Puji Syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan berkatNya serta segala kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Hukum dan Komunikasi disemester gasal ini sebagai dasar nilai Ujian Akhir
Semester. Adapun tujuan dari makalah ini menganalisis jasa penyiaran yang
melanggar PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN (P3) dan STANDAR
PROGRAM SIARAN (SPS) sebagaimana yang telah penulis ketahui dan
mengerti.
Semoga makalah ini dapat bermanfat bagi penulis dan pembaca untuk
kedepannya. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari Drs. Kamsul Hasan,
SH. MH. Selaku dosen pengajar pada mata kuliah ini.
Penulis
1.2 Tujuan
Adapun tujuan daripada makalah ini menganalisis salah satu program
penyiaran di Indonesia yang tidak sesuai dengan kaidah penyiaran dalam
Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS).
Sebagaimana analisis yang telah penulis ketahui dan mengerti. Sebagai
pembelajaran pula melaui kasus, terhadap penulis dan pembaca mengenai
pedoman perilaku penyiaran ataupun standar program siaran.
2.1 Pembahasan
Berbicara mengenai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235)
tentu berkaitan dengan sebuah tayangan yang layak untuk kategori anak
2) Kepastian Hukum
3) Keamanan
4) Keberagaman
5) Kemitraan
6) Etika
7) Kemandirian
9) Tanggung Jawab
BAB X
PERLINDUNGAN KEPADA ANAK
Pasal 14
BAB X
PERLINDUNGAN KEPADA ANAK
Bagian Kedua
Program Siaran tentang Lingkungan Pendidikan
Pasal 16
BAB XIV
PELARANGAN DAN PEMBATASAN MATERI SIARAN ROKOK,
NAPZA, DAN MINUMAN BERALKOHOL
Bagian Pertama
Pelarangan Rokok, NAPZA, dan Minuman Beralkohol dalam Program
Siaran
Pasal 26
ANALISIS :
Dengan penyajian tersebut, artinya tayangan ini abai terhadap hak anak
dalam mendapatkan situasi kondusif untuk tumbuh secara sehat dan wajar,
baik jasmani dan rohani. Tentu, dengan adanya penyorotan jenis-jenis
minuman berakhohol , cara mengoplos, hingga ilustrasi cara mengonsumsinya
di kalangan anak – anak dibawah umur, ini merupakan bentuk kekerasan
simbolik terhadap anak dan remaja.
Bagian Kedua
Pembatasan Rokok, NAPZA, dan Minuman Beralkohol
dalam Program Siaran
Pasal 27
b. wajib ditampilkan sebagai perilaku dan gaya hidup yang negatif dan/
atau melanggar hukum, serta tidak digambarkan sebagai sesuatu yang
hebat dan menarik.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya lembaga penyiaran merupakan media komunikasi massa
yang mempunyai peran penting dalam kehidupan sosial, budaya, politik dan
ekonomi, memiliki kebebasan dan tanggung jawab dalam menjalankan
fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, serta kontrol dan
perekat sosial; bahwa siaran yang dipancarkan dan diterima secara bersamaan,
serentak dan bebas, memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan
pendapat, sikap, dan perilaku khalayak, maka penyelenggara penyiaran wajib
bertanggung jawab dalam menjaga nilai moral, tata susila, budaya,
kepribadian dan kesatuan bangsa. Pertimbangan di atas menjelaskan tentang
tanggung jawab lembaga penyiaran terhadap dampak yang ditimbulkan oleh
setiap tayangan televisi dan bahwa setiap tayangan yang disiarkan harus
mampu menyentuh berbagai aspek dalam masyarakat.
http://www.scribd.com/doc/50989964/Sejarah-Penyiaran-Indonesia
http://www.id.m.wikipedia.org/wiki/Reportase_(acara_televisi)
http://riau.kemenag.go.id/file/dokumen/UUNo23tahun2003PERLINDUNGA
NANAK.pdf
1.