Anda di halaman 1dari 17

Makalah Psikologi Komunikasi

“PRESEPSI”

Disusun oleh:

Alief Rahmansyah (163112351650080)

Selvia Cahyani (163112351650016)

Franciska L.Y.S (163112351650121)

Dhia (1631123516500

Syahdat (1631123516500

Dosen:

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK


UNIVERSITAS NASIONAL
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Psikologi
Komunikasi mengenai Sistem Komunikasi Intrapersonal “Presepsi”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Jakarta,Rabu 6 Desember 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………….. 2


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………… 4
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………. 4
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Presepsi Menurut beberapa ahli ………………..……………………………………… 5
B. Faktor –Faktor Presepsi …………………………………….…………………..………. 7
C. Persepsi Interpersonal ………………………………………………………………... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………..16
Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu
stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera
merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan
stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan
sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera.
Dengan kata lain persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan
atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integrated dari
individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran,
perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses
persepsi.

B. RUMUSAN MASALAH

Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antaralain :

a. Apa saja arti presepsi menurut beberapa ahli

b. Apa saja faktor –faktor presepsi

c. Apa saja pengaruh dari faktor-faktor presepsi interpersonal

C. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini
sebagai berikut
 Untuk mengetahui arti presepsi menurut beberapa ahli
 Untuk mengetahui apa saja faktor –faktor presepsi
 Untuk mengetahui pengaruh apa saja dari faktor-faktor presepsi interpersonal
BAB II

4
PEMBAHASAN

A. Presepsi Menurut Beberapa Ahli


Banyak pengertian persepsi yang diketengahkan oleh berbagai ahli, masing-
masing ahli memaknai sesuai disiplin keilmuannya. konsepsi mengenai persepsi itu
sendiri seyogianya telah lama dikembangkan dalam berbagai teori psikologi. Dan suatu
teori khusus mengenai persepsi yang cukup berpengaruh adalah teori atribusi.
Teori atribusi menurut saparinah (1976:52) adalah teori mengenai bagaimana
orang membuat penjelasan kausal atau mengenai bagaimana mereka menjawab
pertanyaaan yang dimulai dengan mengapa? teori tersebut menekankan pada informasi
yang dipergunakan orang dalam menarik kesimpulan kausal, dan apa yang dilakukan
dengan informasi tersebut untuk menjelaskan pertanyaan kausal.
 Menurut Dedy Mulyana (2000:168) persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan
penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-
balik(decoding) dalam proses komunikasi. Selanjutnya beliau mengemukakan
persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan
lian.
 Menurut Jalaludin Rakhmat dalam psikologi komunikasi mengemukakan,
persepsi merupakan bagian dari komunikasi intra personal. Menurutnya
pengolahan informasi komunikasi intra personal meliputi, sensasi, persepsi,
memori, dan berpikir. Sensasi adalah proses menangkap stimuli. persepsi ialah
proses memberi makna pada sensai sehingga manusia memperoleh
pengetahuan baru, dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi
informasi.
 Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih,
mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan
proses tersebut mempengaruhi perilaku kita (robert a. baron dan paul b. paulus,
understanding human relations; a practical guide to people at work, 1991:34).
 Seperti dikatakan David Krech (dalam thoha, 2000:124) persepsi adalah suatu
proses kognitif yang kompleks dan mengahasilkan suatu gambar unik tentang
kenyataan yang barangkali berbeda dari kenyataannya. persepsi pada
hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam
memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penghlihatan,
pendengaran, penghayatan, persaan, dan penciuman. kunci untuk memahami
persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu
5
penafsiran yang untik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang
benar terhadap situasi.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian persepsi merupakan


suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu melalui alat indera yang
kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat memahami dan mengerti tentang
stimulus yang diterimanya tersebut. Proses menginterpretasikan stimulus ini biasanya
dipengaruhi pula oleh pengalaman dan proses belajar individu.

