LINGKUNGAN BISNIS
PERTUMBUHAN EKONOMI
Dosen Pengampu :
Made Ratih Nurmalasari, S.E.,M.M.
Kelompok 3 :
DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Made Ratih Nurmalasari, S.E.,M.M. selaku dosen mata kuliah
Lingkungan Bisnis. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih juga terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pelajaran Lingkungan Bisnis. Selain
itu, makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Pertumbuhan
Ekonomi dengan baik dan benar. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Boediono (2013) Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita
dalam jangka panjang. Dengan kata lain, perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan bila
pendapatan riil masyarakat pada tahun tertentu lebih besar dari pada pendapatan riil masyarakat
pada tahun sebelumnya. Dalam pengertian ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah
penambahan Produk Domestik Bruto (PDB), yang berarti peningkatan Pendapatan Nasional/PN
(Tambunan, 2012).
Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam konteks perekonomian suatu negara karena
dapat menjadi salah satu ukuran dari pertumbuhan atau pencapaian 2 perekonomian bangsa
tersebut. Bagi Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, pembangunan ekonomi
merupakan instrumen utama untuk mencapai cita-cita nasional. Ada indikator yang digunakan
untuk mengukur keberhasilan pembangunan salah satunya pertumbuhan ekonomi diukur dengan
Produk Domestik Bruto (PDB).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pertumbuhan ekonomi
2. Untuk mengetahui kemenangan neoliberal
3. Untuk mengetahui krisis dan hutang
4. Untuk mengetahui masa depan pertumbuha ekonom
iii
BAB II
PEMBAHASAN
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang.
Tekanannya pada tiga aspek, yaitu: proses, output perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan
ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Tetapi melihat
aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu bagaimana suatu perekonomian berkembang atau
berubah dari waktu ke waktu.
Menurut Prof. Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas jangka
panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada
penduduknya. Kenaikan kapasitas tersebut dimungkinkan oleh adanya kamajuan atau
penyesuaian-penyesuaian teknologi, intitusional dan ideologi terhadap berbagai keadaan yang
ada.
Perkembangan ekonomi mengandung arti yang lebih luas serta mencakup perubahan pada
susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan ekonomi pada umunya
didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita
penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan.
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi terus
menerus, usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita, kenaikan pendapatan perkapita harus
terus berlangsung dalam jangka panjang dan yang terakhir perbaikan sistem kelembagaan
disegala bidang (misalnya ekonomi, politik, hukum, sosial, dan budaya). Sistem ini bisa ditinjau
dari dua aspek yaitu: aspek perbaikan dibidang organisasi (institusi) dan perbaikan dibidang
regulasi baik legal formal maupun informal.
Dalam hal Ini, berarti pembangunan ekonomi merupakan suatu usaha tindakan aktif yang
harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan
demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemeritah, dan semua elemen yang terdapat
dalam suatu negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Dari berbagai teori
pertumbuhan yang ada yakni teori Harold Domar, Neoklasik, dari Solow, dan teori endogen oleh
Romer, bahwasanya terdapat tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi.
Ketiganya adalah:
1. Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan
pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia.
1
2. Pertumbuhan penduduk, yang beberapa tahun selajutnya akan memperbanyak jumlah
angkatan kerja.
3. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi, pemanfaatan teknologi dengan maksimal akan membuat
pertumbuhan ekonomi suatu negara semakin pesat.
Pembangunan daerah dilaksanakan untuk mencapai tiga tujuan penting, yaitu mencapai
pertumbuhan (growth), pemerataan (equity), dan keberlanjutan (sustainability). :
Pertumbuhan akan ekonomi tidak selalu mengarah pada pembangunan ekonomi. Sebagai
contoh, sebuah perekonomian tumbuh tinggi bisa saja tidak menyebar secara merata pada
seluruh warga negara, namun hanya ke pemilik modal. Pada akhirnya akan menciptakan
ketimpangan pendapatan serta kekayaan yang mengacu pada kematian pembangunan ekonomi,
berikut adalah akibat dari adanya pertumbuhan ekonomi yang tidak merata;
1. Kemiskinan dan keterbelakangan Masalah ini banyak muncul di negara berkembang, termasuk
Indonesia. Kemiskinan, hingga keterbelakangan seperti satu paket yang sulit diputus. Keadaan
seperti itu sering dialami keluarga miskin yang menempati kantong-kantong pemukiman atau
2
daerah terpencil yang belum terjamah oleh kebijakan pembangunan. Mayoritas masyarakatnya
berpendidikan rendah yang berakibat pada hadirnya generasi bodoh dan terbelakang.
2. Pengangguran.
3
Menurut Otto Lerbinger kategori krisis dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Krisis teknologis (technological crisis). Dalam era pascaindustri ini makin banyak
koorporasi yang tergantung pada kemajuan dan keandalan teknologi, sehingga bilamana
teknologinya gagal maka akibatnya bagi masyarakat sangat dahsyat.
2. Krisis konfrontasi (confrontation crisis). Krisis timbul karena gerakan masa melakukan
proses dan kecaman terhadap korporasi.
