrendah.Untuk mengatasi kekurangan modal, pemerintah
menarik investor, baik dari dalam maupun luar negeri. Misalnya BUMN menawarkan
saham kepada investor agar bersedia bekerjasama. Dengan meningkatkan
investasi, diharapkan tabungan permintahan juga meningkat. Jika tabungan
pemerintah meningkat, modal yang dikumpulkan pun akan lebih banyak.
e) Ketidakmerataan hasil pembangunan
Masalah lain yang dihadapi negara berkembang adalah melaksanakan
pembangunan ekonomi adalah masalah pemerataan pendapatan.
xx
Contohnya di Indonesia, perekonomian yang sedang terkonsentrasi di kota-
kota besar, terutama di pulau jawa. Sementara itu, dilihat dari hal hak penguasaan
sector industry, perekonomian didominasi oleh kurang lebih 200 konglomerat. Hal ini
disebabkansistem perekonomian yang terlau terpusat kepada negara sehingga
potensi daerah kurang diperhatikan.

2.9. Kebijakan dan Strategi Pembangunan.


Kebijakan ekonomi adalah beberapa peraturan atau batasan-batasan di
bidang ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Tujuan dibuatnya kebijakan
ekonomi adalah untuk meningkatkan taraf hidup atau tingkat kesejahteraan
masyarakat. Selain kebijakan ekonomi diperlukan juga kebijakan nonekonmi, seperti
kebijakan sosial yang menyangkut masalah pendidikan dan kesehatan. Kebijakan
ekonomi dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1) Kebijakan Mikro.
Kebijakan mikro adalah kebijakan pemerintah yang ditujukan pada semua
perusahaan tanpa melihat jenis kegiatan yang dilakukan oleh atau disektor mana
dan diwilayah mana perusahaan yang bersangkutan beroperasi.
Contoh kebijakan pemerintah :
a) Peraturan pemerintah yang mempengaruhi pola hubungan kerja (manajer
dengan para pekerja), kondisi kerja dalam perusahaan.
b) Kebijakan kemitraan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil di
semua sektor ekonomi.
c) Kebijakan kredit bagi perusahaan kecil di semua sektor dan lain-lain.
d) Menetapkan harga minimum dan maksimum untuk melindungi produsen
atau konsumen.
2) Kebijakan Meso.
Kebijakan Meso di bagi menjadi 2 arti yaitu :
1. Kebijakan ekonomi meso dalam arti sektoral.
Adalah kebijakan ekonomi yang khusus ditunjukan pada sektor-sektor
tertentu. Setiap departemen pemerintah mengeluarkan kebijakan
sendiri, yang bisa sama / berbeda, untuk sektornya. Kebijakan ini
mencangkup keuangan, distribusi, produksi, tata niaga, sistem
pengadaan bahan baku, ketenagakerjaan, termasuk system
penggajian, investasi, jaminan sosial bagi bekerja dan sebagainya.
xxi
2. Kebijakan ekonomi meso dalam arti regional.
Adalah kebijakan ekonomi yang ditunjukan pada wilayah tertentu.
Misalnya, kebijakan industri regional dikawasan timur Indonesia (KTI)
yang menyangkup kebijakan industry regional, kebijakan investasi
regional, kebijakan fiscal regional, kebijakan pembangunan
infrastruktur regional, kebijakan pendapatan, dan pengeluaran
pemerintah daerah,kebijakan distribusi pendapatan regional, kebijakan
pendapatan, kebijakan perdagangan regional, dan sebagainya.
Kebijakan ekonomi regional bisa dikeluarkan oleh pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah.
3) Kebijakan Makro.
Kebijakan ini mencakup semua aspek ekonomi pada tingkat nasional,
misalnya kebijakan uang ketat (kebijakan moneter). Kebijakan makro ini bisa
mempengaruhi kebijakan meso (sektoral atau regional), kebijakan mikro menjadi
lebih atau kurang efektif. Instrumen yang digunakan untuk kebijakan ekonomi makro
adalah tarif pajak, jumlah pengeluaran pemerintah melalui APBN, ketetapan
pemerintah dan intervensi langsung di pasar valuta untuk mempengaruhi nilai tukar
mata uang rupiah terhadap valas. (Tulus Tambunan, 1996).
1. Mengembangkan koridor pembangunan ekonomi.
Dengan cara membangun pusat-pusat perekonomian di setiap pulau. Selain
mengembangkan klaster industri berbasis sumber-sumber superior. Baik komoditas
maupun sektor. Koridor pembangunan ekonomi Indonesia terbagi dalam empat
tahap :
 Mengindentifikasikan pusat-pusat perekonomian, misalnya ibukota provinsi.
 Menentukan kebutuhan pengubung antara pusat ekonomi tersebut, seperti
trafik barang.
 Validasi untuk memastikan sejalan dengan pembangunan nasional, yakni
pengaturan area tempat tinggal dengan sistem infrastruktur serta fasilitas.
 Menentukan hubungan lokasi sektor fokus, guna menunjang fasilitas.
Misalnya menghubungkan area pertambangan dengan kawasan
pemrosesnya.