6
B. FAKTOR-FAKTOR PRESEPSI

Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. David Krench
dan Richard S. Crutchfield (1977: 235) menyebutnya faktor fungsional dan faktor
struktural.
1. Faktor-Faktor Fungsional yang Menentukan Persepsi

Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimulus, tetapi


karakteristik orang yang memberikan respons pada stimulus. Nilai sosial satu
objek bergantung pada kelompok sosial orang yang menilai. Disini, Krench dan
Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang pertama: Persepsi bersifat selektif
secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek-objek yang mendapat tekanan
dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memengaruhi tujuan individu
yang melakukan persepsi.

Kerangka Rujukan (Frame of Reference)

Dalam eksperimen psikofisik, Wever dan Zener menunjukkan bahwa


penilaian terhadap objek dalam hal beratnya bergatung pada rangkaian objek
yang dinilainya. Dalam kegiatan komunikasi, kerangka rujukan memengaruhi
bagaimana orang member makna pada pesan yang diterimanya.

Menurut McDavid dan Harari (1968:140), para psikolog menganggap


konsep kerangka rujukan ini amat berguna untuk menganalisis interpretasi
perseptual dari peristiwa yang dialami.

2. Faktor-Faktor Struktural yang Menentukan Persepsi

Menurut teori Gestalt, bila kita memersepsi sesuatu, kita memersepsinya


sebagai suatu keseluruhan. Kita tidak melihat bagian-bagiannya, lalu
menghimpunnya. Menurut Kohler, “… de afzonderlijke veldgebieden (van het
waarnemingsveld) in dynamische samenhang (d.w.z. in wissel-werking) staan
endat dientegevolge de eigen dynamisch dinnen deze samenhang de veerdeling
van het gegeuren en van zijn plaatselijke hoedaningheid mede
bepaalt” (Menicke, 1957:79). Maksudnya, jika kita ingin memehami suatu
peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisah; kita harus
memandangnya dalam hubungan keseluruhan. Untuk memahami sesorang, kita
7
harus melihatnya dalam konteksnya, dalam lingkungannya, dalam masalah yang
dihadapinya. Dari prinsip ini, Krech dan Crutchfield melahirkan dalil persepsi
yang kedua: Medan perceptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti.

Gestalt memiliki prinsip yang disebut principles of similarity. Kebudayaan


juga berperan dalam melihat kesamaan. Dalam komunikasi, dari kesamaan dan
kedekata sering dipakai oleh komunikator untuk meningkatkan kredibilitasnya. Ia
menghubungkan dirinya atau mengakrabkan dirinya dengan orang-orang yang
mempunyai prestise tinggi, maka terjadilah sebutan gilt by
association (cemerlang kerena hubungan) atau guilt by association (bersalah
karena hubungan).

Jadi kedekatan dalam ruang dan waktu menyebabkan stimulus ditanggap


sebagai bagian ari struktur yang sama. Menurut Krech dan Crutchfield,
kecenderungan untuk mengelompokkan stimulus berdasarkan kesamaan dan
kedekatan adalah hal yang universal.

Faktor lainnya yang sangat mempengaruhi persepsi, yakni perhatian

Perhatian (attention)

Kennetth E. Andersen (1972:46) mendefinisikan “perhatian adalah proses


mental ketika stimulus atau rangkaian stimulus menjadi menonjol dalam kesadaran
pada saat stimulus lainnya melemah”. Perhatian terjadi bile kita
mengonsentrasiakn diri pada salah satu alat indera kita, dan mengenyampingkan
masukan-masukan melalui alat indera yang lain.
Faktor Eksternal Penarik Perhatian
Stimulius diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara
lain: gerakan, intensitas stimulus, kebaruan, dan perulangan. Perulangan
mengandung unsure sugessti. Emil Dofivat (1968), tokoh aliran publistik Jerman,
menyebut perulangan sebagai satu diantara tiga prinsip pnting dalam
menaklukkan massa.

Dofivat menyebut tiga prinsip dalam menggerakkan massa (die Grundgesetze der
Masssenfuhgung):

8
I. Die Geistige Vereinfachung: tema-tema yang disampaikan harus disajikan dengan
bahasa yang sederhan dan jelas.
II. Die hammernde Weiderhoulung: gagasan yang sama diulang-ulangberkali-kali dengan
cara penyajian yang mungkin beraneka ragam. Dofivat mengutip Al dous Huxley dalam
brave New World bahwa kebenaran adalah kebohongan diaklikan dengan 62.000.
III. Die gefuhlmassige stigerung: Penggunaan emosi secara intensif. Emosi itu antara lain
kebencian, rasa belas kasihan, perasaan bersalah, keinginan menonjol (Dofivat, 1968:
114-164).

