NAMA ANGGOTA
1. Rahmat Pambudi
2. Mohamad Ifandi ( 145501720 )
3. Risa Pramita ( 165502500 )
4. Triyadi ( 165502837 )
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena tanpa
limpahan rahmatnya makalah ini tak mungkin terselesaikan. Makalah ini
merupakan tugas mata kuliah PEREKONOMIAN INDONESIA yang wajib
diikuti oleh mahasiswa semester IV (empat).
Adapun menjadi topik pembahasan dalam makalah ini yaitu mencakup
tentang “ PERTUMBUHAN EKONOMI dan PERUBAHAN STRUKTUR
EKONOMI” yang bertujuan untuk melengkapi tugas serta nilai.
Dalam makalah ini masih masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu
penulis mohon masukan dan kritik guna dapat membangun demi sempurnanya
makalah konsep dasar perencanaan pembelajaran yang kami susun ini, sekian dan
terima kasih.
I. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi sebagai tolok ukur penilaian pertumbuhan
ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas, maka
kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha
mempelajari hakekat dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut.
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu
pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus
menerus dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan
ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun
terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan
pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan per kapita
dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil
melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan,
peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan
manajemen.
I. PERTUMBUHAN EKONOMI
A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Secara singkat, pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai
proses kenaikan output per kapita, dan dalam jangka panjang. Dalam
pengertian itu terdapat tiga aspek yang perlu digaris bawahi, yaitu proses,
output per kapita dan jangka panjang. Pertumbuhan sebagai proses,
berarti bahwa pertumbuhan ekonomi bukan gambaran perekonomian
pada suatu saat.
Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan output per kapita, berarti
harus memperhatikan dua hal, yaitu output total (GDP) dan jumlah
penduduk, karena output per kapita adalah output total dibagi dengan
jumlah penduduk. Aspek jangka panjang, mengandung arti bahwa
kenaikan output per kapita harus dilihat dalam kurun waktu yang cukup
lama ( 10, 20, atau 50 tahun, bahkan bisa lebih lama lagi ). Kenaikan
output per kapita dalam satu atau dua tahun kemudian di ikuti penurunan
bukan pertumbuhan ekonomi. Teori pertumbuhan ekonomi pada
dasarnya adalah suatu “ceritera” logis mengenai bagaimana proses
pertumbuhan terjadi. Teori ini menjelaskan dua hal, yaitu i). Mengenai
faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam
jangka panjang, dan ii). Mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut
berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi proses pertumbuhan
4. Teori Modern
Dalam teori modern faktor –faktor prosuksi yang krusial tidak
hanya tenaga kerja dan modal. Tetapi juga kualitas SDM dan
kemajuan teknologi, energi, kewirausahaan, bahan baku dan material.
Dilihat dari kerangka pemikiran kelompok teori modern ada
perbedaan yang mendasar dengan kelompok teori klasik dan neo-
klasik diantaranya adalah yang mencakup tenaga kerja, kapital dan
kewirausahaan. Dalam kelompok teori modern, kualitas tenaga kerja
lebih penting dari pada kuantitasnya.
E. TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Pertumbuhan Ekonomi Pacsa Orde Lama (1945 - 1966)
Kehidupan politik dan seringnya kabinet berganti membuat
perekonomian pun kurang berkembang dengan baik. Pertumbuhan
ekonomi mengalami kemunduran yang drastis dari 6,9 % pada periode
1952-1958 menjadi hanya 1,9 % saat periode 1960-1965. Ketika itu
harga-harga terus membumbung tinggi karena terjadinya defisit
anggaran belanja pemerintah yang terus meningkat setiap tahunnya
yang kemudian dibiayai dengan mencetak uang baru. Hingga pada
akhir kekuasaan pada tahun 1966, laju inflasi terus meningkat
mencapai 650 %.
2. Pertumbuhan Ekonomi Pasca Orde Baru
Pemerintahan Orde Baru berakhir pada bulan Mei 1998 pada
saat krisis keuangan Asia mencapai titik terburuknya dan menghantam
perekonomian Indonesia. Pada tahun 2008 hingga 2009 terjadi krisis
ekonomi global yang berawal dari suatu krisis keuangan yang besar di
AS, namun ekonomi Indonesia tetap mampu mempertahankan
pertumbuhan yang positif walaupun lajunya lebih rendah.
Melihat kondisi pembangunan ekonomi Indonesia selama
pemerintahan Orde Baru dapat dikatakan bahwa Indonesia telah
mengalami proses pembangunan ekonomi yang spektakuler.
Keberhasilan ini dapat diukur dengan sejumlah indikator ekonomi
makro. Dua di antaranya yang umum digunakan adalah laju
pertumbuhan PDB dan tingkat PN perkapita.
Sejak pemerintahan Orde baru, Indonesia menganut sistem
ekonomi terbuka, goncangan eksternal sangat terasa dampaknya
terhadap pertumbuhan ekonomi. Dampak negstif resesi ekonomi dunia
tahun 1982 terhadap perekonomian Indonesia, terutama terasa pada
laju pertumbuhan ekonomi yang selama 1982 – 1988 jauh lebih
rendah dibandingkan periode sebelumnya
3. Masa Reformasi (1998 - sekarang)
Krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi masih
belum bisa dipisahkan pada masa reformasi ini. Walaupun ada
pertumbuhan ekonomi sekitar 6% untuk tahun 1997 dan 5,5% untuk
tahun 1998, namun belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan
karena laju inflasi masih tinggi yaitu sekitar 10%. Hal berbeda terjadi
pada tahun 1999 yang sudah mengalami pertumbuhan positif, pada
tahun 1998 seluruh sektor masih mengalami pertumbuhan negatif.
Sejak tahun 1999 hingga sekarang, pertumbuhan ekonomi
Indonesia semakin menunjukkan ke arah yang menggembirakan. Di
bawah kepemimpinan yang demokratis, pertumbuhan ekonomi
Indonesia terus mengalami pemulihan. Dari sini, Indonesia telah
mendapatkan pengakuan di mata dunia hingga dinobatkan sebagai
terbaik ketiga di dunia. Bahkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin)
Indonesia, ke depannya menargetkan pertumbuhan ekonomi selama
2010-2014 rata-rata sekitar 6,3 bahkan 6,9% persen per tahun dengan
pertumbuhan di tahun 2010 sebesar 7% - 7,2%. Namun tetap saja,
semuanya dikembalikan lagi pada fluktuasi stabilitas sosial, politik,
dan keamanan bangsa. Jika tidak terjadi pasang surut, maka semuanya
bisa berjalan dengan lancar.
Namun yang sangat membingungkan dari tahapan
perkembangan ekonomi Indonesia adalah sebelum Indonesia
menyelesaikan tahap Lepas Landas (take off), Indonesia langsung
meloncat ke arah Konsumsi Tinggi (the age of high mass consumtion)
seperti sekarang ini. Munculnya banyak masyarakat yang konsumtif di
daerah perkotaan tanpa peduli dengan keadaan ekonomi bangsa.
Belum lagi tingkat belanja para pejabat Negara yang tinggi sekali
dengan memakai uang rakyat. Tentunya hal ini tanpa melewati tahap
gerakan ke arah kedewasaan (the drive of maturity).
A. KESIMPULAN
B. SARAN