3. Krisis tindak kejahatan (crisis of malevolence). Krisis timbul sebagai akibat dari
tindakan beberapa orang atau kelompok-kelompok terorganisasi.
4. Krisis kegagalan manajemen (crisis of management failures). Krisis muncul karena
terjadinya salah urus dan penyalahgunaan kekuasaan oleh kelompok-kelompok yang
diberi kewenangan khusus.
5. Krisis ancaman-ancaman lain (crisis involving other threats to the organization).
Dalam perkembangan sekarang, krisis terutama dapat berbentuk likuidasi, pencaplokan,
dan merger perusahaan (Mazur, laura & White, 1998).
2.3.2 Hutang
Hutang adalah kewajiban keuangan yang wajib dibayarkan kembali dalam rupa uang,
barang, atau jasa pada saat waktu sudah jatuh tempo kepada pihak lain yang memberikan
pinjaman.
Ada tiga kriteria hutang menurut Chariri dan Ghozali yaitu sebagai berikut:
1. current liability (hutang yang telah terjadi)
2. Hutang terjadi pada saat yang telah ditetapkan di masa mendatang, misalnya hutang
pembiayaan (funded debt) dan hutang yang masih harus dibayar (accrued liability)
3. Hutang terjadi akibat tidak dilaksanakannya suatu tindakan di masa mendatang, seperti
pendapatan yang ditangguhkan dan hutang bersyarat (contingent liability).
4
1. utang jangka pendek merupakan pinjaman ini harus dibayarkan dalam jangka waktu
yang singkat atau setara dengan waktu 1 tahun dari tanggal neraca.
2. utang jangka waktu menengah biasanya Waktu pelunasan untuk pinjaman jangka
waktu menengah yaitu 10 tahun atau kurang dari 10 tahun.
3. utang jangka panjang ,Waktu pelunasan untuk pinjaman ini yaitu hingga 10 tahun
Biasanya, pinjaman jenis ini memiliki nominal yang cukup besar, sehingga waktu
pelunasannya juga lama dan dilakukan dengan cara dicicil atau bertahap.
Pertumbuhan ekonomi , sebagai cermin peningkatan ptroduksi barang dan jasa , dengan
laju yang cukup tinggi di bidang-bidang kegiatan yang meluas harus dilaksanakan untuk
memenuhi kebutuhan penduduk yang bertambah , untuk menciptakan pekerjaan proditktif bagi
angkatan kerja yang semakin banyak dan untuk menanggulangi masalah kcmiskinan. Laju
pertumbuhan ekonomi yang rendah justru menimbulkan ketegangan-ketegangan sosial yang
bersumber pada kcmiskinan absolut dan ketimpangan menyolok dalam pembagian pendapatan .
Sering kurang disadari pula , bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang rendah masih mempertajam
semakin besarnya duaiisme teknologis dan sosial dalam konstelasi masyarakat Indonesia .
Laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi juga tidak dijadikan satu-satunya
patokan pangkal tolak dalam kerangka pemikiran dan pola pendekatan yang diikuti di sini . Kita
cukup menyadari bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang harus diusahakan dalam suatu pola dan
arah pertumbuhan yang ditujukan kepada sasaran-sasaran yang diutama - kan , yakni : perluasan
kesempatan kerja , penanggulangan pengangguran dan pemberantasan kemiskinan . Satu sama
lain itu harus tercermin pada pola dan arah investasi dan skala-skala prioritas-prioritas
kebijaksanaan dengan mengutamakan sektor-sektor kegiatan ekonomi yang memberi peluang
lebih besar bagi perluasan kesempatan kerja , dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang.
Dengan kata lain, perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan bila pendapatan riil
masyarakat pada tahun tertentu lebih besar dari pada pendapatan riil masyarakat pada tahun
sebelumnya. Keberhasilan suatu negara dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya
diukur melalui tingkat pertumbuhan ekonomi yang berhasil dicapai. Pertumbuhan ekonomi
yang tinggi dan stabil dari tahun ke tahun berarti kesejahteraan ekonomi meningkat,
sedangkan pertumbuhan ekonomi dengan nilai negatif berarti tingkat kesejahteraan disuatu
negara juga menurun. Tinggi rendah laju pertumbuhan ekonomi di suatu negara
menunjukkan tingkat perubahan kesejahteraaan ekonomi masyarakatnya.
6
DAFTAR PUSTAKA
Boediono, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 4, Teori Pertumbuhan Ekonomi, BPFE,
Yogyakrta, 1999, hlm. 1. 4 Michael Todaro, Pembangunan Ekonomi D.
Michael Todaro, Pembangunan Ekonomi Di dunia Ketiga, Erlangga, Jakarta, 2000, hlm.44.
Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan, STIE YKPN, Yogyakarta, 1999, hlm. 12.
Fitrah afrizal, Analisis Pengaruh Tingkat Investasi, Belanja Pemerintah dan Tenaga Kerja
Terhadap PDRB di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2001-2011,Makasar,hlm.12.