Faktor Internal Penarik Perhatian

 Faktor-faktor biologis
 Faktor-faktor sosiopsikologis
 Motif sosiogenis, sikap, kebiasaan, dan kemauan, mempengaruhi apa yang kita
perhatikan.

3. Faktor Internal dan Faktor Eksternal


Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat
dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
 Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang
diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti
terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap
orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat
berbeda.
 Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk
memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang
ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian
seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi
persepsi terhadap suatu obyek.
 Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa
banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi.
Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk
memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.

9
 Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya
seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan
jawaban sesuai dengan dirinya.

 Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada


ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian
lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
 Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini
menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat
mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan
mengingat.

Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari


linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat
mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi
bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :

 Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan
bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk
dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat
bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada
gilirannya membentuk persepsi.
 Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak,
akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang
sedikit.
 Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan
latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu
yang lain akan banyak menarik perhatian.
 Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna
lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali
dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa
mempengaruhi persepsi.

10
 Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap
obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan
obyek yang diam.

C. Presepsi Interpersonal

Persepsi Interpersonal didefinisikan sebagai "memberikan makna terhadap


stimuli inderawi yang berasal dari seseorang(komunikan), yang berupa pesan verbal
dan nonverbal" (Jalaludin Rakhmat, 2005) kita pun bisa menyadari bahwa ternyata
kita pun hidup dalam persepsi orang lain. Dan orang lain pun hidup dalam persepsi
kita.
Agar tidak mengkaburi antara antara persepsi interpersonal dengan persepsi
objek. Jalaludin Rahmat memberikan empat perbedaan antara persepsi
interpersonal dengan persepsi objek :

"Pertama, pada persepsi objek, stimuli ditangkap oleh alat indera kita melalui
benda-benda fisik; gelombang, cahaya, gelombang suara, temperature, dan
sebagainya; pada persepsi interpersonal, stumuli mungkin sampai kepada kita
melalui lambang-lambang verbal atau grafis yang disampaikan fihak ketiga.

Kedua, bila kita menanggapi objek, kita hanya menanggapi sifat-sifat luar obyek itu;
kita tidak meneliti sifat-sifat batiniyah obyek itu. Pada persepsi interpersonal kita
mencoba memahami apa yang tampak pada alat indera kita.

Ketiga, ketika kita mempersepsi objek, objek tidak bereaksi kepada kita; kita pun
tidak memberikan reaksi emosional padanya. Dalam persepsi interpersonal, faktor-
faktor personal anda, dan karakteristik orang yang ditanggapi serta hubungan anda
dengan orang tersebut, menyebabkan persepsi interpersonal sampai cenderung
untuk keliru.

Keempat, objek relatif tetap, sedangkan manusia berubah-ubah. Persepsi


interpersonal yang berobjekkan manusia kemudian menjadi mudah salah."
(Jalaludin Rachmat, 2005:81-82)

11
1. Pengaruh Faktor-faktor Situasional pada Persepsi Interpersonal

Dalam mempersepsi seseorang kita dapat melihatnya dari faktor faktor


Situasional. Yaitu situasi yang bisa kita amati saat kita berjumpa dengan orang lain.
Dimana kita cenderung secara spontan telah memberi makna terhadap faktor faktor
tersebut, yang antara lain adalah Deskripsi Verbal, Petunjuk kinesik, Petunjuk
Wajah, dan Petunjuk Artifaktual.

a. Deskripsi Verbal

Bahasa adalah anugrah Tuhan, bahasa telah menuntun kita untuk lebih tepat
mempersepsi. Karena Bahasa adalah kesepakatan. Bahasa memiliki arti dan makna,
kita dapat membaca makalah ini dan memahaminya karena kita telah mengerti, dan
memahami makna dari bahasa bahasa Tulisan ini. Kita tidak bisa mengartikan kataAku
lapar sebagai aku telah makan. Itulah mengapa Deskripsi Verbal berada pada faktor
situasional pertama dalam mempersepsi orang lain.