xxii
2. Memperkuat hubungan nasional baik secara lokal maupun internasional.
Hal ini bisa mengurangi biaya transaksi, menciptakan sinergi antara pusat-
pusat pertumbuhan dan menyadari perlunya akses-akses ke sejumlah layanan.
Seperti intra dan inter-konektivitas antara pusat pertumbuhan serta pintu
perdagangan dan pariwisata internasional. Integrasi ekonomi merupakan hal terbaik
untuk mencapai keuntungan langsung dari konsentrasi produksi. Serta dalam jangka
panjang, meningkatkan standar kehidupan.
Saat ini, aktivitas ekonomi Indonesia terpusat di kota-kota, khususnya Jawa
dan Sumatra. Fasilitas transportasi yang bisa menyebabkan area industri tak
menjangkau pelosok. Pada jangka pendek, proyek-proyek yang perlu dibangun di
Jawa adalah TransJawa, TransJabodetabek, kereta jalur dua, Tanjung Priok.
Pembangunan tersebut diharapkan bisa berdampak langsung mengurangi
kemiskinan di Jawa yang melebihi 20 juta jiwa, dua kali populasi miskin Sumatra
yang sekitar tujuh juta jiwa. Pembangunan infrastruktur di Jawa bisa mempercepat
pertumbuhan ekonomi.
3. Mempercepat kapabilitas teknologi dan ilmu pengetahuan nasional atau Iptek.
Selain tiga strategi utama ini, juga ada beberapa strategi pendukung seperti
kebijakan investasi, perdagangan dan finansial. Beberapa elemen utama di sektor
Iptek adalah meningkatkan kualitas pendidikan termasuk pendidikan kejuruan tinggi
serta pelatihannya. Meningkatkan level kompetensi teknologi dan sumber daya ahli.
Peningkatan aktivitas riset dan pengembangan, baik pemerintah maupun swasta,
dengan memberikan insentif serta menaikkan anggaran. Kemudian
mengembangkan sistem inovasi nasional, termasuk pembiayaannya. Saat ini,
masalah utama yang dihadapi adalah kemampuan riset dan pengembangan yang
digunakan untuk mencari solusi teknologi. Kemampuan pengguna untuk menyerap
teknologi yang ada. Serta transaksi antara riset dan pengembangan sebagai
pemasok solusi teknologi dengan penggunanya tak terbangun dengan baik. 

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

xxiii
Menurut pengertiannya, pembangunan ekonomi merupakan upaya yang
dilakukan oleh suatu negara dengan tujuan mengembangkan kegiatan ekonomi. 
Keberhasilan pembangunan suatu negara terletak pada pelaku utama atau subjek
dari aktivitas pembangunan ekonomi itu sendiri. Pelaku utama tersebut yaitu
masyarakat. Keberhasilan pembangunan ekonomi akan berakibat pada
kesejahteraan masyarakat di dalam suatu negara karena dengan adanya
pembangunan ekonomi, kekayaan negara dan masyarakat akan meningkat.

3.2. Saran-Saran
Untuk mendukung keberhasilan suatu pembangunan ekonomi, suatu negara
sebaiknya mengelola dengan baik sumber daya manusia, sumber daya alam,
sumber daya modal, serta keahlian atau kewirausahaan dan teknologi di
negaranya.  Sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan pembangunan
ekonomi melalui jumlah dan kualitas penduduk. Dengan memiliki modal, sumber-
sumber ekonomi yang potensial dapat diubah menjadi sumber daya ekonomi rill.
Dan dengan memiliki kemampuan mengkoordinasi faktor produksi, pengetahuan,
dan teknologi serta mengombinasikan faktor-faktor produksi sangat membantu
usaha peningkatan produksi

xxiv

Anda mungkin juga menyukai