b. Petunjuk Prokesemik/Proxemiks

Proksemik adalah studi tentang penggunaan jarak daam menyamaikan pesan;


istilah ini dilahirkan oleh antroplog intercultural Edward T. Hall

"Postur dan jarak tubuh, menurut Hall, adalah reaksi yang tidak disengaja ketika ada
fluktuasi pada kerja panca indera, seperti perubahan yang tidak kasat mata pada suara
dan nada bicara seseorang. Jarak sosial antar manusia dapat dipercaya berhubungan
dengan jarak fisik, yang terdiri dari jarak intim dan jarak personal, kemudian dibagi lagi
sebagai berikut:

 Jarak intim ketika berpelukan, berpegangan atau berbisik


o Bentuk dekat - kurang dari 15 cm
o Bentuk jauh - 15 sampai 45 cm
 Jarak personal ketika berinteraksi antar teman akrab
o Bentuk dekat - 45 sampai 75 cm
o Bentuk jauh - 75 sampai 120 cm
 Jarak sosial ketika bertemu dengan kenalan
o Bentuk dekat - 1.2 sampai 2.1 m
o Bentuk jauh - 2.1 sampai 3.6 m
 Jarak publik ketika berhubungan dengan masyarakat
o Bentuk dekat - 3.6 sampai 7.5 m
o Bentuk jauh - 7.5 m lebih" (dalam Wikipedia)

12
Petunjuk proksemik adalah studi tentang penggunaan jarak dalam menyampaikan pesan.

Petunjuk kinesik ialah ungkapan yang mencerminkan persepsi khusus tentang orang lain dari
gerakan tubuhnya.

c. Petunjuk Kinesik (Kinesic Cues)

Petunjuk kinesik adalah persepsi yang didasarkan kepada gerakan orang lain
yang ditunjukkan kepada kita. Beberapa penelitian membuktikan bahwa persepsi yang
cermat tentang sifat-sifat dari pengamatan petunjuk kinesik. Begitu pentingnya petunjuk
kinesik, sehingga apabila petunjuk-petunjuk lalin (seperti ucapan) bertentangan dengan
petunjuk kinesik, orang mempercayai yang terakhir. Mengapa? Karena petunjuk kinesik
adalah yang paling sukar untuk dikendalikan secara sadar oleh orang yang menjadi
stimuli (selanjutnya disebut persona stimuli-orang yang dipersepsi;lawan dari persona
penanggap) (Jalaludin Rahmat, 2005)

d. Petunjuk Wajah

Dale G. Leather mengatakan "Wajah sudah lama menjadi sumber informasi


dalam komunikasi interpersonal. Inilah alat yang sangat penting dalam menyampaikan
makna. Dalam beberapa detik ungkapan wajah dapat menggerakkan kita ke puncak
keputusan. Kita menelaah wajah rekan dan sahabat kita untuk perubahan-perubahan
halus dan nuansa makna dan mereka,pada gilirannya, menelaah kita."( dalam Jalaludin
Rahmat, 2005:87)

e. Petunjuk Paralingustik

Menurut Jalaludi Rahmat (2005:87)Paralinguistik ialah cara orang mengucapkan


lambang-lambang verbal. Jadi, jika petunjuk verbal menunjukkan apa yang diucapkan,
petunjuk paralinguistik mencerminkan bagaimana mengucapkannya. Ini meliputi tinggi-
rendahnya suara, tempo bicara, gaya verbal (dialek), dan interaksi (perilaku ketika
melakukan komunikasi atau obrolan).

Misalnya ketika seseorang anak mengatakan pada Ayahnya Aku ingin pergi kerumah
teman malam ini dengan terbatah batah. Itu menunjukkan kegugupan, dan bisa saja

13
ayahnya justru berpersepsi anaknya telah berusaha membohonginya. Dan Suara keras
Ayahnya mengatakan Hey, kamu bohong ya ? itu menunjukkan kemarahan ayah.

Namun suatu kesalahan sering sekali terjadi bila komunikasi berlangsung dari etnik
berbeda atau yang berlatar belakang berbeda. Misalnya contoh Anak dan Ayah tadi.
Bagaimana bila ternyata mereka berasal dari etnik Batak dan anaknya
memang gagap? Penafsiran pun akan berbeda bila kita yang berasal dari etnik lain dan
tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada anak dan ayah tersebut.

f. Petunjuk Artifaktual

"Petunjuk artifaktual meliputi segala macam penampilan (appearance) sejak


potongan tubuh, kosmetik yang dipakai, baju, pangkat, badge, dan atribut-atribut
lainnya. Petunjuk verbal juga mempunyai peran. Yang dimaksud dengan petunjuk verbal
disini adalah isi komunikasi persona stimuli, bukan cara. Misalnya, orang yang
menggunakan pilihan kata-kata yang tepat, mengorganisasikan pesan secara
sistematis, mengungkapkan pikiran yang dalam dan komprehensif, akan menimbulkan
kesan bahwa orang itu cerdas dan terpelajar." (Jalaludin Rahmat,2005:88)

2. Pengaruh Faktor-faktor Personal pada Persepsi interpersonal

Kecermatan persepsi interpersonal bukan hanya berpengarah pada komunikasi


interpersonal, tetapi juga pada hubungan interpersonal. Kualitas komunikasi
interpersonal kita akan lebih didukung dengan kecermatan persepsi.

Pada bagian ini kita justru tidak membahas tentang proses persepsi itu sendiri
malainkan faktor-faktor personal yang mempengaruhi kecermatan persepsi. Faktor
faktor personal seperti Pengalaman, Motivasi dan Kepribadian.

a. Pengalaman

Pengalaman tidak selalu lewat proses belajar formal. Pengalaman kita bertambah juga
melalui rangkaian peristiwa yang pernah kita hadapi.(Jalaludin Rahmat,2005:89)
Penglaman sangat mempengaruhi kecermatan persepsi, terkadang pengalaman sangat
membantu tapi pengalaman pula kerap kali yang membuat kita terbelenggu dalam

14
mempersepsi. Contoh seorang ibu lebih berpengalaman mempersepsi anaknya
ketimbang seorang bapak. Karena seorang ibu lah yang lebih mengenal/pengalaman
mendidik anaknya. Ketika anaknya berbohong pun sang ibu akan segera tahu hanya
dengan memperhatikan bahasa non-verbal anak tersebut.

b. Motivasi

Motivasi lebih menstimulus kita untuk melakukan respon, misalnya ketika kita lelah kita
akan lebih memilih untuk beristirahat. Motivasi yang sering mempengaruhi persepsi
interpersonal adalah kebutuhan untuk mempercayai "dunia yang adil" artinya kita
mempercayai dunia ini telah diatur secara adil (Jalaludin Rahmat ,2005:90)

c. Kepribadian

Dalam psikoanalisis dikenal proyeksi, sebagai salah satu cara pertahanan ego.
Proyeksi adalah mengeksternalisasikan pengalaman subjektif secara tidak sadar. Orang
melempar perasaan bersalahnya pada orang lain. Maling teriak maling adalah contoh
tipikal dari proyeksi. Pada persepsi interpersonal, orang mengenakan pada orang lain
sifat-sifat yang ada pada dirinya, yang tidak disenanginya. Sudah jelas, orang yang
banyak melakukan proyeksi akan tidak cermat menanggapi persona stimuli, bahkan
mengaburkan gambaran sebenarnya. Sebaliknya, orang yang menerima dirinya apa
adanya, orang yang tidak dibebani perasaan bersalah, cenderung menafsirkan orang
lain lebih cermat. Begitu pula orang yang tenang, mudah bergaul dan ramah cenderung
memberikan penilaian posoitif pada orang lain. Ini disebut leniency effect (Basson dan
Maslow dalam Jalaludin Rahmat, 2005:91)

15
BAB III

KESIMPULAN

16
DAFTAR PUSTAKA

Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

https://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi

17

Anda mungkin juga menyukai